Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGARUH PENDIDIKAN BAGI KESEHATAN MENTAL

Disusun Oleh:

Emitha Bulan Ajizzah (1942014016)

Indah Agus Pratiwi (1942014002)

Kherin Ednanda (1942014015)

KESEHATAN MENTAL

Dosen Pengampu:

Rini Fitriani Permatasari, S.Psi, M.A.

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB, DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS
SAMARINDA
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Pendidikan........................................................................................4
B. Macam-macam Pendidikan............................................................................5
C. Bagaimana Masalah Mental dalam Kehidupan..............................................7
D. Bagaimana Pengaruh Pendidikan bagi Kesehatan Mental.............................9

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN...........................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dapat berperan sebagai pembentuk kepribadian bagi seseorang.


Pendidikan merupakan sebuah proses pembentukan kecakapan seseorang secara
intelektual dan emosional. Tedapat sebuah proses pembelajaran jangka panjang
yang telah terencana dan terstruktur dan bertujuan untuk mengembangkan
pengetahuan dan wawasan. Selain daripada meningkatkan pengetahuan serta
wawasan seseoang, pendidikan juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
dan keterampilan khusus baik bagi individu maupun kelompok.

Dalam menjalani kehidupan, individu ada kalanya dihadapkan dengan situasi-


situasi yang dapat memicu adanya tekanan atau tuntutan. Situasi ini merupakan
hal yang umum terjadi pada individu. Maka dari itu, penting bagi setiap diri
individu untuk memiliki kesehatan mental yang baik. Sebab, kesehatan mental
merupakan komponen mendasar dari definisi kesehatan dan penting untuk
diperhatikan layaknya kesehatan fisik. Dengan adanya pendidikan menjadikan
faktor yang dapat mencerminkan seseorang dalam mengatasi tantangan maupun
masalah. Dengan adanya pendidikan seseorang memiliki pengetahuan tertentu
sehingga mampu menyelesaikan masalah dengan baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan?
2. Apa saja macam-macam dari pendidikan?
3. Bagaimana masalah kesehatan mental dalam kehidupan?
4. Bagaimana pengaruh dari pendidikan bagi kesehatan mental?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia dalam segala
aspek kehidupannya. Pendidikan dapat memberikan pengaruh agar manusia
mampu untuk bertahan hidup dengan membangun interaksi yang baik antar
sesama sehingga terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dalam konsep ajaran Islam,
pendidikan diartikan sebagai usaha berupa bimbingan ke arah pertumbuhan
kepribadian individu secara sistematis dan pragmatis agar individu dapat hidup
sesuai dengan ajaran islam dan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan
membentuk kepribadian tersebut individu dibantu dalam mencapai proses
pendewasaan dan bimbingan yang diberikan dapat meningkatkan akal, mental,
dan moral individu.1

Dalam Undang-Undang No. 02 Tahun 2003 menyebutkan bahwa pendidikan


merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri
untuk memiliki kekuatan secara spiritual keagaamaan, pengendalian diri,
kepribadin, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan diri,
masyarakat, bangsa, dan negara.2 Dengan adanya pendidikan akan menjadi wadah
yang tepat dalam membangun kesadaran bagi masing-masing individu untuk bisa

1
Siti Shafa Marwah, Makhmud Syafe’i, and Elan Sumarna, “Relevansi Konsep Pendidikan
Menurut Ki Hadjar Dewantara Dengan Pendidikan Islam,” TARBAWY : Indonesian Journal of Islamic
Education 5, no. 1 (2018): 17.
2
Dera Nugraha, “Urgensi Pendidikan Multikultural Di Indonesia,” Jurnal Pendidikan PKN
(Pancasila dan Kewarganegaraan) 1, no. 2 (2020): 145.
menyikapi adanya perubahan, keberagaman, tantangan ataupun tuntutan.
Sehingga akan tercipta kehidupan yang damai dan terhindar dari konflik-konflik.3

Permasalahan yang biasa terjadi pada masyarakat sering diindikasikan sebagai


bentuk kegagalan dalam pendidikan. Padahal pada kenyataannya pendidikan tidak
hanya membangun manusia dari sisi kognitif saja melainkan juga dari sisi lain
yang lebih fundamental. Maka dari itu pendidikan mestinya mendapatkan
perhatian yang lebih intensif. Pendidikan tak hanya berkutat pada kemampuan
kognitif saja, melainkan ada banyak unsur-unsur lain yang lebih penting. Seperti
besarnya anggapan masyarakat yang mengatakan bahwa kesuksesan hanya diukur
dengan menggunakan parameter pengetahuan semata dan cenderung
mengabaikan berbagai unsur lainnya.4 Maka dari itu, kami akan memaparkan
penjelasan mengenai macam-macam dari pendidikan sebagai berikut.

B. Macam-macam Pendidikan
1. Pendidikan Formal (Pendidikan sekolah)

Merupakan jalur pendidikan yang pastinya kalian sudah tahu atau umum
diindonesia, yaitu pendidikan yang diselenggarakan seperti sekolah dan memiliki
jenjang pendidikan setingkat SD, SMP, dan SMA. Jalur pendidikan ini memiliki
jenjang pendidikan yang sangat jelas terstruktur.5

Ciri Ciri Pendidikan Formal :

1) Terdapat kurikulum yang terstruktur


2) Memiliki persyaratan tertentu
3) Materi yang dipakai bersifat akademik
4) Memakan waktu yang lama untuk proses pembelajaran

3
Setiyani (2016), “Analisis Pendidikan Islam Multikultural Sebagai Pemersatu Bangsa,”
MANAGERE : Indonesian Journal of Educational Management 01, no. 01 (2019): 137.
4
Henki Wijaya, “Hakikat Pendidikan,” Over The Rim (2017): 191–199.
5
Bafadhol, “Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia.”
5) Tenaga pembimbing / guru memenuhi kualifikasi tertentu
6) Tempat pendidikan dari pemerintah atau swasta
7) Harus mengikuti ujian untuk peserta didik
8) Adanya peraturan berseragam
9) Saat selesai menempuh jenjang pendidikan atau melanjutkan ke jenjang
berikutnya membutuhkan ijazah sebagai peranan penting dalam penerimaan
peserta didik.6

2. Pendidikan Non-Formal (Pendidikan di Masyarakat)

Pendidikan nonformal diselenggarakan untuk kepentingan warga negara yang


membutuhkan layanan pendidikan. Pendidikan nonformal dapat berfungsi sebagai
pelengkap lembaga atau pelengkap pendidikan formal untuk mendukung
pembelajaran sepanjang hayat. Satuan pendidikan terdiri dari lembaga kurikulum,
kelompok penelitian, lembaga pelatihan, pusat kegiatan pembelajaran, rapat
tacrim, dan satuan pendidikan yang sejenis. Hasil pendidikan nonformal ini dapat
dinilai setara dengan hasil program pendidikan formal, namun setelah melalui
proses penilaian kesepadanan oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah atau
pemerintah daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. Ciri-ciri
pendidikan nonformal.7

Ciri-ciri pendidikan Non-formal adalah sebagai berikut:

1) Pendidikan yang berlangsung didalam masyarakat.


2) Guru adalah moderator yang diperlukan.
3) Tidak ada batasan umur.
4) Waktu belajar yang singkat dan materi yang padat.
5) Pembelajaran bertujuan untuk membekali peserta dengan keterampilan khusus
untuk mempersiapkan dunia kerja.

6
Febrianta, “Permasalahan Dan Macam-Macam Sistem Pendidikan Di Indonesia.”
7
Ahyat, “Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.”
3. Pendidikan Informal (Pendidikan keluarga)

Lembaga pendidikan nonformal adalah kegiatan pendidikan keluarga.


Lingkungan keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama yang akan Anda
temui. Karena dalam keluarga ini anaklah yang pertama mendapatkan pendidikan
dan bimbingan dalam keluarga. Pengasuhan keluarga juga dianggap sebagai
lingkungan kunci, karena sebagian besar kehidupan anak-anak berlangsung dalam
lingkungan keluarga.8

Ciri-ciri pendidikan Informal

1) Pendidikan yang berlangsung tanpa memandang tempat dan waktu.


2) Guru pendidikan nonformal ialah orang tua.
3) Kurangnya pengelolaan yang jelas.

C. Masalah Kesehatan Mental dalam Kehidupan

Kesehatan merupakan keadaan sejahtera secara fisik, mental, dan sosial yang
memungkinkan seseorang dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Sebagai individu, manusia dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh dan terdiri
dari unsur badan, jiwa, dan sosial dan terdapat kualitas hidup yang terdiri dari
kesejahteraan dan produktivitas secara sosial ekonomi. Kesehatan jiwa adalah
bagaimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan
sosial serta menjadi individu yang menyadari kemampuan diri, dapat mengatasi
tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi
terhadap lingkungannya.9

Masalah kesehatan mental masih menjadi hal yang memprihatinkan dan


menjadi salah satu masalah yang dianggap serius. Menurut data Riset Kesehatan
8
Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran.
9
Feri Agung Saputra, Yulius Yusak Ranimpi, and Rama Tulus Pilakoannu, “Kesehatan Mental
Dan Koping Strategi Di Kudangan, Kecamatan Delang, Kabupaten Lamandau Kalimantan Tengah:
Suatu Studi Sosiodemograf,” Humanitas (Jurnal Psikologi) 2, no. 1 (2018): 64.
Dasar pada tahun 2007 prevelensi gangguan mental emosional di Indonesia pada
penduduk usia 15 tahun ke atas ialah sebesar 11,6% dan pada tahun 2013
menunjukkan data sebesar 0,17% penduduk Indonesia yang mengalami gangguan
mental berat. Terdapat sekitar 450 juta orang menderita gangguan mental dan
perilaku dari seluruh dunia. Diperikirakan terdapat 1 dari 4 orang mengalami
gangguan mental selama masa hidup mereka. Sistem kesehatan di dunia dianggap
belum cukup dalam menanggapi beban gangguan mental, sehingga ada
kesenjangan antara kebutuhan akan perawatan dan persediaan yang cukup besar.
Dengan berbagai faktor biologis, psikologis, sosial, dan keanekaragaman
penduduk, maka jumlah kasus gangguan mental akan terus bertambah. Oleh
karena itu, penting bagi setiap negara memikiki upaya penanggulangan akibat dari
gangguan mental.10

Dalam mengupayakan kesehatan mental diperlukan adanya pertahanan diri


berupa strategi koping sehingga individu dapat mencapai kualitas hidup yang baik
tanpa merasakan adanya perasaan takut serta tekanan dalam hidup. Dengan
adanya strategi kopimh dapat menangani kondisi yang dihadapi individu berupa
tekanan akibat dari masalah yang tak terduga secara empirical yang disebut
proses. Individu dengan kesehatan mental yang baik dapat menjalani hidup
dengan baik pula. Individu dapat dengan mudah menyesuaikan diri untuk
menghadapi masalah yang dihadapi. 11

D. Pengaruh Pendidikan bagi Kesehatan Mental

10
Dumilah Ayuningtyas, Misnaniarti Misnaniarti, and Marisa Rayhani, “Analisis Situasi
Kesehatan Mental Pada Masyarakat Di Indonesia Dan Strategi Penanggulangannya.,” Jurnal Ilmu
Kesehatan Masyarakat 9, no. 1 (2018): 2.
11
Saputra, Ranimpi, and Pilakoannu, “Kesehatan Mental Dan Koping Strategi Di Kudangan,
Kecamatan Delang, Kabupaten Lamandau Kalimantan Tengah: Suatu Studi Sosiodemograf,” 72.
Pendidikan bukan lagi hal yang tabu untuk dikenali di lingkungan sekitar.
Bukan hanya Pendidikan yang berlangsung di sekolah saja, akan tetapi mulai dari
Pendidikan di masyarakat, keluarga, bahkan perihal agama juga. Dalam
Kesehatan jiwa sendiri tentunya berhubungan pada karakter ataupun kepribadian
setiap individu, sedangkan Kesehatan mental berhubungan pada ketentraman,
kenyaman, dan batin dengan menggunakan potensi pada diri mereka secara
maksimal dalam menghadapi kehidupan .12 Kesehatan mental dahulunya hanya di
kaitkan dengan individi yang memiliki gangguan kejiwaan dan tidak di
peruntukan untuk individu pada umumnya. Padahal banyak sekali individu yang
tidak memiliki gangguan kejiwaan mengalami gangguan mental. Kesehatan
mental sendiri bukan hanya terjadi oleh individu yang mengalami gangguan
kejiwaan tetapi individu yang mungkin tidak tentram batinnya maupun tidak
nyaman.13
Dalam Islam Pendidikan merupakan hal yang pentinhg dan mempunyai tujuan
yang jelas dan tegas untuk membina manusia agar menjadi hamba Allah swt yang
Saleh dalam seluruh aspek kehidupan yang mencakup perbuatan, pikiran dan
perasaan.14 Dalam peran Pendidikan Islam menurut Zakiah Daradjat dalam
Kesehatan mental bahwa pertama, memberikan bimbingan dalam kehidupan
menjadi pengendali utama dalam kehidupan manusia yang meliputi kepribadian
baik unsur pengalaman, Pendidikan, dan keyakinan yang didapatkan sejak kecil.
Kedua, penolong dalam kesukaran, dengan ketenangan batin seseorang orang
akan mampu menganalisis faktor-faktor penyebab kecewa. Sehingga dapat
menghindari diri dari gangguan perasaan yang merupakan efek dari kecewa
tersebut. Ketiga, menentramkan batin. batin yang dalam keadaan resah dengan
agama akan memberikan jalan dan sebuah penyejuk hati. Keempat, pengendali

12
Ahmad Nurrohim, “Antara Kesehatan Mental Dan Pendidikan Karakter: Pandangan
Keislaman TerintegrasI,” ATTARBIYAH: Journal of Islamic Culture and Education 1, no. 2 (12
Desember 2016): 273–302, https://doi.org/10.18326/attarbiyah.v1i2.273-302.
13
Diana Vidya Fakhriyani, KESEHATAN MENTAL (Duta Media Publishing, 2019).
14
Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam keluarga dan sekolah (Ruhama, 1994).
moral. Nilai moral dalam agama Islam diatur dan dijelaskan dalam bentuk
perintah dan larangan Tuhan, apa yang di perintah Tuhan merupakan sebuah hal
yang baik dan apa yang di larang Tuhan merupakan sesuatu yang buruk .15

Pelaksanaan upaya kesehatan mental perlu melibatkan sector yang lebih luas
daripada sektor kesehatan seperti halnya pendidikan. Kesehatan mental ditentukan
oleh banyak faktor, seperti faktor sosial, psikologis, dan faktor biologis serta
ekonomi dan lingkungan. Sehingga penting untuk mewujudkan derajat kesehatan
mental yang optimal bagi setiap individu. Maka dari itu, pendidikan memiliki
pengaruh terhadap kesehatan mental seseorang yang ditunjukkan dengan bukti
dimana pendidikan dapat membentuk individu agar mampu mengelola emosi,
mengatasi permasalahan atau problematika, menunbuhkan rasa tanggung jawab,
serta mengetahui potensi atau kemampuan diri. Dengan pendidikan pula dapat
membentuk individu untuk tumbuh menjadi individu dengan mental yang kuat
dan berkepribadian yang baik.16

15
Muhammad Mawangir, “Zakiah Daradjat Dan Pemikirannya Tentang Peran Pendidikan Islam
Dalam Kesehatan Mental,” Jurnal Ilmu Agama: Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama
16, no. 2 (2015): 53–65.
16
Dwi Purwanti, “Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Dan Implementasinya,” DWIJA
CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik 1, no. 2 (2017): 16.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Masalah kesehatan mental sudah menjadi hal yang umum dan sangat
memprihatinkan sehingga perlunya penanganan yang khusus. Beragam upaya
telah dilakukan dalam penanganan gangguan mental. Dalam hal ini, diperlukan
pula faktor-faktor mendukung yang dapat membantu dalam menangani kasus
tersebut. Pendidikan menjadi salah satu faktor pendukung bagi individu untuk
memperoleh kesehatan mental yang baik. Dengan adanya pendidikan individu
dapat memperoleh pengetahuan mengenai banyak hal. Selain sebagai sumber
informasi atau wawasan, pendidikan dapat memberikan pemahaman kepada
individu termasuk kesehatan mental.

Tujuan dari pendidikan tak hanya tentang membentuk kecerdasan secara


intelektual melainkan juga membentuk kecerdasan secara emosional dan
kecerdasan spiritual. Pendidikan juga bisa memberikan koreksi terhadap berbagai
perilaku negatif dan mendorong individu untuk selalu berperilaku positif. Oleh
sebab itu, pendidikan dan kesehatan mental memiliki hubungan dimana dengan
adanya pendidikan individu dapat tumbuh dengan kesehatan mental dan dapat
berperilaku yang baik pula.
DAFTAR PUSTAKA

Ahyat, Nur. “Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.” EDUSIANA: Jurnal


Manajemen Dan Pendidikan Islam 4, no. 1 (2017).

Ayuningtyas, Dumilah, Misnaniarti Misnaniarti, and Marisa Rayhani. “Analisis


Situasi Kesehatan Mental Pada Masyarakat Di Indonesia Dan Strategi
Penanggulangannya.” Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat 9, no. 1 (2018).

Daradjat, Zakiah. Pendidikan Islam dalam keluarga dan sekolah. Ruhama, 1994.

Fakhriyani, Diana Vidya. KESEHATAN MENTAL. Duta Media Publishing, 2019.

Marwah, Siti Shafa, Makhmud Syafe’i, and Elan Sumarna. “Relevansi Konsep
Pendidikan Menurut Ki Hadjar Dewantara Dengan Pendidikan Islam.”
TARBAWY : Indonesian Journal of Islamic Education 5, no. 1 (2018).

Mawangir, Muhammad. “Zakiah Daradjat Dan Pemikirannya Tentang Peran


Pendidikan Islam Dalam Kesehatan Mental.” Jurnal Ilmu Agama: Mengkaji
Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama 16, no. 2 (2015): 53–65.

Nurrohim, Ahmad. “Antara Kesehatan Mental Dan Pendidikan Karakter: Pandangan


Keislaman Terintegrasi.” ATTARBIYAH: Journal of Islamic Culture and
Education 1, no. 2 (12 Desember 2016): 273–302.
https://doi.org/10.18326/attarbiyah.v1i2.273-302.

Nugraha, Dera. “Urgensi Pendidikan Multikultural Di Ndonesia.” Jurnal Pendidikan


PKN (Pancasila dan Kewarganegaraan) 1, no. 2 (2020).

Purwanti, Dwi. “Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Dan Implementasinya.”


DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik 1, no. 2 (2017).

Saputra, Feri Agung, Yulius Yusak Ranimpi, and Rama Tulus Pilakoannu.
“Kesehatan Mental Dan Koping Strategi Di Kudangan, Kecamatan Delang,
Kabupaten Lamandau Kalimantan Tengah: Suatu Studi Sosiodemograf.”
Humanitas (Jurnal Psikologi) 2, no. 1 (2018).

Setiyani (2016). “Analisis Pendidikan Islam Multikultural Sebagai Pemersatu


Bangsa.” MANAGERE : Indonesian Journal of Educational Management 01, no.
01 (2019).

Wijaya, Henki. “Hakikat Pendidikan.” Over The Rim (2017).

Anda mungkin juga menyukai