Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TEORI DAN TEKNIK KONSELING

“Teori Terapi Humanistik”

Kelompok

Disusun oleh :

Dinda muna maharani 1613052021

Salwa Fauziyah 1813052009

Ria Annisa Fitri 1813052041

Rizki Teguh 1813052037

Fatwa N 1813052029

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tujan yang Maha Esa dengan rahmat, hidayah, dan
kesehatan yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini, guna
untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori dan Teknik Konseling tepat pada waktunya, makalah
ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuannya tentang “Teori Humanistik”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terimah kasih kepada pihak yang
membantu penulis, yakni teman-teman satu kelompok dan pak Syarifuddin Dahlan selaku dosen
pengampu mata kuliah teori dan teknik konseling, dan juga rekan-rekan yang sudah memberikan
masukan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak sekali kekurangan dalam
makalah ini. Untuk itu saran dan kritikan yang bersifat membangun sangat kami harapkan dari
semua pihak demi kelengkapan dan kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 24 Oktober 2017

Penyusun

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 4


1.2 Rumusan Maslah 4
1.3 Tujuan 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Manusia menurut Teori Humanistik 6

2.2 Struktur Kepribadian 7

2.3 Asumsi Tingkah laku bermasalah 7

2.4 Tujuan Konseling Humanistik 7

2.5 Fungsi dan Peran Konselor Teori Humanisti 8

2.6 Pengalaman Konseli Humaistik 8

2.7 Hubungan konselor dan konseli humanistik 8

2.8 kelebihan dan kekurangan konseling humanistik 9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 10

DAFTAR PUSTAKA 11

4
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konseling merupakan suatu aktivitas tang dilakukan oleh seorang konselor dan seorang
konseli guna nya untuk membahas ataupun menyelesaikan suatu permasalahan yang tengah
dihadapi oleh seorang konseli. Dalam melakukan sebuah proses konseling, konselor dapat
melakukan dengan menggunakan beberapa pendekatan salah satunya seperti pendekatan
humanistik.

Tokoh dari teori humanistik diantaranya Abraham Maslow yang terkenal dengan teori
aktualisasi diri, dilahirkan di New York pada tahun 1908 dan meninggal di Calivornia tahun
1970. Maslow menggambarkan dirinya saat kecil sebagai seorang yang pemalu, kutu buku dan
neurotic. Tetapi, tidak selamanya ia menjadi neurotic dan benci pada diri sendiri. Ia sepenuhnya
menyadari potensinya, dan menjadi psikolog humanisme terkenal yang menginspirasi banyak
perubahan masyarakat kearah yang positif. Makalah ini akan membahas tentang bagaimana
konsep dasar manusia menurut teori humanistik, tujuan, kelebihan dan kekurangan tentang teori
humanistik ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep dasar tentang manusia menurut humanistik ?
2. Bagaimana struktur kepribadian menurut humanistik?
3. Bagaimana asusmsi tingkah laku bermasalah menurut humanistik?
4. Bagaimana tujuan konseling menurut humanistik?
5. Apasaja fungsi dan peranan konselor menurut humanistik?
6. Bagaimana pengalaman konseli humanistik?
7. Bagaimana hubungan konselor dan konseli humanistik?
8. Apasaja kelebihan dan kekurangan konseling humanistik?

5
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar tentang manusia menurut humanistik
2. Untuk mengetahui struktur kepribadian menurut humanistik
3. Untuk mengetahui asusmsi tingkah laku bermasalah menurut humanistik
4. Untuk mengetahui tujuan konseling menurut humanistik
5. Untuk mengetahui apasaja fungsi dan peranan konselor menurut humanistik
6. Untuk mengetahui bagaimana pengalaman konseli humanistik
7. Untuk mengetahuibagaimana hubungan konselor dan konseli humanistik
8. Untuk mengetahui apasaja kelebihan dan kekurangan konseling humanistik

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Manusia


Teori Humanistik berfokus pada kondisi manusia. Pendekatan mengutamakan suatu sikap
yang menekankan pada suatu pemahaman atas manusia, bahwa manusia tidak bias
melarikan diri dari kebebasan dan bahwa kebebasan dan tanggung jawab itu saling
berkaitan.
Pendekatan ini berusaha membantu pikiran dan perasaan individu bagaimana menghayati
dan menerapi hidup di dunia ini, kemudian individu sadar atas kemampuannya dalam
mengatur, menentukan arah hidupnya sendiri, bebas dan bertanggung jawab. Sehingga
individu akan menjadi dirinya sendiri dan mengalami kesadarannya secara otentik.
Ada beberapa konsep utama dari teori humanistik ini:
a) Kapasitas untuk sadar akan dirinya
Meningkatkan kesadaran diri, kesadaran dalam hal ini menyadari bahwa seseorang punya
potensi, pilihan untuk bertindak ataupun tidak. Semakin tinggi kesadaran diri kita, semakin
tinggi kemungkinan kita merasakan kebebasan.
b) Kebebasan dan tanggung jawab
Terapi humanistik terus menerus memfokuskan pada pertanggung jawaban klien atas
situasi mereka. Mereka tidak membiarkan klien menyalahkan orang lain, kekuatan dari
luar, atau lainya. Perilaku yang muncul adalah bagimana kita hidup dan menjadi apa kita
adalah hasil pilihan kita. Manusia harus menerima tanggung jawab untuk menentukan
hidup mereka sendiri.
c) Usaha untuk mendapatkan identitas dan bisa berhubungan dengan orang lain
Dimana mereka telah kehilangan identitas mereka? Dan terapi ini mengarahkan klien untuk
mendapatkan identitas mereka kembali. Terapi ini sering menakutkan bagi klien manakala
mereka melihat kenyataan bahwa mereka telah menyerahkan kebebasan mereka kepada
orang lain dan bahwa dalam hubungan terapi mereka terpaksa menerima kembali.
d) Pencarian makna
(a) Makna berarti kesenangan, maka harus didapat dengan kebebasan. Menemukan makna
dalam hidup adalah sebuah hasil dari komitmen untuk mencintai, berkreasi dan berkarya.
(b) “Keinginan untuk berarti” adalah dorongan yang paling utama. (c) Hidup tidak
bermakna dengan sendirinya, setiap orang harus mencari dan menemukan maknanya
sendiri.
e) Kecemasan sebagai kondisi dalam hidup
(a) Keresahan muncul dari dorongan untuk survaive dan mempertahankan keberadaan diri,
(b) keresahan eksistensial adalah normal meskipun kematian bisa datang tanpa keresahan,
(c) keresahan bisajadi sebuah rangsangan untuk tumbuh jika kita sadar dan menerima
kebebasan kita, (d) kita bisa menghilangkan keresahan kita dengan menciptakan ilusi ilusi
7
bahwa ada keamanan dalam hidup, (jika kita punya keberanian untuk menhadapi diri kita
sendiri dan hidup yang mungkin kita takutkan.
f) Kesadaran akan kematian dan ketiadaan
(a) Kesadaran akan kematian adalah kondisi dasar manusia yang meberikan signifikansi
untuk hidup, (b) jika kita bertahan melawan kematian hidup kita akan sempit dan tidak
berarti, (c) kita belajar hidup untyk sekarang dan suatu hari hasil dari usaha dan kreatifitas
dlam hidup..

2.2 Struktur Kepribadian


Menurut Maslow, holisme menegaskan bahwa organisme selalu bertingkah laku sebagai
kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian bagian atau komponen yang berbeda. Jiwa dan
tubuh bukan dua unsur yang terpisah tapi bagian dari satu kestuan.
1. Manusia adalah makhluk yang bebas dan bertanggung jawab.
2. Manusia tidak pernah diam, tetapi selalu berproses untuk menjadi sesutau yang lain dari
sebelumnya (becoming).
3. Individu sebagai keseluruhan yang integral, khas, dan terorganisasi.
4. Manusia pada dasarnya memiliki pembawaan yang baik atau tepatnya netral.
5. Manusia memilik potensi kreatif, memiliki kemampuan atau keistimewaan dalam bidang
tertentu.
6. Self-fulfillment merupakan tema utama dalam hidup manusia.
7. Manusia memilik bermacam macam kebutuhan yang secara Hiriaki dibedakan menjadi:
-Kebutuhan fisiologis
-Kebutuhan akan rasa aman
-Kebutuhan akan cinta dan memiliki
-Kebutuhan akan harga diri
-Kebutuhan akan aktualisasi diri.

2.3 Asumsi Tingkah Laku Bermasalah


Konseli yang bermasalah telah kehilangan dirinya sendiri (rasa ada), individu merasa
ketidak-adaan dalam kehidupannya. Pendekatan konseling ini menekankan untuk membantu
konseli, agar konseli memperoleh atau mengemukakan kemanusiaannya yang hilang.

2.4 Tujuan Konseling Humanistik

a) Agar klien memahami keberadaanya secara otentik, dengan menjadi sadar atas
keberadaan dan potensi serta sadar bahwa ia dapat membuka diri dan bertindak
bedasarakan kemampuannya. Terdapat tiga karakteristik dari keberadaan otentik: (a)
menyadari sepenuhnya keadaan sekarang, (b) memilih bagaimana hidup pada saat
sekarang, (c) memikul tanggung jawab untuk memilih.

8
b) Meluaskan kesadaran diri klien, dan meningkatkan kesanggupan pilihannya, yakni
menjadi bebas dan bertanggung jawab atas arah hidupnya.
c) Membantu klien agar mampu menghadapi kecemasan sehubungan dengan tindakan
memilih diri, dan menerima kenyataan bahwa dirinya lebih dari sekedar korban kekuatan
kekuatan deterministic diluar dirinya.

2.5 Fungsi dan peran konselor


a) Mengakui pentingnya pendekatan dari pribadi ke pribadi serta memberikan reaksi
reaksi pribadi dalam kaitan dengan apa yang dikatakan oleh konseli
b) Menekankan keharusan terpis terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi yang
menyeluruh
c) Memandang terapis sebagai model, bisa secara implicit menunjukan kepada klien
potensi bagi tindakan kreatif dan positif
d) Menantang konseli untuk melihat seluruh cara dia menghindari pembuatan putusan
putusan dan memberikan penilaian terhadap penghindaran itu
e) Mendorong konseli untuk memeriksa jalan hidupnya pada periode sejak memulai
konseling
f) Memberitahukan kepada konseli bahwa ia sedang mempelajari apa yang dialaminya
sesungguhnya adalah suatu sifat yang khas sebagai manusia.

2.6 Pengalaman Konseli


Dalam terapi humanistik, klien mampu mengalami secara subjektif persepsi-persepsi
tentang dunianya. Dia harus aktif dalam dalam proses terapiutik, sebab dia harus
memutuskan kekuatan-kekuatan, perasaan berdosa, ketakutan dan kecemasan apa yang akan
di eksplorasikan. Dengan kata lain, klien dalam terapi pendekatan ini terlibat dalam
pembukaan pintu menuju diri sendiri.

2.7 Hubungan antara Konselor dan Konseli


Yang paling diutamakan oleh koselor humanistik adalah hubungannya dengan klien.
Kualitas dari dua orang yang bertatap muka dalam situasi terapiutik merupakan stimulus
terjadinya perubahan yang positif. Inti dari hubungan terapiutik adalah rasa saling
menghormati, yang mencangkup kepercayaan akan potensi klien untuk secara otentik
menangani kesulitan mereka dan akan kemampuan mereka menemukan jalan alternative
akan keberadaan mereka.

9
2.8 Kelebihan dan Kekurangan Konseling Humanistik
Kelebihan Konseling Humanistik:
a) Pendekatan ini menekankan pada keunikan masing masing individu dan pentingnya arti
hidup mereka
b) Pendekatan ini membantu menghubungkan individu kepada permasalahan universal yang
dihadapi oleh manusia
c) Bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, analisis terhadap
fenomena social
d) Pendekatan ini cocok digunakan pada perkembangan klien seperti masalh karier,
kegagalan dalam perkawinan, pengucilan dalam pergaulan, masa transisi dalam
perkembangan dari remaja menjadi dewasa.
Kekurangan Konseling Humanistik:
a) Pendekatan ini belum menghasilkan suatu model konseling yang berkembang secara
penuh
b) Pendekatan ini kekurangan program Pendidikan dan pelatihan
c) Pendekatan ini sulit untuk diterapkan pada tingkatan yang melebihi tingkat individualis
karena sifatnya subjektif
d) Pendekatan ini lebih dekat pada filosofi ekstensial daripada teori konseling lain.
Perbedaan ini membatasi kegunaannya dalam beberapa kasus.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori Humanistik berfokus pada kondisi manusia. Pendekatan mengutamakan suatu sikap
yang menekankan pada suatu pemahaman atas manusia, bahwa manusia tidak bias
melarikan diri dari kebebasan dan bahwa kebebasan dan tanggung jawab itu saling
berkaitan. Tokoh dari teori humanistik diantaranya Abraham Maslow yang terkenal dengan
teori aktualisasi diri. Menurut Maslow, holisme menegaskan bahwa organisme selalu
bertingkah laku sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian bagian atau komponen
yang berbeda. Jiwa dan tubuh bukan dua unsur yang terpisah tapi bagian dari satu kestuan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Oktariana, yohana.2016.teori-teori konseling. Bandar lampung.

12

Anda mungkin juga menyukai