DISUSUN OLEH :
( ) ( )
5. Masa Kehamilan
3) Pingsan
6) Miksi sering
9) Epulis
1) Perut membesar
2) Uterus membesar
4) Tanda Chadwick
5) Tanda piscaseck
6) Tanda Braxton-Hicks
7) Teraba ballotemen
a. SistemReproduksi
Vagina Pengaruh hormon estogen, vagina Karena hormon estogen Dinding vagina
dan dan vulva mengalami peningkatan dan progesteron terus mengalami pere
vulva pembu luh darah sehingga mukosa meningkat dan terjadi gangan dan me
vagina yang tebal, jaringan ikat hipervaskularisasi ningkatnya kete
longgar, hi- pertropi otot polos dan mengakibatkan pembu balan mukosa,
pemanjangan vagina, Ph sekresi luh- pembuluh darah mengendornya
vagina menjadi lebih asam sehingga alat genitalia membesar jaringan ikat,
lebih rentan karena ogsigenasi dan dan hipertropi
terkena infeksi, khususnya jamur. nutrisi pada alat genita- sel otot polos
lia tersebut meningkat, dan bertambah
sensitivitas yang menyo panjangnya
lok sehingga keinginan dinding vagina.
seksual meningkat, dan
timbulnya edema dan
farises vulva.
Serviks Berkas kolagen menjadi kurang kuat Konsistensi serviks Pada saat kehami
uteri terbungkus, akibat penurunan konsen menjadi lunak dan lan mendekati
trasi kolagen, sel- sel otot polos dan kelenjar-kelenjar di
jaringan elastis, serviks menjadi serviks akan berfungsi aterm , terjadi pe
lunak, serabut terdispresi, konsentrasi lebih dan akan nurunan lebih lan
air meningkat mengeluarkan sekresi jut dari konsentra
lebih banyak. si kolagen, dan
menyebar (disper
si). Proses perbai
kan serviks terja
di setelah persa
linan.
Uterus Minggu pertama uterus seperti bentuk Pada kehamilan cukup Pada akhir keha
aslinya (buah alvokad). Daerah vun bulan, ukuran uterus milan uterus a
dus dan korpus akan membulat dan adalah 30 x 25 x 20 cm kan terus membe
membentuk sferis pada usia kehami dengan kapasitas lebih sar dalam rongga
lan 12 minggu. Uterus memanjang dari 4000 cc, serabut- pelvis dan akan
lebih cepat dibanding lebarnya, dan serabut kologennya men menyentuh din
membentuk oval. Ismus hipetropi jadi higroskopik dan ding abdomen,
seperti korpus uteri dan menjadi lebih endometrium menjadi mendorong usus
panjang serta lunak (tanda hegar). desidua. kesamping dan
ke atas, terus tum
buh hingga me
nyentuh hati, ini
disebabkan oleh
adanya regtosig
moid di daerah
kiri pelviks.
Ovari- Pada awal kehamilan terdapat korpus Pada usia kehamilan 16 Pada trimester ke
luteum gravidi tatum, berdiameter minggu, plasenta mulai III korpus luteum
um kira-kira 3cm, kemudian mengecil se terbentuk dan sudah tidak
telah plasenta terbentuk. Korpus lute menggantikan fungsi berfungsi lagi
um ini mengeluarkan hormon korpus luteum karena telah
estrogen dan progesteron. Proses graviditatum digantikan oleh
ovulasi sela ma kehamilan akan plasenta yang
terhenti dan kema tangan volikel baru telah terbentuk.
ditunda, hanya sa tu korpus luteum
yang dapat ditemu kan diovarium.
Volikel ini akan ber fungsi maksimal
selama 6-7 minggu awal kehamilan
dan setelah itu akan ber peran sebagai
penghasil progeste ron dalam jumlah
yang relatifminimal dengan terjadinya
kehamilan, indung telur yang
mengandung korpus lute um
gravidarum akan merusakan fung
sinya sampai terbentuknya plasenta
yang sempurna pada umur 16
minggu.
Payu- Membesar dan tegang akibat hormon Pada kehamilan setelah Pembulu darah
dara somato mamotropin, estrogen dan pro 12 ming gu, dari dibawah kulit
gesteron, akan tetapi belum mengelu putting susu dapat berdilatasi, sering
arkan hasil. Estrogen menimbulkan hi mengeluarkan cairan kali tampak
pertropik sistem saluran, sedangkan berwarna putih, agak sebagai jaringan
progesteron menambah sel-sel sainus jernih disebut biru dibawah
pada payudara. Sumamotropi mempe kolostrum. Kolostrum permukaan kulit.
ngaruhi pertumbuhan sel-sel asinus ini berasal dari asinus kelenjar mamae
dan menimbulkan perubahan dalam yang mulai bersekresi. membuat
sel-sel sehingga terjadi pembuatan ka kelenjar
sein. Dengan demikian payudara di payudara sema
persiapkan untuk laktasi. Papila ma kin meningkat.
mae akan membesar, lebih tegang dan Pada kehamilan
tambah lebih hitam, seperti seluruh 32 minggu war
areola mamae karena hiperpigmenta na cairan agak
si. Lemak yang muncul diareola pri putih seperti air
mer disebut lemak tuberkel montgo susu yang sa-
meri. Grandula montgomeri tampak ngat encer. Dari
lebih jelas menonjol dipermukaan are kehamilan 32
ola mamae. Rasa penuh peningkatan minggu sampai
sensitivitas, rasa geli, nyeri tajam dan anak lahir, cai
rasa berat di payudara mulai timbul se ran yang keluar
jak minggu ke 6 gestasi. Perubahan lebih kental, ber
payudara ini adalah tanda mungkin warna kuning
hamil. Pembulu darah dibawah kulit dan banyak
berdilatasi, sering kali tampak sebagai mengandung
jaringan biru dibawah permukaan ku lemak. Cairan ini
lit. kelenjar mamae membuat kelenjar disebut klostrom.
payudara semakin meningkat. Pada ke
hamilan 32 minggu warna cairan agak
putih seperti air susu yang sangat en
cer. Dari kehamilan 32 minggu sam
pai anak lahir, cairan yang keluar le
bih kental, berwarna kuning dan ba
nyak mengandung lemak. Cairan ini
disebut klostrom.
b. Sistem Psikologis
e) Libido meningkat
h) Libido menurun
3. Rencana Keperawatan
menguyah
meningkat b. Identifikasi alergi dan
b. Kekuatan otot intoleransi makanan
menelan meningkat
c. Identifikasi makanan
c. Serum disukai
albumin d. Identifikasi
meningkat kebutuhan kalori dan
jenis nutrien
d. Verbalisasi
keinginan untuk e. Identifikasi perlunya
meningkatkan penggunaan selang
nutrisi meningkat nasogatrik
e. Berikan
makanan tinggi
kalori dan tinggi
protein
f. Berikan
suplemen
makanan, jika
perlu
g. Hentikan pemberian
makanan melalui
selang nasogastrik
jika asupan oral
dapat ditoleransi
Edukasi
a. Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan
(mis. Pereda nyeri,
atlemetik)
b. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika
perlu
a. Asupan
cairan meningkat
b. Haluaran urin akral, pengisian
meningkat kapiler, kelembaban
mukosa, turgor
c. Keseimbang an
kulit, tekanan darah)
membran mukosa
b. Monitor berat
d. Asupan badan harian
makanan meningkat c. Monitor berat
badan sebelum dan
e. Tidak terjadi
sesudah dialisis
Edema
d. Monitor hasil
f. Tidak ada pemeriksaan
Dehidrasi laboratorium (mis,
hematokrit, Na, K,
g. Tekanan
Cl, berat jenis urine,
darah normal
BUN)
h. Denyut nadi radial e. Monitor status
normal hemodinamik
cekung jam
Berikan asupan
l. Turgor kulit
cairan, sesuai
< 2 detik
kebutuhan
m. Berat c. Berikan cairan
badanmening ka intravena, jika
perlu
Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian
diuretik, jika
perlu
d. Kemampuan
menggambar
kan pengalaman d. Dukung ibu
sebelumnya yang meningkatkan
sesuai topik kepercayaan diri
meningkat e. Libatkan sistem
pendukung :
e. Perilaku sesuai
suami, keluarga,
dengan
tenaga kesehatan
pengetahuan
dan masyarakat
f. Pertanyaan
tentang masalah
yang dihadapi
menurun
g. Persepsi yang
keliru terhadap
masalah
menurun
h. Menjalani
pemeriksaan yang
tidak tepat
menurun
i. Perilaku
membaik
4. Gangguan Citra Setelah dilakukan asuhan Promosi citra tubuh
Tubuh
keperawatan 3x24 jam
Observasi
Gangguan citra tubuh
a. Identifikasi
membaik
harapan citratubuh
Kriteria Hasil: berdasarkan
tahapan
a. Melihat bagian
perkembangan
tubuh meningkat
b. Identifikasi
b. Menyentuh bagian budaya agama
jenis kelamin
tubuh meningkat
terkait citra tubuh
c. Verbalisasi perasaan c. Identifikasi
negatif tentang perubahan citra
perubahan tubuh tubuh
menurun Teraupetik
d. Verbalisasi a. diskusikan
perubahan
kekhawatiran ada
tubuh dan
enolakan orang fungsinya
lain menurun
b. diskusikan
e. Verbalisasi perdebedaan
penampilan fisik
perubahan gaya terhadap harga
hidup menurun diri
e. diskusikan perssi
pasien
menurun dan keluarga
tentang
h. Hubungan sosial perubahan citra
membaik tubuh
Edukasi
a. jelaskan
kepada
keluarga
tentang
perawatan citra
tubuh
b. ajarkan
mengunkapka n
gambaran diri
c. anjurkan
menggunakan alat
bantu
d. latih fungsi
tubuh yang
dimiliki
e. latih
peningkatan
penampilan diri
f. latih
pengungkapan
kemamuan diri
n. Ekrusi dada
h. Berikan oksigen
membaik
Edukasi
Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik
w. Kewaspadaan Edukasi
k. Jelaskan secara
rinci intervensi,
relaksasi yang
dipilih
l. Anjurkan
mengambil posisi
nyaman
m. Anjurkan
rileks dan
merasakan
sensasi
relaksasi
n. Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik
yang dipilih
o. Demonstrasikan
dan latih teknik
relaksasi (napas
dalam,
peregangan atau
imajinasi
terbimbing)
c. Distensi c. Monitor
kemih Frekuensi,konsiste
menurun nsi, aroma, volume,
d. Berkemih tidak dan warna)
tuntas (hesitancy) Terapeutik
menurun
a. Catat waktu- waktu
e. Volume
dan haluaran
residu urine
berkemih
menurun
b. Batasi asupan
f. Urine menetes
cairan, jika perlu
(dribbling)
c. Ambil sampel
menurun urin tengah
g. Nokturia
(midstream) atau
menurun
kultur
h. Mengompol
Edukasi
menurun
i. Enuresis a. Ajarkan tanda dan
menurun gejala infeksi
j. Disuria menurun saluram kemih
b. Ajarkan
mengukur asupan
cairan dan haluaran
urin
c. Ajarkan
mengambil
specimen urin
midstream
d. Ajarkan
mengenali tanda
berkemih dan
waktu yang
tepat untuk
berkemih
e. Ajarkan terapi
modalitas
penguatanotot-otot
panggul/berke
mihan
f. Anjurkan
minum yang
cukup, jika
tidak
ada
kontraindikasi
g. Anjurkan
mengurangi
minum menjelang
tidur
Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberianobat
supositoria uretra,
jika perlu
WOC Trimester I
Konsepsi
Fertilitas
Implantasi
Embryogenesis
Maturasi janin
Instabilitas Penekanan
hormone Peningkatan vesika
TD urinaria
karena
Ansietas Perubahan pembesaran
peran Asam uterus
sebagai lambung
calon ibu meningkat Sakit kepala
Frekuensi
Nyeri BAK
Rasa meningkat
Perub.proses Koping
individu sebah/mual
keluarga
tdk efektif
Muntah Gangguan
eliminasi urin
Intake
makanan Kebersihan
menurun genital
menurun
Perub.nutrisi
kurang dari Kelembaban
kebutuhan meningkat
Resiko
infeksi
WOC Trimester II
TRIMESTER II
Hiperpegmintas Retensi H2O & Na+ Kulit Saliva & asam Postur tubuh
i Sensitifitas meregang lambung berubah Ekspansi Persiapan
serviks meningkat paru tidak anggota baru
volume plasma meningkat maksimal
meningkat Striae dlam keluarga
Perub.body Lordosis
gravidarum
image
berlebihan Gangguan Ansietas
pola nafas
Perub.cardiac TD meningkat Perub.peran
Rangsang Peristaltic Nyeri
output Perub.body
seksual image menurun
Sakit kepala
Resiko cidera
Pengosongan
janin &
Nyeri lambung lambat
maternal
Perub.pola
seksual
Kembung, mual,
muntah
Perub.nutisi
kurang dari
kebutuhan
Deficit volume
cairan
WOC Trimester III
TRIMESTER III
Perubahan fisiologis
Perubahan
psikologis
Pelepasan
Kelebihan
mediator nyeri Resiko cidera
volume
(prostaglandin, janin &
cairan
histamin) maternal
Nyeri
DAFTAR PUSTAKA
DISUSUN OLEH :
( ) ( )
a. Lightening
b. Kontraksi Braxton-Hicks
c. Kontraksi Uterus
6. Mekanisme Persalinan
a. Engagement
Ketika diameter biparietalis melewati PAP : masuknya kepala
kedalam PAP biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan
dengan flexi ringan. Masuknya kepala kedalam PAP pada
primigravida. Sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan
tetapi pada multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan
persalinan. Penurunan bagian terendah janin ke dalam rongga
panggul ini akan dirasakan ibu sebagai Lightening.
b. Desent (penurunan)
Penurunan kepala janin ke dalam pelvis biasanya dimulai
sebelum awitan persalinan. Janin ibu nulipara biasanya turun ke
dalam pelvis selama seminggu terakhir kehamilan. Pada ibu
multigravida, tonus otot biasanya lebih lemah dan dengan
demikian, engagement tidak terjadi hingga persalinan benar-
benar dimulai. Selama kala 1 persalinan, kontraksi dan retraksi
otot uterus menyebabkan ruang dalam uterus menjadi lebih
sempit, memberikan tekanan pada janin untuk menurun. Setelah
rupture forewater dan pengerahan upaya maternal, kemajuan
persalinan dapat terjadi dengan cepat. (Fraser,2009: 482)
c. Flexion
Flexi meningkat selama persalinan. Tulang belakang janin
bersentuhan lebih dekat dengan bagian posterior tengkorak;
tekanan ke bawah pada axis janin akan lebih mendesak oksiput
daripada sinsiput. Efeknya adalah meningkatkan fleksi,
menyebabkan diameter presentasi lebih kecil yang akan
melewati pelvis dengan lebih mudah. Pada awitan persalinan,
terjadi presentasi suboksipital yang berdiameter rata-rata sekitar
10 cm. Dengan fleksi yang lebih besar, terjadi presentasi
suboksipito-bregmatika dengan diameter rata-rata sekitar 9,5
cm. Oksiput menjadi bagian yang terdepan.
d. Putar Paksi Dalam
Yang dimaksud putar paksi dalam adalah putaran dari bagian
depan sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke
depan bawah symphisis. Pada presentasi belakang kepala,
bagian yang terendah adalah bagian ubun-ubun kecil (UUK) dan
bagian ini yang melakukan putaran ke depan ke bawah
symphisis. Putar paksi dalam mutlak untuk melahirkan kepala
karena merupakan usaha menyesuaikan posisi kepala dengan
bentuk jalan lahir. Putaran paksi dalam terjadi bersamaan
dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai
Hodge III. Kadang-kadang baru setelah kepala sampai di dasar
panggul. Sebab-sebab putaran paksi dalam :
1) Pada letak flexi, bagian belakang kepala merupakan
bagian terendah kepala.
2) Bagian terendah dari kepala mencari tahanan yang paling
sedikit terdapat sebelah dalam atas dimana terdapat
hiatus genitalis antara M. levator ani kiri dan kanan.
3) Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah
diameter antero posterior.
e. Extention
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai didasar panggul
terjadilah ekstensi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu
jalan lahir pada pintu bawah pangul mengarah ke depan dan ke
atas sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk
melaluinya. Kalau tidak terjadi ekstensi kepala akan tertekan
pada perineum dan menembusnya. Pada kepala bekerja dua
kekuatan, yang pertama mendesak ke bawah dan yang kedua
disebabkan tahanan dasar panggul yang menolaknya ke atas.
Result efeknya ialah kekuatan ke arah depan atas. Setelah sub
occiput tertahan pada pinggir bawah symphisis maka yang dapat
maju karena kekuatan tersebut di atas bagian yang berhadapan
dengan sub occiput, maka lahirlah berturut-turut pada pinggir
atas perineum ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan
akhirnya dengan dagu gerakan ekstensi.
f. External Rotation
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke
arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang
terjadi karena putaran paksi dalam. Gerakan ini disebut putaran
restitusi (putaran balasan). Selanjutnya putaran dilanjutkan
hingga ke belakang kepala berhadapan dengan tuber
ischiadicum sepihak (disisi kiri). Gerakan yang terakhir ini
adalah putaran paksi luar yang sebenarnya dan disebabkan
karena ukuran bahu (diameter bisa cranial menempatkan diri
dalam diameter antero posterior dari pintu bawah panggul).
g. Expulsion
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah
symphisis dan menjadi hipomocclion untuk kelahiran bahu
belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya
seluruh badan anak lahir searah dengan jalan lahir.
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
Dari pemeriksaan darah perlu ditentukan Hb, golongan darah,
serta kadar gula darah.
Golongan darah ditentukan agar mudah dan lebih cepat
mencarikan darah yang cocok jika ibu memerlukannya. Jika ibu
golongan darah O maka mungkin timbul ABO antagonisme.
b. Urin
Dalam urin terutama diperiksa glukosa, zat putih telur
(albumin), dan sedimen. Pada kehamilan/persalinan dan dalam
nifas reaksi reduksi dapat menjadi positif oleh adanya lactose
dalam urin. Albumin positif dalam air kencing pada nefritis,
toxemia gravidarum, dan radang dari saluran kencing.
Pada persalinan normal, seharusnya hasil dari reduksi urin dan
pemeriksaan albumin urin adalah negative.
c. USG (ultrasonografi). Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat
keadaan dalam uterus serta keadaan janin. Pemeriksaan ini
untuk mengetahui letak jani, presentasi janin, letak plasenta,
tafsiran berat janin, tafsiran persalinan dan umur kehamilan,
denyut jantung dan gerakan janin, gemeli, ukuran panggul ibu,
serta hal-hal lain yang dibutuhkan dalam pemeriksaan.
1. Pengkajian
a. Biodata/Identitas
b. Keluhan Utama:
Secara umum berikut contoh keluhan yang biasa dialami :
1) Ibu merasakan kontraksi yang semakin lama semakin sering
dan bertahan lama.
2) Ibu merasakan nyeri yang melingkar dari punggung
memancar ke perut bagian depan
3) Keluarnya lendir bercampur berdarah dari jalan lahir
4) Keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong dari
jalan lahir jika ketuban sudah pecah
c. Riwayat Menstruasi:
Dikaji untuk menentukan tanggal tafsiran persalinan. Hal ini
memungkinkan bidan untuk memperkirakan tanggal kelahiran dan
setelah itu, memperkirakan usia kehamilan saat itu.
d. Menarche
Menarche terjadi pada usia pubertas yaitu 12-16 tahun.
e. Siklus haid
Panjang siklus haid yang biasa pada wanita ialah 28 hari ditambah
atau dikurangi 3 hari.
f. Lama haid
Lama haid biasanya berlangsung selama 3-5 hari. Teratur/tidak
g. Sifat darah
Darah haid berwarna merah, encer, tidak membeku, terkadang
membeku jika banyak
h. Dismenorhoe
i. HPHT
Tafsiran Persalinan dihitung dengan menambahkan 9 bulan dan 7
hari pada tanggal hari pertama haid terakhir yang dialami ibu.
j. Metode ini mengasumsikan bahwa : ibu memiliki menstruasi dan
jarak antara menstruasi teratur, konsepsi terjadi 14 hari setelah
HPHT, hal ini dianggap benar hanya jika ibu memiliki siklus
menstruasi 28 hari, periode perdarahan yang terakhir merupakan
menstruasi yang sebenarnya, implantasi ovum dapat menyebabkan
sedikit perdarahan.
1) Pola Nutrisi
2) Pola Eliminasi
4) Pola Aktivitas
1) Inspeksi
a. Muka
Pucat/Tidak : Tidak
Cloasma Gravidarum : Tidak ada
Conjunctiva : Merah muda
Sclera : Putih
Oedem : Tidak ada
Gigi : Tidak ada caries
Mulut/bibir : Tidak pucat dan tidak kering
b. Leher
Bendungan vena jugularis : Tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada
Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada
c. Dada
Paydara normal saat hamil areola hiperpigmentasi,
bentuk simetris, colostrums ada/tidak.
Hamil 12 minggu ke atas keluar colostrums yang
berasal dari kelenjar sinus yang mulai berekskresi.
d. Abdomen
Linea alba : ada / tidak ada
Striae livide : ada / tidak ada
Striae albican : ada / tidak ada
Bekas SC : ada / tidak ada
e. Genetalia
Vulva dan vagina
Keluaran : Pada wanita hamil sering
mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak.
Keadaan ini dalam batas normal (tidak berwarna,
tidak berbau, tidak gatal)
Varices : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Kondiloma lata : Tidak ada
Kondiloma akuminata : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Inf. Kelenjar Bartholini : Tidak ada
Inf. Kelenjar Skene : Tidak ada
Adanya hipervaskulonisasi mengakibatkan vagina
dan vulva tampak lebih merah dan agak kebiruan,
tanda Chadwick. (Sarwono, 1999: 24-25)
Perineum (Ada atau tidaknya bekas luka
episiotomy/robekan/sikatrik)
f. Anus
Hemoroid : Tidak ada
Wasir (haemorroid) dalam kehamilan terjadi
pelebaran vena haemorroidalis interna dan pleksus
hommorroidalis eksternal karena terdapatnya
konstipasi dan pembesaran uterus.
2) Palpasi
a) Abdomen
i. Leopold I
Digunakan untuk menentukan usia kehamilan
dan bagian apa yang ada dalam fundus. Pada
kehamilan/persalinan normal, bagian yang
terdapat dalam fundus adalah bokong dengan
cirri lunak, kurang bundar, kurang melenting.
ii. Leopold II
Digunakan untuk menentukan letak punggung
anak dan letak bagian kecil pada anak. Pada
letak membujur dapat ditetapkan punggung
anak yang teraba bagian keras, memanjang
seperti papan dan sisi yang berlawanan teraba
bagian kecil janin. Dan banyak lagi
kemungkinan perabaan pada letak yang lain.
iii. Leopold III
Digunakan untuk menentukan bagian apa yang
terdapat di bagian bawah dan apakah bagian
bawah anak sudah atau belum terpegang oleh
pintu atas panggul (posisi tangan petugas
konvergen, divergen atau sejajar). Pada
kehamilan/persalinan normal, bagian terbawah
janin adalah kepala dengan ciri keras, bundar,
dan melenting.
iv. Leopold IV :
v. Digunakan untuk menentukan apa yang menjadi
bagian bawah dan seberapa masuknya bagian
bawah tersebut ke dalam rongga panggul.
Pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan bila
kepala masih tinggi.
b) Ekstrimitas
Atas : Normal simetris, tidak ada oedema, tidak
ada varices
Bawah : Normal simetris, tidak ada oedema, tidak
ada varices
Varices merupakan pembesaran dan pelebaran
pembuluh darah yang sering dijumpai pada ibu
hamil di sekitar vulva, vaina, paha, tungkai bawah.
(Manuaba, 1998: 208)
Oedema tungkai terjadi akibat sirkulasi vena
terganggu akibat terkena uterus yang membesar
pada vena-vena panggul.
c) His :
Kekuatan kontraksi menimbulkan naiknya tekanan
intrauterine sampai 35 mmHg. Kekuatan kontraksi
secara klinis ditentukan dengan mencoba apakah jari
dapat menekan dinding rahim ke dalam (saat his
dinding rahim keras dan tidak dapat ditekan ke
dalam).
Kekuatan dan lama his dalam persalinan teratur serta
memiliki interval tertentu seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya.
3) Auskultasi
Dilakukan untuk mendengarkan bunyi jantung anak,
bising tali pusat, gerakan anak, bising rahim, bunyi aorta,
serta bising usus. Bunyi jantung anak/DJJ (Denyut Jantung
Janin) dapat didengarkan pada akhir bulan ke-5, walaupun
dengan ultrasonografi dapat diketahui pada akhir bulan ke-
3. DJJ anak dapat terdengar di kiri dan kanan di bawah tali
pusat bila presentasi kepala. Bila terdengar setinggi tali
pusat, maka presentasi di daerah bokong. Bila terdengar
pada pihak berlawanan dengan bagian kecil maka anak
fleksi dan bila sepihak maka anak defleksi.
Dalam keadaan sehat, bunyi jantung antara 120-140
kali per menit. Bunyi jantung dihitung dengan
mendengarkan selama 1 menit penuh. Bila kurang dari
120 kali per menit atau lebih dari 140 kali per menit,
kemungkinan janin dalam keadaan gawat janin.
d. Anoreksia b. Identifikasi
menurun teknik relaksasi
yang pernah
e. Perineum terasa efektif
tertekan menurun digunakan
f. Ketegangan otot c. Identifikasi
menurun kesediaan,
kemampuan,
g. Mual muntah
penggunaan
menurun
teknik
h. Pola napas sebelumnya
membaik
d. Periksa
i. TD membaik ketegangan otot,
frekuensi nadi,
tekanan darah,
suhu sebelum dan
sesudah latihan
e. Monitor respon
terhadap terapi
relaksasi
Teraupetik
a. Ciptakan
lingkungan tenang
dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan dan
suhu ruang
nyaman, jika
memungkinka n
b. Berikan informasi
tertulis tentang
persiapan dan
prosedur teknik
relaksasi
c. Gunakan
pakaian
longgar
d. Gunakan nada
suara lembut
dengan irama
lambat dan
berirama
e. Gunakan
relaksasi
sebagai
strategi
penunjang
dengan
analgetik atau
tindakan medis
lain jika sesuai
Edukasi
a. Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan,
dan jenis relaksasi
yang tersedia
(misal musik,
meditasi, napas
dalam, relaksasi
otot progresif)
b. Jelaskan secara
rinci intervensi,
relaksasi yang
dipilih
c. Anjurkan
mengambil posisi
nyaman
d. Anjurkan
rileks dan
merasakan
sensasi
relaksasi
e. Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik
yang dipilih
a. Demonstrasika
n dan latih
teknik
relaksasi (napas
dalam, peregangan
atau imajinasi
terbimbing)
a. Identifikasi area
Kriteria Hasil: lingkungan yang
menyebabkan
a. Nafsu makan cedera
meningkat
Teraupetik
b. Kejadian
cedera a. Posisikan
menurun tempat tidur
tempat terendah
c. Luka/ lecet menurun
digunakan
b. Gunkan
d. perderahan menurun
pengaman
tempat tidur
e. ekspresi wajah
Edukasi
kesakitan menurun
menurun a. Anjurkan berganti
posisi secara
f. iritabilitasi perlahan
menurun
g. Frekuensi
napas
membaik
h. Frekuensi nadi
membaik
i. Denyut
jantung
membaik
j. Pola
istirahat/tidur
membaik
d. Monitor
o. ekspresi wajah denyut jantung
kesakitan menurun janin
menurun
e. Monitor tanda vital
ibu
p. iritabilitasi menurun
Teraupetik
q. Frekuensi a. Lakukan
napas manuver leopold
untuk menentukan
membaik
posisi janin
r. Frekuensi nadi
membaik b. jika sesuai
s. Denyut Edukasi
jantung
a. jelaskan tujuan
membaik
pemantauan
t. Pola
istirahat/tidur
membaik
4. Keletihan Setelah dilakukan asuhan Manajemen energi
keperawatan 3x24 jam
Defenisi: diharapkan keletihan Observasi
menurun
Penurunan kapasitas a. Identifikasi gangguan
kerja fisik dan Kriteria Hasil: fungsi tubuhyang
mental yang tidak a. Verbalisasi megakibatkan
pulih dengan keplihan energi kelelahan
istirahat meningkat
b. Monitor
Penyebab: b. Tenaga kelelahan fisik dan
meningkat emosional
a. Gangguan tidur
c. Kemampuan c. Monitor pola dan
b. Gaya hidup melakukan jam tidur
monoton aktivitas rutin
d. Monitor lokasi dan
meningkat
c. Kondisi ketidaknyaman
fisiologis d. Motivasi selama melakukan
meningkat aktivitas
d. Progam
perawatan atau e. Verbalisasi Teraupetik
pengobatan lelah menurun
jangka panjang a. Sediakan lingkungan
f. Lesu nyaman dan
e. Peristiwa hidup menurun rendah stimulus
negatif
g. Gangguan b. Lakukan latihan
f. Stres berlebihan kosentrasi rentang gerak pasif
menurun atau aktif
g. Depresi
h. Sakit kepala c. Berikan aktivitas
Kondisi Klinis menurun distraksi yang
Terkait: menenangkan
i. Sianosis
a. Anemia menurun d. Fasilitasi duduk disisi
b. Kanker tempat tidur
j. Gelisah
menurun Edukasi
c. Hipotiroidisme
k. Selera makan a. Anjurkan tirah
d. AIDS membaik baring
e. Depresi l. Pola nafas
membaik
f. Menopouse
m. Libido
membaik b. Anjurkan melakukan
aktvitas secara
m. Pola istirahat berahap
membaik
c. Anjurkan
menghubungi
perawat jika
tanda dan gejala
kelelahan tidak
berkurang
d. Ajarkan startegi
koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
a. Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
- Faktor hormone
- Faktor syaraf
- Faktor
kekuata
n
plasent
a
- Faktor nutrisi
Kala I
aktif
laten transisi
Pembukaan cerviks 10 cm
Bayi lahir
Mengeran involunter
Kontraksi uterus
Resti kekurangan
Resti kekurangan volume cairan Nyeri akut trauma jaringan
cairan
Kala IV
Nyeri akut
Perubahan
Sirkulasi Tremor otot Pertapmrobsaehsa
uteroplasenta n anggota
Nyeri akut
Resti kekurangan volume cairan
DAFTAR PUSTAKA
DISUSUN OLEH :
( ) ( )
1) Uterus
2) Lokea
b) Lokhea sanguinolenta
c) Lokhea serosa
d) Lokhea alba
4) Perubahan Perineum
Pada masa nifas, tanda – tanda vital yang harus dikaji antara lain :
1) Suhu badan
2) Nadi
3) Tekanan darah
4) Pernafasan
1. Pengkajian
a. Data Umum Klien meliputi: nama klien, usia, agama, status
perkawinan, pekerjaan, pendidikan terakhir, nama suami, umur suami,
agama, pekerjaan suami, pendidikan terakhir suami, dan alamat
b. Anamnesa meliputi: keluhan utama, keluhan saat pengkajian, riwayat
penyakit sekarang, riwayat menstruasi (menarchea, siklus, jumlah,
lamanya, keteraturan, dan apakah mengalami dismenorhea), riwayat
perkawinan, riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu, riwayat
kehamilan sekarang (ANC).
c. Riwayat persalinan sekarang meliputi:
1) Jenis persalinan apakah spontan atau operasi SC
2) Tanggal/jam persalinan
3) Jenis kelamin bayi
4) Jumlah perdarahan
5) Penyulit dalam persalinan baik dari ibu maupun bayi
6) Keadaan air ketuban meliputi warna dan jumlah
d. Riwayat genekologi kesehatan masa lalu apakah ibu pernah
mengalami operasi atau tidak
e. Riwayat KB baik jenis maupun lama penggunaan
f. Riwayat kesehatan keluarga apakah ada penyakit menurun atau
menular dari keluarga
g. Pengkajian fisiologis
Pengkajian fisiologis lebih difokuskan pada proses involusi organ
reproduksi, perubahan biofisik sistem tubuh dan deteksi adanya
hambatan pada proses laktasi. Area pengkajian fisiologis post partum
antara lain:
1) Suhu
Suhu merupakan penanda awal adanya infeksi, suhu yang
cenderung tinggi juga dapat menandakan ibu mengalami
dehidrasi. Suhu dikaji tiap satu jam selama 8 jam setelah
persalinan, kemudian dikaji tiap dua jam sampai dengan 24
jam setelah persalinan.
2) Nadi, pernapasan dan tekanan darah
Frekuensi nadi yang lebih dari normal (diatas 100
kali/menit) sebagai tanda adanya infeksi, hemoragi, nyeri, atau
kecemasan. Tekanan darah yang cenderung rendah dapat
merupakan tanda syok atau emboli. Nadi, pernapasan dan
tekanan darah dikaji tiap 15 menit sampai dengan empat jam
setelah persalinan, kemudian dikaji tiap 30 menit sampai
dengan 24 jam setelah persalinan.
3) Fundus, lokhea dan kandung kemih
Fundus dapat sedikit meninggi pasca persalinan, tetapi
dihari berikutnya fundus akan mulai turun sekitar satu cm
sehingga pada hari ke 10 fundus sudah tidak teraba. Hari-hari
awal setelah persalinan, fundus akan teraba keras dengan
bentuk bundar mulus, bila ditemukan fundus teraba lembek
atau kendur menunjukkan terjadinya atonia atau subinvolusi.
Ketika dilakukan palpasi, kandung kemih harus kosong agar
pengukuran fundus lebih akurat. Kandung kemih yang terisi
akan menggeser uterus dan meningkatkan tinggi fundus.
Lokhea dapat dijadikan sebagai acuan kemajuan proses
penyembuhan endometrium.
Lokhea memiliki warna yang berbeda setiap harinya,
lokhea rubra (berwarna merah gelap, keluar dari hari kesatu
sampai hari ketiga setelah persalinan, jumlahnya sedang),
lokhea serosa (berwarna merah muda, muncul dihari ke empat
sampai hari ke 10 setelah persalinan, jumlahnya lebih sedikit
dari lokhea rubra), lokhea alba (berwarna putih kekuningan,
muncul dari hari ke 10 sampai minggu ketiga setelah
persalinan, jumlahnya sangat sedikit). Munculnya perdarahan
merah segar setelah selesainya lokhea rubra atau setelah
selesainya lokhea serosa menandakan terjadinya infeksi atau
hemoragi yang lambat. Fundus, lokhea dan kandung kemih
dikaji tiap 15 menit sampai dengan empat jam setelah
persalinan, kemudian dikaji tiap 30 menit sampai dengan 24
jam setelah persalinan.
4) Perineum
Pengkajian pada daerah perineum dimaksudkan untuk
mengidentifikasi ada tidaknya hematoma, memar (ekimosis),
edema, kemerahan (eritema), dan nyeri tekan. Bila ada jahitan
luka, kaji keutuhan, perdarahan dan tanda-tanda infeksi
(kemerahan, nyeri tekan dan bengkak). Perineum dikaji tiap
satu jam sampai dengan 24 jam setelah persalinan.
5) Payudara dan tungkai
Pengkajian payudara meliputi bentuk, ukuran, warna, dan
kesimetrisan serta palpasi konsistensi dan deteksi apakah
ada nyeri tekan guna persiapan menyusui. Hari pertama dan
kedua pasca melahirkan akan ditemukan sekresi kolostrum
yang banyak. Pengkajian pada tungkai dimaksudkan untuk
menetahui ada tidaknya tromboflebitis. Payudara dan tungkai
dikaji tiap satu jam sampai dengan 8 jam setelah persalinan,
kemudian dikaji tiap empat jam sampai dengan 24 jam setelah
persalinan.
6) Eliminasi
Pengkajian eliminasi meliputi pengkajian bising usus,
inspeksi dan palpasi adanya distensi abdomen. Ibu post partum
dianjurkan untuk berkemih sesegera mungkin untuk
menghindari distensi kandung kemih. Eliminasi dikaji setiap 9
jam, kaji juga defekasi setiap harinya.
h. Pengkajian psikososial
Pengkajian psikososial ini difokuskan pada interaksi dan adaptasi
ibu, bayi baru lahir dan keluarga. Perawat melihat status emosianal
dan respon ibu terhadap pengalaman kelahiran, interaksi dengan bayi
baru lahir, menyusui bayi baru lahir, penyesuaian terhadap peran baru,
hubungan baru dalam keluarga, dan peningkatan pemahaman dalam
perawatan diri (Reeder, Martin dan Koniak-Griffin, 2011)
i. Pemeriksaan Fisik meliputi:
1) Status Obstetri
2) TTV: nadi, suhu, tekanan darah, dan pernapasan
3) Pemeriksaan mata: konjungtiva, sclera pucat atau tidak.
4) Pemeriksaan mulut: mukosa bibir kering atau tidak.
5) Pemeriksaan thorax: retraksi otot dada, bunyi nafas, bunyi
jantung.
6) Pemeriksaan abdomen: luka jaritan operasi, keadaan luka,
bising usus.
7) Pemeriksaan ekstremitas: pergerakan, edema, sianosis,
terpasang infus IVFD atau tidak, akral dingin.
8) Pemeriksaan genetalia: pengeluaran lochea, kebersihan.
9) Obat-obatan yang dikonsumsi
10) Pemeriksaan penunjang seperti darah lengakap: WBC, HCT,
HGB.
3. Rencana Keperawatan
i. Perasaan g. Identifikasi
depresi pengaruh nyeri
menurun pada kualitas
hidup
j. Anoreksia
menurun
h. Monitor
k. Pupil dilatasi keberhasilan
menurun terapi
komplementer
l. Muntah yang sudah
menurun diberikan
m. Mual menurun i. Monitor efek
samping
penggunaan
analgetik
Teraupetik
b. Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
c. Fasilitasi istirahat
dan tidur
d. Pertimbangkan
jenis dan sumber
nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
a. Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
b. Jelaskan stategi
meredakan nyeri
c. Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
d. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
b. Berikan kesempatan
meningkat
untuk Bertanya
c. Berat badan bayi c. Dukung ibu
meningkat Meningkatkan
kepercayaan diri dalam
d. Tetesan ASI menyusui
c. Ajarkan 4 posisi
menyusui dan
h. Menjalani perlekatan dengan
pemeriksaan benar
d. Ajarkan perawatan
payudara
antepartum dengan
yang tidak tepat mengkompres
menurun dengan kapas yang
telah diberikan
i. Perilaku
minyak kelapa
membaik
j. Ajarkan perawatan
payudara post
partum ( mis
memerah ASI, pijat
payudara, pijat
oksitosin)
4. Resiko Infeksi Setelah dilakukan asuhan Pencegahan Infeksi
keperawatan 3x24 jam Observasi
diharapkan resiko infeksi
a. monitor tanda dan
menurun gejala infeksi
Defenisi: Kriteria Hasil: Teraupetik
Berisiko
a. kebersihan tangan a. batas jumlah
mengalami
pengunjung
peningkatan dan badan
terserang meningkat b. berikan perawatan
organisme kulit pada area
patogenik edema
Dewi V.N, 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba
Medika.
DISUSUN OLEH :
( ) ( )
a. Sistem Kardiovaskuler
2) Tekanan Darah
3) Volume Darah
b. Sistem Pernafasan
c. Sistem Hematopoietik
3) Trombosit
4) Golongan Darah
1) Thermogenesis
a) Kehilangan Panas
i. Konveksi
ii. Radiasi
iv. Konduksi
e. Sistem Gastrointestinal
1) Mekonium
2) Tinja Peralihan
3) Tinja susu
f. Sistem Renal
g. Sistem Hepatika
1) Penyimpanan Besi
2) Memetabolisme Karbohidrat
3) Jaundis
4) Koagulasi
h. Sistem imun
i. Sistem Integumen
1) Kaput Suksedenum
2) Sefahematoma
3) Kelenjar keringat
5) Bintik Mongolian
6) Nevus
7) Eritema Toksikum
8) Ikterik
j. Sistem reproduksi
1) Wanita
2) Pria
3) Pembengkakan payudara
l. Sistem neoruvaskuler
1) Refleks morro
3) Refleks menyusui
5) Refleks Startle
6) Refleks Babinski
Lihat postur, tonus dan aktivitas Posisi tungkai dengan lengan fleksi
Bayi sehat dan bergerak aktif
Lihat kulit Wajah, bibir dan selaput lender,
dada harus berwarna merah muda,
tanpa adanya kemerahan atau bisul
Hitung pernapasan dan lihat tarikan Frekuensi normal 40-60x/menit
dinding dada bawah ketika bayi Tidak ada tarikan dinding dada
sedang tidak menangis bawah yang dalam
APGAR 0 1 2
Pulse/denyut
Tidak terdengar <100x/menit >100x/menit
jantung
Gerakan
Grimace/reflek Tidak ada respon Gerakan sedikit
kuat/melawa
iritability
n
Menangis Menangis
Respiration Tidak ada
lemah/merintih kuat
Interpretasi skor:
0–3 : asfiksia berat
4–6 : asfiksia sedang
7 – 10 : asfiksia ringan
6. Penatalaksaan Bayi Baru Lahir (BBL)
b. Terapi
1) Pemberiaan vitamin K
Pemberiaan vitamin K penting untuk mempertahankan
mekanisme pembekuan darah yang normal pada bayi
yang baru lahir. Vitamin K diberikan juga sebagai
tindakan pencegahaan terhadap perdarahan (Patricia,
2005). Vitamin K yang diberikan yaitu vitamin K1
(phytonadione) untuk meningkatkan pembentukan
promthrombin. Pemberiannya bisa secara parenatal,
0,5-1 mg IM di paha kiri dengan satu kali segera
setelah lahir (sebelum 24 jam). Pemberia vitamin K1
bisa juga secara oral dengan ketentuan 2 mg apabila
berat badan lahir lebih dari 2500 gram segera setelah
lahir dan diulangi dengan dosis yang sama (2 mg) pada
hari keempat. Bila berat badan lahir kurang dari 2500
gram, dosis yang diberikan adalah 1 mg dengan cara
pemberian yang sama yaitu pertama dan keempat
setelah lahir (Ummukautsar, 2010).
2) Pemberian obat tetes mata
Pada jam pertama persalinan perlu diberikan obat tetes
mata untuk mencegah penyakit mata, yaitu diteteskan
eritomisin 0,5% atau ertetrasikin 1%. Yang sering
dipakai adalah larutan pera nitrat/Neosporin.
Pemberiannya diteteskan pada bagian dalam dari
konjungtiva kelopak baawah mata. Dosis umumnya
masing- masing mata satu tetes. Sedangkan salep mata
biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir.
(Ummukautsar, 2010)`
Perubahan fisiologis
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Pengkajian terhadap factor resiko
1) Maternal : Usia, riwayat kesehatan yang lalu,
perkembangan social dan riwayat pekerjaan.
2) Obsetrik : Parity, periode, kondisi kehamilan terakhir
3) Perinatal : Antenatal, informasi prenatal maternal health
(DM,jantung)
4) Intra Partum event :
a) Usia gestasi : Lebih dari 34 minggu sampai dengan
42 minggu.
b) Lama dan karakteristik persalinan : Persalinan lama
pada kala I dan II KPD 24 jam.
c) Kondisi ibu : Hipo/Hiper tensi progsif perdarahan,
infeksi.
d) Keadaan yang mengidentifikasi fetal disstres HR
lebih dari 120 x sampai dengan 140 x / menit.
e) Penggunaan analgesic
f) Metode meahirkan : Sectio Caesaria, Forsep, Vakum
c. Pengkajian Fisik
Eksternal : Perhatikan warna, bercak warna , kuku, lipatan
pada telapak kaki, periksa potensi hidung dengan menutup
sebelah lubang hidung sambil mengobservasi pernafasan dan
perubahan kulit.
1) Dada
Palpasi untuk mencari detak jantung yang terkencang,
auskultasi untuk menghitung denyut jantung,
perhatikan bunyi nafas pada setiap dada.
2) Abdomen : Verifikasi adanya abdomen yang
berbentuk seperti kubam atau tidak ada anomaly,
perhatikan jumlah pembuluh darah pada tali pusat.
3) Neurologis : Periksa tonus otot dan reaksi reflex.
4) Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama,
bayi tampak semi koma saat tidur ; meringis atau
tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata
cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.
5) Pernapasan dan Peredaran Darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir,
untuk menilai status kesehatan bayi dalam kaitannya
dengan pernapasan dan peredaran darah dapat
digunakan metode APGAR Score. Namun secara
praktis dapat dilihat dari frekuensi denyut jantung dan
pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh
tubuh, frekwensi denyut jantung bayi normal berkisar
antara 120-140 kali/menit (12 jam pertama setelah
kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit
(tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60
kali/menit warna ekstremitas, wajah dan seluruh
tubuh bayi adalah kemerahan.Tekanan darah sistolik
bayi baru lahir 78 dan tekanan diastolik rata-rata 42,
tekanan darah berbeda dari hari ke hari selama bulan
pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering
menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama
setelah lahir. Menangis dan bergerak biasanya
menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
6) Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-
370C.Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada
aksila atau pada rektal.
7) Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus,
lembut dan padat dengan sedikit pengelupasan,
terutama pada telapak tangan, kaki dan
selangkangan.Kulit biasanya dilapisi dengan zat
lemak berwarna putih kekuningan terutama di daerah
lipatan dan bahu yang disebut verniks kaseosa.
8) Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan
bentuk, kelainan jumlah atau tidak sama sekali pada
semua anggota tubuh dari ujung rambut sampai ujung
kaki juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.
9) Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena
umbilikalis.Keadaan tali pusat harus kering, tidak ada
perdarahan, tidak ada kemerahan di sekitarnya.
10) Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :
a) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi
rangsangan yang mengagetkan akan terjadi
refleks lengan dan tangan terbuka.
b) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila
telapak tangan dirangsang akan memberi
reaksi seperti menggenggam. Plantar graps,
bila telapak kaki dirangsang akan memberi
reaksi.
c) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya
ditekankan pada bidang datang atau diangkat
akan bergerak seperti berjalan.
d) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi
disentuh akan menoleh kepalanya ke sisi yang
disentuh itu mencari puting susu.
e) Refleks menghisap (sucking). Bila
memasukan sesuatu ke dalam mulut bayi akan
membuat gerakan menghisap.
11) Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat
badan fisiologis.Namun harus waspada jangan sampai
melampaui 10% dari berat badan lahir.Berat badan
lahir normal adalah 2500 sampai 4000 gram.
12) Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental
berwarna gelap hitam kehijauan dan lengket.
Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam pertama.
13) Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada,
lingkar lengan atas dan panjang badan dengan
menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala fronto-
occipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika 32cm,
mento occipitalis 35cm. Lingkar dada normal 32-34
cm. Lingkar lengan atas normal 10-11 cm. Panjang
badan normal 48-50 cm.
14) Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau
edema, tanda vagina/himen dapat terlihat, rabas
mukosa putih (smegma) atau rabas berdarah sedikit
mungkin ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum
tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi.
3. Rencana Keperawatan
b. Monitor bunyi
b. Kapasitas vital napas tambahan
meningkat (mis. Gurgling,
mengi, wheezing,
ronkhi kering
c. Diameter thoraks
anterior- c. Monitor sputum
posterior (jumlah, warna,
meningkat aroma)
Teraupetik
d. Tekanan
Pertahankan
ekspirasi meningkat
kapatenan jalan
nafas dengan head-
e. Tekanan tilt dan chin lift
inspirasi meningkat (jaw thrust jika
curiga trauma
servikal)
f. Dispnea
menurun
b. Berikan minum
g. Penggunaan otot hangat
bantu napas
c. Lakukan
menurun
penghisapan lendir
kurang dari 15 detik
h. Pemanjangan fase
d. Lakukan
ekspirasi menurun
hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
i. Ortopnea endotrakeal
menurun
e. Keluarkan
j. Pernafasan sumbatan benda
pursed lip padat dengan
menurun forcep McGill
a. Anjurkan asupan
cairan 2000
l. Frekuensi
ml/hari
napas
membaik Kolaborasi
baik pemberian
bronkodilator,
n. Ekrusi dada ekspektoran,
membaik
mukolitik
e. priode
menggigil
menurun
f. latergi
menurun
h. kultur darah,
urin, sputum,
area luka
membaik
b. Identifikasi alergi
Kriteria Hasil:
dan intoleransi
a. Kekuatan otot makanan
menguya
c. Identifikasi
h
kebutuhan kalori
meningka
dan jenis nutrien
t
b. Kekuatan otot d. Identifikasi
menelan
meningkat
c. Serum
albumin
meningkat
d. Verbalisasi perlunya
keinginan penggunaan selang
untuk nasogatrik
meningkatkan
e. Monitor asupan
nutrisi
makanan
meningkat
f. Monitor berat
e. Pengetahuan
badan
tentang pilihan
makanan yang g. Monitor hasil
sehat pemeriksaan
meningkat laboratorium
f. Pengetahuan Teraupetik
tentang
a. Lakukan oral
standar asupan
hygiene sebelum
nutrisi yang
makan , jika perlu
tepat
meningkat b. Fasilitasi
menentukan
g. Penyiapan dan
pedoman diet
penyimpanan
(mis. Piramida
minuman
makanan)
aman
meningkat c. Berikan makanan
tinggi serat untuk
h. Penyiapan dan
mencegah
penyimpanan
konstipasi
makanan aman
meningkat d. Berikan makanan
tinggi kalori dan
i. Sikap terhadap
tinggi protein
makanan/
minuman e. Berikan
suplemen
sesuai dengan makanan, jika
tujuan perlu
kesehatan
f. Hentikan
meningkat
pemberian
makanan melalui
selang
nasogastrik jika
asupan oral dapat
ditoleransi
Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian
medikasi sebelum
makan (mis.
Pereda nyeri,
atlemetik)
b. Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrient
yang dibutuhkan,
jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Lowdermilk, & jensen, 2006, Maternity Health Women Care, 7th
edition, Mosby, Philadelphia.