Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran
manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami
dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan
mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan
argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu
dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan
logika berpikir dan logika bahasa.Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama
dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah
ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu
spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti
perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh
oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.Dalam
membangun tradisi filsafat banyak orang mengajukan pertanyaan yang sama,
menanggapi, dan meneruskan karya-karya pendahulunya sesuai dengan latar belakang
budaya, bahasa, bahkan agama tempat tradisi filsafat itu dibangun. Oleh karena itu,
filsafat biasa diklasifikasikan menurut daerah geografis dan latar belakang budayanya.
Berdasarkan uraian singkat dari latar belakang di atas, maka penulis
membahas ke dalam sebuah makalah yang berjudul Pengertian Filsafat,dan ruang
lingkupnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan Filsafat...?
2. Apakah Ruang lingkup dari filsafat...?
3. Apakah objek filsafat..?
4. Apakah ciri-ciri filsafat...?
5. Apakah kegunaan filsafat...?
C. TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui secara medasar tentang filsafat baik itu dari segi pengertian,
sejarah berkembangnya, objek, ciri-ciri maupun kegunaan dari filsafat itu sendiri.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN FILSAFAT
1. Filsafat Secara Etimologi
Kata filsafat, yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah falsafah dan
dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah philshopy adalah berasal dari bahasa
yunani philosophia. Kata philosophia terdiri atas kata philein (cinta) dan shopia
(kebijaksanaan), sehingga secara etimologi istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan
(love of wisdom). Dengan demikian, seorang filosof adalah pecinta atau pencari
kebijaksanaan. Kata filsafat pertama kali digunakan oleh Phytagoras (492-582 SM).
Arti fisafat pada saat itu belum jelas, kemudian penegrtian filsafat itu diperjelas
seperti yang banyak dipakai sekarang ini dan juga digunakan oleh Socrates (399-470
SM) dan para filsuf lainnya.
Dengan menyebut filsafat sebagai cinta akan kebijaksanaan, maka timbullah
pertanyaan : apakah kebijaksanaan yang dikejar itu? Yang jelas kebijaksanaan itu
ada sangkut pautnya dengan mengerti (know) dengan pengetahuan (knowledge).
Akan tetapi tidak setiap mengerti itu kebijaksanaan atau bahkan filsafat. Yang
pasti bahwa kebijaksanaan dan filsafat itu suatu bentuk tertentu, boleh dikatakan
merupakan pengetahuan dalam bentuknya yang tertinggi.
Refleksi manusia terhadap realitas mungkin berawal dari ketakjuban atau
keheranan, ketidakpuasan, keraguan atau kesangsian dan kesadaran akan
keterbatasan (ketidakberdayaan). Hal hal itu kemudian diteruskan menjadi sebuah
pertanyaan, dan pertanyaan dicoba jawab secara sistematis, logis dan mendasar. Dari
sinilah asal mula filsafat itu lahir.
Pengertian filsafat dapat dipandang dari dua segi: Pertama, filsafat dilihat dari
segi hasil pengetahuan. Kedua, filsafat dilihat dari segi aktivitas budi manusia.
Dilihat dari segi pengetahuan, filsafat adalah jenis pengetahuan yang berusaha
mencari hakikat dari segala sesuatu yang ada. Dilihat dari segi aktivitas budi
manusia filsafat adalah metode atau cara yang radikal hendak mencari keterangan
yang terdalam tentang segala sesuatu yang ada.

2
2. Filsafat Secara Terminologi
Secara terminologi adalah arti yang dikandung oleh istilah filsafat. Dikarenakan
batasan dari filsafat itu banyak maka sebagai gambaran perlu diperkenalkan
beberapa batasan.
a. Plato
Plato berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk
mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli.
b. Aristoteles
Menurut Aristoteles filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi
kebenaran yang didalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika,
retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
c. Al-Farabi
Filsuf arab ini berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan)
tentang hakikat bagaimana alam maujud yang sebenarnya.
d. N. Driyarkarta
Filsuf indonesia ini berpendapat bahwa filsafat adalah perenungan yang
sedalam-dalamnya tentang sebab-sebab ada dan berbuat, perenungan
tentang kenyataan yang sedalam-dalamnya ke mengapa yang
penghabisan.
Dengan memperhatikan batasan-batasan yang tentunya masih banyak
yang belum dicantumkan, dapat ditarik kesimpulan bahwa filsafat adalah ilmu
pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan
menggunakan akal sampai pada hakikatnya. Filsafat bukan mempersoalkan
gejala-gejala atau fenomena, tetapi yang dicari adalah hakikat dari suatu
fenomena.
Jadi, kalau berbicara tentang filsafat mungkin berbicara tentang jenis
pengetahuan yang disebut filsafat, atau mungkin aktivitas budi manusia dalam
mencari keterangan yang terdalam tentang segala sesuatu yang ada.
Ada beberapa definisi yang telah diberikan oleh pemikir atau filosof :
Plato (427 SM 348 SM) Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat
mencapai kebenaran yang asli.

3
Aristoteles (382 SM 322 SM) Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu ilmu metafisika, logika,
retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika.
Al Farabi (870 M 950 M) Filsafat ialah ilmu pengetahuan tentang alam
maujud bagaimana hakekatnya yang sebenarnya.
Descartes (1590 M 1650 M) Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan
di mana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikan.
Immanuel Kant (1724 M 1804 M) Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan, yang tercakup di dalamnya
beberapa persoalan:
1) Apakah yang dapat kita ketahui? (Jawabnya : Metafisika)
2) Apakah yang harus kita kerjakan? (Jawabnya : Etika)
3) Sampai dimanakah harapan kita? (Jawabnya : Agama)
4) Apakah yang dinamakan manusia? (jawabnya : Antropologi)
Harun Nasution : Filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dan
bebas (tidak terikat tradisi, agama atau dogma) dan dengan sedalam dalamnya
sehingga sampai ke dasar dasar (akar) persoalan.
Al-Kindi : dikalangan kaum muslimin, orang yang pertama memberikan
pengertian filsafat dan lapangnya adalah Al-Kindi, ia membagi filsafat 3 bagian :
(1) Thabiiyyat (ilmu fisika) sebagai sesuatu yang berbenda
(2) Al-ilm-al-rriyadli (matematika) terdiri dari ilmu hitung, teknik, astronomi, dan
musik, berhubungan dengan benda tapi punya wujud sendiri
(3) Ilm al-Rububiyyah (ilmu ketuhanan)
Ibnu Sina : Pembagian filsafat bagi Ibnu Sina pada pokoknya tidak berbeda
dengan pembagian yang sebelumnya, filsafat teori dari filsafat praktis. Filsafat
Ketuhanan menurut Ibnu Sina adalah :
1) Ilmu tentang turunnya wahyu dan makhluk makhluk rohani yang membawa
wahyu itu, dengan demikian pula bagaimana cara wahyu itu disampaikan, dari
sesuatu yang bersifat rohani kepada sesuatu yang dapat dilihat dan didengar.
2) Ilmu akherat (Maad atau kebangkitan) antara lain memperkenalkan kepada
kita bahwa manusia ini tidak dihidupkan lagi badannya akan tetapi rohnya, maka
roh yang abadi itu akan mengalami siksa dan kesenangan.

4
I.R. Poedjaeijatna : Filsafat ialah ilmu yang mencari sebab yang sedalam
dalamnya bagi segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada.
W.M. Bakker SY. : Filsafat adalah refleksi rasionil (fikr, nazar, marifat,
ray) atas keseluruhan kwadaan untuk mencapai hakekat dan memperoleh
hikmah.
Hasbullah Bakry : Ilmu Filsafat ialah ilmu yang menyelidiki, segala sesuatu
dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga
dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakekatnya sejauh yang
dapat dicapai manusia dan bagaimana sikap manusia seharusnya setelah
mencapai pengetahuan itu.
Dari definisi definisi itu maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa :
a. Definisi itu pada umumnya mengandung pengertian yang subyektif, yaitu apa
yang kita artikan sendiri lepas dari pengertian orang lain, jadi masing masing
orang bisa mempunyai pengertian sendiri tentang filsafat.
b. Pengertian yang operasional, yaitu pengertian pengertian tentang perbuatan
perbuatan yang dijalankan dengan berfilsafat. Sebab kalau kita berfilsafat
mungkin ada masalah masalah yang menarik seseorang tetapi tidak menarik
(intres) pada orang lain. Masalah ini menyebabkan keragu raguan, dan keraguan
ini harus dijawab dengan studi yang khusus, studi ini disebut filsafat.
c. Pengertian objektif yaitu pengertian yang berlaku dan diterima oleh umum
dimana saja dan oleh siapa saja.
Meskipun para ahli pikir itu berbeda pendapat tentang definisi filsafat, namun bila
diperhatikan terdapat titik titik persamaannya, yaitu :
a. Bahwa filsafat adalah suatu bentuk mengerti
b. Semua mengakui bahwa filsafat termasuk ilmu pengetahuan
c. Ilmu pengetahuan yang manakah? Ilmu pengetahuan yang mengatasi lain
lain ilmu. Mengatasi dalam arti : lebih mendalam, universal, lebih sesuai dengan
kodrat manusia.
Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan seorag yang berpijak di
bumi sedang tengadah ke bintang-bintang. Dia ingin mengetahui hakikat dirinya
dalam kesemestaan galaksi. Atau seorang yang berdiri di puncak tinggi
memandang ke lembah kebawahnya. Dia ingin menyimak kehadirannya di alam
semesta ini.

5
B. RUANG LINGKUP FILSAFAT
Ruang lingkup Filsafat merupakan ruang diskusi yang luas dengan lingkup
Ada (Ontologi), Bagaimana (Epistemologi) dan Untuk Apa (Aksiologi)
1. Ontology
Ontology Membicarakan tentang hakikat segala yang ada dan mungkin ada
Disebut Teori hakikat karena mengkaji secara mendalam objek objek
pengetahuan sampai pada hakikatnya dan juga Membahas tentang Logika,
Etika dan estetika; Materi dan Forma. Ontology Disebut Teori hakikat karena
mengkaji secara mendalam objek objek pengetahuan sampai pada
hakikatnya.
2. Epistomologis
Epistomologis membicarakan sumber pengetahuan dan bagaimana cara
memperoleh pengetahuan Pengetahuan dihimpun dari tiga hal, yaitu 1) sains,
2)akal / logika / rasio dan 3) hati / latihan rasa. Aristoteles menyatakan bahwa
indera hanya dapat menggapai bentuk, pengalaman inderawi terbatas pada
situasi yang konkret Maka akal budi juga diperlukan untuk mengkaji materi
atau pengertian bersama tentang esensi sesuatu.
Manusia tidak seperti benda benda, ia berada di tengah dunia dengan
caranya yang khas. Manusia sadar akan benda benda yang ada di sekitarnya
Kesadaran akan kehadiran yang lain inilah yang akan melahirkan pegetahuan.
Heraclitos menegaskan bahwa indera adalah cara memahami dunia.
Parmeneides yakin akal budilah cara yang terbaik. Plato dan Socrates
menyatakan bahwa penalaran akal dan budi yang paling tepat. Epistemology
juga Membicarakan sumber pengetahuan dan bagaimana cara memperoleh
pengetahuan.
3. Aksiologi: Membicarakan tentang kegunaan dan nilai dari filsafat.
Axiology terdiri dari perkataan axios yang berarti nilai dan logos yang berarti
ilmu, Jadi axiology adalah ilmu tentang nilai.
Filsafat sebagai theory; Filsafat sebagai Pandangan Hidup; Filsafat sebagai
Methodology Pemecahan masalah. Nilai berkaitan dengan logika, etika dan estetika.
Logika mempermasalahkan tentang nilai kebenaran dalam pemikiran berdasarkan
sistem berfikir. Etika berbicara tentang nilai kepatutan atau kebaikan. Estetika
bertutur tentang nilai keindahan

6
C. OBJEK FILSAFAT
Objek adalah sesuatu yang merupakan bahan dari suatu penelitian atau pembentukan
pengetahuan. Setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek, yang dibedakan
menjadi dua yaitu :
1. Objek material filsafat
Objek material adalah suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian
atau pembentukan pengetahuan itu. Objek material juga adalah hal yang
diselidiki, dipandang, atau disorot oleh suatu disiplin ilmu. Objek material
mencakup apa saja, baik hal-hal konkret ataupun hal yang abstrak.
Objek material dari filsafat ada beberapa istilah dari para cendikiawan,
namun semuanya itu sebenarnya tidak ada yang bertentangan. Diantaranya
seperti yang disebutkan oleh Poedjawijatna bahwa ojek material filsafat ialah
ada dan yang mungkin ada. Dapat dikatakan bahwa objek fisafat yang di
maksud adalah objek materialnya-sama dengan objek material dari lmu
seluruhnya. Akan tetapi filsafat filsafat dan merupakan kumpulan atau
keseluruhan ilmu.
Setelah dilihat dari bergbagai pendapat para ahli dapat ditarik
kesimpulan bahwa objek material dari filsafat sangat luas mencakup segala
sesuatu yang ada.
2. Objek Formal Filsafat
Objek formal yaitu sudut pandangan yang ditujukan pada bahan dari
penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau sudut darimana objek
material itu disorot. Objek formal suatu ilmu tidak hanya memberi keutuhan
suatu ilmu, tetapi pada saat yang sama membedakannya dari bidang-bidang
lain.
Objek formal filsafat, yaitu sudut pandangan yang menyeluruh, secara
umum sehingga dapat mencapai hakikat dari objek materialnya. Oleh karena
itu, yang membedakan antara filsfat denagn ilmu-ilmu yang lain terletak
dalam objek materialnya dan objek formalnya. Kalau dalam ilmu-ilmu lain
objek materialnya membatasi diri, sedangkan pada filsafat tidak membatasi
diri, adapun untuk objek formalnya membahas objek materialnya itu sampai
kek hakikat atau esensi dari yang dihadapinya.

7
D. CIRI-CIRI FILSAFAT
Pemikiran kefilsafatan menurut Suyadi M.P mempunyai karakteristik sendiri, yaitu
menyeluruh, mendasar, dan spekulatif. Hal ini sama dengan pendapat Sri Surapto
menyebutkan juga pikiran kefilsafatan mempunyai tiga ciri sebagi berikut :
1. Menyeluruh
Artinya pemikiran yang luas karena tidak membatasi diri dan bukan hanya
ditinjau dari satu sudut pandangan tertentu. Pemikiran kefilsafatan ingin
mengetahui hubungan antara ilmu yang satu dengan ilmu-ilmu lain, hubungan
ilmu dengan moral, seni, dan tujuan hidup.
2. Mendasar
Artinya pemikiran yan dalam sampai kepada hasil yang fundamental atau
esensial objek yang dipelajarinya sehingga dapat dijadikan dasar berpijak bagi
segenap nilai dan keilmuan. Jadi, tidak hanya berhenti pada perferis(kulitnya)
saja, tetapi sampai tembus kedalamnya.
3. Spekulatif
Artinya hasil pemikiran yang didapat dasar bagi pemikiran selanjutnya. Hasil
pemikirannya selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk menjelajahi wilayah
pengetahuan yang baru. Meskipun demikian, tidak berarti hasil ppemikiran
kefilsafatan itu meragukan, karena tidak pernah mencapai penyelesaian.
Adapun menurut Ali Mudhofir ciri-ciri berpikir secara kefilsafatan dalah sebagai
berikut.
1. Berpikir kefilsafatan dicirikan secara radikal. Berpikir radikal adalah berpikir
ke akar-akarnya. Berpikir samapai ke hakikat, esensi atau sampai ke subtansi
yang dipikirkan. Manusia yang berfilsafat dengan akalnya berusaha untuk
dapat menangkap pengetahuan hakiki, yaitu pengetahuan yang mendasari
segala indrawi.
2. Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara universal(umum). Berpikir secara
universal adalah berpikir tentang hal-hal serta proses yang bersifat umum,
dalam arti tidak memikirkan sesuatu yang parsial. Filsafat bersangkutan
denagn pengalaman umum dari umat manusia. Denagn jalan penjajagan yang
radikal itu filsafat berusaha untuk sampai pada kesimpulan yang universal.
3. Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara konseptual. Yang dimaksud
denagn konsep disini adalah generalisasi ari pengalaman tentang hal serta

8
individual. Dengan ciri yang konseptual ini maka berpikir secara kefilsafatan
melampaui batas pengalamn hidup sehari-hari.
4. Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara kohern dan konsisten. Koheren
disini artinya sesuai dengan kaidah berpikir. Konsisten, artinya tidak
mengandung kontradiksi.
5. Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara sistematik. Sistematik berasal dari
kata sistem, yang dimaksud dengan sistem adalah kebulatan dari sejumlah
unsur yang saling berhubungan menurut tata pengaturan untuk mencapai
sesuatu maksud atau menunaikan suatu peranan tertentu. Dalam
mengemukakan jawaban terhadap sesuatu masalah, para fisuf atau ahli filsafat
memakai pendapat sebagai wujud dari proses berpikir yang disebut berfilsafat.
6. Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara komprehensif. Yang dimaksud
komprehensif disini adalah mencakup secara menyeluruh. Berpikir secara
kefilsafatan berusaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan.
7. Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara bebas. Sampai batas-batas yang
luas, setiap filsafat boleh dikatakan merupakan suatu hasil dari pemikiran yang
bebas. Bebas dari prsangka-prasangka sosial, historis, kultural dan religius.
8. Berpikir secara kefilsafatan adalah pemikiran yang bertanggung jawab.
Seseorang yang berfilsafat adalah orang yang berpikir sambil bertanggung
jawab. Pertanggungjawaban yang pertama terhadap hati nuraninya sendiri.
Disini tampaklah hubungan antara kebebasan berpikir dalam filsafat dengan
etika yang melandasinya.

E. KEGUNAAN FILSAFAT
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa dengan belajar filsafat semakin
menjadikan orang mampu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar manusia
yang tidak terletak dalam wewenang metode-metode ilmu khusus. Jadi fisafat
membantu untuk mendalami pertanyaan asasi manusia tentang makna realitas dan
ruang lingkupnya. Kemampuan itu dipelajari melalui dua jalur, yaitu secara
sistematik dan secara historis.
1. Secara sistematik artinya filsafat menwarkan metode-metode mutakhir untuk
menangani permasalahan mendalam manusia, tentang hakikat kebenaran dan
pengetahuan, baik pengetahuan biasa maupun ilmiah, tentang tanggungjawab,
keadilan, dan sebagainya.

9
2. Jalur kedua adalah sejarah filsafat. Melalui sejarah filsafat kita belajar untuk
mendalami, menanggapi, serta mempelajari jawaban yang ditawarkan oleh
para pemikir dan filsuf terkemuka.

Kegunaan filsafat dapat diabagi menjadi dua, yakni kegunaan secara umum
dan secara khusus. Kegunaan secara umum dimaksudkan manfaat yang dapat diambil
oleh orang yang belajar filsafat dengan mendalam sehingga mampu memecahkan
masalah-masalah secara kritis tentang segala sesuatu. Kegunaan secara khusus
dimaksudkan manfaat khusus yang bisa diambil untuk memecahkan khususnya suatu
objek di indonesia. Jadi, khusus diartikan terikat oleh ruang dan waktu, sedangkan
umum tidak terikat oleh ruang dan waktu.

Menurut sebagian para ahli filsafat, kegunaan filsafat secara umum dari filsfat
adalah sebagao berikut:

1. Plato mersakan bahwa berpikir dan memikirkan adalah hal yang nikmat luar biasa
sehingga filsafat diberi predikat sebagai keinginan yang maha berharga.
2. Rene Descartes yang termashur sebagai pelopor filsafat modren dan pelopor
pembaharuan pada abad ke 17 terkenal dengan ucapannya cogito ergo-sum (karena
berpikir maka saya ada). Tokoh ini mempertanyakan segala-galanya, tetapi dalam
keadaan serba mempertanyakan itu ada satu hal yang pasti bahwa aku bersangsi
dan bersangsi berarti berpikir. Berfilsafat berarti berpangkal kepada suatu kebenran
yang fundamental atau pengalaman yang asasi.
3. Alfred North seorang filosof modren merumuskan filsafat sebagai berikut filsafat
adalah kesadaran dan pandangan jauh kedepan dan suatu kesadaran akan hidup dan
kesadaran akan kepentingan yang memberi semangat kepada seluruh usaha
peradaban.
4. Maurice Marleau mengatakan jasa dari filsafat terletak pada sumber
penyelidikannya, sumber itu adalah eksistensi dan dengan sumber itu kita bisa
berpikir tentang manusia.

10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kata filsafat, yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah falsafah dan
dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah philshopy adalah berasal dari bahasa
yunani philosophia. Kata philosophia terdiri atas kata philein (cinta) dan shopia
(kebijaksanaan), sehingga secara etimologi istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan
(love of wisdom). Dengan demikian, seorang filosof adalah pecinta atau pencari
kebijaksanaan.
Pengertian filsafat dapat dipandang dari dua segi: Pertama, filsafat dilihat dari
segi hasil pengetahuan. Kedua, filsafat dilihat dari segi aktivitas budi manusia.
Dilihat dari segi pengetahuan, filsafat adalah jenis pengetahuan yang berusaha
mencari hakikat dari segala sesuatu yang ada. Dilihat dari segi aktivitas budi
manusia filsafat adalah metode atau cara yang radikal hendak mencari keterangan
yang terdalam tentang segala sesuatu yang ada.
Ruang lingkup Filsafat merupakan ruang diskusi yang luas dengan lingkup
Ada (Ontologi), Bagaimana (Epistemologi) dan Untuk Apa (Aksiologi)
Objek Materi Filsafat, yaitu hal atau bahan yang diselidiki (hal yang dijadikan
sasaran penyelidikan). Atau segala sesuatu yang ada. Ada di sini mempunyai tiga
pengertian, yaitu ada dalam kenyataan, pikiran, dan kemungkinan. Pengertian lain
adalah segala sesuatu yang menjadi masalah filsafat, segala sesuatu yang
dimasalahkan oleh atau dalam filsafat, terdapat tiga persoalan pokok:
(a) Hakikat Tuhan (c) Hakikat Manusia
(b) Hakikat Alam
Objek Forma Filsafat, yaitu sudut pandang (point of view), dari mana hal atau
bahan tersebut dipandang. Atau Objek Forma Filsafat adalah menyeluruh secara
umum. Menyeluruh di sini berarti bahwa filsafat dalam memandangnya dapat
mencapai hakikat (mendalam), atau tidak ada satu pun yang berada di luar jangkauan
pembahasan filsafat.
Pengertian lain menyebutkan bahwa Objek Forma Filsafat adalah usaha
mencari keterangan secara radikal (sedalam dalamnya sampai ke akar akarnya)
tentang objek materi filsafat.

11

Anda mungkin juga menyukai