Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK

SEMIOTIKA

“KONSEP SEMIOTIKA DAN SEMIOTIKA KOMUNIKASI “

DISUSUN OLEH

Kelompok 1

Revandi Rorong 16081105050 Gloriana Legarano 16081105107

Yeri Murib 16081105093 Villycia Mangkang 16081105063

Ronaldo Pendong 16081105115 Feren Rantung 16081105004

Huzairi Altaran 16081105081 Kezia Suoth 16081105030

Frederik Wengku 16081105113 Indriyani Mahmud 16081105012

Abigael Rumende 16081105023 Indah Faradila 16081105078

Yulianti Katili 16081105025

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2019
KATA PENGANTAR

PujisyukurkehadiratTuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan kasihNya


sehingga. Makalah ini dapat terselesaikan dalam bentuk maupun isinya yang
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam pembelajaran. Tidak menutup
kemungkinan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh kerena itu mudah-
mudahan para pembaca dapat memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih.. Mohon maaf jika ada salah pengetikan
namadan kata. Tuhan Memberkati.

Penulis

Kelompok 1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 4

1.1 LATAR BELAKANG . .......................................................................... 4

BAB II .......................................................................................................... 5

2.1 RUMUSAN MASALAH ........................................................................ 5

2.2 TUJUAN MASALAH ............................................................................ 5

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................. 6

A.SEMIOTIKA ...... .... ..................................................................................6.


B. SEMIOTIKA KOMUNIKASI ... .... ..........................................................7
C. TEORI INFORMASI .................. ... ......................................................... 8
D. PENDEKATAN TERHADAP TANDA-TANDA ........ . ...................... 11

BAB III PENUTUP ................................................................................... 12

KESIMPULAN ....... ..... .............................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Semiotika atau semiologi merupakan terminologi yang merujuk pada ilmu

yang sama. Istilah semiologi lebih banyak digunakan di Eropa sedangkan semiotik

lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika. Istilah tersebut berasal dari kata Yunani yaitu

semeion yang berarti ‘tanda’ atau ‘sign’ dalam bahasa Inggris itu adalah ilmu yang

mempelajari sistem tanda seperti: bahasa, kode, sinyal, dan sebagainya. Semiotik

biasanya didefinisikan sebagai teori filsafat umum yang berkenaan dengan produksi

tanda-tanda dan simbol-simbol sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan

untuk mengomunikasikan informasi. Menurut Chandler (dalam Sukyadi, 2011)

pembedaan sosial dapat diamati tidak tidak hanya dalam kode linguistik tetapi juga

dari sejumlah kode-kode nonverbal.


BAB II

2.1 RUMUSAN MASALAH

1. Apa makna dari Semiotika dan Semiotika Komunikasi ?

2. Apa makna dari Teori Informasi ?

3. Apa saja Pendekatan terhadap tanda-tanda ?

2.2 TUJUAN MASALAH


1. Mengetahui apa makna dari Semiotika dan Semiotika Komunikasi.

2. Mengetahui apa makna dari Teori Informasi.

3. Mengetahui apa saja Pendekatan terhadap tanda-tanda.


BAB III

PEMBAHASAN

A. SEMIOTIKA

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.

Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di

dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika atau

dalam istilah Barthes, semiologi pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana

kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai dalam hal ini tidak

dapat dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan. Memaknai berarti bahwa

objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak

berkomunikasi.

Tanda-tanda (signs) adalah basis dari seluruh komunikasi (littlejohn,

1996;64). Manusia dengan perantaraan tanda-tanda, dapat melakukan komunikasi

dengan sesamanya. Banyak hal bisa dikomunikasikan di dunia ini.

Dengan semiotika, kita lantas berurusan dengan tanda. Semiotika, seperti kata

Lechte adalah teori tentang tanda dan penandaan. Lebih jelasnya lagi, semiotika

adalah satu disiplin yang menyelidiki semua bentuk komunikasi yang terjadi dengan

sarana signs “tanda-tanda” dan berdasarkan pada sign system atau sistem tanda.
B. SEMIOTIKA KOMUNIKASI

“Semiotika komunikasi”, menurut Umberto Eco dalam A Theory of

Semiotics, adalah semiotika yang menekankan aspek ‘produksi tanda’ (sign

production), ketimbang “system tanda” (sign system). Sebagai sebuah ‘mesin

produksi makna’, semiotika komunikasi sangat bertumpu pada “pekerja tanda”,

semiotika komunikasi sangat bertumpu pada “pekerja tanda (labor), yang memilih

tanda dari bahan baku tanda–tanda yang ada, dan mengkombinasikannya, dalam

rangka memproduksi sebuah ekspresi Bahasa bermakna.

Umberto Eco – yang sering disebut-sebut sebagai ‘penengah’ antara semiotika

signifikasi Saussure dan semiotika komunikasi Peirce- melihat ‘salah kaprah’ dalam

melihat model-model semiotika signifikasi dan semiotika komunikasi sebagai sebuah

relasio posisibiner. Menurut Eco system tanda (langue) dan proses interpretasi tanda

secara tak berhingga (semiosis) tidak bisadilihat dalam kerangka oposisibiner.

Dapat lihat disini, bahwa pandangan Eco ini sejalan dengan pandangan

Thibault, yang melihat sifat-sifat ‘dinamis’, progresif’ dan ‘transformatif yang sama-

sama dimiliki oleh Saussure maupun peirce, yang menyebabkan ‘jurang’ yang

memisahkan antara kedua ahli semiotika itu sesungguhnya saling berkaitan, saling

mengisi, saling mempengaruhi timbal-balik (reciprocal), dan tidak dapat dipisahkan

begitu saja sebagai dua ‘medan’ yang otonom.


C. TEORI INFORMASI

Teori komunikasi (atau teori informasi) sejak awal tahun 1950-an

berpengaruh besar terhadap sejumlah ilmu pengetahuan yang berbeda-beda, termasuk

lingustik.

Dalam konteks sistem informasi, ada beberapa gagasan yang mendasari

pemakaian istilah informasi: Informasi memperkaya penyajian, mempunyai nilai

kejutan, atau mengungkap sesuatu yang penerimanya tidak tahu. Dalam dunia yang

tidak menentu, informasi punya fungsi mengurangi ketidakpastian. Ia mengubah

kemungkinan-kemungkinan hasil yang diharapkan dalam sebuah situasi keputusan

dan karena itu mempunyai nilai dalam proses keputusan.

Dalam lingkup sistem informasi, informasi memiliki beberapa ciri (Davis,

1974:33-34):

1. Benar atau salah. Ini dapat berhubungan dengan realitas atau tidak. Bila penerima

informasi yang salah mempercayainya, akibatnya sama seperti yang benar.

2. Baru. Informasi dapat sama sekali memperbaharui atau memberikan tambahan

baru pada informasi yang telah ada.

4. Korektif. Informasi dapat menjadi suatu koreksi atau informasi salah atau palsu

sebelumnya.

5. Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada. Ini masih

berguna karena meningkatkan persepsu penerimanya.


Masalah komunikasi informasi dalam sistem informasi dapat dipandang dalam tiga

tingkatan (Davis,1974):

1. Tingkat teknis. Seberapa akurat informasi dapat di salurkan?

2. Tingkat semantik. Seberapa tepat simbol-simbol yang disalurkan dapat

membawakan arti yang di inginkan?

3. Tingkat efektivitas. Seberapa cocok pesan tersebut sebagai motivasi tindakan

manusia?

Berdasarkan tiga tingkatan di atas, teori matematis komunikasi adalah berkenan

dengan tingkat teknis dan tidak bersangkut-paut dengan arti (semantik) atau

efektivitas.

Para pakar teori tidak terpisah dari dunia yang mereka ciptakan, tetapi merupakan

bagian dari dunia itu (Littlejohn, 1996:30).

Dilihat dari sisi penerima informasi itu sendiri menunjukan bahwa keperluan

akan informasi bagi setiap orang dan setiap kelompok masyarakat tidaklah sama.

Tingkat keingintahuan orang dan masyarakat, tumbuh sejalan dengan tingkat

perkembangannya. Tingkat perkembangan itu diperngaruhi oleh pendidikan,

lingkungan masyarakat, pekerjaan, dan pergaulannya.

Guna mengetahui atau menentukan nilai suatu informasi biasanya orang mangaitkan

dengan sepuluh sifat-sifat :


1. Mudah diperoleh. Suatu informasi akan semakin bernilai jika dapat diperoleh

dalam waktuyang cepat dan secara mudah.

2. Luas dan lengkapnya informasi. Hal ini menyangkut selain isi informasi juga

kegunaan dalam pengambilan keputusan.

3. Ketelitian. Maksudnya informasi yang diterima dapat benar seluruhnya atau

sebagian atau tidak benar sama sekali.

4. Kecocokan. Mengaitkan informasi dengan masalah yang dihadapi.

5. Ketepatan waktu. Berkaitan dengan lamanya waktu yang harus dilalui sebelum

suatu data menjadi informasi.

6. Kejelasan. Menunjukan sifat mudahnya informasi dipahami.

7. Keluwesan. Berkaitan dengan kegunaan informasi untuk berbagai pengambilan

keputusan.

8. Dapat dibuktikan. Berkaitan dengan tepat tidaknya informasi itu diuji

kebenarannya oleh beberapa orang sehingga dapat memperoleh kesimpulan yang

sama.

9. Bebas dari prasangka. Informasi semakin bernilai jika didalamnya tidak dimasukan

unsur opini.

10. Dapat dilacak kebenarannya. Sifat mengacu pada keinginan agar informasi

berasal dari kenyataan, bukan kabar angin atau hoax.


D. PENDEKATAN TERHADAP TANDA-TANDA

Ada dua pendekatan penting terhadap tanda-tanda yang menjadi rujukan para

ahli (Berger, 2000b:11-12). Pertama, adalah pendekatan yang didasarkan pada

pandangan Ferdinand de Saussure (1857-1913) yang mengatakan bahwa tanda-tanda

disusun dari dua elemen, yaitu aspek citra tentang bunyi (semacam kata atau

representasi visual) dan sebuah konsep dimana citra bunyi disandarkan.

kedua, adalah pendekatan tanda yang didasarkan pada pandangan seorang

filsuf dan pemikir Amerika yang cerdas, Charles Sanders Peirce (1839-1914). Pierce

(dalam berger, 2000b:14) menandaskan bahwa tanda-tanda berkaitan dengan objek-

objek yang menyerupainya, keberadaannya memiliki hubungan sebab-akibat dengan

tanda-tanda atau karena ikatan konvensional dengan tanda-tanda tersebut. Ia

menggunakan istilah ikon untuk kesamaannya, indeks untuk hubungan sebab-akibat,

dan symbol untuk asosiasi konvesional.

Menurut Pierce, sebuah analisis tentang esensi tanda mengarah pada

pembuktian bahwa setiap tanda ditentukan oleh objeknya. Pertama, dengan mengikuti

sifat objeknya, ketika kita menyebut tanda sebuah ikon. Kedua, menjadi kenyataan

dan keberadaannya berkaitan dengan objek individual, ketika kita menyebut tanda

sebuah indeks. Ketiga, kurang lebih, perkiraan yang pasti bahwa hal itu

diinterpretasikan sebagai objek denotative sebagai akibat dari suatu kebiaasaan ketika

kita menyebut tanda sebuah symbol.Tak dapat disangkal bahwa semiotika belakangan

ini menunjukkan perhatian besar dalam produksi tanda yang dihasilkan oleh

masyarakat lingustik dan budaya.


BAB III

PENUTUP

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.
Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di
dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Tanda-tanda (signs)
adalah basis dari seluruh komunikasi (littlejohn, 1996;64). Manusia dengan
perantaraan tanda-tanda, dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya. Banyak
hal bisa dikomunikasikan di dunia ini.

“Semiotikakomunikasi”, menurutUmberto Eco dalam A Theory of Semiotics,


adalahsemiotika yang menekankanaspek‘produksitanda’ (sign production),
ketimbang “system tanda” (sign system)

Masalah komunikasi informasi dalam sistem informasi dapat dipandang dalam tiga
tingkatan (Davis,1974):

1. Tingkat teknis.

2. Tingkat semantik.

3. Tingkat efektivitas.

Guna mengetahui atau menentukan nilai suatu informasi biasanya orang mangaitkan

dengan sepuluh sifat-sifat :

1. Mudah diperoleh.

2. Luas dan lengkapnya informasi

3. Ketelitian

4. Kecocokan.

5. Ketepatan waktu.

6. Kejelasan.
8. Dapat dibuktikan.

7. Keluwesan.

9. Bebas dari prasangka.

10. Dapat dilacak kebenarannya.

Ada dua pendekatan penting terhadap tanda-tanda yang menjadi rujukan para
ahli :

Pertama, adalah pendekatan yang didasarkan pada pandangan Ferdinand de Saussure.

Kedua adalah pendekatan tanda yang didasarkan pada pandangan seorang filsuf dan
pemikir Amerika yang cerdas, Charles Sanders Peirce .
DAFTAR PUSTAKA

Sobur, Alex. 2015. SemiotikaKomunikasi. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Ibrahim, Idi Subandi. 2004. KomunikasiEmpatik. Bandung :PustakaBumiQuraisy.

Danesi, Marcel. 2000. Pesan, Tanda dan Makna. Jakarta : Galery Production.

Anda mungkin juga menyukai