Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Semoga berkah untuk semuanya atas materi yang terkandung dalam
makalah ini. Makalah ini memuat tentang “Landasan Bimbingan dan Konseling”, yang
merupakan salah satu materi dalam silabus mata kuliah “Dasar-Dasar Bimbingan dan
Konseling”.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak
yang membutuhkan, khusunya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
25 September 2018
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………….......... 3
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………….. 4
C. TUJUAN………………………………………………………………………...4
BAB II PEMBAHASAN
1. LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING…………………………….... 5
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Paparan tentang landasan filosofis membahas tentang hakikat manusia. Uraian landasan
filosofis menyangkut empat dimensi kemanusiaan dan berbagai pemikiran tentang evolusi
perkembangan manusia, serta hakikat tentang tujuan dan tugas kehidupan manusia. Landasan
religious masih berbicara tentang manusia, tetapi khusus dikaitkan pada aspek-aspek keagamaan.
Pemuliaan kemanusiaan manusia sebagai makhluk Tuhan menjadi focus pembahasan.
Uraian tentang landasan psikologis mengemukakan berbagai hal pokok yang amat besar
pengaruhnya terhadap pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu tentang tingkah laku, motif dan
motivasi, pembawaan dan lingkungan, perkembangan dan tugas-tugas perkembangan, belajar
dan penguatan dan kepribadian. Sedangkan tentang landasan sosial budaya dibahas pengaruh
sosial budaya terhadap individu, hambatan-hambatan komunikasi dan penyesuaian diri sebagai
dampak perbedaan antar budaya itu terhadap layanan bimbingan dan konseling. Tentang
landasan ilmiah dan teknologis dibahas secara garis besar keilmuan bimbingan dan konseling,
peranan ilmu-ilmu dan teknologi, serta peranan penelitian dalam pengembangan bimbingan dan
konseling. Terakhir dibahas tentang peranan secara hakiki pendidikan terhadap pelayanan
bimbingan dan konseling.
3
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
Kata filosofi atau filsafat berasal dari bahasa Yunani: philos berarti cinta, dan
shopos berarti bijaksana. Jadi filosofis berarti kecintaan terhadap kebijaksanaan. Lebih luas,
kamus Webster New Universal memberikan pengertian bahwa filsafat merupakan ilmu yang
mempelajari kekuatan yang didasari proses berfikir dan bertingkah laku, teori tentang prinsip-
prinsip atau hukum-hukum dasar yang mengatur alam semesta serta mendasari semua
pengetahuan dan kenyataan, termasuk ke dalamnya studi tentang estetika, etika, logika,
metafisika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, filsafat merupakan pemikiran yang sedalam-
dalamnya, seluas-luasnya, setinggi-tingginya, selengkap-lengkapnya, serta setuntas-tuntasnya
tentang sesuatu. Tidak ada lagi pemikiran yang lebih dalam, lebih luas, lebih tinggi, lebih
lengkap ataupun lebih tuntas daripada pemikiran filosofis.
Dengan berfilsafat seseorang akan memperoleh wawasan atau cakrawala pemikiran yang
luas sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat. John J. Pietrofesa et. al. (1980)
mengemukakan pendapat James Cribin tentang prinsip-prinsip filosofis dalam bimbingan
sebagai berikut :
5
a. Bimbingan hendaknya didasarkan kepada pengakuan akan kemuliaan dan harga diri individu
dan hak-haknya untuk mendapat bantuannya.
f. Bimbingan merupakan bagian dari pendidikan yang bersifat individualisasi dan sosialisasi.
Beberapa pemikiran filosofis yang selalu terkait dalam pelayanan bimbingan dan
konseling yaitu :
Hakikat Manusia
2) Manusia pada dasarnya dibentuk dan ditentukan oleh lingkungan sosial budaya.
b. Virginia Satir (Dalam Thompson dan Rodolph, 1983). Memandang bahwa manusia
pada hakekatnya positif, Satir berkesimpulan bahwa pada setiap saat, dalam suasana
apapun juga, manusia dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan berkemampuan
untuk melakukan sesuatu.
6
Tugas dan Tujuan Kehidupan
Witner dan Sweeney (dalam Prayitno dan Erman Anti, 2002) mengemukakan
bahwa ciri-ciri hidup sehat ditandai dengan 5 kategori, yaitu:
b) Pengaturan diri ~ seseorang yang mengamalkan hidup sehat pada dirinya terdapat
ciri-ciri :
2. Pengendalian diri.
3. Pandangan realistic.
6. Pemecahan masalah.
7. Kreatif.
8. Kemampuan berhumor.
7
d) Persahabatan ~ persahabatan memberikan 3 keutamaan dalam hidup yaitu :
1. Dukungan emosional.
2. Dukungan material.
3. Dukungan informasi .
e) Cinta ~ penelitian flanagan 1978 (dalam Prayitno dan Erman Anti, 2006)
menemukan bahwa pasangan hidup suami istri, anak dan teman merupakan tiga
pilar utama bagi keseluruhan pencipta kebahagiaan manusia.
Paparan tentang hakikat, tujuan dan tugas kehidupan manusia diatas mempunyai
implikasi kepada layanan bimbingan dan konseling.
b. Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan kearah dan
sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
8
Landasan Religius berkenaan dengan :
2. Sikap Keberagamaan
Agama yang menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat menjadi isi
dari sikap keberagamaan. Sikap keberagamaan tersebut pertama difokuskan pada agama
itu sendiri, agama harus dipandang sebagai pedoman penting dalam hidup, nilai-nilainya
harus diresapi dan diamalkan. Kedua, menyikapi peningkatan iptek sebagai upaya lanjut
dari penyeimbang kehidupan dunia dan akhirat.
3. Peranan Agama
a. Memelihara fitrah
b. Memelihara jiwa
c. Memelihara akal
d. Memelihara keturunan
9
1.3 Landasan Psikologis
Untuk keperluan bimbingan dan konseling sejumlah daerah kajian dalam bidang
psikologi perlu dikuasai, yaitu tentang:
3. Perkembangan individu.
5. Kepribadian.
Kebudayaan akan bimbingan timbul karena terdapat faktor yang menambah rumitnya
keadaan masyarakat dimana individu itu hidup. Faktor-faktor tersebut seperti perubahan
kontelasi keuangan, perkembagan pendidikan, dunia-dunia kerja, perkembangan komunikasi
dll (Jonh), Pietrofesa dkk, 1980; M. Surya & Rochman N, 1986; dan Rocman N, 1987)
MC Daniel memandang setiap anak, sejak lahirnya harus memenuhi tidak hanya
tuntutan biologisnya, tepapi juga tuntutan budaya ditempat ia hidup, tuntutan Budaya itu
menghendaki agar ia mengembangkan tingkah lakunya sehingga sesuai dengan pola-pola
yang dapat diterima dalam budaya tersebut.
10
Tolbert memandang bahwa organisasi sosial, lembaga keagamaan,
kemasyarakatan, pribadi, dan keluarga, politik dan masyarakat secara menyeluruh
memberikan pengaruh yang kuat terhadap sikap, kesempatan dan pola hidup warganya.
Unsur-unsur budaya yang ditawarkan oleh organisasi dan budaya lembaga-lembaga
tersebut mempengaruhi apa yang dilakukan dan dipikirkan oleh individu, tingkat
pendidikan yang ingin dicapainya, tujuan-tujuan dan jenis-jenis pekerjaan yang
dipilihnya, rekreasinya dan kelompok-kelompok yang dimasukinya.
Menurut Pedersen, dkk ada 5 macam sumber hambatan yang mungkin timbul
dalam komunikasi non verbal, stereotip, kecenderungan menilai, dan kecemasan.
Perbedaan dalam latar belakang ras atau etnik, kelas sosial ekonomi dan pola bahasa
menimbulkan masalah dalam hubungan konseling.
a. Makin besar kesamaan harapan tentang tujuan konseling antara budaya pada diri
konselor dan klien maka konseling akan berhasil.
c. Makin sederhana harapan yang diinginkan oleh klien maka makin berhasil
konseling tersebut.
d. Makin bersifat personal, penuh suasana emosional suasana konseling antar budaya
makin memudahkan konselor memahami klien.
11
e. Keefektifan konseling antara budaya tergantung pada kesensitifan konselor
terhadap proses komunikasi.
f. Keefektifan konseling akan meningkat jika ada latihan khusus serta pemahaman
terhadap permasalahan hidup yang sesuai dengan budaya tersebut.
g. Makin klien kurang memahami proses konseling makin perlu konselor /program
konseling antara budaya memberikan pengarahan tentang proses ketrampilan
berkomunikasi, pengambilan keputusan dan transfer.
Obyek kajian bimbingan dan konseling ialah upaya bantuan yang diberikan
kepada individu yang mangacu pada ke-4 fungsi pelayanan yakni fungsi pemahaman,
pencegahan, pengentasan dan pemeliharaan/ pengembangan. Dalam menjabarkan tentang
bimbingan dan konseling dapat digunakan berbagai cara/ metode, seperti pengamatan,
wawancara, analisis document (Riwayat hidup, laporan perkembangan), prosedur teks
penelitian, buku teks, dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya mengenai obyek kajian
bimbingan dan konseling merupakan wujud dari keilmuan bimbingan dan konseling.
12
2. Peran Ilmu Lain dan Teknologi dalam Bimbingan dan Konseling
Pengembangan teori dan pendekatan bimbingan dan konseling boleh jadi dapat
dikembangkan melalui proses pemikiran dan perenungan, namun pengembangan yang
lebih lengkap dan teruji didalam praktek adalah apabila pemikiran dan perenungan itu
memperhatikan pula hasil-hasil penelitian dilapangan. Melalui penelitian suatu teori dan
praktek bimbingan dan konseling menemukan pembuktian tentang ketepatan/ keefektifan
dilapangan. Layanan bimbingan dan konseling akan semakin berkembangan dan maju
jika dilakukan penelitian secara terus menerus terhadap berbagai aspek yang
berhubungan dengan BK.
Pendidikan itu merupakan salah satu lembaga sosial yang universal dan berfungsi
sebagai sarana reproduksi sosial ( Budi Santoso, 1992).
13
Undang-Undang No. 2 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
menetapkan pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
Bimbingan dan konseling mengembangkan proses belajar yang dijalani oleh klien-
kliennya. Kesadaran ini telah tampil sejak pengembangan gerakan Bimbingan dan
Konseling secara meluas di Amerika Serikat . pada tahun 1953, Gistod telah menegaskan
Bahwa Bimbingan dan Konseling adalah proses yang berorientasi pada belajar……,
belajar untuk memahami lebih jauh tentang diri sendiri, belajar untuk mengembangkan
dan merupakan secara efektif berbagai pemahaman.. (dalam Belkin, 1975). Lebih jauh,
Nugent (1981) mengemukakan bahwa dalam konseling klien mempelajari ketrampilan
dalam pengambilan keputusan. Pemecahan masalah, tingkah laku, tindakan, serta sikap-
sikap baru . Dengan belajar itulah klien memperoleh berbagai hal yang baru bagi dirinya;
dengan memperoleh hal-hal baru itulah klien berkembang.
3. Pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan Bimbingan tujuan dan konseling
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
5. Landasan Ilmiah dan Teknologi: Landasan ilmiah dan teknologi membicarakan tentang
sifat-sifat keilmuan bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling sebagai ilmu
yang multireferensial menerima sumbangan dari ilmu-ilmu lain dan teknologi, penelitian
dalam bimbingan dan konseling memberikan masukan penting bagi pengembangan
keilmuan bimbingan konseling.
15
6. Landasan Pedagogis: Landasan pedagogis mengemukakan bahwa bimbingan
merupakan salah satu bagian dari pendidikan yang amat penting dalam upaya untuk
memberikan bantuan (pemecahan-pemecahan masalah) motivasi agar peserta didik dapat
mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
B. SARAN
Dalam pembahasan makalah yang telah dijelaskan tersebut penyaji tidak luput dari
kesalahan ataupun kekurangan baik dari dalam penulisan, materi atau pembahasan, dan ataupun
dalam penyusunan rangkaian kata. Sekeras apapun usaha yang dilakukan, ketidak sempurnaan
selalu mengiringi, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun semoga dalam penulisan
makalah berikutnya dapat lebih baik dari makalah ini. Akhir kata semoga segala usaha yang kita
lakukan bernilai ibadah dan mendapat pahala dan ridhoNya, Amin.
16
17