Anda di halaman 1dari 5

JENIS-JENIS DAN PROSEDUR EVALUASI

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Jenis Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling Di Sekolah


1. Evaluasi peserta didik (input)
Pemahaman terhadap peserta didik yang mendapatkan bimbingan dan
konseling penting dan perlu. Pemahaman mengenai peserta didik perlu dilakukan
sedini mungkin. Evaluasi jenis ini dimulai dari layanan pengumpulan data pada saat
peserta didik diterima oleh dekolah bersangkutan.
Adapun jenis data yang dikumpulkan dari peserta didik dapat berupa:
kemampuan sekolastik, bakat, minat, kepribadian, prestasi belajar, riwayat
kependidikan, riwayat hidup, citia-cita pendidikan atau jabatan, hobi dan
penggunaan waktu luang, kebiasaan belajar, hubungan sosial, keadaan fisik dan
kesehatan, kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan minat terhadap mata pelajaran
sekolah.

2. Evaluasi program
Jenis evaluasi program ini dilakukan demi untuk peningkatan mutu program
bimbingan dan konseling di sekolah dibagi menjadi beberapa kegiatan layanan, yaitu:
a. Layanan kepada peserta didik
b. Layanan kepada guru/konselor
c. Layanan kepada kepala sekolah
d. Layanan kepada orang tua siswa atau masyarakat.
Kegiatan operasional dari masing-masing layanan hendaknya disusun dalam
suatu sistematika tertentu. Jenis evaluasi pelaksanaan program ini memerlukan alat-
alat atau instrumen evaluasi yang baik.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat diketahui bahwa evaluasi program
adalah prosedur yang digunakan untuk menentukan derajat tingkat suatu sekolah
mengenai program bimbingan dan konseling komprehensif yang tepat dan berfungsi
secara penuh. Penilaian dibuat mengenai status dari suatu program yang
menggunakan standard dan kreiteria evaluasi program yang diperoleh secara
langsung dari kerangka kerja program bimbingan dan konseling komprehensif.
Standar dan kriteria evaluasi program diperlukan untuk memastikan bahwa
suatu program bimbingan dan konseling secara penuh terwakili. Ketika standard dan
kriteria telah terpilih dan mewakili suatu program bimbingan dan konseling
komprehensif, kemudian dibuat suatu skala untuk masing-masing ukuran yang
terbentang dari poin 5 sampai 6 atau 7. Hasil dari evaluasi program mengungkapkan
di mana kemajuan telah dibuat atau kekurangan dari implementasi keseluruhan
program bimbingan dan konseling.

3. Evaluasi proses
Dalam evaluasi proses, yang dievaluasi adalah proses pelayanan bimbingan
dan konseling secara keseluruhan dari mulai perencanaan hingga pelaksanaan.
Eveluasi proses ini bertujuan untuk mengetahui efesiensi dan efektivitas proses
dan pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas proses bimbingan itu sendiri.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu program, dituntut
suatu proses pelaksanaan yang mengarah kepada tujuan yang diharapkan. Didalam
proses pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di sekolah banyak faktor yang
terlihat khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan. Hal itu dapat diuraikan
seperti berikut :
a. Organisasi dan administrasi program bimbingan.
b. Personal/petugas pelaksana.
c. Fasilitas dan perlengkapan.
d. Kegiatan Bimbingan.
e. Partisipasi guru/konselor/konselor/konselor.
f. Anggaran pembiayaan.

4. Evaluasi Hasil.
Aspek yang paling penting keberhasilan suatu program dari pelaksanaan
program itu sendiri. Untuk memperoleh gambaran tentang hasil yang diharapkan
sesuai dengan tujuan pelayanan bimbingan dapat tercapai atau tidak, akan tercermin
dalam diri siswa yang mendapat pelayanan bimbingan itu sendiri.
Hal-hal yang menyangkut diri siswa sesuai dengan tujuan pelayanan bimbingan
dapat dilihat dalam segi :
a. Pandangan para tamatan/lulusan tentang program pendidikan di sekolah
yang telah ditempuhnya.
b. Kualitas prestasi (performance) bagi tamatan/lulusan.
c. Pekerjaan/jabatan yang dilakukan oleh siswa yang telah menamatkan program
pendidikannya .
d. Proporsi tamatan/lulusan yang bekerja dan yang belum bekerja.

B. Tahap Pelaksanaan Program Evaluasi dalam Bimbingan dan Konseling


Dalam mengadakan pelaksanaan evaluasi program bimbingan dan
konseling disekolah dapat melalui prosedur atau tahan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Fase persiapan ini terdiri dari kegiatan penyusunan kisi-kisi evaluasi. Dalam
kegiatan penyusunan kisi-kisi evaluasi ini langkah-langkah yg dilalui adalah:
a. Langkah pertama penetapan aspek-aspek yang dievaluasi. Aspek-aspek yang
dievaluasi adalah:
1) Penentuan dan perumusan masalah yang hendak dipecahkan atau tujuan
yang akan dicapai
2) Program kegiatan bimbingan
3) Personel atau ketenagaan
4) Fasilitas teknik dan administrasi bimbingan
5) Pembiayaan
6) Partisipasi personel
7) Proses kegiatan
8) Akibat sampingan.
b. Langkah-langkah kedua penetapan kriteria keberhasilan evaluasi. Misalnya, bila
proses aspek kegiatan yang akan dievaluasi maka kriteria yang dapat dievaluasi
ditinjau dari: lingkungan bimbingan, sarana yang ada, dan situasi daerah
c. Langkah ketiga penetapan alat-alat/ instrument evaluasi. Misalnya aspek
proses kegiatn yang hendak dievaluasi dengan kriteria bagian b di atas, maka
instrument yang harus digunakan ialah: ceklis, observasi kegiatan, tes
situsasi, wawancara, dan angket
d. Langkah keempat penetapan prosedur evaluasi. Seperti contoh pada butir
b) dan c) di atas, maka prosedur evaluasinya mlalui: penelaahan, kegiatan,
penelaahan hasil kerja, konfrensi kasus, dan lokakarya
e. Langkah kelima penetapan tim penilaian atau evaluator .Berkaitan dengan
contoh diatas, maka yang harus menjadi evaluator dalam penilaian proses
kegiatan ialah: ketua bimbingan dan konseling, kepala sekolah, tim bimbingan
dan konseling, dan konselor.

2. Tahap Penyediaan/pengembangan instrument evaluasi


Dalam tahap kedua ini dilakukan kegiatan di antaranya:
a. Memilih alat-alat atau instrumen evaluasi yang ada atau menyusun dan
mengembangkan alat-alat evaluasi yang diperlukan.
b. Penggandaan alat-alat instrumen evaluasi yang akan digunakan.
c. Fase pelaksanaan kegiatan evaluasi. Dalam fase pelaksanaan evaluasi ini,
evaluator melalui kegiatan, yaitu:
1) Persiapan pelaksanaan kegiatan evaluasi;
2) Melaksanakan kegiatan evaluasi sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan.

3. Tahap pelaksanaan kegiatan evaluasi


Dalam tahap pelaksanaan evaluasi ini, evaluator melalui kegiatan, yaitu:
a. Persiapan pelaksanaan kegiatan evaluasi
b. Melaksanakan kegiatan evaluasi sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

4. Tahap menganalisis hasil evaluasi


Dalam tahap analisis hasil evaluasi dan pengolahan data hasil evaluasi ini
dilakukan mengacu kepada jenis datanya. Data-data itu, diantarnya:
a. Tabulasi data;
b. Analisis hasil pengumpulan data melalui statistik atau non-statistik
c. Fase penafsiran atau interprestasi dan pelaporan hasil evaluasi. Pada fase ini
dilakukan kegiatan membandingkan hasil analisis data dengan kriteria penilaian
keberhasilan dan kemudian diinterprestasikan dng memakai kode-kode tertentu,
untuk kemudian dilaporkan serta digunakan dalam rangka perbaikan dan
atau pengembangan program layanan bimbingan konseling.

5. Tahap penafsiran atau interpretasi dan pelaporan hasil evaluasi


Fase ini dilakukan kegiatan membandingkan hasil analisis data dengan kriteria
penilaian keberhasilan dan kemudian diinterprestasikan dng memakai kode- kode
tertentu, untuk kemudian dilaporkan serta digunakan dalam rangka perbaikan dan
atau pengembangan program layanan Bimbingan Konseling.
Dalam pelaksaan evaluasi program bimbingan dan konseling agar berhasil
dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, seorang evaluator harus memiliki cara
atau metode yang tepat guna dalam pelaksanaanya. Umumnya dalam penggunaan
metode ini tidak berbeda jauh dengan metode penelitian pada umumnya misalnya
dengan menggunakan metode survey, observasi, eksperimental dan studi kasus.
Disini hanya akan dikemukakan secara singkat metode yang dapat
digunakan dalam mengumpulkan data dalam merealisasikan bimbingan dan
konseling, khususnya yang berjalan disekolah, metode itu adalah metode observasi.
Metode ini, merupakan satu cara untuk mengumpulkan data yang diinginkan
dengan cara melakukan pengamatan secara langsung. Dalam hal ini mengadakan
penyelidikannya menggunakan panca indra secara aktif, terutama penglihatan dan
pendengarannya.
Oleh karena itu observasi menggunakan alat indra, maka segala sesuatu
yang dapat ditangkap panca indra dapat diobservasi, karenanya observasi ini
menyangkut masalah yang kompleks, dan konselor harus bersifat sensitif dalam
menangkap data.

Anda mungkin juga menyukai