Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan


makalah ini dengan penuh kemudahan. Semoga berkah untuk semuanya atas materi
yang terkandung dalam makalah ini. Makalah ini memuat tentang “Teori
Perkembangan Lanjutan”, yang merupakan salah satu materi dalam silabus mata
kuliah “Psikologi Anak”.

Penyusun juga mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada semua


pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini sehingga makalah ini bisa
menjadi sebuah sarana penting dalam pembelajaran kuliah.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran


bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.

September 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

1. TEORI PERKEMBANGAN LANJUTAN..............................................3


1.1 Psiko-kognitif / Konstruktif..............................................................3
1.2 Pandangan Psikologi Gestalt.............................................................5
1.3 Teori Perkembangan Moral..............................................................6
1.4 Teori Perkembangan Sosiokultura....................................................7

BAB III PENUTUPAN..........................................................................................8

A. Kesimpulan..................................................................................................8
B. Saran............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori perkembangan adala teori yang memfokuskan pada perubahan-


perubahan dan perkembangan struktur jasmani (biologis), perilaku dan fungsi
mental manusia dalam berbagai tahan kehidupannya, mulai dari konsepsi hingga
menjelang kematiannya. Mempelajari teori- teori perkembangan tidak hanya
berguna bagi orang tua dan guru dalam memberikan pelayanan dan pendidikan
kepada anak sesuai dengan tahap perkembangannya, melainkan juga berguna
dalam memahami diri kita sendiri dengan cara pendekatan biologis, lingkungan
dan suasana serta interaksi. Teori perkembangan akan memberikan wawasan dan
pemahaman tentang sejarah perjalanan hidup kita sendiri (sebagai bayi, kanak-
kanak, remaja, dewasa atau usia lanjut).

Lebih dari itu teori perkembangan juga sangat berguna bagi pengambilan
kebijaksanaan dalam merumuskan program dan bantuan bagi anak-anak dan
remaja. Seiring dengan perkembangan masyarakat temporer yang ditandai oleh
perubahan-perubahan yang sangat cepat dalam berbagai dimensi kehidupan
individu, teori perkembangan semakin dirasakan kegunaannya oleh masyarakat.
Masyaarakat makin menyadari betapa individu (anak-anak, remaja, dan bahkan
orang dewasa) yang hidup pada era modern sekarang ini berada pada masa-masa
sulit demikian, jelas membutuhkan pemahaman tentang teori perkembangan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan psiko-kognitif/konstruktif?
2. Apa yang dimaksud dengan pandangan psikologi Gestalt?
3. Apa yang dimaksud dengan teori perkembangan moral?
4. Apa yang dimaksud dengan teori perkembangan sosiokultura?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu psiko-kognitif.
2. Untuk mengetahui apa itu pandangan psikologi Gestalt.
3. Untuk mengetahui apa itu teori perkembangan moral.
4. Untuk mengetahui apa itu teori perkembangan sosiokultura.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. TEORI PERKEMBANGAN LANJUTAN

Teori perkembangan adalah teori yang memfokuskan pada perubahan-


perubahan dan perkembangan struktur jasmani (biologis), perilaku dan fungsi
mental manusia dalam berbagai tahan kehidupannya, mulai dari konsepsi
hingga menjelang kematiannya. Teori perkembangan sangat mempengaruhi
perkembangan diri seorang individu, kalau baik perkembangan baiklah juga
individu tersebut. Dengan mempelajari perkembangan masa hidup maka kita
akan mengetahui bagaimana karakteristik perkembangan dan persoalan-
persoalan kontemporer akan perkembangan masa hidup kita sebagai manusia.

1.1 Psiko-kognitif/konstruktif
Kognitif atau sering disebut kognisi mempunyai pengertian yang
sangat luas mengenai berfikir dan mengamati. Ada yang mengartikan
bahwa kognitif adalah tingkah laku-tingkah laku yang mengakibatkan
orang memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan untuk
menggunakan pengetahuan. Selain itu kognitif juga dipandang sebagai
suatu konsep yang luas dan inklusif yang mengacu kepada kegiatan
mental yang terlibat didalam perolehan, pengolahan, organisasi, dan
penggunaan pengetahuan.

3
Menurut Piaget (1965), anak dalam periode perkembangan pra sekolah
(TK) memiliki perkembangan berfikir atau kognitif yang murah
sederhana.

1. Dusta khayal
Berpikir anak belum logis bahkan sangat dikuasai oleh
khayalan atau imajinasi dan intuisi mereka. Anak pada umur ini
belum dapat membedakan antara kenyataan dengan khayalannya.
Oleh karena itu, mereka menceritakan khayalan-khayalan atau
keinginan mereka sebagai suatu yang benar-benar terjadi.
2. Merekam
Periode perkembangan berpikir anak seperti ini dinamakan
periode berpikir pra operasional. Ciri lain dari kemampuan
berpikir pra operasional adalah kemampuan merekam pembicaraan
orang lain yang sangat tinggi untuk dipahami orang lain dan
menirunya.
3. Egosentris
Kesadaran anak tentang keberadaan diri sendiri merupakan
salah satu ciri dicapainya perkembangan berpikir pra operasional.
Anak menyadari bahwa dia adalah dia. Dia bukan bagian dari
ibunya atau lingkungannya. Anak menyadari bahwa ia mempunyai
kemauan, kehendak dan kepentingan sendiri. Namun belum
mampu menyadari dan membantu kemauan, kehendak dan
kepentingan orang lain.
4. Kemampuan berpikir statis
Menurut Piaget (Bee, 1978), anak berumur 4-5 tahun masih
berpikir statis. Karena belum melihat bagian-bagian yang
merupakan keseluruhan. Sewaktu anak membagi dua benda maka

4
anak belum memahami bahwa kedua bagian merupakan
keseluruhan.
5. Kemampuan memahami pengelempokan
Piaget mengatakan bahwa anak berumur 4-5 tahun mampu
mengelompokkan objek yang memiliki intension dan ekstesion.
Kelompok intension merupakan satu kelompok objek kualitas
khusus. Kelompok ekstension adalah satu kelompok objek yang
tidak memiliki kualitas khusus.
6. Memahami konsep bilangan
Piaget yakin bahwa anak umur 4-5 tahun sudah memahami dua
konsep dasar yaitu konsep hubungan satu kepada satu dan
konservasi. Yang dimaksud dengan konsep satu kepada satu adalah
kemampuan untuk melihat kesamaan jumlah satu set objek dengan
satu set objek lainnya. Konsep konservasi adalah kemampuan
memahami seolah benda yang tetap jumlah mampu isi atau
bertanya walaupun bentuknya berubah.

1.2 Pandangan Psikologi Gestalt


Psikologi Gestalt adalah merupakan salah satu aliran psikologi yang
mempelajari suatu gejala sebagai suatu keseluruhan atau totalitas, data-
data dalam psikologi Gestalt disebut sebagai phenomena (gejala).
Phenomena adalah data yang paling dasar dalam psikologi Gestalt. Gestalt
adalah sebuah teori yang menjelaskan proses presepsi melalui
pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan,
pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Hukum-hukum belajar Gestalt:
a. Hukum keterdekatan
Hal-hal yang saling berdekatan dalam waktu atau tempat
cenderung dianggap sebagai suatu totalitas.
b. Hukum ketertutupan

5
Hal-hal yang cenderung menutup akan membentuk kesan
tersendiri.
c. Hukum kesamaan
Hal-hal yang miripsatu sama lain, cenderung kita persepsikan
sebagai suatu kelompok atau suatu totalitas.
d. Hukum kontinuitas
Orang cenderung mengasumsikan kontinuias pada objek-objek
yang ada.

1.3 Teori Perkembangan Moral


Piaget berpendapat bahwa anak umur 4-5 tahun berada dalam periode
perkembangan moral yang disebut moral “realisme” atau moral
“heteronomous”. Periode perkembangan moral juga dikatakan
berlangsung antara umur 3-10 tahun. Bagi anak yang berada dalam
periode perkembangan moral realisme dan heteronomous, konsep tingkah
laku moral, baik atau buruk, benar atau salah tergantung kepada akibat
dari tingkah laku itu. Mereka belum menyadari bahwa aturan bertingkah
laku yang dibuat oleh manusia dapat saja berubah, dan hanya aturan
Tuhan yang tidak dapat diubah yang merupakan aturan abadi. Bagi anak
aturan bermain kelereng misalnya adalah mutlak atau tidak dapat diubah
(Bee,1978).

Selanjutnya Piaget mengatakan bahwa anak-anak usia 4-5 tahun belum


mampu melakukan pertimbangan moral sendiri. Anak hanya patuh kepada
keharusan bertingkah laku yang diinginkan orangtua. Apa yang
diharuskan orangtua mutlak dipatuhi dan tidak perlu dipertanyakan.

Anak berumur 3-4 tahun cenderung mengaitkan langsung tingkah laku


baik-buruk, benar-salah dengan pemberian hukuman.

6
Anak berumur 5-6 tahun berpendapat bahwa semua tingkah laku yang
mendapat hukuman pasti salah atau buruk.

Aspek perkembangan moral dengan mempertimbangkan penyebab


munculnya tingkah laku moral karena akibat tingkah laku itu dan oleh ada
atau tidaknya hukuman yang mutlak akan berkurang sehubungan dengan
pertambahan umur dan perkembangan kognitif anak (Kohlberg, dalam
Santrock dan Yussein, 1987).

1.4 Teori Perkembangan Sosiokultura


Menurut Vygotsky anak secara aktif menciptakan pengalaman mereka
sendiri. Vygotsy memberikan pesan yang lebih pada interaksi sosial dan
budaya dalam perkembangan kognitif anak. Dengan kata lain,
perkembangan kognitif anak sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dari
aktivitas sosial budaya.

Ada 2 orientasi umum dari teori Vygotsky, yaitu :


a. Child in activity in context is the unit of study
Hal ini menunjukkan bahwa anak dan lingkungan tidak terpisahkan
dalam berinteraksi. Anak berperilaku dengan cara tertentu sebab
mereka mempunyai kebutuhan dan tujuan.
b. Zone of proximal development
Jarak antara level perkembangan anak yang nyata ditentukan oleh
kemampuan memecahkan masalah yang independen dan level
perkembangan orang dewasa atau bekerja sama dengan teman sebaya
untuk menyelesaikan masalah.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori perkembangan adalah teori yang memfokuskan pada perubahan-
perubahan dan perkembangan struktur jasmani (biologis), perilaku dan fungsi
mental manusia dalam berbagai tahap kehidupannya, mulai dari konsepsi
hingga menjelang kematiannya. Teori perkembangan sangat mempengaruhi
perkembangan diri seseorang individu, kalau baik perkembangannya baiklah
juga individu tersebut.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini kami menyarankan kepada pembaca agar
dapat mengetahui arti penting dari perkembangan, sehingga dapat
mengarahkan perkembangan yang didasarkan pada perkembangan biologis,
lingkungan dan suasana serta interaksi. Dan kami menyadari bahwa makalah
kami ini jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan dari referensi, untuk itu
kami memerlukan kritik dan sarannya untuk kesempurnaan makalah yang
akan datang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Prayitno,Elida. 2005. Perkembangan Anak Usia Dini dan SD. Jakarta : Depdibud.

Sumanto. 2014. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Buku Seru

Anda mungkin juga menyukai