Anda di halaman 1dari 2

Nama: Emitha Bulan Ajizzah

NIM: 1942014016

Konseling Lintas Budaya

Etik, Emik, Akulturasi, dan Asimilasi

A. Etik

Etik diartikan sebagai sudut pandang orang luar untuk menjelaskan suatu fenomena
dalam masyarakat. Dalam konseling, etik dianggap sebagai keyakinan konselor terhadap
budaya atau keyakinan orang lain atau masyarakat. Sebagai contoh, masyarakat yang
berasal dari Sulawesi cenderung berbicara dengan nada suara tinggi dan mempunyai logat
serta gaya bicara mereka sendiri. Sebagai seorang konselor, kita harus bisa menyesuaikan
diri dengan kebudayaan konselor yang beragam. Menghargai serta bisa menerima budaya
mereka merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan seorang konselor.

B. Emik

Emik diartikan sebagai pemikiran-pemikiran yang ada dalam masyarakat yang sudah
mereka yakini sejak lama. Di dalam emik, masyarakat memiliki sudut pandang sendiri.
Misalnya, di lingkungan saya terlebih Nenek saya sendiri mempunyai beberapa pemikiran
yang mungkin jika di dengar orang zaman sekarang akan dianggap sebagai sesuatu yang
kuno. Pemikiran yang dimaksud seperti, “perempuan jangan duduk di depan pintu, nanti
lama dapat jodoh,” “kalau nyapu harus bersih, kalau tidak akan dapat suami yang
berewokan,” “jangan kebanyakan tiarap, nanti Ibu mu cepat meninggal.” Pemikiran-
pemikiran macam ini banyak sekali saya temukan di sekitar saya. Bahkan ketika kita
mencoba untuk menjelaskan bahwa hal itu tidak mungkin dan tidak masuk akal, tetapi
bagi mereka yang sudah meyakininya sejak lama dan sudah sangat melekat akan sulit
untuk menerima apa yang kita kemukakan.
C. Akulturasi

Akulturasi diartikan sebagai pengaruh budaya luar atau asing ke dalam budaya yang
sudah ada sehingga ada percampuran dua kebudayaan lama dan kebudayaan baru itu di
dalamnya. Sebagai contoh, budaya Korea seperti K-Pop atau K-Drama. Masyarakat
terutama anak-anak sampai remaja sering kita dengar mereka berbicara dengan
menggunakan bahasa-bahasa Korea seperti annyeonghaseyo, kamsahamnida, gomawoyo,
arraseoyo, dan lain sebagainya. Bahkan saya pernah menemukan satu contoh dimana ada
seseorang yang membungkuk sambil berterima kasih menggunakan bahasa Korea.
Membungkuk merupakan salah satu budaya yang dimiliki Korea. Dari sini disimpulkan
bahwa kebudayaan Korea sudah mulai mempengaruhi masyarakat, terlebih anak-anak
sampai remaja.

D. Asimilasi

Asimilasi diartikan sebagai percampuran kebudayaan hingga membuat budaya lama


hilangdan digantikan dengan budaya baru. Sebagai contoh, seiring dengan perkembangan
teknologi menjadikan anak-anak zaman sekarang sudah tidak banyak bermain di luar.
Mereka cenderung berdiam di rumah bahkan tidak bisa terlepas dari gadget mereka. Dari
contoh ini, ada sebuah percampuran dimana dulu budaya masyarakat ialah anak-anak
harus banyak bermain keluar agar bisa mengeksplorasi alam. Sedangakan pada zaman
sekarang, tidak perlu lagi jauh-jauh pergi keluar kalau ingin mengeksplor, cukup
berbekalkan gadget di tangan, maka semua bisa kita jangkau.

Anda mungkin juga menyukai