Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

THERAPY GESTALT

Disusun Oleh:
KELOMPOK 11
Anita Fikuri (1942014004)
Emitha Bulan Ajizzah (1942014016)
Mahabbatullaina (1942014009)

BIMBINGAN KONSELING INDIVIDUAL


Dosen Pengampu: Madurasmi Maalisid, S.PdI, MA

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SAMARINDA
2021

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................3
C. Tujuan Penulisan............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Therapy Gestalt.................................................................................4


B. Sejarah singkat Therapy Gestalt.....................................................................6
C. Pengaplikasian Therapy Gestalt.....................................................................8

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN............................................................................................11
B. SARAN.........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................12

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata terapi biasa kita dengar dalam dunia medis, terapi disini diartikan sebagai
pengobatan atau pemulihan kesehatan orang yang sedang mengalami sakit. Tidak
hanya dalam dunia kedokteran yang menggunakan metode terapi, pada
Bimbingan Konseling dan Psikolog juga menggunakan terapi ini sebagai
pengobatan yang memulihkan kesehatan klien nya. Dalam dunia Bimbingan
konseling dan Psikolog terapi ini disebut sebagai Psikoterapi. Pada Bimbingan
Konseling terdapat bimbingan yang melayani konseling individual dalam layanan
itu terapi sangat digunakan dalam menyelesaikan masalah-masalah klien. Salah
satu terapi yang digunakan adalah Therapy Gestalt atau yang biasa disebut terapi
kursi kosong. Metode terapi gestalt ini membantu para konselor menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi klien seperti cara bermain peran yang membuat klien
merasakan perubahan pada diri nya dan dapat menghentikan sesuatu yang dapat
menyiksanya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Therapy Gestalt?
2. Bagaimana sejarah singkat Therapy Gestalt?
3. Bagaimana pengaplikasian Therapy Gestalt?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Therapy Gestalt

Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang berarti bentuk atau wujud. Dalam
makna kata kerja menjadi to form, to shape, to fashion, to organize dan to
structure. Gestalt menunjukkan bahwa manusia tidak mempersepsi berbagai hal
secara sendiri-sendiri melainkan dengan mengorganisasikannya melalui proses
perseptual menjadi keseluruhan yang bermakna. Sebagaimana ketika melihat
sebaris titik-titik mungkin bisa dipersepsi sebagai sebuah garis lurus.1

Terapi Gestalt pertama kali ditemukan oleh Frits Perls pada tahun 1893-1970.
Perls mengatakan, seseorang selayaknya memiliki tanggung jawab terhadap
kehidupan mereka sendiri baik untuk diri maupun sekitarnya. Selain itu, bisa
mengungkapkan kebencian dengan terbuka.2 Terapi Gestalt adalah terapi yang
didasari oleh aliran psikoanalisis, penomenologis, dan eksistensialisme. Terapi
Gestalt menekankan kepada tanggung jawab diri dan kesempurnaan sebagai
seorang individu. Perls menekankan pada prinsip kesadaran dan pemulihan
kesadaran pada diri klien tentang here dan now.3

1
Kholifah, “Teori Konseling (Suatu Pendekatan Konseling Gestalt),” Al-Tazkiah 5 (Desember
2016): 111.
2
Khakam Umam Asnawi, “Konsep Konseling Gestalt Berbasis Islam Untuk Membantu
Meningkatkan Bersosialisasi Dan Adaptasi Siswa Di Sekolah,” Hisbah: Jurnal Bimbingan
Konseling Dan Dakwah Islam 14, no. 1 (2017): 4.
3
Abdurrachman Fauzi, “Penerapan Terapi Gestalt Untuk Menangani ‘AD’ Siswa Yang Menjadi
Korban Bullying DI SMPN 26 Bandung,” Pekerjaan Sosial 17, no. 2 (December 5, 2018): 283–
284.

4
Terapi gestalt dapat membantu klien agar berani dalam menghadapi berbagai
tantangan maupun berbagai kenyataan yang harus dihadapi. Namun, poin utama
ialah dalam terapi ini individu akan dibantu untuk hidup jauh dari ketergantungan
terhadap lingkungan atau orang lain dan diajarkan untuk lebih bertanggung jawab
dan meningkatkan kebermaknaan dalam hidupnya. Terapi gestalt tidak
memandang masa depan, dalam artian dapat menimbulkan kecemasan. Begitupun
dengan masa lalu, terapi gestalt menganggap masa lalu dapat menghambat proses
pembentukan pribadi dan dianggap telah berlalu.

Dalam proses terapi, klien akan diarahkan agar berada di masa lampau dan
menghidupkan kembali perasaan-perasaan masa lampaunya dan dibawa ke masa
kini seolah masa lalu itu hadir diantaranya. Apabila memang masa lalu itu
berpegaruh besar terhadap kehidupannya sekarang, maka masa lampau itu akan
ditangani dengan membawanya ke masa sekarang sebanyak mungkin. Dalam
terapi Gestalt terdapat konsep yang bernama unfinished business atau urusan yang
belum rampung atau selesai. Hal ini meliputi perasaan-perasaan seperti dendam,
kemarahan, kebecncian, sakit hati, kecemasan, rasa di abaikan dan rasa berdosa.
Perasaan-perasaan tersebut dapat menganggu atau menghambat kehidupan
individu. Perasaan-peraaan tersebut memang tidak bisa diungkapkan, tapi
perasaan tersebut diasosiasikan dengan ingatan-ingatan dan fantasi tertentu.4

Ciri-ciri spesifik teori Gestalt adalah:

1. Pendekatannya konfrontif dan aktif.


2. Menangani masa lampau dengan membawa aspek-aspek masa lampau
yang relevan pada saat sekarang.
3. Menggairahkan hubungan dan pengungkapan perasaan-perasaan langsung
dan menghindari intelektualisasi abstrak tentang masalah-masalah klien.
4. Memberikan perhatian terhadap pesan-pesan nonverbal dan pesan-pesan
tubuh.
5. Menolak mengakui ketidakberdayaan sebagai alasan untuk tidak berubah.

4
Fauzi, 284.

5
6. Meletakkan penekanan pada klien untuk menemukan makna-maknyanya
sendiri dan membuat penafsiran-penafsiran sendiri.
7. Dalam waktu yang sangat singkat para klien bisa mengalami perasaan-
perasaannya sendiri secara intens melalui sejumlah Gestalt.5

Dalam hubungannya dengan perjalanan hidup manusia, pendekatan Gestalt


memandang bahwa masa lalu telah pergi dan masa depan belum dijalani. Oleh
karena itu, yang menuntaskan segala permasalahan yang dialami oleh manusia
adalah masa sekarang. Ketika terlalu terpaku dengan masa depan, individu akan
mengalami kecemasan yang menjadikannya sebagai kesenjangan antara saat dan
kemudian. Dalam praktiknya nanti, konselor akan membantu konselinya dengan
mengajukan pertanyaan berupa “apa yang sedang Anda alami sekarang Anda
duduk disana dan mencoba berbicara?”. Jadi, dalam konteks ini tetap merujuk
kepada masa sekarang. Apabila konseli berbicara tentang masa lalunya, maka
konselor meminta agar konseli membawa masa lalu itu ke masa sekarang dan
seolah-olah mengalaminya di masa sekarang.6

5
Dr. Fenti Hikmawati, M.Si., Bimbingan dan Konseling, 5 (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), 115–16.
6
Kholifah, “Teori Konseling (Suatu Pendekatan Konseling Gestalt),” 112.

6
B. Sejarah Therapy Gestalt

Frederik S (“Fritz”) Perls (1893-1970) dan istrinya Laura Postner Perls (1905-
1990) merupakan pencetus terapi gestalt. Perls lahir di Berlin dari keluarga
Yahudi kelas menengah. Terapi gestalt berkembang pada tahun 1950-an dan
1960-an kemudian tersebar luas dan semakin matang pada tahun 1980an
Humphrey, menegaskan peran kedudukan kedua tokoh penggagas terapi gestalt
ini bahwa Laura Postner Perls lebih mengarahkan terapi gestalt pada kontak
(contact) dan dukungan (support), sedangkan Perls lebih menekankan pada
kesadaran (awareness). Dari peran serta keduanya terapi gestalt berkembang lebih
maju dan lebih luas.

Saat itu Perls berusaha menyelesaikan sekolahnya dan mendapat gelar MD.
Dengan spesialisasi sebagai psikiater. Pada tahun 1916 ia kemudian bergabung
dengan tentara jerman sebagai tenaga medis pada perang dunia I. Setalah perang
Perls bekerja di sebuah institut Goldstein untuk Kerusakan otak tentara di
Frankfrut. Dari sinilah ia melihat pentingnya manusia dipandang sebagai satu
keseluruhan bukan dari sejumlah fungsi bagian-bagiannya. Kemudian ia pindah
ke Wina dan memulai latihan psikoanalitisnya. Perls di analisis oleh Wilhem
Reich, ahli psikoanalis yang menokohi metode-metode pemahaman diri dan
perubahan kepribadian melalui terapi tubuh. Dia juga di awasi oleh sejumlah
tokoh kunci pergerakan psikoanalitis, termasuk Karen Horney.

Setelah itu Perls pidah ke Amerika pada tahun 1946. Kemudian ia mendirikan
sebuah Institut Terapi Gestalt New York pada tahun 1952. Bahkan ia tinggal di
Big Sur, California, dan memberi workshop dan seminar di Institut Esalen,
menata reputasinya sebagai seorang inovator psikoterapi. Disinilah ia memilki
pengaruh besar pada masyarakat, sebagian karena profesionalisme menulisnya,
dan sebagian besar karena hubungan pribadinya dalam workshopnya.

Meskipun Fritz Perls memiliki konsep psikoanalitis, ia juga mengambil isu-isu


dari teori Freud sebagai beberapa dasar teorinya. Pandangan Freud pada manusia
secara mendasar bersifat mekanis, sementara Perls menekankan pada pendekatan

7
holistik dalam masalah kepribadian. Freud terfokus pada penekanan konflik
intrapsikis sejak masa kanak-kanak, sedangkan Pearls menilai pengujian pada
situasi yang ada saja. Salah satu aturan ahli terapi adalah untuk mengarahkan
fokus fenomenologis, atau untuk membantu klien dalam membangun kesadaran
mereka. Kesadaran meliputi wawasan, penerimaan diri, pengetahuan akan
lingkungan, pertanggungjawaban atas pilihan, dan kemampuan untuk menjalin
hubungan dengan orang lain.7

C. Pengaplikasian Therapy Gestalt kedalam Bimbingan Konseling


Individual

Dalam layanan bimbingan konseling individual terdapat layanan yang


dinamakan Therapy Gestalt. Konsep utama pada layanan Therapy Gestalt adalah
here and now ( disini dan sekarang). Yang dimaksud sekarang adalah apa yang
sedang diingat, yang sedang dirasakan, yang sedang diharapkan dan yang sedang
disadari. Dalam gestalt, masa lalu itu sudah berlalu dan tidak bisa diulang
kembali sedangkan masa depan belum ada atau belum nampak. Keadaan sekarang
menggambarkan perasaan atau reality tentang kehidupan, oleh karena itu gestalt
menyadarkan kehidupan yang sedang dialami sekarang dan disini adalah sebuah
reality, yang dimasa lalu nya serta di masa depan nya belum tentu mengalami
perasaan seperti ini. Keadaan sekarang menggambarkan perasaan atau reality
tentang kehidupan.

Dibawah ini akan dikenalkan beberapa teknik konseling gestalt, dalam


pelayanan konseling teknik yang sering digunkan adalah dialog internal yang
biasa disebut kursi kosong membantu mengatasi permasalahan yang tak
terselesaikan pada masa lalu nya. Pada penerapan teknik kursi kosong

7
Imas kania rahman, “Gestalt Profetik (G-Pro) Best Practice Pendekatan Bimbingan Dan
Konseling Sufistik” 8, no. 1 (June 2017): 1.

8
meningkatkan berlatih bermain peran melalui kursi kosong dalam meningkatkan
keterampilan dalam berkomunikasi interpersonalnya konseli.8

Ada beberapa teknik dalam layanan konseling individual menggunakan


konseling gestalt yaitu:

1. Dialog Internal
Terapi gestalt merupakan terapi yang sangat peduli sekali dengan
pertentangan antara aspek kepribadian yaitu Top dog adalah kepribadian
yang bersifat menuntut bermoral dan berbudi sedangkan Under dog adalah
bersikap lemah atau tak bedaya. pada teknik ini konselor meminta konseli
duduk dikursi kosong dengan memerankan kedua aspek tadi secara
bergantian. Dalam teknik kursi kosong ini membantu konseli bahwa kedua
sisi kepribadiannya terbantu dengan perasaan pribadi yang sangat nyata.
Tujuan dari teknik ini membuat konseli menerima dan dapat belajar
dengan kedua sisi kepribadiannya dan mengakhiri konflik-konflik nya baik
itu dari masa lalu ataupun masa sekarang.
2. Berlatih bertanggung jawab
Pada teknik ini konseli sangat dilatih bertanggung jawab setelah
mengatakan suatu keluhan-keluhan. Contohnya seperti ketika dosen
memberikan tugas maka para mahasiswa harus bertanggung jawab
menyelesaikan kewajiban nya itu dengan mngerjakan tugas nya.
3. Latihan pembalikan
Konseli dalam teknik ini melakukan sesuatu yang berbeda dengan
kenyataan dari konseli. Tujuan nya adalah agar konseli menerima ciri dari
pribadi tertentu dan mencoba untuk mengingkarinya. Contohnya seperti
konseli adalah seorang yang pemalu, maka diminta untuk memerankan
seorang yang ekshibisionis, secara tidak langsung konseli tentu saja sangat
menolak.

8
Fauzi Aldina, “Efektifitas Bimbingan Kelompok Teknik Empty Chair Dan Self Talk Untuk
Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersona Siswa,” JURNAL EDUKASI: Jurnal
Bimbingan Konseling 4, no. 1 (October 15, 2018): 1–16.

9
4. Permainan pengulangan
Dalam teknik permainan ini membantu para konseli memahami bahasa
tubuhnya. Perhatian non verbal konselor sangat berguna supaya
meningkatkan kesadaran konseli. Pada saat pelayanan gerakan yang
dilakukan konseli berbagai macam tanpa disadarinya dan berbagai macam
pula ungkapan artinya.
5. Tetap dengan perasaan
Konseli sangat diminta untuk tetap dengan perasaannya dan juga didorong
agar memahami dan mendalami perasaan tingkah laku yang ingin
dihindarinya. Kondisi ini diperlukan supaya membuka cara pada tingkat
perkembangan yang lebih baru. 9

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Terapi Gestalt merupakan terapi yang membantu klien untuk lebih


bertanggung jawab dan meningkatkan kebermaknaan dalam hidupnya. Terapi ini

9
Endin Mujahidin, Imas Kania Rahman, and Fuzna Nur Aqilah, “Pendekatan Bimbingan Dan
Konseling Gestalt Profetik (G-PRO) Untuk Meningkatkan Toleransi Beragama Siswa Di SMA
IBNU ‘AQIL,” Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam 9, no. 01 (February 29, 2020): 99–126.

10
didasari oleh aliran psikoanalisis, penomenologis, dan eksistensialisme. Terapi
Gestalt akan menekankan kepada tanggung jawab diri dan kesempurnaan sebagai
seorang individu. Terapi Gestalt pertama kali ditemukan oleh Frits Perls pada
tahun 1893-1970. Selama proses terapi, klien akan diarahkan agar berada di masa
lampau dan menghidupkan kembali perasaan-perasaan masa lampaunya dan
dibawa ke masa kini seolah masa lalu itu hadir diantaranya. Apabila memang
masa lalu itu berpegaruh besar terhadap kehidupannya sekarang, maka masa
lampau itu akan ditangani dengan membawanya ke masa sekarang sebanyak
mungkin.

B. Saran

Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat dan menambah


wawasan pada dunia keilmuan khususnya Bimbingan Konseling Individual. Kami
selaku penulis makalah ini menyadari bahwasanya dalam makalah kami masih
terdapat banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun isi. Kami harap
kekurangan tersebut bisa diterima dan makalah ini bisa dijadikan salah satu
rujukan materi.

DAFTAR PUSTAKA

Aldina, Fauzi. “Efektifitas Bimbingan Kelompok Teknik Empty Chair Dan Self
Talk Untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal
Siswa.” JURNAL EDUKASI: Jurnal Bimbingan Konseling 4, no. 1
(October 15, 2018): 1–16.
Asnawi, Khakam Umam. “Konsep Konseling Gestalt Berbasis Islam Untuk
Membantu Meningkatkan Bersosialisasi Dan Adaptasi Siswa Di Sekolah.”

11
Hisbah: Jurnal Bimbingan Konseling Dan Dakwah Islam 14, no. 1 (2017):
1–14.
Dr. Fenti Hikmawati, M.Si. Bimbingan dan Konseling. 5. Jakarta: Rajawali Pers,
2016.
Fauzi, Abdurrachman. “Penerapan Terapi Gestalt Untuk Menangani ‘AD’ Siswa
Yang Menjadi Korban Bullying DI SMPN 26 Bandung.” Pekerjaan Sosial
17, no. 2 (December 5, 2018).
Imas kania rahman. “Gestalt Profetik (G-Pro) Best Practice Pendekatan
Bimbingan Dan Konseling Sufistik” 8, no. 1 (June 2017).
Kholifah. “Teori Konseling (Suatu Pendekatan Konseling Gestalt).” Al-Tazkiah 5
(Desember 2016).
Mujahidin, Endin, Imas Kania Rahman, and Fuzna Nur Aqilah. “Pendekatan
Bimbingan Konseling Gestalt Profetik (G-PRO) Untuk Meningkatkan
Toleransi Beragama Siswa Di SMA IBNU AQIL'.” Edukasi Islami:
Jurnal Pendidikan Islam 9, no. 01 (February 29, 2020): 99–126.

12

Anda mungkin juga menyukai