Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN

KONSEP DASAR PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur dalam Mata Kuliah Filsafat Pendidikan

Disusun Oleh kelompok 4:


Adinda : (2620073)
Tiara Iqsani : (2620090)

Dosen Pengampu :
Muhammad Hafizh, M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI BUKITTINGGI
TAHUN AKADEMIK 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karna atas rahmat-Nya dalam
kesempatan yang berbahagia ini kita masih diberi nikmat dan karunia oleh-Nya. Shalawat
serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya. Didalam makalah
ini bertujuan untuk pemenuhan tugas Makalah FILSAFAT PENDIDIKAN.
Penulis menyadari bahwa makalah yang penulis buat ini bukanlah sesuatu yang
terjadi begitu sempurna, masih banyak kekurangan yang memang itu berasal dari diri penulis,
harapan penulis memohon untuk memberikan saran atau kritikan yang bersifat membangun.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Bukittinggi, 15 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Menjelaskan Pengertian Pendidikan............................................................2
B. Dasar dan Landasan Pendidikan..................................................................4
C. Tujuan Pendidikan.......................................................................................5
BAB III PENUTUP................................................................................................6
A. Kesimpulan..................................................................................................6
B. Saran.............................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia tidak bisa lepas dari pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu sektor
penting dalam pembangunan di setiap negara. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas dalam pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, mengembangkan segala potensi yang dimiliki peserta didik
melalui proses pembelajaran. Dalam pasal 4 dijelaskan bahwa peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Dengan demikian pendidikan
adalah segala daya upaya dan semua usaha untuk membuat masyarakat dapat
mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, berkepribadian, memiliki kecerdasan, berakhlak mulia, serta memiliki
keterampilan yang diperlukan sebagai anggota masyarakat dan warga negara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan ?
2. Apa dasar dan landasan pendidikan ?
3. Apa saja tujuan pendidikan ?
C. Tujuan penulisan
1. untuk mengetahui pengertian pendidikan.
2. untuk mengetahui dasar dan landasan pendidikan.
3. untuk mengetahui tujuan pendidikan.
1.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan
Pengertian pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi
bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar
mencapai kedewasaan. Pengertian pendidikan bahkan lebih diperluas cakupannya sebagai
aktivitas dan fenomena. Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya yang secara sadar
dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan
pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup, baik yang bersifat manual (petunjuk
praktis) maupun mental, dan sosial sedangkan pendidikan sebagai fenomena adalah
peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah berkembangnya
suatu pandangan hidup, sikap hidup, atau keterampilan hidup pada salah satu atau beberapa
pihak.

Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak
untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani kearah kedewasaan. Secara garis besar
pengertian pendidikan dapat dibagi menjadi tiga yaitu: a). pendidikan, b). teori umum
pendidikan, dan c). ilmu pendidikan. Pengertian pertama, pendidikan pada umumnya yaitu
mendidik yang dilakukan oleh masyarkat umum. Pendidikan seperti ini sudah ada semenjak
manusia ada di muka bumi ini. Pada zaman purba, kebanyakan manusia memerlukan anak-
anaknya secara insting atau naluri, suatu sifat pembawaan, demi kelangsungan hidup
keturunanya. Yang termasuk insting manusia antara lain sikaf melindungi anak, rasa cinta
terhadap anak, bayi menangis, kempuan menyusu air susu ibu dan merasakan kehangatan
dekapan ibu. Pekerjaan mendidik mencakup banyak hal yaitu segala sesuatu yang bertalian
dengan perkembangan manusia. Mulai dari perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan,
pikiran, perasaan, kemauan, sosial, sampai kepada perkembangan iman. Mendidik
bermaksud membuat manusia menjadi lebih sempurna, membuat manusia meningkatkan
hidupnya dari kehidupan alamiah menjadi berbudaya.

Mendidik adalah membudayakan manusia. Kedua, pendidikan dalam teori umum,


menurut John Dewey pendidikan itu adalah The general theory of
4
education dan Philoshophy is the general theory of education, dan dia tidak membedakan
filsafat pendidikan dengan teori pendidikan, atau filsafat pendidikan sama dengan teori
pendidikan. Sebab itu ia mengatakan pendidikan adalah teori umum pendidikan. Konsep di
atas bersumber dari filsafat pragmatis atau filsafat pendidikan progresif, inti filsafat
pragmatis yang mana berguna bagi manusia itulah yang benar, sedangkan inti filsafat
pendidikan progresif mencari terus-menerus sesuatu yang paling berguna hidup dan
kehidupan manusia. Ketiga, ilmu pendidikan dibentuk oleh sejumlah cabang ilmu yang
terkait satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan. Masing-masing cabang ilmu
pendidikan dibentuk oleh sejumlah teori.

Berikut ini dikemukakan beberapa pendapat para ahli tentang pendidikan :

a. T. Raka Joni (1982)


Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai dengan
keseimbangan kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik. Pendidikan
merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan hidup yang
mengalami perubahaan yang semakin pesat.
b. Ki Hadjar Dewantara
Hakikat pendidikan iala proses penanggulangan masalah-masalah serta
penemuan dan peningkatan kualitas hidup pribadi serta masyarakat yang berlangsung
seumur hidup. Pada tingkat permulaan pendidik lebih menentukan dan mencampuri
pendidikan peserta didik. Setelah itu pendidik hanya sebagai pengasuh yang
mendorong, membimbing, dan memberi teladan.
c. Pengertian pendidikan menurut UU Sisdiknas No.20 tahun 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat,
bangsa, dan negara1.

1
Kristiawan,Muhammad. Filsafat Pendidikan.(Jogjakarta : Valia Pustaka, 2016).hal 32
5
B. Dasar dan Landasan Pendidikan

1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau
hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok dalam
pendidikan, seperti apakah pendidikan itu, mengapa pendidikan diperlukan, dan
apa yang seharusnya menjadi tujuan pendidikan. Sehubungan dengan itu,
landasan filosofis merupakan landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat.
Sesuai dengan sefatnya, maka landasan filsafat menelaah sesuatu secara radikal,
menyeluruh dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-konsepsi mengenai
kehidupan dan dunia.
2. Landasan Sosiologis
Pendidikan merupakan peristiwa sosial yang berlangsung dalam latar interaksi
sosial. Dikatakan demikian, karena pendidikan tidak dapat dilepaskan dari upaya
dan proses saling mempengaruhi antara individu yang terlibat di dalamnya.
Dalam posisi yang demikian, apa yang dinamakan pendidik dan peserta didik,
menunjuk kepada dua istilah yang dilihat dari kedudukannya dalam interaksi
sosial. Artinya, siapa yang bertanggungjawab atas perilaku dan siapa yang
memilki peranan penting dalam proses mengubahnya. Karena itu, proses
pendidikan untuk menunjukkan siapa yang menjadi pendidik dan siapa yang
menjadi peserta didik secara permanen, karena keduanya dapat saling berubah
fungsi dan kedudukan.
3. Landasan Hukum
Pendidikan merupakan peristiwa multidimensi, bersangkut paut dengan
berbagai aspek kehidupan manusia dan masyarakat. Kebijakan, penyelenggaraan,
dan pengembangan pendidikan dalam masyarakat perlu disalurkan oleh titik
tumpu hukum yang jelas dan sah. Dengan berlandaskan hukum, kebijakan,
penyelenggaraan, dan pengembangan pendidikan dapat terhindar dari berbagai
benturan kebutuhan. Setidaknya dengan landasan hukun segala hak dan
kewajiban pendidik dapat terpelihara.
4. Landasan Kultural
Peristiwa pendidikan adalah bagian dari peristiwa budaya. Hal tersebut
6
dikarenakan pendidikan dan kebudayaan mempunyai hubuangan timbal balik.
Kebudayaan dapat dilestarikan dan dikembangkan dengan jalan mewariskannya

dari satu generasi ke genarasi berikutnya melalui pendidikan, baik pendidikan


informal, nonformal, maupun formal.
5. Landasan Psikologis
Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia. Oleh sebab itu,
landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang
pendidikan. Landasan psikologis pendidikan terutama tertuju kepada pemahaman
manusia, khususnya berkenaan dengan proses belajar manusia. Pemahaman
terhadap peserta didik, terutama sekali yang berhubungan dengan aspek
kejiwaan, merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pendidikan. Olh
karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan
penerapannya, pengetahuan tentang aspek-aspek pribadi, urutan, dan ciri-ciri
partumbuhan setiap aspek, dan konsep tentang cara-cara yang paling tepat untuk
pengembangan kepribadian.
6. Landasan Ilmiah dan Teknologi
Pendidikan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni mempunyai kaitan
yang sangat erat. Hal tersebut karena bagian utama dalam pendidikan, terutama
dalam bentuk pembelajaran. Oleh karena itu, pendidikan berperan sangat penting
dalam pewarisan dan pengetahuan, teknologi, dan seni. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa landasan ilmiah dan teknologi dijadikan sebagai landasan dalam
menentukan kebijakan dan praktik pendidikan.
7. Landasan Ekonomi
Manusia pada umumnya tidak lepas dari kebutuhan ekonomi. Sebab
kebutuhan dasar manusia membutuhkan ekonomi. Dunia sekarang ini tidak
hanya ditimbulkan oleh dunia politik, melainkan juga masalah dari ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi menjadi tinggi, dan penghasilan negara bertambah
walaupun utang luar negeri cukup besar dan penghasilan rakyat kecil masih
minim. Perkembangan ekonomi pun menjadi pengaruh dalam bidang pendidikan.
8. Landasan Sejarah

7
Landasan sejarah memberikan peranan yang penting karena dari suatu
landasan sejarah itu bisa membuat arah pemikiran kepada masa kini. Bidang
pendidikan terlebih dahulu memeriksa sejarah tentang pendidikan baik yang
bersifat nasional maupun internasional. Dengan demikian, setiap bidang kegiatan
yang ingin dicapi manusia untuk maju, pada umumnya dikaitkan dengan
bagaimana keadaan bidang tersebut pada masa lampau. Demikian juga halnya
dengan bidang pendidikan. Sejarah pendidikan merupakan bahan pembanding
untuk memajukan pendidikan suatu bangsa.
9. Landasan Religius
Landasan religius merupakan landasan yang paling mendasari dari landasan-
landasan pendidikan, sebab landasan agama adalah landasan yang diciptakan oleh
Allah swt. Bahkan setiap pendidikan nasional mengharuskan setiap peserta didik
mengikuti pendidikan agama. Karena sistem pendidikan agama diharapkan
sebagai penyeru pikiran-pikiran produktif dan berkolaborasi dengan kebutuhan
zaman yang semakin modern. Pendidikan agama adalah hak setiap peserta didik
dan bukan negara atau organisasi keagamaan.2

C. Tujuan Pendidikan
Prayitno (2005) mengemukakan bahwa dalam peristiwa pendidikan, tujuan
pendidikan adalah suatu kondisi yang hendak dicapai oleh seseorang. Individu hendak
mencapai tujuan pendidikan disebut peserta didik. Dengan berbasis kemampuan manusia,
tujuan pendidikan mengacu pada tujuan kehidupan manusia yang tidak lain adalah
kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Kohnstam dengan tegas menonjolkan pandangan,
bahwa tujuan pendidikan itu supaya anak didik kelak mencapai kebahagiaan.3
Tujuan pendidikan itu juga ditanamkan sejak manusia masih dalam kandungan, lahir,
hingga dewasa yang sesuai dengan perkembangan dirinya. Ketika masih kecil pun

2
Mudyahardo, Redja.Landasan-Landasan  Filosofis Pendidikan(Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan
UPI.2008) hal 165-169

3
Soetopo, Hendyat, Soemanto, Wasty. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum.Jakarta: PT Bumi
Aksara.1993),hal 78

8
pendidikan sudah dituangkan dalam UU 20 Sisdiknas 2003, yaitu disebutkan bahwa pada
pendidikan anak usia dini bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi diri
sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik (Depdiknas 2003: 11). Dengan demikian
tujuan pendidikan juga mengalami perubahan menyesuaikan dengan perkembangan
manusia. Oleh karena pendidikan dialami sejak manusia lahir hingga dewasa, maka tujuan
pendidikan juga merupaka suatu proses. Proses “memanusiakan dirinya sebagai manusia”
merupakan makna yang hakiki di dalam pendidikan.4
Keberhasilan pendidikan merupakan “cita-cita pendidikan hidup di dunia” (Dalam
agama ditegaskan juga bahwa cita-cita “hidup” manusia adalah di akherat). Akan tetapi tidak
selamanya manusia menuai hasil dari proses yang diupayakan tersebut. Oleh karena itu,
kadang proses itu berhasil atau kadang pun tidak. Jadi dengan demikian dapat dikatakan
bahwa “keberhasilan” dari proses pendidikan secara makro tersebut merupakan tujuan.
Keberhasilan itu jug dipengaruhi oleh beberapa faktor. Hal ini mengingat bahwa pendidikan
itu ada tiga pilar yaitu pendidikan keluarga, pendidikan sekolah, dan pendidikan masyarakat.
Dalam pembentukan dan tujuan pendidikan yang berkaitan dengan pembentukan watak,
maka faktor keluarga sangat penting. Faktor orang tua sangat berpengaruh pada pendidikan
manusia sebagai peserta didik. Kesadaran orang tua makin meningkat mengenai pentingnya
pendidikan sebagai persiapan awal untuk membantu pencapaian keberhasilan pendidikan
selanjutnya. Persiapan awal tersebut menyangkut pencapaian perkembangan sehat secara
mental, emosi, dan sosial. Namun orang tua juga tidak sama. Seperti yag dikemukakan
berikut ini bahwa kadang orang tua belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
memadai untuk membantu kesiapan anak untuk mengikuti pendidikan selanjutnya atau
perkembangan sehat mental, emosi, sosial, dan fisik anak.5

4
Prof. Dr H. Oemar Hamalik.Dasar-Dasar pengembangan kurikulum(Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.2013), hal 54

5
Darajat, Z.Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Bumi Aksara.1996), hal 39-41

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan pada umumnya yaitu mendidik yang dilakukan oleh masyarkat umum.
Pendidikan seperti ini sudah ada semenjak manusia ada di muka bumi ini. Pada zaman purba,
kebanyakan manusia memerlukan anak-anaknya secara insting atau naluri, suatu sifat
pembawaan, demi kelangsungan hidup keturunanya. Yang termasuk insting manusia antara
lain sikaf melindungi anak, rasa cinta terhadap anak, bayi menangis, kempuan menyusu air
susu ibu dan merasakan kehangatan dekapan ibu. Dalam UU 20 Sisdiknas 2003, yaitu
disebutkan bahwa pada pendidikan anak usia dini bertujuan untuk mengembangkan
kepribadian dan potensi diri sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik (Depdiknas
2003: 11). Dengan demikian tujuan pendidikan juga mengalami perubahan menyesuaikan
dengan perkembangan manusia. Oleh karena pendidikan dialami sejak manusia lahir hingga
dewasa, maka tujuan pendidikan juga merupaka suatu proses. Proses “memanusiakan dirinya
sebagai manusia” merupakan makna yang hakiki di dalam pendidikan.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari banyak kesalahan yang memang
berasal dari diri penulis. Harapan penulis agar memberikan kritikan dan saran yang bersifat
membangun.

1
DAFTAR PUSTAKA
Darajat, Z. (1996). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Kristiawan,Muhammad.(2016).Filsafat Pendidikan.Jogjakarta : Valia Pustaka
Mudyahardo, Redja.(2008). Landasan-Landasan  Filosofis Pendidikan. Bandung: Fakultas
Ilmu Pendidikan UPI
Soetopo, Hendyat, Soemanto, Wasty. (1993). Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Prof. Dr H. Oemar Hamalik (2013), Dasar-Dasar pengembangan kurikulum. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai