OLEH :
SONYA OTEMUSU
NIM. 184502721
1. Mendeteksidanmenatalaksanakankomplikasimedisbedahataupunobstetri
k selamakehamilan.
2. Mengembangkanpersiapanpersalinansertarencanakesiagaanmenghadapk
omplikasi.
3. Membantumenyiapkanibuuntukmenyusuidengansukses.
4. Menjalankanpuerpuriumnormal,danmerawatanaksecarafisik,
2. Mendeteksi danmenatalaksanakankomplikasimedisbedahataupunobstetrik
selamakehamilan.
3. Mengembangkanpersiapanpersalinansertarencanakesiagaanmenghadapkomp
likasi.
4. Membantumenyiapkanibuuntukmenyusuidengansukses.
5. Menjalankanpuerpuriumnormal,danmerawatanaksecarafisik,Psikologidan
sosial
3. Fungsi Antenatal Care
Selain tujuan antenatal care juga memiliki tiga fungsi yaitu yang pertama,
sebagai promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas
pendidikan. Fungsi yang kedua yaitu untuk melakukan screening, identifikasi
wanita dengan kehamilan resiko tinggi dan merujuk bila perlu. Fungsi yang
terakhir adalah untuk memantau kesehatan selama hamil dengan usaha
mendeteksi dan menangani masalah yang terjadi (Padila, 2014).
4. Etiologi
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek :
1. Ovum: Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari
suatu nucleus yang terapung – apung dalam vitelus dilingkari oleh zona
pellusida dan kromoson radiata.
2. Spermatozoa: Spermatozoa adalah berbentuk seperti terdiri dari kepala
berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti leher yang menghubungkan kepala
dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak.
3. Konsepsi: Konsepsi adalah peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di
tuba fallopi.
4. Nidasi: Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
5. Plasenta: Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna
untuk pertukaran zat antara ibu, anaknya dan sebaliknya.
5. Tanda Dan Gejala
1. Trimester 1
a) Morning sickness, mual, muntah.
b) Pembesaran payudara
c) Sering buang air kecil
d) Konstipasi atau sembelit
e) Sakit kepala
f) Kram perut
g) Serung meludah.
h) Peningkatan berat badan
2. Trimester 2
a) Perut semakin membesar
b) Rasa panas di perut
c) Pertumbuhan rambut dan kuku lebih cepat
d) Sakit perut bagian bawah
e) Pusing
f) hidung dan gusi berdarah
g) Perubahan kulit
h) perubahan payudara
i) sedikit pembengkakan.
3. Trimester 3
a) Sakit bagian tubuh belakang
b) Konstipasi
c) Gangguan pernapasan
d) Sering BAK
e) Varises
f) Kontraksi perut
g) Bengkak
h) Kram pada kaki
6. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dan indung telur atau
oviduk yang ditangkap oleh umbal-umbal (vimbrac) dan masuk ke dalam sel telur, waktu
pertumbuhan, cairan sperma, tumpah kedalam vagina dan berjuta-juta sel mati (sperma)
bergerak mengikuti rongga Rahim, lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur
sperma biasanya terjadi dibagian yang mengembang oleh tuba palopi. Disekitar sel telur
hanya berkumpul sprema yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang
melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah
satu sel sperma dan kemudian bersatu dnegan sel telur ini disebut pembuahan. Ovum yang
telah dibuahi ini segera membelah diri smabil bergerak (oleh rambut getar tuba) menuju
ruang Rahim, peristiwa ini disebut midasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi
diperluakn waktu 6-7 hari. Untuk menyumplai darah ke sel-sel makanan, untuk janin
disiapkan ari (plasenta).
Pathway
Sistem musculoskeletal
konsepsi
Uterus membesar
implantasi
Desakan pembesaran rahim Masa abdomen
kehamlan
Janin berkembang Penekanan saraf lumbal
Nousea
Nyeri Akut
7. Jadwal kunjungan antenatal care
Program pelayanan kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil
melakukan pemeriksaan kehamilan minimal empat kali selama masa kehamilan.
Pemeriksaan kehamilan sesuai dengan frekuensi minimal di tiap trimester, yaitu minimal
satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), minimal satu kali pada
trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan minimal dua kali pada trimester
ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai persalinan) (Kemenkes RI, 2018). Ibu hamil
melakukan kunjungan antenatal care minimal empat kali yaitu :
1. Kunjungan pertama/K1 (Trimester I)
K1 adalah kunjungan pertama ibu hamil pada masa kehamilan ke pelayanan
kesehatan. Pemeriksaan pertama kehamilan diharapkan dapat menetapkan data dasar
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dan
kesehatan ibu sampai persalinan. Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut: anamnesa,
pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan khusus obstetri, penilaian risiko kehamilan,
menentukan taksiran berat badan janin, pemberian imunisasi TT1, KIE pada ibu
hamil, penilaian status gizi, dan pemeriksaan laboratorium (Wagiyo & Putrono,
2016).
2. Kunjungan kedua/K2 (Trimester II)
Pada masa ini ibu dianjurkan untuk melakukan kujungan antenatal care minimal satu
kali. Pemeriksaan terutama untuk menilai risiko kehamilan, laju pertumbuhan janin,
atau cacat bawaan. Kegiatan yang dilakukan pada masa ini adalah anamnesis keluhan
dan perkembangan yang dirasakan ibu, pemeriksaan fisik, pemeriksaan USG,
penilaian risiko kehamilan, KIE pada ibu, dan pemberian vitamin (Wagiyo &
Putrono, 2016).
3. Kunjungan ketiga dan ke-empat/K3 dan K4 (Trimester III)
Pada masa ini sebaiknya ibu melakukan kunjungan antenatal care setiap dua minggu
sampai adanya tanda kelahiran. Pada masa ini dilakukan pemeriksaan: anamnesis
keluhan dan gerak janin, pemberian imunisasi TT2, pengamatan gerak janin,
pemeriksaan fisik dan obstetri, nasihat senam hamil, penilaian risiko kehamilan, KIE
ibu hamil, pemeriksaan USG, pemeriksaan laboratorium ulang (Wagiyo & Putrono,
2016).
8. Langkah-langkah dalam perawatan kehamilan atau Antenatal Care
Pelayanan antenatal dalam penerapan operasionalnya dikenal dengan standar minimal “10
T” yang terdiri dari :
a. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan
Pengukuran tinggi badan cukup satu kali waktu kunjungan pertama. Bila tinggi badan
< 145 cm, maka factor resiko panggul sempit, kemungkinan sulit melahirkan secara
normal. Sedangkan penimbangan berat Berat Badan setiap kali periksa. Sejak bulan
ke-4 pertambahan berat badan paling sedikit 1kg/bulan (Buku KIA 2016).
b. Pengukuran Tekanan Darah
Tekanan darah normal 120/80 mmhg. Bila tekanan darah lebih besar atau sama dengan
140/90 mmhg ada factor resiko hipertensi (Tekanan darah Tinggi) dalam kehamilan
(Buku KIA 2016).
c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
Bila < kurang dari 23,5 cm menunjukan ibu hamil menunjukan ibu hamil Kurang
Energi Kronis ((ibu hamil KEK) dan beresiko melahirkan bayi Berat Badan Rendah
(BBLR) (Buku KIA 2016).
d. Pengukuran Tinggi Rahim
Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan janin apakah sesuai
dengan usia kehamilan (Buku KIA 2016).
Pengukuran TFU dengan menggunakan pita ukuran
1. Distansia spinarum : jarak antara spina illiaka anterior superior kanan dankiri
( normal: 23-26 cm).
2. Distansia cristarum : jarak yang terpanjang antara crista illiaca kanan dankiri
(normal: 26-29).
3. Conjugata eksterna : (Boudelocque) : jarak antara pinggir atas simpisis danujung
prosessus spinosus (ruas tulang lumbal ke lima) (normal: 10-20 cm).
4. Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simpisis melalui spina illiacaanterior
superior kanan ke pertengahan trochanter mayor kanan kepertengahan trochanter
mayor kiri ke pertengahan spina illiaca anteriorsuperior kiri kemudian kembali ke
atas simpisis (normal : 80-90 cm).
e. Penentuan Letak Janin (Presentase janin) dan perhitungan Denyut Jantung Janin.
Apabila Trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala belum masuk
panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah lain. Bila denyut jantung
kurang dari 120 kali/menit menujukan ada tanda GAWAT JANIN, SEGERA RUJUK
(Buku KIA 2016).
f. Penentuan Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Penentuan Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) oleh petugas untuk selanjutnya
bilamana diperlukan mendapatkan suntikan Tetanus Toksoid sesuai anjuran petugas
kesehatan untuk mencegah Tetanus pada Ibu dan Bayi (Buku KIA 2016).
2) Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang menentukan seberapa besar pengetahuan yang
dimilikinya. ibu hamil yang berpendidikan memiliki pemahaman yang lebih mengenai
masalah kesehatan sehingga memengaruhi sikap mereka terhadap kehamilannya
sendiri maupun pemenuhan gizinya selama hamil.
3) Status pekerjaan
Ibu hamil yang bekerja dengan aktivitas tinggi dan padat lebih memilih untuk
mementingkan karirnya dibandingkan dengan kesehatannya sendiri, sehingga sulit
untuk patuh dalam melakukan kunjungan ANC dibandingkan dengan ibu rumah
tangga yang memiliki waktu yang lebih luang untuk dapat mengatur dan
menjadwalkan kunjungan ANC secara optimal.
4) Paritas ibu hamil
Paritas adalah banyaknya jumlah kelahiran hidup yang dialami oleh seorang wanita.
Ibu dengan jumlah paritas yang tinggi tidak terlalu khawatir dengan kehamilannya lagi
sehingga menurunkan angka kunjungannya, sedangkan ibu dengan kehamilan pertama
merasa ANC merupakan sesuatu yang baru sehingga ibu memiliki motivasi yang lebih
tinggi dalam pelaksanaannya.
5) Pengetahuan ibu hamil
Sebagai indikator seseorang dalam melakukan suatu tindakan, pengetahuan
merupakan faktor penting yang memengaruhi motivasi ibu hamil untuk melakukan
kunjungan ANC. Bagi ibu dengan pengetahuan yang tinggi mengenai kesehatan
kehamilan menganggap kunjungan ANC bukan sekedar untuk memenuhi kewajiban,
melainkan menjadi sebuah kebutuhan untuk kehamilannya.
6) Sikap ibu hamil
Sikap ibu hamil terhadap layanan pemeriksaan kehamilan memengaruhi kepatuhannya
dalam melakukan kunjungan ANC. Sikap yang positif atau respon yang baik
mencerminkan kepeduliannya terhadap kesehatan diri dan janinnya sehingga dapat
meningkatkan angka kunjunan. Sedangkan, sikap yang negatif membuat ibu hamil
kehilangan motivasinya untuk melakukan kunjungan.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan yang digunakan sebagai alat
untuk menilai keberhasilan dari asuhan keperawatan dan proses ini berlangsung terus
menerus yang diarahkan pada pencapaian tujuan yang diinginkan (Ika dan Saryono,
2010). Ada tiga yang dapat terjadi pada tahap evaluasi, yaitu :
1. Masalah teratasi seluruhnya.
2. Masalah tidak teratasi.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba (2001). Kapita selecta penatalaksanaan turin obstetric ginekologi dan KB. Jakarta :
EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP
PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018.Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan, edisi 1. Jakara : DP PPNI