Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E DENGAN “ANTENATAL CARE”


DI PUSKESMAS OESAPA

OLEH :

SONYA OTEMUSU
NIM. 184502721

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA
KUPANG
2023
A. KONSEP ANTENATAL CARE
1. Definisi

Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan oleh ibu hamilsecara


berkala untuk menjaga ksehatan ibu dan bayi. Pelayanan
inimeliputipemeriksaankehamilan,upayakoreksiterhadappenyimpangandaninter
vensidasaryangdilakukan(Manuaba,2010).
KunjunganAntenatal Care adalah kunjungan ibu hamilke bidan
atau dokter sedini mungkin semenjak dirinya hamil untukmenjaga agar ibu
sehat selama masa kehamilan, persalinan dan
nifassertamengusahakanbayiyangdilahirkansehat,memantaukemungkinanadany
aresiko-
resikokehamilan,danmerencanakanpenatalaksanaanyangoptimalterhadapkeham
ilan(Bobak,2005).
2. Tujuan Antenatal Care
Menurut Manuaba, ( 2010).
1. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu
danbayidenganmemberikanpendidikangizi,kebersihandiridanproseskelahiran
.

1. Mendeteksidanmenatalaksanakankomplikasimedisbedahataupunobstetri
k selamakehamilan.
2. Mengembangkanpersiapanpersalinansertarencanakesiagaanmenghadapk
omplikasi.
3. Membantumenyiapkanibuuntukmenyusuidengansukses.
4. Menjalankanpuerpuriumnormal,danmerawatanaksecarafisik,

2. Mendeteksi danmenatalaksanakankomplikasimedisbedahataupunobstetrik
selamakehamilan.
3. Mengembangkanpersiapanpersalinansertarencanakesiagaanmenghadapkomp
likasi.
4. Membantumenyiapkanibuuntukmenyusuidengansukses.
5. Menjalankanpuerpuriumnormal,danmerawatanaksecarafisik,Psikologidan
sosial
3. Fungsi Antenatal Care
Selain tujuan antenatal care juga memiliki tiga fungsi yaitu yang pertama,
sebagai promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas
pendidikan. Fungsi yang kedua yaitu untuk melakukan screening, identifikasi
wanita dengan kehamilan resiko tinggi dan merujuk bila perlu. Fungsi yang
terakhir adalah untuk memantau kesehatan selama hamil dengan usaha
mendeteksi dan menangani masalah yang terjadi (Padila, 2014).
4. Etiologi
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek :
1. Ovum: Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari
suatu nucleus yang terapung – apung dalam vitelus dilingkari oleh zona
pellusida dan kromoson radiata.
2. Spermatozoa: Spermatozoa adalah berbentuk seperti terdiri dari kepala
berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti leher yang menghubungkan kepala
dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak.
3. Konsepsi: Konsepsi adalah peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di
tuba fallopi.
4. Nidasi: Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
5. Plasenta: Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna
untuk pertukaran zat antara ibu, anaknya dan sebaliknya.
5. Tanda Dan Gejala
1. Trimester 1
a) Morning sickness, mual, muntah.
b) Pembesaran payudara
c) Sering buang air kecil
d) Konstipasi atau sembelit
e) Sakit kepala
f) Kram perut
g) Serung meludah.
h) Peningkatan berat badan
2. Trimester 2
a) Perut semakin membesar
b) Rasa panas di perut
c) Pertumbuhan rambut dan kuku lebih cepat
d) Sakit perut bagian bawah
e) Pusing
f) hidung dan gusi berdarah
g) Perubahan kulit
h) perubahan payudara
i) sedikit pembengkakan.
3. Trimester 3
a) Sakit bagian tubuh belakang
b) Konstipasi
c) Gangguan pernapasan
d) Sering BAK
e) Varises
f) Kontraksi perut
g) Bengkak
h) Kram pada kaki

6. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dan indung telur atau
oviduk yang ditangkap oleh umbal-umbal (vimbrac) dan masuk ke dalam sel telur, waktu
pertumbuhan, cairan sperma, tumpah kedalam vagina dan berjuta-juta sel mati (sperma)
bergerak mengikuti rongga Rahim, lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur
sperma biasanya terjadi dibagian yang mengembang oleh tuba palopi. Disekitar sel telur
hanya berkumpul sprema yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang
melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah
satu sel sperma dan kemudian bersatu dnegan sel telur ini disebut pembuahan. Ovum yang
telah dibuahi ini segera membelah diri smabil bergerak (oleh rambut getar tuba) menuju
ruang Rahim, peristiwa ini disebut midasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi
diperluakn waktu 6-7 hari. Untuk menyumplai darah ke sel-sel makanan, untuk janin
disiapkan ari (plasenta).
Pathway

Perubahan pada ibu hamil

Trimester I Trimester II Trimester III

Sistem musculoskeletal
konsepsi
Uterus membesar

implantasi
Desakan pembesaran rahim Masa abdomen

kehamlan
Janin berkembang Penekanan saraf lumbal

Hormon HCG Meransang resptor Nyeri(histamin


Penekanan pada VU
e,prostaglandin,bradikinin

Mual dan Muntah Gangguan Rasa Nyaman Impuls nyeri ke otak

Nousea
Nyeri Akut
7. Jadwal kunjungan antenatal care
Program pelayanan kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil
melakukan pemeriksaan kehamilan minimal empat kali selama masa kehamilan.
Pemeriksaan kehamilan sesuai dengan frekuensi minimal di tiap trimester, yaitu minimal
satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), minimal satu kali pada
trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan minimal dua kali pada trimester
ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai persalinan) (Kemenkes RI, 2018). Ibu hamil
melakukan kunjungan antenatal care minimal empat kali yaitu :
1. Kunjungan pertama/K1 (Trimester I)
K1 adalah kunjungan pertama ibu hamil pada masa kehamilan ke pelayanan
kesehatan. Pemeriksaan pertama kehamilan diharapkan dapat menetapkan data dasar
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dan
kesehatan ibu sampai persalinan. Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut: anamnesa,
pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan khusus obstetri, penilaian risiko kehamilan,
menentukan taksiran berat badan janin, pemberian imunisasi TT1, KIE pada ibu
hamil, penilaian status gizi, dan pemeriksaan laboratorium (Wagiyo & Putrono,
2016).
2. Kunjungan kedua/K2 (Trimester II)
Pada masa ini ibu dianjurkan untuk melakukan kujungan antenatal care minimal satu
kali. Pemeriksaan terutama untuk menilai risiko kehamilan, laju pertumbuhan janin,
atau cacat bawaan. Kegiatan yang dilakukan pada masa ini adalah anamnesis keluhan
dan perkembangan yang dirasakan ibu, pemeriksaan fisik, pemeriksaan USG,
penilaian risiko kehamilan, KIE pada ibu, dan pemberian vitamin (Wagiyo &
Putrono, 2016).
3. Kunjungan ketiga dan ke-empat/K3 dan K4 (Trimester III)
Pada masa ini sebaiknya ibu melakukan kunjungan antenatal care setiap dua minggu
sampai adanya tanda kelahiran. Pada masa ini dilakukan pemeriksaan: anamnesis
keluhan dan gerak janin, pemberian imunisasi TT2, pengamatan gerak janin,
pemeriksaan fisik dan obstetri, nasihat senam hamil, penilaian risiko kehamilan, KIE
ibu hamil, pemeriksaan USG, pemeriksaan laboratorium ulang (Wagiyo & Putrono,
2016).
8. Langkah-langkah dalam perawatan kehamilan atau Antenatal Care
Pelayanan antenatal dalam penerapan operasionalnya dikenal dengan standar minimal “10
T” yang terdiri dari :
a. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan
Pengukuran tinggi badan cukup satu kali waktu kunjungan pertama. Bila tinggi badan
< 145 cm, maka factor resiko panggul sempit, kemungkinan sulit melahirkan secara
normal. Sedangkan penimbangan berat Berat Badan setiap kali periksa. Sejak bulan
ke-4 pertambahan berat badan paling sedikit 1kg/bulan (Buku KIA 2016).
b. Pengukuran Tekanan Darah
Tekanan darah normal 120/80 mmhg. Bila tekanan darah lebih besar atau sama dengan
140/90 mmhg ada factor resiko hipertensi (Tekanan darah Tinggi) dalam kehamilan
(Buku KIA 2016).
c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
Bila < kurang dari 23,5 cm menunjukan ibu hamil menunjukan ibu hamil Kurang
Energi Kronis ((ibu hamil KEK) dan beresiko melahirkan bayi Berat Badan Rendah
(BBLR) (Buku KIA 2016).
d. Pengukuran Tinggi Rahim
Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan janin apakah sesuai
dengan usia kehamilan (Buku KIA 2016).
Pengukuran TFU dengan menggunakan pita ukuran

Tinggi Fundus Uteri (TFU) Umur Kehamilan dalam Bulan


20 5 Bulan
23 6 Bulan
26 7 Bulan
30 8 Bulan
33 9 Bulan
Sumber : Wirakusumah dkk (2012)
Pengukuran TFU dengan menggunakan jari

TFU Usia Kehamilan


1/3 diatas simfisis atau 3 jari diatas 12
simfisis
½ simfisis-pusat 16
2/3 diatas simfisis atau 3 jari dibawah 20
pusat
Setinggi pusat 24
1/3 diatas pusat atau 3 jari diatas pusat 28
½ pusat-procesus xipoideus 34
Setinggi procesus xipoideus 36
2 jari dibawah procesus xipoideus 40
Sumber : Walyani, 2015
Selain itu dilakukan juga dilakukan pemeriksaan untuk menentukan usia kehamilan
dapat dilakukan dengan 4 cara manuver leopold yaitu (Manuaba (2010):
Leopold I:
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuhfetus apa
yang berada di fundus dan daerah pelvik.
Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tanganmempalpasi
fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus makaakan terassa keras, bulat dan
melenting. Jika bokong teraba difundus, maka akan terasa lembut, tidak bulat dan
gerakan kurang.
Leopold II
Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan padakedua sisi
abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lainmempalpasi sisi yang berbeda
untuk menemukan bagian punggungjanin. Jika punggung akan teraba cembung dan
resisten.
Leopold III:
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerahpelvik.
Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi abdomendi atas
simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang dan menghembuskannya. Pada
saat mengeluarkan napas, gerakkantangan turun perlahan dan menekan sekitar daerah
tersebut. Jikakepala akan teraba keras, bulat, dan bergerak jika disentuh. Jikabokong
akan teraba lembut dan tidak beraturan.
Leopold IV
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah janinmasuk ke
pintu atas panggul.
Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan turunke sisi
abdomen mendekati pelvis sampai salah satu tanganmerasakan bagian tulang yang
timbul. Ada 3 keadaan yaitu:Konvergen yaitu jika bagian yang masuk baru sebagian
kecil,sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru setengah, divergen yaitujika hampir
sebagian besar dari tubuh janin masuk ke dalamrongga panggul.
Perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegele:
a. Hari +7, Bulan -3, Tahun +1 jika bulan HPHT bulan April s/dDesember
b. Hari +7, Bulan+9, Tahun Tetap jika bulan HPHT bulan Januari s/dMaret

Pemeriksaan panggul luar, dengan tujuan:

1. Mengetahui panggul seseorang normal atau tidak


2. Memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
3. Mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang.

Pemeriksaan panggul dilakukan:

1. Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil.


2. Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada kelainan pada persalinan yanglalu.
3. Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan diriterutama
pada primipara.

Ukuran-ukuran luar yang terpenting:

1. Distansia spinarum : jarak antara spina illiaka anterior superior kanan dankiri
( normal: 23-26 cm).
2. Distansia cristarum : jarak yang terpanjang antara crista illiaca kanan dankiri
(normal: 26-29).
3. Conjugata eksterna : (Boudelocque) : jarak antara pinggir atas simpisis danujung
prosessus spinosus (ruas tulang lumbal ke lima) (normal: 10-20 cm).
4. Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simpisis melalui spina illiacaanterior
superior kanan ke pertengahan trochanter mayor kanan kepertengahan trochanter
mayor kiri ke pertengahan spina illiaca anteriorsuperior kiri kemudian kembali ke
atas simpisis (normal : 80-90 cm).
e. Penentuan Letak Janin (Presentase janin) dan perhitungan Denyut Jantung Janin.
Apabila Trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala belum masuk
panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah lain. Bila denyut jantung
kurang dari 120 kali/menit menujukan ada tanda GAWAT JANIN, SEGERA RUJUK
(Buku KIA 2016).
f. Penentuan Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Penentuan Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) oleh petugas untuk selanjutnya
bilamana diperlukan mendapatkan suntikan Tetanus Toksoid sesuai anjuran petugas
kesehatan untuk mencegah Tetanus pada Ibu dan Bayi (Buku KIA 2016).

Tabel rentang waktu pemberian imunisasi TT dari lama perlindungannya.


Imunisasi
TT Selang waktu Minimal Lama perlindungan

TT 1 Langkah awal pemben tukan


kekebalan tubuh terhadap
penyakit Tetanus

TT 2 1 Bulan setelah TT 1 3 Tahun

TT 3 6 Bulan setelah TT 2 5 Tahun

TT 4 12 Bulan setelah TT 3 1 Tahun

TT 5 12 Bulan setelah TT 4 >25 Tahun

g. Pemberian Tablet Tambah Darah


Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah setiap hari minimal
selama 90 hari. Tablet tambah darah diminum pada malam hari untuk mengurangi rasa
mual (Buku KIA 2016).
h. Tes Laboratorium
1) Tesgolongan darah untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila diperlukan
2) Tes haemoglobin untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah (Anemia).
3) Tes pemeriksaan urine (air kencing).
4) Tes pemeriksaan darah lainnya, seperti HIV dan sifilis, sementara pemeriksaan
malaria dilakukan di daerah endemis (Buku KIA 2016).
i. Konseling atau Penjelasan
Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan kehamilan, pencegahan
kelaianan, persalinan dan inisiasi menyusui dini (IMD), ASI eksklusif, Keluarga
Berencana dan imunisasi pada bayi. Penjelasan ini diberikan secara bertahap pada saat
kunjungan hamil (Buku KIA 2016)
j. Tatalaksana atau mendapatkan pengobatan.
9. Tempat pelayanan Antenatal Care
Pelayanan antenatal care bisa didapatkan di Rumah Sakit, Puskesmas, Bidan Praktek
Swasta, Dokter Praktek Swasta, Posyandu. Pelayanan antenatal care hanya diberikan oleh
tenaga kesehatan dan bukan dukun bayi (Ika dan Saryono, 2010).
10. Cakupan Pelayanan Antenatal
Cakupan pelayanan antenatal adalah persentasi ibu hamil yang telah mendapatkan
pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja yang terdiri dari
cakupan K1 dan cakupan K4. Cakupan K1 adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali
mendapatkan pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu. Cakupan K4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan
antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu (Departemen Kesehatan. 2014)
11. Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan antenatal care
Kepatuhan ibu hamil dalam melakukan kunjungan antenatal care di pengaruhi oleh
beberapa faktor. Pembagian faktor yang memengaruhi perilaku kepatuhan ibu hamil
dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan guna melakukan antenatal care mencakup hal-
hal sebagai berikut (Rachmawati, Puspitasari, & Cania, 2017) :
1) Usia
Usia memengaruhi pola pikir seseorang. Ibu dengan usia produktif (20-35 tahun)
dapat berfikir lebih rasional dibandingkan dengan ibu dengan usia yang lebih muda
atau terlalu tua. Sehingga ibu dengan usia produktif memiliki motivasi lebih dalam
memeriksakan kehamilannya.

2) Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang menentukan seberapa besar pengetahuan yang
dimilikinya. ibu hamil yang berpendidikan memiliki pemahaman yang lebih mengenai
masalah kesehatan sehingga memengaruhi sikap mereka terhadap kehamilannya
sendiri maupun pemenuhan gizinya selama hamil.
3) Status pekerjaan
Ibu hamil yang bekerja dengan aktivitas tinggi dan padat lebih memilih untuk
mementingkan karirnya dibandingkan dengan kesehatannya sendiri, sehingga sulit
untuk patuh dalam melakukan kunjungan ANC dibandingkan dengan ibu rumah
tangga yang memiliki waktu yang lebih luang untuk dapat mengatur dan
menjadwalkan kunjungan ANC secara optimal.
4) Paritas ibu hamil
Paritas adalah banyaknya jumlah kelahiran hidup yang dialami oleh seorang wanita.
Ibu dengan jumlah paritas yang tinggi tidak terlalu khawatir dengan kehamilannya lagi
sehingga menurunkan angka kunjungannya, sedangkan ibu dengan kehamilan pertama
merasa ANC merupakan sesuatu yang baru sehingga ibu memiliki motivasi yang lebih
tinggi dalam pelaksanaannya.
5) Pengetahuan ibu hamil
Sebagai indikator seseorang dalam melakukan suatu tindakan, pengetahuan
merupakan faktor penting yang memengaruhi motivasi ibu hamil untuk melakukan
kunjungan ANC. Bagi ibu dengan pengetahuan yang tinggi mengenai kesehatan
kehamilan menganggap kunjungan ANC bukan sekedar untuk memenuhi kewajiban,
melainkan menjadi sebuah kebutuhan untuk kehamilannya.
6) Sikap ibu hamil
Sikap ibu hamil terhadap layanan pemeriksaan kehamilan memengaruhi kepatuhannya
dalam melakukan kunjungan ANC. Sikap yang positif atau respon yang baik
mencerminkan kepeduliannya terhadap kesehatan diri dan janinnya sehingga dapat
meningkatkan angka kunjunan. Sedangkan, sikap yang negatif membuat ibu hamil
kehilangan motivasinya untuk melakukan kunjungan.

7) Jarak tempat tinggal


Semakin jauh jarak fasilitas kesehatan dari tempat tinggal ibu hamil serta semakin
sulit akses menuju ke fasilitas kesehatan akan menurunkan motivasi ibu hamil untuk
melakukan kunjungan ANC. Jauhnya jarak akan membuat ibu berfikir dua kali untuk
melakukan kunjungan karena akan memakan banyak tenaga dan waktu setiap
melakukan kunjungan. Ibu yang tidak menggunakan transportasi dan harus berjalan
kaki menuju ke tempat pelayanan kesehatan mayoritas memiliki angka kunjungan
kurang dari empat kali selama masa kehamilan.
8) Penghasilan keluarga
Ibu hamil dengan penghasilan keluarga yang rendah lebihmemprioritaskanpemenuhan
kebutuhan pokok untuk keluarganya sehingga hal lain menjadi terabaikan, termasuk
kesehatan kehamilannya. Sehingga, semakin rendah penghasilan keluarga maka
semakin rendah angka kunjungan ibu ke fasilitas pelayanan ke sehatan untuk
memeriksakan kehamilannya.
9) Sarana media informasi
Media informasi yang mencakup informasi mengenai pentingnya pelayanan antenatal
pada ibu hamil dapat meningkatkan pengetahuan dan motivasi ibu dalam melakukan
kunjungan. Edukasi melalui media biasanya menjadi salah satu cara yang dilakukan
oleh pemerintah untuk mengubah perilaku masyarakat dengan tingkat pendidikan dan
pengetahuan yang rendah. Media yang digunakan dapat berupa media cetak, seperti
leaflet, poster, koran, majalah, dan lain-lain ataupun media elektronik seperti televisi,
internet, dan lain-lain.
10) Dukungan suami
Sebagai calon seorang ayah, sikap suami terhadap ibu hamil, yang dalam hal ini
adalah istrinya, sangat menentukan rasa sayangnya terhadap kesehatan istri dan calon
anaknya. Melalui dukungan suami yang baik sebagai pendamping terdekat ibu,
semakin tinggi dorongan yang didapatkan ibu hamil untuk menjaga kehamilannya,
sehingga ibu termotivasi untuk melakukan kunjungan ANC.
11) Dukungan keluarga
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggota
keluarganya. Sebagai lingkungan yang terdekat dengan ibu hamil, dukungan dari
keluarga memegang peranan penting dalam memengaruhi psikologi dan motivasi ibu
dalam melakukan perilaku kesehatan. Dengan dukungan yang baik dari keluarga, ibu
akan lebih memperhatikan kesehatan diri dan janinnya, yaitu dengan secara rutin
berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk melakukan ANC. Dukungan dari
keluarga dapat berupa bantuan, perhatian, penghargaan, atau dalam bentuk kepedulian
terhadap ibu hamil.
12) Faktor dukungan dari petugas kesehatan
Sikap petugas kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan memengaruhi frekuensi
kunjungan ANC ibu hamil. Semakin baik sikap petugas kesehatan maka semakin
sering pula seorang ibu hamil menginjungi fasilitas kesehatan untuk memeriksakan
kehamilannya. Belum meratanya petugas kesehatan yang ada di daerah terpencil juga
dapat menurunkan akses ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
12. Penatalaksanaan Antenatal Care
Pelayanan antenatal terpadu diberikan oleh tenaga Kesehatan yang kompeten yaitu dokter,
bidan dan perawat terlatih, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pelayanan antenatal
terpadu terdiri dari:10,12
1) Anamnesa
Dalam memberikan pelayanan antenatal terpadu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
ketika melakukan anamnesa, yaitu:14
a) Menanyakan keluhan atau masalah yang dirasakan oleh ibusaat ini.
b) Menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan masalah kehamilan dan
penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil:13
- Muntahberlebihan
Rasa mual dan muntah bisa muncul pada kehamilan muda terutama pada pagi
hari namun kondisi ini biasanya hilang setelah kehamilan berumur tiga bulan.
Keadaan ini tidak perlu dikhawatirkan, kecuali kalau memang cukup berat,
hingga tidak dapat makan dan berat badan menurun terus.
- Pusing
Pusing biasa muncul pada kehamilan muda. Apabilapusing sampai
mengganggu aktivitas sehari-hari maka perlu diwaspadai.
- Sakit kepala
Sakit kepala yang hebat yang timbul pada ibu hamil mungkin dapat
membahayakan kesehatan ibu dan janin.
- Perdarahan
Perdarahan waktu hamil, walaupun hanya sedikitsudah merupakan tanda
bahaya sehingga ibu hamil harus waspada.
Sakit perut hebat Nyeri perut yang hebat dapat membahayakan kesehatan ibu
dan janinnya.
- Demam
Demam tinggi lebih dari dua hari atau keluarnya cairan berlebihan dari liang
rahim dan kadang-kadang berbau merupakan salah satu tanda bahaya pada
kehamilan.
- Batuk lama
Batuk lama lebih dari dua minggu, perlu ada pemeriksaan lanjut dan dapat
dicurigai ibu hamil menderita tuberkulosis.
- Berdebar-debar
Jantung berdebar-debar pada ibu hamil merupakan salah satu masalah pada
kehamilan yang harus diwaspadai.
- Cepat Lelah
Dalam dua atau tiga bulan pertama kehamilan, biasanya timbul rasa lelah,
mengantuk yang berlebihan dan pusing, yang biasanya terjadi pada sore hari.
Kemungkinan ibu menderita kurang darah.
- Sesak nafas atau sukar bernafas
Pada akhir bulan ke delapan ibu hamil sering merasa sedikit sesak bila
bernafas karena bayi menekan paru-paru ibu. Namun apabila hal ini terjadi
berlebihanmaka perlu diwaspadai.
- Keputihan yang berbau
Keputihan yang berbau merupakan salah satu tanda bahaya pada ibu hamil.
- Gerakan janin
Gerakan bayi mulai dirasakan ibu pada kehamilan akhir bulan keempat.
Apabila gerakan janin belum muncul pada usia kehamilan ini, gerakan yang
semakin berkurang atau tidak ada gerakan maka ibu hamil harus waspada.
- Perilaku berubah selama hamil, seperti gaduh gelisah, menarik diri, bicara
sendiri, tidak mandi, dan sebagainya. Selama kehamilan, ibu bisa mengalami
perubahan perilaku. Hal ini disebabkan karena perubahan hormonal. Pada
kondisi yang mengganggu kesehatan ibu dan janinnya maka akan
dikonsulkan ke psikiater.
- Riwayat kekerasan terhadap perempuan (KtP)
Selama kehamilan, informasi mengenai kekerasan terhadap perempuan
terutama ibu hamil seringkali sulit untuk digali. Korban kekerasan tidak
selalu mau berterus terang pada kunjungan pertama, yang mungkin
disebabkan oleh rasa takut atau belum mampu mengemukakan masalahnya
kepada orang lain, termasuk petugas kesehatan. Dalam keadaan ini, petugas
kesehatan diharapkan dapat mengenali korban dan memberikan dukungan
agar mau membuka diri.
Menanyakan status kunjungan (baru atau lama), riwayat kehamilan yang
sekarang, riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya dan riwayat penyakit
yang diderita ibu hamil.
- Menanyakan status imunisasi Tetanus ibu hamil (17)Menanyakan jumlah
tablet tambah darah (tablet Fe) yang dikonsumsi ibu hamil
- Menanyakan obat-obat yang dikonsumsi seperti:
antihipertensi, diuretika, antivomitus, antipiretika, antibiotika, obat
tuberculosis dan sebagainya.
- Di daerah endemis malaria, tanyakan gejala malaria dan riwayat pemakaian
obat malaria.
- Di daerah risiko tinggi IMS, tanyakan gejala IMS dan riwayat penyakit pada
pasangannya. Informasi ini penting untuk Langkah langkah penanggulangan
penyakit menular seksual.
- Menanyakan pola makan ibu selama hamil yang meliputi jumlah, frekuensi
dan kualitas asupan makanan terkait dengan kandungan gizinya.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
Pengkajian ibu pada masa kehamilan terdiri dari pengkajian riwayat menstruasi, riwayat
obstetri, riwayat kontrasepsi, riwayat penyakit dan operasi, dan riwayat kesehatan
(Ratnawati, 2017).
a. Biodata klien : nama klien dan suami, umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, suku
bangsa, agama, alamat (Manurung et al., 2011).
b. Keluhan utama : anamnesa yang perlu diarahkan untuk menggali keluhan utama ibu
hamil, keluhan yang dirasakan oleh ibu tentang kehamilannya (Manurung et al., 2011)
c. Riwayat kesehatan keluarga : data ini meliputi penyakit keluarga yang bersifat
penyakit keturunan (asma, diabetes mellitus, haemophili, keturunan kembar) dan
penyakit kronis (Manurung et al., 2011)
d. Riwayat menstruasi : menarche, lama haid, siklus, jumlah darah haid, dismenorrhae,
keluhan haid (Manurung et al., 2011), hari pertama haid terakhir (HPHT) guna
menentukan taksiran persalinan (TP) (Ratnawati, 2017).
e. Riwayat obstetri : memberikan informasi mengenai kehamilan sebelumnya agar
perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan saat ini. Riwayat
obstetri pada kehamilan dan persalinan sebelumnya antara lain, gravida, para-abortus,
dan anak hidup (GPAH), berat badan bayi saat lahir dan usia gestasi, pengalaman
persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong persalinan, jenis anastesi
dan kesulitan persalinan, komplikasi maternal, komplikasi pada bayi, riwayat nifas
sebelumnya (Ratnawati, 2017).
f. Riwayat kontrasepsi : penggunaan KB yang lalu, beberapa kontrasepsi dapat berakibat
buruk pada janin, ibu atau keduanya. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahilan
dan berlanjut saat kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada
pembentukan organ janin (Ratnawati, 2017).
g. Riwayat pola hidup sehari-hari : data yang perlu dikaji pemenuhan kebutuhan
fisiologis dalam kehidupan sehari-hari selama periode kehamilan meliputi : kebutuhan
nutrisi, eliminasi, seksualitas, aktivitas dan istirahat tidur, imunisasi dan pola gaya
hidup (penggunaan zat adiktif, alkohol dan merokok) (Manurung et al., 2011).
h. Riwayat psikososial : pengaruh praktik budaya yang dijalankan oleh keluarga/klien
selama periode kehamilan, penerimaan keluarga terhadap kehamilan, penerimaan
keluarga terhadap kehamilan saat ini, perubahan gambaran diri sehubungan dengan
perubahan postur tubuh selama kehamilan (Manurung et al., 2011).
i. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum, kelainan bentuk badan serta kesadaran, keadaan vital sign.
2) Pemeriksaan
Muka: pigmentasi muka (kloasma grafidarum), conjunctiva (adakah anemis),
sclera (adakah ikterik), kelopak mata (apakah cekung?)
Leher: pigmentasi (apakah ada peningkatan), kelenjar tiroid dan paratiroid, vena
jugularis (apakah ada pembesaran?).
Dada: Keadaan paru-paru (inspeksi, palpasi pecusi, auskultasi), dypsnea, payudara
(apakah ada hiperpigmentasi, pembesaran?).
Perut: pigmentasi (linea nigra/ alba, strie, pemeriksaan leopold Mc Donald)
a) Leopold I : Menentukan TFU dan bagian janin dalam fundus
b) Leopold II : Menentukan batas samping rahim kanan kiri. Menentukan
c) Leopold III : Menentukan bagian terbawah janin
d) Leopold IV : Menentukan seberapa bagian bawah janin masuk PAP
Pemeriksaan penunjang : Urine, Darah : Hb, Ht, golongan darah, faeses, USG, pap
smear dan kultur getah serviks
2. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut (D.0077)


2. Nousea (D.0076)
3. Gangguan rasa nyaman (D.0074)
3. Rencana Asuhan Keperawatan

N SDKI (D.0077) SLKI(L 080066) SIKI( 1.08238)


o
1. Nyeri akut Setelah di lakukan tindakan keperawat Majemen nyeri
an selama 1x30 Tingkat nyeri menuru Observasi
n dengan 1. Identifikasi
Kritiria hasil: lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kuali
1. Keluhan nyeri menurun. (5) tas,intensitas nyeri
2. Meringis menurun(5) 2. Identifikasi skala nyeri.
3. Sikap protektif menurun(5) 3. Identifikasi respon nyeri non verbal.
4. Gelisah menurun(5) 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
5. Kesulitan tidur menurun(5) memperingan nyeri.
6. Mual menurun(5( 5. Identifikasi pengetahuan dan keyaninan
7. Tekanan darah membaik(5) tentang nyeri.
8. Nafsu makan membaik(5) 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap
Pola tidur membaik (5) respon nyeri
7. Moniitor keberhasilan terapi komple   
menter yang sudah di berikan.
8. Monitor efek samping penggunaan  analg
etik.
Terapeutik
9. Berikan teknik nonfarmokologis untuk m
engurangi rasa nyeri(mis. TENS,hipnosis
,akupresur,terapi musik,terapi pijat,komp
res hangat atau dingin,terapi bermain).
10. Kontrol lingkungan yang  memperberat r
asa nyeri(mis.suhu
ruangan,percahayaan,kebisingan)
11. .Fasilitas istrahat dan tidur.
12. Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dal
am pemilihan strategi meredakan nyeri.
Edukasi
13. Jelaskan penyebab,periode dan pemicu n
yeri.
14. Jelaskan strategi meredakan nyeri.
15.  Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri.
16.  Anjurkan menggunakan analgetik secara 
tepat.untuk mengurangi rasa nyeri.
17. Ajarkan teknik nonfarmokologis
Kolaborasi18. Kolaborasi pemberian analge
tik jika         perlu

2 SDKI (D.0076) SLKI(L.08065) SIKI(I.03117)


Nousea Setelah dilakukan tindakan Manajemen mual
keperawatan selama 1x30 menit Observasi
ingkat nosea menurun dengan 1. Identifikasi pengalaman mual
Kriteria hasil: 2.  identifikasi isyarat nonverbal ketidak
1. Nafsu makan meningkat(5) nyamanan
2. Keluhan mual menurun(5) 3. Identifikasi dampak mual terhadap kualit
3. Perasaan ingin muntah as hidup(mis.nafsu
menurun(5) makan,aktivitas,kinerja,tanggung jawab
4. perasaan asam di mulut peran,dan tidur)
menurun (5) 4. Identifikasi faktor penyebab mual(mis.pe
5. Sensasi panas menurun(5) ngobatan dan prosedur)
6. Sensasi dingin menurun(5) 5. Identifikasi antiemetik untuk mencegah 
7. Frekuensi menelan (5) mual(kecuali mual pada khamilan)
6. Monitor mual(mis frekuensi,durasi,dan ti
ngkat keparahan)
7. Monitor asupan nutrisi dan kalori
Terapeutik
8. Kendalikan faktor lingkuang penyebab m
ual(mis.bau tak sedap,suara,dan ransanga
n visual yang tidak menyenangkan).
9. Kurangi atau hilangkan keadaan penyeba
b mual(mis.kecemasan,ketakutan,kelelah
an.
10. Berikan makanan dalam jumlah kecil dan 
menarik.
11. Berikan makanan dingin,cairan bening,tida
k berbau dan tidak berwarna,jika perlu)
Edukasi
12. Anjurkan istirahat dan tidur yag cukup
13. Anjurkan sering membersihkan mulut,kec
uali jika meransang mual
14. Anjurkan makanan tinggi karbohidrat,dan 
rendah lemak
15. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmokolo
gis untuk menagatsi mual(mis.biofeedback
,hipnosis,relaksasi,terapi
musik,akupresur).
Kolaborasi
16. Kolaborasi pemberian antiemetik,jika per
lu.
3. SDKI (D.0074) SLKI(L.08064) SIKI( L.12425)
Gangguan rasa Setelah dilakukan tindakan keperawat Edukasi perawatan kehamilan
nyaman an selama 1x30 menit  Status kenyam Observasi
anan meningkat dengan 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan me
Kriteria Hasil: nerima informasi
1.Kesejahteraan fisik meningkat(5) 2. Identifikasi pengetahuan tentang perawat
2.Kesejahteraan psikologis an kehamilan
meningkat(5) Terapeutik
3.Dukungan sosial dari kelurga 3.sediakan materi dan media pendidikan
meningkat(5) kesehatan
4.Rileks meningkat(5) 4. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
5.Keluhan tidak nyaman menurun(5) kesepakatan
6.Keluhan sulit tidur menurun(5) 5. Berikan kesempatan untuk bertanya.
7.Mual menurun(5) Edukasi
8.Lelah menurun(5) 6.jelaskan perubahan fisik dan psikologis ma  
9.Pola hidup membaik(5)   sa kehamilan
10.Pola tidur membaik(5) 7.jelaskan perkembangan janin
8.jelaskan ketidaknyamanan selama  kehamil 
  an
9. Jelaskan kebutuhan nutrisi kehamilan
10.jelaskan seksualitas masa kehamilan
11. Jelaskan kebutuhan aktivitas dan istrahat
12.jelaskan tanda dan bahaya kehamilan
13. Jelaskan adaptasi siblings
14.jelaskan persiapan persalinan
15.jelaskan sistem dukungan selama kehamil  
    an
16. Jelaskan persiapan menyusui
17. Ajarkan cara mengatasi ketidaknyamanan
selama kehamilan
18. Ajarkan menejemen nyeri persalinan
19.ajarkan cara perawatan bayi
20. Anjurkan menerima peran baru dalam
keluarga  
21. Anjurkan ibu rutin memeriksa kehamilan  
     nya
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik
yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Tujuan dari pelaksanaan adalah
membantu klien dalam mencapai tujuan yang mencakup peningkatan kesehatan yang
mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan, penyakit, pemulihan kesehatan dan
memfasilitasi koping. (Ika dan Saryono, 2010).

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan yang digunakan sebagai alat
untuk menilai keberhasilan dari asuhan keperawatan dan proses ini berlangsung terus
menerus yang diarahkan pada pencapaian tujuan yang diinginkan (Ika dan Saryono,
2010). Ada tiga yang dapat terjadi pada tahap evaluasi, yaitu :
1. Masalah teratasi seluruhnya.
2. Masalah tidak teratasi.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2016. Pedoman Pelayanan dan Preeklampsia

Manuaba (2001). Kapita selecta penatalaksanaan turin obstetric ginekologi dan KB. Jakarta :
EGC

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP
PPNI

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Tindakan keperawatan, edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018.Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan, edisi 1. Jakara : DP PPNI

Anda mungkin juga menyukai