Anda di halaman 1dari 27

PENGERTIAN UMUM BAHASA JURNALISTIK

Bahasa Jurnalistik itu berbeda dengan bahasa sinetron yang sering asosial ,
akultural ,egois , elitis.
Bahasa Jurnalistik justru sangat demokratis dan populis : Demokratis karena dalam
bahasa jurnalistik tidak dikenal adanya : tingkat, pangkat , dan kasta misalnya
saya makan , kucing juga makan , gubernur makan juga presiden makan , artinya
semua diperlakukan sama , tidak ada yang diistimewakan atau ditinggikan
derajatnya .
Bahasa jurnalistik disebut juga populis karena menolak semua klaim dan paham
yang ingin membedakan antara si kaya dan si miskin , si pejabat dan si jelata, si
pinter dan si bodoh artinya bahwa bahasa jurnalistik diciptakan untuk semua
lapisan masyarakat di kota dan di desa , di gunung dan di lembah , di darat dan
di laut , pokoknya tidak ada satu pun kelompok masyarakat yang dianakemaskan
oleh bahasa jurnalistik.
Daryl Frazel dan George Tuck ,pakar pers dari Amerika dalam bukunya Principles of
Editing , a comprehensive guide for student and journalist , mengemukakan
bahwa :
Pembaca berharap apa yang dibacanya dalam media massa adalah yang bisa
dimengerti tanpa bantuan pengetahuan khusus , pembaca berharap wartawan
dapat menjelaskan ilmu pengetahuan kepada mereka yang bukan ilmuwan prihal
hubungan2 internasional kepada mereka yang bukan diplomat dan masalah2 politik
kepada para pemilih yang awam ( to explain science to no scientists , international
relations to non diplomats , and politics to ordinary voters )
DEFINISI BAHASA JURNALISTIK
Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa sebagai mana tampak dalam
harian2 dan majalah2 , namun demikian bahasa jurnalistik haruslah sesuai
dengan norma norma tata bahasa yang antara lain terdiri atas susunan kalimat
yang benar dan pilihan kata yang cocok.
Bahasa jurnalistik haruslah singkat , padat , sederhana , jelas , lugas tetapi selalu
menarik dan selalu tunduk pada bahasa baku yaitu bahasa yang digunakan oleh
masyarakat yang paling luas pengaruhnya dan paling besar wibawanya.
BAHASA JURNALISTIK ADALAH BAHASA YANG DIGUNAKAN OLEH PARA WARTAWAN ,
REDAKTUR , ATAU PENGELOLA MEDIA MASSA DALAM MENYUSUN DAN
MENYAJIKAN , MEMUAT , MENYIARKAN DAN MENAYANGKAN BERITA SERTA
LAPORAN PERISTIWA ATAU PERNYATAAN YANG BENAR , AKTUAL PENTING, DAN
ATAU MENARIK DENGAN TUJUAN AGAR MUDAH DIPAHAMI ISINYA DAN CEPAT
DITANGKAP MAKNANYA.
FUNGSI UTAMA BAHASA
1. Alat utk menyatakan ekspresi diri : bahasa menyatakan secara terbuka segala
sesuatu yang tersirat di dalam dada kita dengan suatu dorongan ekspresi diri , agar
menarik perhatian orang lain kepada kita dan keinginan untuk membebaskan diri kita
dari semua tekanan emosi.
2. Alat komunikasi : Bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita , melahirkan
perasaan kita , dan memungkinkan kita untuk menciptakan kerjasama dengan
sesama warga , mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan merencanakan
dan mengarahkan masa depan kita dan memungkinkan manusia menganalisis masa
lampaunya untuk memetik hasil hasil2 yang berguna bagi masa kini dan yang akan
datang.
3. Alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial : Sebagai salah satu unsur
kebudayaan bahasa memungkinkan manusia utk memanfaatkan pengalaman ,
mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman2 itu serta belajar berkenalan
dengan orang orang lain , dan dengan bahasa orang belajar mengenal adat istiadat
,tingka laku dan tatakrama masyarakatserta mencoba untuk menyesuaikan diri (
adaptasi )
4. Alat untuk mengadakan kontrol sosial : semua kegiatan sosial akan berjalan
dengan baik karena dapat diatur dengan mempergunakan bahasa . Semua tutur
kata dimaksudkan utk mendapatkan tanggapan baik tanggapan yang berupa
tutur maupun tanggapan yang berupa tindakan atau perbuatan. Contoh penting
yakni : seorang pemimpin akan kehilangan wibawanya , bila bahasa yang
digunakannya utk menyampaikan instruksi kpd bawahannya adalah bahasa
yang kacau dan dan beraturan
KARAKTERISTIK BAHASA JURNALISTIK
1. SEDERHANA : selalu mengutamakan dan memilih kata atau kalimat yang paling
banyak diketahui maknanya oleh khalayak pembaca yang heterogen baik itu
intelektualitasnya maupun karakteristik demografis dan psikografisnya. Kata kata
atau kalimat yang rumit yang hanya dipahami maknanya oleh segelintir orang . TABU
digunakan dalam bahasa jurnalistik.
2. SINGKAT : Langsung kepada pokok masalahnya ( to the point ) tidak bertele tele , tidak
berputar putar , tidak memboroskan waktu pembaca yang sangat berharga
3. PADAT : padat disini diartikan sebagai sarat informasi artinya setiap kalimat dan
paragraf yang ditulis memuat banyak informasi penting dan menarik untuk khalayak
pembaca
4. LUGAS : Tegas dan tidak ambigu sekaligus menghindari eufemisme atau penghalusan
kata dan kalimat yang bisa membingungkan khalayak pembaca sehingga terjadi
perbedaan persepsi dan kesalahan konklusi . Kata yang lugas selalu menekankan
pada satu arti serta menghindari kemungkinanadanya penafsiran lain terhadap arti
dan makna kata tersebut.
5. JELAS : mudah ditangkap maksudnya , tidak baur dan kabur.. Sebagai contoh
yaitu Hitam adalah warna yang jelas, Putih adalah juga warna yang jelas . Tetapi
ketika kedua warna itu disandingkan maka terdapat perbedaan yang tegas ,
mana yang disebut hitam dan mana yang disebut Putih. Pada kedua warna itu
sama sekali tidak ditemukan nuansa warna abu abu . Perbedaan warna hitam
dan putih melahirkan kesan kontras . Oleh karena itu kata jelas disini
mengandung 3 arti yakni : jelas artinya , jelas susunan kata atau kalimatnya
sesuai dengan kaidah SPOK ( subjek , predikat , objek dan keterangan , jelas
sasaran atau maksudnya.
6. JERNIH : Jernih berarti bening , tembus pandang , transparan , jujur , tulus , tidak
menyembunyikan sesuatu yang lain bersifat negatif seperti prasangka atau fitnah
sebagai bahan bandingan bahwa kita hanya dapat menikmati keindahan ikan
hias seperti arwana , hanya pada aquarium dengan air yang jernih dan bening
7. MENARIK : mampu membangkitkan minat perhatian khalayak pembaca , memicu
selera baca serta membuat orang yang sedang tertidur , terjaga seketika. Oleh
karena itu bahasa jurnalistik selalu berpijak pada prinsip : MENARIK , BENAR ,
BAKU
8. DEMOKRATIS : Demokratis disini mengandung arti bahwa bahasa jurnalistik tidak
mengenal tingkatan, pangkat , kasta , atau perbedaan dari pihak yang menyapa
dan pihak yang disapa . Bahasa jurnalistik menekankan aspek fungsional dan
komunal sehingga sama sekali tidak dikenal adanya pendekatan feodal . Secara
ideologis bahasa jurnalistik melihat setiap individu memiliki kedudukan yang
sama di depan hukum sehingga semuanya sejajar dan sederajat.
9. POPULIS : populis disini artinya setiap kata istilah ataupun kalimat yang terdapat
dalam karya2 jurnalistik harus akrab di telinga, di mata, dan dibenak pikiran
khalayak pembaca pendengar , dan pemirsa.
10. LOGIS : Logis disini artinya apapun yang terdapat dalam kata, istilah , kalimat
atau paragraf jurnalistik harus dapat diterima dan tidak bertentangan dengan
akal sehat .
11. GRAMATIKAL Artinya kata atau istilah atau kalimat apapun yang dipakai dan
dipilih dalam bahasa jurnalistik harus mengikuti kaidah tata bahasa baku. Atau
bahasa resmi sesuai dengan ketentuan tata bahasa serta pedoman ejaan yang
disempurnakan.
12. MENGHINDARI KATA TUTUR : artinya bahasa jurnalistik tidak boleh
menggunakan kata kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari hari
secara informal atau yang biasa digunakan oleh sebagian masyarakat di warung
kopi , terminal bus kota atau di pasar.
13. MENGHINDARI KATA DAN ISTILAH ASING : pada dasarnya berita itu ditulis untuk
dibaca dan didengar , oleh karena itu pembaca dan pendengar harus tahu arti
dan makna dari setiap kata yang dibaca dan didengarnya. Artinya berita yang
banyak diselipi kata kata asing , selain tidak informatif dan komunikatif juga
sangat membingungkan . Menurut teori komunikasi , khalayak media massa
anonim dan heterogen , tidak saling mengenal dan majemuk .
14. PILIHAN KATA (DIKSI ) YANG TEPAT : artinya bahasa jurnalistik sangat
menekankan efektifitas , setiap kalimat yang disusun tidak hanya harus
produktif juga tidak boleh keluar dari azas efektifitas , setiap kata yang dipilih
memang tepat dan akurat sesuai dengan tujuan pesan pokok yang ingin
disampaikan kepada khalayak.
15. MENGUTAMAKAN KALIMAT AKTIF : bahasa jurnalistik harus jelas susunan
katanya dan kuat maknanya. Kalimat aktif lebih memudahkan pengertian dan
memperjelas pemahaman . Sebagai contoh Presiden mengatakan bahwa .
Dst. Dan bukan dikatakan oleh presiden bahwa dst
16. MENGHINDARI KATA ATAU ISTILAH TEKNIS : artinya karena bahasa jurnalistik
ditujukan untuk umum makanya harus mudah dipahami , ringan untuk dibaca ,
tidak membuat kening seseorang berkerut apalagi membuat kepala berdenyut.
17. TUNDUK KEPADA KAEDAH DAN ETIKA : Salah satu fungsi utama pers adalah
fungsi Edukasi ( mendidik ) , fungsi ini bukan saja tercermin pada materi isi
berita melainkan harus tampak pada bahasanya artinya pada bahasa tersimpul
etika , bahasa tidak saja mencerminkan pikiran seseorang tetapi sekligus pula
menunjukan etika orang itu
MAKNA KATA JURNALISTIK
Makna adalah arti atau makna sesuatu kata , makna juga merupakan hubungan
antara bahasa dan dunia luar yang disepakati bersama oleh pemakai bahasa
sehingga dapat dimengerti.
Mengkaji makna pada tingkat pertama , menghasilkan pemahaman tentang cara
mengolah pesan secara benar . Kemudian memahami makna pada tingkat
kedua menghasilkan pemahaman tentang cara menata struktur kebahasaan
secara benar sehingga menghasilkan makna seperti yang diinginkan , kemudian
memahami makna pada tingkat ketiga menghasilkan pemahaman tentang cara
mengungkapkan struktur kebahasaan dalam konteks komunikasi secara tepat.
Makna sebuah kata tidak hanya mengandung makna leksikel ( sesuai kamus ) tapi
juga menjangkau makna yang lebih luas , artinya sebuah kata bisa memiliki
makna beraneka ragam bila dihubungkan dengan kata lainnya.
MAKNA DENOTATIF : Kata yang tidak mengandung makna atau perasaan perasaan
tambahan disebut kata denotatif atau maknanya juga disebut makna denotatif.
Makna denotatif dikenal juga dengan istilah lain seperti makna denotasonal ,
makna kognitif , makna konseptual , makna ideasional , makna referensial , atau
makna proporsional..
Setiap kata memiliki denotasi oleh karena pilihan kata yang ditulis di media massa
haruslah tepat. Ketepatan pilihan kata itu tampak dan mencerminkan
kesanggupan sang penulis untuk menuntun pembaca atau penonton kepada
gagasan yang ingin disampaikan , yang tidak memungkinkan interpretasi lain .
Perhatikan contoh dibawah ini : KORBAN TEWAS MUZIBAH BANJIR ITU
SEBANYAK 215 ORANG ( DENOTATIF ) ^ ^^KORBAN TEWAS MUZIBAH BANJIR
ITU BANYAK SEKALI ( KONOTATIF )
Bahasa Jurnalistik harus mengutamakan kata dan kalimat denotatif dibandingkan
dengan kata kata atau kalimat kontatif . Karya jurnalistik bukanlah karya sastra
yang usianya mencapai ratusan tahun , tetapi karya jurnalistik adalah karya
kolektif insidental yang usianya hanya dalam hitungan menit , jam atau hari .
Oleh karena itu karya Jurnalistik seperti berita atau feature harus disampaikan
dalam kata kata dan kalimat sederhana , jelas , ringkas , Lugas , dan tembak
langsung ( to the point )
Makna Konotatif adalah makna kata yang mengandung arti tambahan , perasaan
tertentu atau nilai rasa tertentu disamping makna dasar yang umum . Makna
konotatif disebut juga makna konotasional , makna emotif , atau makna evaluatif
. Makna konotatif sebagian terjadi karena karena pembicara ingin menimbulkan
perasaan setuju - tidak setuju , senang - tidak senang pada pihak pembaca
atau pendengar .
Untuk peristiwa yang sifatnya fisik kwantitatif , bahasa jurnalistik harus
mengutamakan kata 2 dan kalimat denotatif , sedangkan untuk peristiwa yang
sifatnya nonfisik dan kualitatif seperti untuk menunjukan kesopanan , perasaan
ataupun penghargaan , maka bahasa jurnalistik yang dipakai sebaiknya tetap
konotatif.
Perhatikan contoh ini :
a. Korban tewas yang telah teridentifikasi dalam muzibah tanah longsor di
Minahasa utara sulawesi utara, sampai senin malam mencapai 115 orang
b. Tersangka perampok itu mati tertembak , ketika berusaha melarikan diri dari
tangkapan polisi.
c. Kapten Slamet yang gugur dalam baku tembak dengan GAM di salah satu bukit
di Bireun Aceh Rabu sore lalu ,dikebumikan di TMP Ciputra Bandung kemarin
pagi
d. KHM Ahmad Zarkasih Sidiq , pemimpin dan pendiri Pondok Pesantren Modern
Arrochman Jawa Barat , tutup usia Jumat malam di RS Hasan Sadikin Bandung
karena penyakit usia lanjut yang dideritanya.
Secara denotatif , keempat peristiwa yang menjadi contoh diatas menunjuk kepada
arti yang sama yaitu meninggal dunia , namun secara konotatif maknanya
berlainan, misalnya perampok yang mati ditembak polisi karena melakukan
perlawanan dengan seorang perwira yang tewas tertembak di medan
pertempuran memiliki makna konotatif atau makna evaluatif yang
berseberangan satu sama lain . Untuk kasus yang pertama bersifat negatif
sedangkan utk kasus yang kedua bersifat positif
DIKSI DALAM BAHASA JURNALISTIK
Diksi adalah pilihan kata . Pilihan kata tidak hanya mempersoalkan ketepatan
pemakaian kata tapi juga mempersoalkan tentang apakah kata yang dipilih itu
dapat juga diterima atau tidak merusak suasana yang ada.
Gorys Keraf menyimpulkan bahwa terdapat 3 hal yang berkaitan dengan DIKSI yakni
:
1. Diksi mencakup pengertian kata kata mana yang dipakai untuk menyampaikan
suatu gagasan , bagaimana membentuk pengelompokan kata 2 yang tepat atau
menggunakan ungkapan2 yang tepat dan gaya mana yang paling baik digunakan
dlm suatu situasi.
2. Diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa2 makna dari
gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan utk menemukan bentuk yang
sesuai dgn situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
3. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan
sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu . Sedangkan
yang dimaksud dengan perbendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa
adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.
BAGIAN BAGIAN KALIMAT JURNALISTIK
1. SUBJEK : bagian subjek kalimat kebanyakan berada secara eksplisit dalam
kalimat dan ini sangat menentukan kejelasan makna sebuah kalimat . Subjek
kalimat yang posisinya atau letaknya kurang tepat atau kurang jelas dpt
menyebabkan kekaburan makna kalimat . Fungsi subjek dalam kalimat biasanya
dapat diketahui dengan jalan mengajukan pertanyaan : APA DAN SIAPA yang
dibicarakan dalam kalimat. Subjek kalimat bisa terdiri atas satu kata dan
ditempatkan pada awal kalimat ,Ia juga bisa diartikan sebagai pelaku peristiwa
dan bukan kata kerja , Ia adalah kata benda
2. PREDIKAT : Bagian predikat kalimat dapat diketahui dengan jalan mengajukan
pertanyaan : Apa , siapa , mengapa ,dan bagaimana subjek kalimat tersebut.
Selain itu dapat juga diketahui dengan cara melihat kata berikut dari subjek
atau bagian berikut dari kata subjek serta berkelas kata kerja
3. OBJEK : Kehadiran Objek dalam kalimat tergantung dari pada jenis predikat kalimat
serta ciri khas objek itu sendiri.
4. PELENGKAP : Bagian pelengkap dalam kalimat pada dasarnya mirip dengan objek
yakni sama sama terletak dibagian belakang predikat dan berwujud kata benda.
5. KETERANGAN : Tempat atau jabatan keterangan dalam kalimat biasanya bebas dan
cakupan semantik keterangan lebih luas, yaitu mewarisi unsur kalimat atau seluruh
kalimat. Bagian ini tidak mutlak harus ada.
6. PERANGKAI : Bagian kalimat ini berfungsi untuk menghubungkan kalimat yang satu
dengan bagian kalimat yang lain atau menghubungkan paragraf yang satu dengan
kalimat yang lain.
7. MODALITAS : Bagian atau unsur modalitas dalam kalimat sering disebut sebagai kata
warna yang sering kali mengubah keseluruhan arti sebuah kalimat , menyebabkan
kalimat mungkin berubah menjadi sebuah pernyataan tegas , ragu2 , lembut , yang
pasti. Contoh : Artis cantik Sofia Latjuba yang tiba tiba muncul di gedung DPR jumat
sore , menyatakan bahwa Ia MEMANG tertarik masuk dalam dunia politik.
KALIMAT EFEKTIF JURNALISTIK
Menurut Pakar bahasa maka ciri ciri kalimat efektif termasuk juga kalimat Jurnalistik
adalah sebagai berikut :
1. Kesatuan atau kesepadanan : Syarat pertama agar sebuah kalimat menjadi efektif
adalah kesatuan gagasan artinya setiap kalimat mempunyai gagasan pokok yang
jelas dan utuh. Kesatuan gagasan dalam kalimat dengan sendirinya harus tercermin
pula dalam struktur kalimat yang baik . Contoh : Presiden terbang ke Surabaya senin
pagi besok ,dibandingkan dengan susunan kalimat seperti ini : Surabaya senin pagi
besok terbang ke presiden
2. Kepaduan atau koherensi : Kesalahan penempatan kata kata yang tidak sesuai ,
apakah itu di depan, di tengah atau di belakang kalimat merupakan isyarat tidak
akan ada atau tidak tercapainya unsur kepaduan atau koherensi dalam kalimat .
Contoh kalimat jurnalistik yang tidak padu : Presiden meminta tidak ragu2 komisi
pemberantasan Korupsi bhw perkara2 korupsi yang menjadi perhatian masyarakat
mengambil alih , meskipun pihak kepolisian atau kejaksaan sedang ditangani
Dibandingkan dengan kalimat jurnalistik padu sebagai berikut : Presiden meminta
Komisi Pemberantasan korupsi ( KPK ) tidak ragu ragu mengambil alih perkara
perkara korupsi yang menjadi perhatian masyarakat , meskipun kasus tersebut
sedang ditangani pihak kepolisian atau kejaksaan..

3. Kesejajaran atau keparalelan : Kesejajaran adalah penggunaan bentuk


gramatikal yang sejajar atau sama untuk unsur unsur kalimat yang mempunyai
bagian atau jabatan yang sama artinya bila salah satu gagasan menggunakan
Verbal atau kata kerja maka kata lain yang menduduki jabatan yang sama
harus juga menggunakan verba. Contoh kalimat yang sejajar : Walikota MEMINTA
para camat untuk MENINDAK stafnya yang tidak disiplin , MENEGUR lurah yang
melalaikan tugas , dan bahkan harus berani MEMBERIKAN sanksi tegas kepada
siapapun aparat bawahan nya yang terbukti tidak mampu MENUNJUKAN kinerja
yang baik dalam MEMBERIKAN pelayanan memuaskan kepada masyarakat
4. Penekanan atau titik berat : Memberikan tekanan pada bagian bagian tertentu
yang dianggap penting , akan juga mendapat perhatian khusus oleh khalayak
pembaca atau audience. Begitu pula dengan penulisan kalimat atau paragraf
jurnalistik , jika subjek yang ingin kita tonjolkan , maka subjek kita tempatkan
pada awal kalimat , begitu pula jika predikat yang ingin kita tonjolkan maka
predikatlah yang kita tempatkan pada awal kalimat.
5 Kelogisan atau kenalaran : setiap kal;imat yang ditulis haruslah logis artinya
kalimat tersebut dapat diterima oleh akal sehat . Oleh karena itu yang harus
diperhatikan adalah kecermatan kita dalam merangkai kata,/frasa dan klausa
dengan bentuk dan fungsinya
VARIASI KALIMAT JURNALISTIK
Bahasa jurnalistik harus disajikan dalam kalimat yang segar , lincah , memikat , dan
bergelora. Bahasa yang segar dan bergelora hanya mungkin dicapai apabila
kalimat kalimat jurnalistik ditata secara bervariasi pada setiap paragraf . Dengan
variasi kata atau kalimat secara terukur , maka khalayak pembaca , pendengar ,
atau pemirsa akan dibuat terlena dan tidak beranjak dari tempat duduknya ,
tidak berpaling ke media lain , tidak akan berpindah ke saluran lain dll
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai