Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MODEL KOMUNIKASI SECARA UMUM DAN MODEL KOMUNIKASI


SECARA TERAPEUTIK DALAM KEPERAWATAN

OLEH : KELOMPOK 3
NAMA – NAMA NIM
1. SONYA J.N OTEMUSU 184502721
2. ROVLYN A. BANI 184202721
3. KORNELIA TAOPAN 182502721
4. JORHANS A. BOIMAU 182402721
5. RESIN R NEOLAKA 184002721
6. FRANSISKA A.C RARO 182002721
7. RUBEN BUNI HAU 184302721
8. SANIA BETE DOO 184402721
9. ARNI OLIN 181202721
10. ARIFTAN SERAN 181102721
11. MARIO F.M PUTRA 182902721
12. NOVIANTI KAMALENG 183802721
13. HILDA NINEF 182302721

KELAS/SEMESTER : D/II
PRODI : S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANTHA


KUPANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “MODEL PENGARUH KOMUNIKASI SECARA UMUM DAN
MODEL PENGARUH KOMUNIKASI SECARA TERAPEUTIK”.Untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ketrampilan Dasar Keperawatan .Kami
berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para
pembaca.
Kami menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena
itu kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari para
pembaca untuk melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini demi
perbaikan dimasa depan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................!

DAFTAR ISI ..................................................................................................!!

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 1

1.3 Tujuan ......................................................................................2

1.3.1 Tujuan Umum .................................................................2

1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................2

1.4 Manfaat penulisan ......................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Komunikasi ..................................................3

2.2 Model Komunikasi Secara Umum .............................................5

2.3 Model Komunikasi Secara Terapeutik ......................................11

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan ................................................................................15

3.2. Saran . . .......................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................16


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan

hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara

umum. Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita. Kita

semua berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan komunikasi.

Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang

kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia berkomunikasi

secara drastis.

Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan

bentuk dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang

membenarkan hati, sikap badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan yang

sama. Diterimanya pengertian yang sama adalah merupakan kunci dalam

komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu dengan pengertian yang sama, maka

yang terjadi adalah “dialog  antara orang satu”.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa itu model komunikasi ?
2. Apa itu model komunikasi secara Umum ?
3. Bagaimana model komunkasi terapeutik dalam keperawatan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana
model komunikasi secara umum dan model komunikasi terapeutik dalam
keperawatan.

1.3.1 Tujuan khusus


1. Untuk mengetahui pengertian model komunikasi
2. Untuk mengetahui apa itu model komunikasi secara umum
3. Untuk mengetahui bagaimana model komunikasi terapeutik dalam
keperawatan

1.4 Manfaat penulisan


Secara umum penyusunan makalah ini memiliki manfaat sebagai
pedoman dalam memahami komunikasi dasar keperawatan khususnya model
komunikasi secara umum dan model komunikasi terapeutik dalam
keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Komunikasi


Komunikasi jika dilihat dari unsur berasal dari bahasa latin ‘communis’
yang berarti sama, namun istilah komunikasi sudah lazim kita dengarkan,
namun didefinisikan secara luas sebagai “berbagai pengalaman”. Jika dilacak
dari akar katanya, maka kata komunikasi atau communicatio dalam bahasa
Inggris berasal dari kata latin communis yang berarti sama communicatio atau
communicare yang berarti membuat sama (to make cammon). (Gorden,
1978 : 28) Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering
disebut sebagai asal usul kata komunikasi yang merupakan akar dari kata latin
lainnya yang sama makna.
Definisi lain yang sama makna dengan komunikasi adalah komunitas
(community) yang juga menekankan kesamaan dan kebersamaan. Kata ini
merujuk kepada sekelompok yang berkumpul atau hidup bersama untuk
mencapai tujuan tertentu sebagai proses pembagian makna dan sikap.
Meskipun terdapat beberapa cara untuk mendefinisikan komunikasi dan Ilmu
Pengetahuan.
Namun definisi yang memiliki kerja secara teoritis ilmu komunikasi
dapat dijelaskan. Yaitu ilmu komunikasi berusaha menjelaskan dan
memahami produksi, pengolahan dan pengaruh system symbol dan isyarat
dengan mengembangkan sejumlah teori yang dapat diuji yang berisi berbagai
generalisasi yang menjelaskan fenomena yang dikaitkan dengan produksi,
pengolahan dan pengaruh.
Perkembangan Teori- Teori Ilmu Komunikasi Pergeseran yang
mendasar tentang teori-teori komunikasi adalah pendekatan pada ilmu-ilmu
murni di abad ke 19. (Lubis, tt: 7) Untuk merunut jalan pikir kita dalam
memahami bagaimana proses pengembangan teoritis Ilmu Komunikasi, maka
ada perlu kiranya kita lebih jauh mencari pandangan yang luas tentang
maksud teori secara luas. Menurut Kerlinger (1993) teori adalah himpunan
konstruks (konsep), definisi dan proporsi yang mengemukakan pandangan
sistematis tentang gejala yang menjabarkan relasi diantara Variabel untuk
menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan jika ingin mengenal teori, ketiga hal
tersebut adalah:
1. Teori adalah sebuah set proporsi yang terdiri dari konstrak (construct)
yang sudah didefinikan secara luas dengan hubungan unsur-unsur
dalam tersebut secara jelas.
2. Teori menjelaskan hubungan antar variable atau antar konstrak
(contruct) sehingga pandangan yang sistematik dari fenomena-
fenomena yang diterangkan oleh variable dengan jelas kelihatan.
3. Teori menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasikan variabel
mana yang berhubungan dengan variabel mana. (Nasir, 1988 : 21)
Setiap Ilmu pengetahuan (penelitian) membutuhkan teori, karena dengan
teori dapat memandu penelitian yang dilakukan memberikan hasil yang
diharapkan. Teori adalah alat dari ilmu (too of science), namun secara
simultan teori juga dapat menjadi alat pendukung dari sebuah teori lain.
Teori sebagai alat dari ilmu mempunyai peranan, antara lain :
1. Teori mendefinisikan Orientasi utama dari ilmu dengan cara
memberikan definisi terhadap jenis-jenis data yang akan dibuat
abtraksinya.
2. Teori memberikan rencana konseptual, dengan rencana mana
fenomena-fenomena yang releven disestematiskan, diklaifikasikan dan
dihubung-hubungkan.
Fungsi teori ada dua, pertama teori merupakan alat untuk mencapai suatu
pengetahuan yang sistematis. Teori sangat penting dalam menjelaskan
pengetahuan sebagai dasar organisasi pemikiran. Kedua, teori membimbing
penelitian, dari teori dapat dijabarkan hipotesis baru. Bila ada teori yang
berlawanan, penelitian dapat menguji yang mana diantara teori itu yang
benar. Everett M. Rogers dalam bukunya “Communication Technology, The
New Media in Society” (1986) menyebutkan bahwa sejak tahun 1800 sudah
tampak pengaruh pemikiran para pakar ilmu social di universitas di eropa
terhadap ilmu komunikasi.
 Fungsi Model
 Fungsi model ada empat (4):
 .Mengorganisasikan,
 Membantu menjelaskan,
 Meuristik dan
 Memprediksi.

2.2 Model Komunikasi Secara Umum


1. Model Komunikasi Linear
Model ini merupakan model yang paling klasik dalam ilmu
komunikasi. Bisa jugadisebut sebagai model retorikal.Model ini membuat
rumusan tentang model komunikasiverbal yang pertama.Komunikasi
terjadi saat pembicara menyampaikan pesannya kepadakhalayak dengan
tujuan mengubah perilaku mereka.Yang memiliki sifat komunikasi
dalamsatu arah. Yaitu, dari sumber kearah penerima pesan.Model linear
ini didukung oleh teori model Harold Laswell, Aristoteles, danBerlo serta
dikembangkan oleh Claude Shannon dan Waren Weaver (1949)
yangmenidentifikasi elemen-elemen utama proses komunikasi: Sumber,
pesan, saluran, penerima,dan efek. Oleh karena itu, riset pada waktu itu
sangat memperhatikan persuasi dan propaganda, seakan memberikan
kesan.Karena model ini bersifat satu arah.

2. Model Komunikasi Peluru/Jarum


Media massa dianggap sangat perkasa (powerful) dalam memberikan
efek langsung.Komunikator menggunakan media massa ini sebagai cara
untuk dapat mempengaruhikhalayak dalam jumlah yang banyak.
Sehingga beberapa dalam periode ini tampak membentuk citra media
massa yang sangat kuat. Seperti contoh, siaran Radio Orson Wellesdi
tahun 1938 tentang invasi makhluk dari Planet Mars yang menyebabkan
ribuan orangmenjadi panik diseluruh Amerika Serikat.Selanjutnnya, pada
zaman sekarang. Peneliti komunikasi tidak lagi menemukankhalayak
yang pasif tentang suatu informasi, yang membiarkan begitu saja percaya
danmengikuti setiap pesan-pesan yyang disampaikan oleh media massa.
Tetapi, para penelitimenemukan khalayak yang sangat aktif memilih apa
yang hendak dilihat, diintervensi, dandiingat dari media-media yang
ada.Model komunikasi ini memiliki aliran pesan yang dipengaruhi kearah
yang lain. Yang berawal dari pernerima pesan lalu ke arah pengirim
pesan.Seakan seperti memberikan sebuah feedback kepada
komunikator/pemberi pesan.Akan tetapi, meskipun berlawanandengan
model yang sebelumnya yaitu model komunikasi yang linear.Model
komunikasitersebut tetap bertahan.Model ini didukung dengan model
komunikasi yang diungkapkan oleh Defleur.

3. Model Lasswell
Model ini menjelaskan tentang proses komunikasi dan fungsinya
terhadapmasyarakat. Lasswell berpendapat bahwa di dalam komunikasi
terdapat tiga fungsi.Yang pertama adalah pengawasan lingkungan. Lalu
hubungan dari setiap bagian sosial yangterpisah yang memberikan respon
kepada lingkungan.Dan yang terakhir adalah transmisimasyarakat dari
satu generasi ke generasi lainnya.Who (siapa/sumber)Who dapat
diartikan sebagai sumber atau komunikator yaitu, pelaku utama atau
pihak yangmempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi dan yang
memulai suatu komunikasi. Model ini juga dianggap terlalu sederhana.
Tapi, sama seperti model komunikasi yang baik lainnya, model ini hanya
fokus pada aspek-aspek penting dalam komunikasi.
4. Model Shannon dan Weaver
Model ini membahas tentang masalah dalam mengirim pesan
berdasarkantingkatkecermatannya. Model ini mengandaikan sebuah
sumber daya informasi (sourceinformation)yang menciptakan sebuah
pesan (message) dan mengirimnya dengan suatusaluran (channel)kepada
penerima (receiver) yang kemudian membuat ulang (recreate) pesan
tersebut. Dengan kata lain, model inim mengasumsikan bahwa
sumberdaya informasimenciptakan pesan dari seperangkat pesan yang
tersedia.Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi sinyal yang
sesuai dengan saluran yang dipakai.Saluran adalah media yangmengirim
tanda dari pemancar kepada penerima.Di dalam percakapan, sumber
informasiadalah otak, pemancar adalah suara yang menciptakan tanda
yang dipancarkan oleh udara.Penerima adalah mekanisme pendengaran
yang kemudian merekonstruksi pesan dari tandaitu.Tujuannya adalah
otak si penerima.

5. Model Schramm
Komunikasi dianggap sebagai interaksi dengan kedua pihak yang
menyandi (encode),menafsirkan (interpret), menyandi ulang (decode),
mentransmisikan (transmit) dan menerimasinyal (signal). Schramm
berpikir bahwa komunikasi selalu membutuhkan setidaknya tigaunsur :
sumber (source), pesan (message), dan tujuan (destination. Sumber dapat
menyandi pesan, dan tujuan dapat menyandi balik pesan, tergantung dari
pengalaman mereka masing-masing. Jika kedua lingkaran itu mempunyai
daerah yang sama, maka komunikasi menjadimudah. Makin besar
daerahnya akan berpengaruh pada daerah pengalaman (field of
experience) yang dimiliki oleh keduanya. Menurut Schramm, setiap
orang di dalam proseskomunikasi sangat jelas menjadi encoder dan
decoder. Kita secara konstant menyandi ulangtanda dari lingkungan kita,
menafsirkan tanda itu, dan menyandi sesuatu sebagai hasilnya.Proses
kembali di dalam model ini disebut feedback, yang memainkan peran
penting dalamkomunikasi.Karena hal ini membuat kita tahu bagaimana
pesan kita ditafsirkan.

6. Model Newcomb
Theodore Newcomb (1953) melihat komunikasi dari pandangan sosial
psokologi.Model ini juga dikenal dengan nama model ABX. Model ini
menggambarkan bahwaseseorang (A) mengirim informasi kepada orang
lain (B) tentang sesuatu (X). Model inimengasumsikan bahwa orientasi A
ke B atau ke X tergantung dari mereka masing-masing.Dan ketiganya
memiliki sistem yang berisi empat orientasi:
1.Orientasi A ke X
2.Orientasi A ke B
3.Orientasi B ke X
4.Orientasi B ke A

7. Model Westley dan Maclean


Model ini berbicara dalam dua konteks, komunikasi interpersonal dan
massa. Dan perbedaan yang paling penting diantara komunikasi
interpersonal dan massa adalah padaumpan balik (feedback). Di
interpersonal, umpan balik berlangsung cepat dan langsung,sedang di
komunikasi massa, umpan baliknya bersifat tidak langsung dan
lambat.Dalam komunikasi interpersonal model ini, terdapat lima bagian :
orientasi objek (object orientation), pesan (messages), sumber (source),
penerima (receiver), dan umpan balik (feedback). Sumber (A) melihat
objek atau aktivitas lainnya di lingkungannya (X).Yang lalu membuat
pesan tentang hal itu (X’) dan kemudian dikirimkan kepada penerima(B).
Pada kesempatan itu, penerima akan memberikan umpan balik kepada
sumber. Sedangkomunikasi massa pada model ini mempunyai bagian
tambahan, yaitu penjaga gerbang (gatekeeper) atau opinion leader (C)
yang akan menerima pesan (X’) dari sumber (A)atau denganmelihat
kejadian disekitarnya (X1, X2. Lalu opinion leader membuat pesannya
sendiri (X”)yang akan dikirim kepada penerima (B). Sehingga proses
penyaringan telah terbentuk.Ada beberapa konsep yang penting dari
model ini: umpan balik, perbedaan dan persamaan antara komunikasi
interpersonal dan massa dan opinion leader yang menjadi hal penting di
komunikasi massa. Model ini juga membedakan antara pesan yang
bertujuan dantidak bertujuan.

8. Model Berlo
Model ini juga dikenal sbg model SMCR. Sumber (Source), pesan
(Message), saluran(Channel), dan penerima (Receiver). Sumber adalah
pembuat pesan.Pesan adalah gagasanyang diterjemahkan atau kode yang
berupa simbol-simbol.Saluran adalah media yangmembawa pesan. Dan
penerima adalah target dari komunikasi itu sendiri.Menurut model ini,
sumber dan penerima dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut :kemampuan
berkomunikasi, perilaku, pengetahuan, sistem sosial, dan budaya.
Pesanmerupakan perluasan yang berdasarkan elemen, struktur, isi,
pemeliharaan, dan kode.Dansaluran adalah panca indera manusia. Hal
yang positif dari model ini adalah, model ini dapatmencakup perlakuan
dari komunikasi massa, publik, interpersonal, dan komunikasi
tertulis.Model ini juga bersifat heuristic. Tapi, model ini juga memiliki
kelemahan.Model ini menganggap komunikasi sebagai fenomena yang
statis.Tidak ada umpan balik.Dankomunikasi nonverbal dianggap sebagai
hal yang tidak penting.

9. Model Defleur
Model ini merupakan model komunikasi massa. Dengan menyisipkan
perangkatmedium massadan perangkat umpan balik. Model ini
menggambarkan sumber, pemancar, penerima, dan tujuan sebagai fase
yang terpisah dalam proses komunikasi massa. Fungsi dari penerima
dalam model Defleur adalah menerima informasi dan
menyandikannya.Menurut Defleur, komunikasi bukanlah sebuah
pemindahan makna. Komunikasiterjadi dengan seperangkat komponen
operasi di dalam sistem teoritis, dengankonsekuensinya adalah isomorpis
diantara internal penerima kepada seperangkat simbolkepada sumber dan
penerima.

10. Model Tubbs


Model ini sepenuhnya berbicara tentang komunikasi antara 2
orang.Model ini sesuaidengan konsep komunikasi sebagai transaksi.
Yang mengasumsikan bahwa 2 orangkomunikator sebagai pengirim
pesan (sender) dan sekaligus sebagai penerima pesan(receiver). Saat kita
berbicara (mengirim pesan), sebenarnya kita sekaligus mengamatitingkah
laku lawan bicara kita dan kita bereaksi terhadap itu. Proses itu bersifat
timbal balik dan juga spontan dan serentak. Pesan di dalam model ini
dapat berupa verbal maupun nonverbal.Dapat disengaja maupun
tidak.Salurannya berupa panca indera. Ada dua jenisgangguan di model
ini : teknis dan semantik. Gangguan teknis adalah faktor yang membuat
penerima merasakan perubahan di dalam sebuah informasi. Gangguan
semantik adalah pemberian makna yang berbeda tentang representasi
yang dikirim oleh sumber.Singkatnya, walaupun di model ini
komunikator 1 dan 2 mendapatkan aspek yangsama : masukan,
penyaringan, pesan, saluran, dan gangguan. Aspek-aspek itu berbeda
isinya.

11. Model Gudykunst dan Kim


Model ini sebetulnya adalah model komunikasi antar budaya.Model
ini padadasarnya sesuai untuk komunikasi langsung, khususnya untuk
dua orang. Karena, tidak adadua orang di dunia ini yang memiliki
budaya, budaya sosial, dan budaya psikologi yang sama persis. Model ini
mengasumsikan dua orang yang sejajar dalam berkomunikasi, masing-
masing dari mereka sebagai pengirim sekaligus penerima, atau keduanya
sebagai penyandi(encoding) dan penyandi balik (decoding). Karena hal
itulah, kita dapat melihat bahwa pesan dari seseorang merupakan umpan
balik untuk yang lainnya.Pesan / umpan balik diantaramereka diwakilkan
oleh sebuah garis dari sandi seseorang kepada sandi balik dari yang
lainnya.Dua garis itu menunjukan bahwa setiap orang dari kita itu
berkomunikasi.Kitamenyandi dan menyandi balik pesan dalam satu
waktu. Dengan kata lain, komunikasi bukanlah hal yang statis, kita tidak
akan menyandi sebuah pesan dan melakukan apapunsampai kita
mendapat umpan balik. Aspek yang melengkapi model ini adalah
lingkungan.Lingkungan mempengaruhi kita dalam menyandi dan
menyandi balik suatu pesan.

2.3 Model Komunikasi Secara Terapeutik


Model merupakan pengkajian teori–teori yang disederhanakan
penyampaiannya sehingga mudah untuk dipahami. Dengan demikian model
komunikasi sebagai representasi dari suatu peristiwa komunikasi .Melalui
model komunikasi bisa dilihat faktor–faktor yang terlibat dalam proses
komunikasi. Akan tetapi model tidak berisikan penjelasan mengenai
hubungan dan interaksi antar faktor atau unsure yang jadi bagian dari model.

a. Model komunikasi intrapribadi Barnlund


Model komunikasi intrapribadi ( intrapersonal communication )
pertama kali dicetuskan oleh Dean C.Barnlund. Dia merupakan
salah seorang ahli komunikasi berkebangsaan amarika serikat.
Menurutnya,komunikasi intrapribadi merupakan proses
pengolahan dan penyusunan informasi melalui sistem syaraf yang
ada didalam otak.Proses berfikir merupakan bagian dari proses
komunikasi yang terjadi didalam diri indifidu,dimana stimulus
yang diperoleh ditangkap melalui panca indra.
b. Model komunikasi antarpribadi Barnlund
Selain model komunikasi intrapribadi,Dean C.Barnlund juga
mengemukakan model komunikasi antar pribadi.Pada dasarnya
model ini merupakan lanjutan dari komunikasi intrapribadi.Unsur
tambahan didalam proses komunikasi antarpribadi adalah pesan
dan isyarat perilaku verbal.Pola dan bentuk komunikasi yang
berlangsung antara dua orang atau lebih sangat dipengaruhi oleh
hasil komunikasi intarpribadi masing – masing orang.
Dean C. Bernlund mengartikan komunikasi antarpribadi
sebagai pertemuan antara dua,tiga,atau mungkin empat orang,yang
terjadi sangat spontan dan tidak berstruktur.Komunikasi
antarpribadi memiliki ciri:

 Bersifat spontan
 Tidak berstrukturn
 Tidak mengejar tujuan yang direncanakan
 Identitas keanggotaan tidak jelas
 Terjadi sambil lalu

c. Model stimulus respon


Model komuniasi Stimulus-respon (S-R) merupakan model
komunikasi yang paling sederhana. Model ini menekankan,apabila
ada aksi maka timbul reaksi . Misalnya,melihat seorang yang sakit
karena terjatuh,maka timbul reaksi dari kita untuk menolong orang
tersebut.Proses pada model ini merupakan bentuk pertukaran
informasi yang dapat menimbulkan efek untuk mengubah tindakan
bentuk komuniaksi.
Model stimulus respon mengasumsikan bahwa perilaku
individu muncul karena kekuatan stimulus yang datang dari luar
dirinya,bukan atas dasar motif dan sikap yang dimiliki.
d. Model Shannon and Weaver
Model Shannon and Weaver ( 1949),menulis buku the mathematic
teori of communication.Dalam buku tersebut, Shannon and
Weaver menggambarkan model komunikasi matematika Shannon
and Weaver.
Model komunikasi Shannon and Weaver mengasumsikan
bahwa sumber informasi mengasilkan pesan untuk
dikomunikasikan.
e. Model Llasswel
Dia menyebutkan bahwa komunikasi pada dasarnya merupakan
suau proses yang paling berkaitan tentang siapa mengatakan apa
dengan media apa kepada siapa dan dengan efek atau hasil apa .
f. Model Osgood dan Schramm
Selanjutnya adalah model komunikasi sekuler Osgood dan
Schramm . Model ini menggambarkan suatu proses yang dinamis.
Pesan ditransmisikan melalui prose econding dan deconding.
Hubungan ini seperti hubungan antar sumber pesan dan penerima
yang saling memengaruhi satu sama lain.

 MODEL KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM


KEPERAWATAN

1. Mengulang ( restarting )
Maksud mengulang adalah teknik mengulang kembali ucapan klien
dengan bahasa perawat.Perawat memberikan umpan balik sehingga
klien mengetahui bahwa pesannya di mengerti dan mengharapkan
komunikasi berlanjut.contohnya :

Klien :”saya tidak nafsu makan,seharian saya belum makan “.


2. Memberikan informasi ( informing)
Merupakan teknik yang digunakan dalam rangka menyampaikan
informasi – informasi penting melalui pendidikan kesehatan.Apabila
ada informasi yang ditutupi oleh dokter perawat perlu mengklarifikasi
alasannya. Setelah informasi di sampaikan,perawat memfasilitasi klien
untuk membuat keputusan.Contohnya :

Klien :”sus,kenapa suhu tubuh saya masih tinggi ?padahal saya


sudah minum obat,ini kira – kira kenapa ya sus?

Perawat :baik bu saya jelaskan,panas tubuh atau suhu tubuh


meningkat dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya karena ada
proses infeksi,dehidrasi atau karena metabolisme tubuh meningkat.

3. Diam (sillen)
Diam memberikan kesempatan kepada perawat dank lien untuk
mengorganisasi pikirannya.Diam memungkinkan klien untuk
berkomunikasi terhadap dirinya sendiri, mengorganisasi pikiran, dan
memproses informasi. Bagi perawat,diam berarti memberikan
kesempatan klien untuk berpikir dan berpendapat atau
berbicara.Contoh :

Klien : saya jengkel kepada suami saya


Perawat : Diam ( member kesempatan klien )
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari Pembahasan di atas maka dapat di tarik kesimpulan bahwa
Komunikasi adalah suatu seni untuk dapat menyusun dan menghantarkan
suatu pesan dengan cara yag mudah sehingga orang lain dapat mengerti dan
menerima.
Bagitupun dalam dunia keperawatan, komunikasi digunakan untuk
membangun hubungan yang intim antara perawat dengan pasien .
Dalam berkomunikasi ada juga model – model komunikasi yang digunakan
baik dalam berkomunikasi secara umum ataupun berkomunikasi secara
terapeutik dalam keperawatan.

3.2 Saran
Semoga Makalah yang kami susun ini, dapat memberikan manfaat
terhadap pembaca . Baik itu secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam berkomunikasi dengan sesame baik itu berkomunikasi secara
umum ataupun berkomunikasi secara terapeutik dalam keperawatan perlu
diperhatikan model–model komunikasi yang digunakan dalam berkomunikasi
dengan sesame.
DAFTAR PUSTAKA

Hamid, A.Y.S (1996). Komunikasi Terapeutik. Jakarta: tidak dipublikasikan

Stuart, G.W & Sundeen S.J (1995).Principles and Practise of Psychiatric Nursing.

St.

Sullivan, J.L & Deane, D.M. (1988). Humor and Health. Journal of qerontology

nursing 14 (1):20, 1988.

Swanburg. C. Russell. Alih Bahasa Waluyo. Agung & Asih. Yasmin. (2001).

Pengembangan Staf Keperawatan, Suatu Komponen Pengembangan SDM. EGC.

Jakarta.

Swanburg. C. Russell. Alih Bahasa Samba.Suharyati. (2000). Pengantar

kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Untuk Perawat Klinis. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai