September 2018
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. INTELEGENSI............................................................................................2
B. FAKTOR PEMBAWAAN DAN LINGKUNGAN.....................................5
C. PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN...........................................................7
A. Kesimpulan................................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari latar belakang diatas maka penulis membuat sebuah makalah dengan
judul “Kekhususan Individual”, guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
Umum.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Intelegensi?
2. Apa maksud dari faktor pembawaan dan lingkungan?
3. Bagaimana pembentukan kepribadian?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui intelegensi.
2. Untuk mengetahui faktor pembawaan dan lingkungan.
3. Untuk mengetahui pembentukan kepribadian.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. INTELEGENSI
Intelegensi adalah potensi atau kemampuan yang dibawa individu sejak lahir,
sehingga ia mampu memecahkan masalah dengan tepat. Potensi pada diri
seseorang berbeda - beda, ada yang besar dan ada pula yang kecil. Intelegensi
yang bersifat potensial merupakan pada modal pada diri yang perlu
dikembangkan. Intelegensi akan berekembang dengan baik apabila dikembangkan,
jika tidak, dia tidak akan mengalami perkembangan apapun. Pengalaman yang
dialami seseorang merupakan salah satu bentuk intelegesi. Intelegensi sendiri bisa
dilihat dari aktivitas sehari-hari, apakah seseorag memiliki intelegensi rendah atau
tinggi tergantung bentuk perkembangannya seperti apa. Jika intelegnsinya tinggi
maka ia mampu mengembangkan dengan baik dan jika rendah tidak bisa
berkembang dengan baik (pengembangan atau pencapaiannya dibawah
kemampuan aslinya).
Defenisi intelegensi menurut para pakar Psikologi, namun satu sama lain
berbeda sehingga tidak memperjelas perbedaan yaitu :
1. Edouard Claparede ( 1873-1940 )
Mendefinisikan intelegensi secara sangat fungsional dan terbatas,
yaitu: intelegensi adalah penyesuaian diri secara menal terhadap situasi atau
kondisi baru (dalam Piaget,1959).
2. Karl Bulher (1879-1963 )
Intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau
pengetian ( dalam Bugental, Wegrocki, Murphy, Thomae, 1966 ).
2
3. Alfred Binet ( 1867-1911 )
Intelegensi sebagai penilaian, atau disebut juga akal yang baik ( good
sense ), berpikir praktis ( pratical sense ). Inisiatif, kemampuan untuk
menyesuaikan diri sendiri kepada keadaan, kritik pada diri sendiri ( auto-
critique ).
4. David Wechsler ( 1896-1981 )
Intelegensi adalah sekumpulan atau keseluruhan kemampuan
(capacity) individual untuk bertinda dengan tujuan berpikit secara rasional,
dan berurusan secara efektif dengan lingkungannya.
5. Sir Cyril Lodowic Burt ( 1883-1971 )
Intelegensi sebagai kemampuan kognitif umum bawaan.
6. Kelompok 52 orang peneliti Mainstream Science on Intelegence (1994)
Intelegensi adalah suatu kemamppuan mental yang sangat umum yang
antara lain melibatkan kemampuan akal, merencana, memecahkan masalah,
berpikir anstrak, memahami ide-ide yang kompleks, cepat belajar, da belajar
dari pengalaman.
Pernyataan ini diragukan sebagai sebuah definisi sebab definisi ini dianggap
hanya sekedar sebuah daftar dari berbagai kemampuan yang diajukan oleh 52
orang anggota kelompok MSI, sehingga diragukan fungsinya sebagai definisi.
7. APA ( American Psycological Assosiation ) , 1995
Tidak memberikan definisi melainkan hanya menyebutkan tentang
perbedaan antar individu dalam memahami sesuatu (ide,lingkungan, masalah
dan sebagainya). Perbedaan itu tidak konsisten karna ada individu yang
pandai dalam satu bidang, tetapi kurang pandai didalam bidang lainnya.
Dengan demikian definisi versi APA lebihi mengutamakan faktor “S”
(Specific/special/khusus).
3
Sukar sekali mendefinisikan intelegensi, maka menurut Sarlito W. Sarwono
dalam buku Pengantar Psikologi Umum yang menjadian acuan dalam pembuatan
makalah ini, dapat disimpulkan bahwa Intelegensi adalah kemampuan untuk
mengolah lebih jauh lagi hal-hal yang kita amati. Kemampuan ini terdiri atas dua
jenis, yaitu kemampuan umum dan kemampuan khusus. Kemampuan khusus
adalah kemampuan dalam bidang-bidang tertetu, dan Kemampuan umum
mendasari kemampuan-kemampuan khusus, tetapi ia bukan merupakan
kumpulan,gabungan , atau penjumlahan kemampuan khusus belaka, melainkan
merupakan kualitas tersendiri.
4
Crystallized adalah akumulasi informasi, keterampilan – keterampilan dan
strategi yang telah dipelajari selama hidup dan dapat diterapkan untuk memcahkan
masalah ( Turner dan Helms,1995:Feldman,2003,2008).
5
2. Faktor lingkungan dan kebudayaan
6
besar perbedaan lingkungannya, makin besar pula perbedaan sifat kedua
anak kembar itu. Jadi pengarih lingkungan cukup besar bagi kedua anak
tersebut.
C. PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
Kepribadian (personality) berasal dari kata Latin “persona” ang artinya adalah
topeng. Kepribadian adalah sbuah konsep yang sangat sukar dimengerti dalam
psikologi, meskipun istilah ini sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
7
Psikologi humanistic menekankan pada kebebasan berekehendak sebagai
bagian dari kepribadian manusia. Bagaimana manusia itu berusaha untuk
mencapai aktualisasi dirinya, itulah yang menentukan prilakunya.
Teori biopsikologi, Richard Dvidson memandang keprabadian sebagai hasil
kerja bagian-bagian dari otak yang disebut prefrontal cortex (PFC) sebagai
pusat rasio dan amygdala sebagai pusat emosi.
The Big Five Theory “5 besar” yang dikemukakan oleh L.L. Thurstone
( 1934) yang kemudian dikembangkan oleh Lewis Goldberg dkk (1993), berisikan
5 sifat inti manusia, yaitu :
8
Seperti halnya dalam intelegensi, dalam kepribadian juga digunakan alat-alat
psikodiagnotisis atau psikotes, tidak hanya menggunakan alat-alat
psikodiagnostik,melainkan juga digunakan metode wawancara dan observasi
melalui proses simulasi,games diskusi dan lain sebagainya. Dalam teknik-teknik
itu ada dua hal yang perlu diperhatikan karna terkait dengan pengalaman masa lalu
yang ikut membentuk kepribadian :
1. Pengalaman yang umum, yaitu yang dialami oleh tiap-tiap individu dalam
kebudayaan tertentu.pengalaman ini erat hubungannya dengan fungsi dan peranan
sesorang dalalm dalam masyarakat.misal, laki-laki atau wania, bagian etnik atau
ras tertentu, seseorang yang mempunyai hak dan kewajiban sendiri.
9
a. Pembentukan Identitas Diri
b. Ekspresi Kepribadian
1) Penampilan fisik : tubuh yang besar, wajah tampan, pakaian rapi, tubuh yang
kurang sehat,wajah yang kuyu,pakaian kusut semuanya menggambarkan
kepribadian orang yang bersangkutan.
2) Tempramen, yaitu suasana hati yang menetap dankhas pada orang yang
bersangkutan, misal : pemurung, pemarah, periang dan sebagainya.
3) Kecerdasan dan kemampuan, termasuk kreativitasnya mengikuti teori Multipe
Intelligence, kita bisa mengidentifikasi kemampuan yang menonjol pada orang
yang bersangkutan.
4) Arah minat dan pandangan pada nilai-nilai : hobi, pekerjaan – pekerjaan yang
selalu dilakukan, serta kebiasaan sehari-hari merupakan indikator terbaik untuk
menggambarkan arah minat seseorang.
10
5) Sikap social, bisa diukur dengan beberapa psikotes atau skala seperti
MPPT,EPPS, The big five test, dan bisa juga digali dari wawancara mendalam
atau observasi dalam proses simulasi, gams dan diskusi.
6) Kecenderungan-kecendurangan dalam motivasinya.
7) Cara-cara pembawaan diri.
8) Kecendrungan Patologis, merupakan tanda-tanda adanya gangguan jiwa yang
serius.
c. Jenis Kepribadian
1. Tipe Asthenis
Bertubuh kurus, jangkung, mempunyai tempramen yang mirip dengan
penderita skizofrenia.
2. Tipe Atletis
Bertubuh tegap, seperti olahragawan, mempunyai tempramen yang mirip
dengan penderita epilepsy.
3. Tipe Piknis
Gemuk, pendek, bertempramen mirip dengan penderita manis-depresif.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tiap individu ( manusia maupun hewan ) mempunyai kekhusussannya
sendiri yang membedakannya dengan individu-individu lainnya, sudah lama
disadari orang. Kalau kita pandangi orang – orang diseitar kita,maka sepintas lalu
saja sudah Nampak bahwa mereka itu berebeda-beda satu sama lain. Ada yang
gemuk, ada yang kurus, ada yang tampan, ada yang cantik, ada yang kurang
menarik wajahnya, ada yang kuat, ada yang lemah dan sebagainya.
Intelegensi adalah kemampuan untuk mengolah lebih jauh lagi hal-hal yang kita
amati. Kemampuan ini terdiri atas dua jenis, yaitu kemampuan umum dan
kemampuan khusus. Kemampuan khusus adalah kemampuan dalam bidang-bidang
tertetu, dan Kemampuan umum mendasari kemampuan-kemampuan khusus, tetapi
ia bukan merupakan kumpulan,gabungan , atau penjumlahan kemampuan khusus
belaka, melainkan merupakan kualitas tersendiri.
Kepribadian (personality) berasal dari kata Latin “persona” ang artinya adalah
topeng. Kepribadian adalah sbuah konsep yang sangat sukar dimengerti dalam
psikologi,meskipun istilah ini sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
B. SARAN
Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan
kritik saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis para pembaca materi ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
13