September 2018
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Kesimpulan..................................................................................................8
B. Saran............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lebih dari itu teori perkembangan juga sangat berguna bagi pengambilan
kebijaksanaan dalam merumuskan program dan bantuan bagi anak-anak dan
remaja. Seiring dengan perkembangan masyarakat temporer yang ditandai oleh
perubahan-perubahan yang sangat cepat dalam berbagai dimensi kehidupan
individu, teori perkembangan semakin dirasakan kegunaannya oleh masyarakat.
Masyaarakat makin menyadari betapa individu (anak-anak, remaja, dan bahkan
orang dewasa) yang hidup pada era modern sekarang ini berada pada masa-masa
sulit demikian, jelas membutuhkan pemahaman tentang teori perkembangan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan psiko-kognitif/konstruktif?
2. Apa yang dimaksud dengan pandangan psikologi Gestalt?
3. Apa yang dimaksud dengan teori perkembangan moral?
4. Apa yang dimaksud dengan teori perkembangan sosiokultura?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu psiko-kognitif.
2. Untuk mengetahui apa itu pandangan psikologi Gestalt.
3. Untuk mengetahui apa itu teori perkembangan moral.
4. Untuk mengetahui apa itu teori perkembangan sosiokultura.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Psiko-kognitif/konstruktif
Kognitif atau sering disebut kognisi mempunyai pengertian yang
sangat luas mengenai berfikir dan mengamati. Ada yang mengartikan
bahwa kognitif adalah tingkah laku-tingkah laku yang mengakibatkan
orang memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan untuk
menggunakan pengetahuan. Selain itu kognitif juga dipandang sebagai
suatu konsep yang luas dan inklusif yang mengacu kepada kegiatan
mental yang terlibat didalam perolehan, pengolahan, organisasi, dan
penggunaan pengetahuan.
3
Menurut Piaget (1965), anak dalam periode perkembangan pra sekolah
(TK) memiliki perkembangan berfikir atau kognitif yang murah
sederhana.
1. Dusta khayal
Berpikir anak belum logis bahkan sangat dikuasai oleh
khayalan atau imajinasi dan intuisi mereka. Anak pada umur ini
belum dapat membedakan antara kenyataan dengan khayalannya.
Oleh karena itu, mereka menceritakan khayalan-khayalan atau
keinginan mereka sebagai suatu yang benar-benar terjadi.
2. Merekam
Periode perkembangan berpikir anak seperti ini dinamakan
periode berpikir pra operasional. Ciri lain dari kemampuan
berpikir pra operasional adalah kemampuan merekam pembicaraan
orang lain yang sangat tinggi untuk dipahami orang lain dan
menirunya.
3. Egosentris
Kesadaran anak tentang keberadaan diri sendiri merupakan
salah satu ciri dicapainya perkembangan berpikir pra operasional.
Anak menyadari bahwa dia adalah dia. Dia bukan bagian dari
ibunya atau lingkungannya. Anak menyadari bahwa ia mempunyai
kemauan, kehendak dan kepentingan sendiri. Namun belum
mampu menyadari dan membantu kemauan, kehendak dan
kepentingan orang lain.
4. Kemampuan berpikir statis
Menurut Piaget (Bee, 1978), anak berumur 4-5 tahun masih
berpikir statis. Karena belum melihat bagian-bagian yang
merupakan keseluruhan. Sewaktu anak membagi dua benda maka
4
anak belum memahami bahwa kedua bagian merupakan
keseluruhan.
5. Kemampuan memahami pengelempokan
Piaget mengatakan bahwa anak berumur 4-5 tahun mampu
mengelompokkan objek yang memiliki intension dan ekstesion.
Kelompok intension merupakan satu kelompok objek kualitas
khusus. Kelompok ekstension adalah satu kelompok objek yang
tidak memiliki kualitas khusus.
6. Memahami konsep bilangan
Piaget yakin bahwa anak umur 4-5 tahun sudah memahami dua
konsep dasar yaitu konsep hubungan satu kepada satu dan
konservasi. Yang dimaksud dengan konsep satu kepada satu adalah
kemampuan untuk melihat kesamaan jumlah satu set objek dengan
satu set objek lainnya. Konsep konservasi adalah kemampuan
memahami seolah benda yang tetap jumlah mampu isi atau
bertanya walaupun bentuknya berubah.
5
Hal-hal yang cenderung menutup akan membentuk kesan
tersendiri.
c. Hukum kesamaan
Hal-hal yang miripsatu sama lain, cenderung kita persepsikan
sebagai suatu kelompok atau suatu totalitas.
d. Hukum kontinuitas
Orang cenderung mengasumsikan kontinuias pada objek-objek
yang ada.
6
Anak berumur 5-6 tahun berpendapat bahwa semua tingkah laku yang
mendapat hukuman pasti salah atau buruk.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori perkembangan adalah teori yang memfokuskan pada perubahan-
perubahan dan perkembangan struktur jasmani (biologis), perilaku dan fungsi
mental manusia dalam berbagai tahap kehidupannya, mulai dari konsepsi
hingga menjelang kematiannya. Teori perkembangan sangat mempengaruhi
perkembangan diri seseorang individu, kalau baik perkembangannya baiklah
juga individu tersebut.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini kami menyarankan kepada pembaca agar
dapat mengetahui arti penting dari perkembangan, sehingga dapat
mengarahkan perkembangan yang didasarkan pada perkembangan biologis,
lingkungan dan suasana serta interaksi. Dan kami menyadari bahwa makalah
kami ini jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan dari referensi, untuk itu
kami memerlukan kritik dan sarannya untuk kesempurnaan makalah yang
akan datang.
8
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno,Elida. 2005. Perkembangan Anak Usia Dini dan SD. Jakarta : Depdibud.