Anda di halaman 1dari 4

Manfaat Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Anak

Para orang tua wajib mengajarkan, mendidik serta mengarahkan anak pada hal-hal yang baik.
Apabila seorang anak pada usia dini tidak diarahkan dengan baik, maka kecerdasan anak tersebut
tidak dapat tercapai dengan maksimal.
Selain orang tua harus mengajarkan hal-hal yang baik pada anak, tidak ada salahnya jika anak-
anak diikutsertakan dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). PAUD ternyata memiliki banyak
manfaat ,antara lain:

1. Mendidik Anak Agar Cakap Bersosialisasi


Perlu diketahui bahwa anak harus diajarkan tentang bagaimana bersosialisasi dan
berkomunikasi yang baik dengan keluarga. Selain itu, anak juga harus diajarkan tentang bagaimana
bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain di sekitarnya. Dengan anak mengikuti
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), maka nantinya anak akan dapat berteman dengan baik.
Selain itu, dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) nantinya anak akan belajar bekerjasama
dengan teman sebayanya. Tak hanya itu saja, dalam PAUD, anak juga nantinya akan belajar
mengungkapkan pemikirannya kepada teman sebayanya. Hal tersebut tentunya bertujuan untuk
memupuk rasa percaya diri pada anak.
Seringnya bersosialisasi dengan teman, maka akan dapat membangun kemampuan berbahasa
dan berkomunikasi pada anak. Jadi secara tidak langsung, anak akan belajar menjadi seorang yang
komunikatif.

2. Melatih Kemampuan Motorik Dan Sensorik Anak


Anak-anak yang mengikuti PAUD nantinya akan menerima pembelajaran dimana
pembelajaran tersebut akan membuat si anak menjadi lebih aktif. Pembelajaran yang biasa diberikan
di PAUD ialah kerja kelompok, berlari-lari, bermain, tertawa riang dan kegiatan menyenangkan
lainya. Perlu diketahui bahwa kegiatan aktif yang banyak dilakukan oleh anak-anak sangat berperan
penting dalam membangun dan melatih kemampuan motorik atau kontraksi otot. Hal tersebut akan
membuat pertumbuhan dan perkembangan anak akan menjadi lebih maksimal.
Selain itu, kegiatan aktif yang sering dilakukan oleh anak-anak juga akan membantu dalam
melatih kemampuan sensorik pada anak. Kemampuan sensorik ialah kemampuan dalam mengenali
benda-benda di sekelilingnya dengan menggunakan panca inderanya. Para orang tua harus tahu
bahwa kemampuan motorik dan sensorik harus seimbang dan berjalan beriringan supaya
kemampuan anak dapat berkembang dan tumbuh secara maksimal.

3. Melatih Kemampuan Bepikir Pada Anak


Berbagai kegiatan akan dilakukan anak-anak saat berada di PAUD, salah satunya adalah kerja
kelompok, bermain sambil belajar dan lain-lain. Salah satu kegiatan yang dilakukan anak-anak di
PAUD adalah menyusun puzzle. Perlu diketahui bahwa menyusun puzzle merupakan sebuah
kegiatan yang dapat melatih kemampuan berpikir pada anak, sehingga anak dapat berpikir secara
kritis.

4. Menunjang Aspek Akademis Anak


Perlu diketahui bahwa PAUD ialah sebuah tempat yang bertujuan sebagai bekal bagi anak
untuk mempersiapkan diri sebelum masuk pada pendidikan sekolah dasar. Saat berada di PAUD,
anak-anak akan menguasai kemampuan intelektual, emosional dan psikomotor.
Nantinya kemampuan tersebut akan menjadi sebuah modal besar untuk mengenyam
pendidikan sekolah dasar. Tak hanya itu saja, kemampuan tersebut nantinya akan dapat membuat
anak memperoleh prestasi yang sangat membanggakan.

5. Mengajarkan Anak Tentang Keanekaragaman


PAUD memang mengajarkan banyak hal kepada anak-anak, salah satunya ialah mengajarkan
anak-anak tentang keanekaragaman. Nantinya anak-anak akan diajarkan tentang benda-benda yang
ada di sekelilingnya misalnya saja mengenal jenis-jenis tumbuhan, jenis-jenis hewan dan lain-lain.
Hal tersebut tentunya bertujuan agar khazanah pengetahuan anak semakin bertambah.
Itu tadi merupakan beberapa penjelasan tentang manfaat pendidikan anak usia dini (PAUD)
bagi anak. Jadi, untuk yang ingin anaknya menjadi pintar dan aktif, tidak ada salahnya jika
diikutsertakan ke dalam PAUD.
Dengan adanya PAUD, para orang tua tidak perlu khawatir dan bingung lagi saat mendidik
anak agar menjadi anak yang pintar dan aktif.
Zaman Keemasan
Mereka mengatakan usia 20 adalah usia dewasa. Tidak mungkin lagi bergantung pada orang tua.
Dia bukan lagi remaja yang masih punya waktu untuk bercanda dan bermain. Usia itu harus melihat
ke masa depan. Beberapa dari mereka harus memihak keluarga pada usia yang lebih matang.
Pada dasarnya setiap manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan manusia lain, tetapi
individu yang membangun dirinya juga bukan manusia. Bayi lahir dari rahim dengan bantuan orang
lain, dokter atau bidan, misalnya. Tumbuh manusia membutuhkan lebih banyak orang tua yang
bertanggung jawab untuk mereka, belum lagi perbuatan buruk yang diterima orang lain.
Suka atau tidak suka, suka atau tidak, cepat atau lambat, dengan persiapan atau tanpa persiapan,
momen itu akan datang. Masa kompilasi tidak lagi tergantung pada orang tua, teman, dan orang-
orang di sekitar. Selama kompilasi saya, Anda dan Anda semua harus berjuang untuk kita masing-
masing.

Soe Hok Gie


Film ini merupakan sebuah karya tulisan autobiografi yang kemudian difilmkan. Film ini
menceritakan tentang petualangan dari Gie yang ingin mencapai tujuannya untuk menggulingkan
pemerintahan Soekarno. Ia ingin melakukan perubahan-perubahan dalam hidupnya setelah tujuan
ini tercapai.
Film Gie ini berhasil memberikan perspektif baru bagi orang-orang dalam melihat nasionalisme
etnis China di Indonesia. Bagi orang-orang yang tidak mengikuti sejarah masa dulu, cukup sulit
memahami latar dan kisah cerita ini. Melalui cerita Soe Hok Gie yang difilmkan, Indonesia belajar
bahwa etnis China sebagai bagian dari masyarakat Indonesia juga punya rasa nasionalisme yang
sama dengan kelompok masyarakat lainnya. Tidak perlu lagi ada yang namanya diskriminasi
kelompok.
Film ini dibuat dengan gaya klasik yang pas sehingga penikmat sastra akan takjub melihat karya ini
difilmkan. Walaupun pada akhirnya, seseorang yang ingin merasakan kenikmatan seni harus punya
wawasan tentang latar dari cerita ini.

Menjaga Kesehatan di Masa Pandemi


Pandemi Covid-19 yang menyebar secara cepat dan luas menyebabkan masyarakat harus membatasi
aktivitasnya di luar rumah. Selain membatasi aktivitas, masyarakat juga harus menjaga kesehatan
diri dengan berbagai cara. Cara menjaga kesehatan diri pada masa pandemi Covid-19 akan
dijelaskan sebagai berikut.
Gejala Covid-19 antara lain adalah sesak napas, batuk kering, demam dengan suhu tubuh di atas 38
derajat celcius, sakit kepala, dan hilangnya kemampuan mencium bau. Penularan Covid-19 dapat
terjadi melalui berbagai cara, seperti kontak fisik, droplets, benda yang terkontaminasi, dan tempat
yang ramai. Oleh karena itu, supaya tidak tertular, cara menjaga diri agar tidak tertular antara lain
adalah dengan memakai masker saat keluar rumah, selalu mencuci tangan saat masuk dan keluar
ruangan, usahakan menghindari keramaian ketika keluar rumah, dan biasakan pula mengonsumsi
vitamin agar daya tahan tubuh bertambah kuat.
Itulah cara-cara yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan pada masa pandemi. Ingat, tetap
bepergian dengan menggunakan masker dan selalu cuci tangan.jangan sampai tertular. Semoga kita
sehat selalu di masa pandemi ini. Selain menjaga diri, jangan lupa menjaga kesehatan keluarga kita.
Hatiku Selembar Daun
Karya: Sapardi Djoko Darmono

Hatiku selembar daun


Melayang jatuh di rumput

Nanti dulu, biarkan aku sejenak terbaring di sini


Ada yang masih ingin kupandangi, yang selama ini senantiasa luput

Sesaat adalah abadi


Sebelum kau sapu tamanmu setiap pagi

Kebangkitan Tradisi Sastra Kaum Bersarung


Penulis: Purwana Adi Saputra
Selama ini, entah karena dinafikan atau justru karena menafikan fungsinya sendiri, kaum pesantren
seolah tersisih dari pergulatan sastra yang penuh gerak, dinamika, juga anomali. Bahkan, di tengah-
tengah gelanggang sastra lahir mereka yang menganggap bahwa kaum santrilah yang mematikan
sastra dari budaya bangsa. Di setiap pesantren, kedangkalan pandangan membuat mereka menarik
kesimpulan picik bahwa santri itu hanya percaya pada dogma dan jumud.
Mereka melihat tradisi hafalan yang sebenarnyalah merupakan tradisi Arab yang disinkretisasikan
sebagai bagian dari budaya belajarnya, telah membuat kaum bersarung ini kehilangan daya khayal
dari dalam dirinya. Dengan kapasitasnya sebagai sosok yang paling berpengaruh bagi transfusi
budaya bangsa ini, dengan seenaknya ditarik hipotesis bahwa pesantrenlah musuh pembudayaan
sastra yang sebenarnya. Kaum bersarung adalah kaum intelektualis yang memarjinalkan sisi imaji
dari alam pikirnya sendiri. Pesantren adalah tempat yang pas buat mematikan khayal. Pesantren
adalah institut tempat para kiai dengan santri.

Perda Kesenian dan Rumah Hantu


Oleh: Teguh W. Sastro

Beberapa waktu lalu Dewan Kesenian Surabaya (DKS) melontarkan keinginan agar Pemkot
Surabaya memiliki Perda (Peraturan Daerah) Kesenian. Namanya juga peraturan, dibuat pasti untuk
mengatur. Namun, peraturan belum tentu tidak ada jeleknya. Tetap ada jeleknya. Yakni, jika
peraturan itu justru potensial destruktif.
Contohnya jika dilahirkan secara prematur. Selain itu, seniman kan banyak ragamnya. Ada yang
pinter (pandai) dan ada juga yang keminter (sok tahu). Oleh karenanya, pertentangan di antara
mereka pun akan meruncing, misalnya, soal siapa yang paling berhak mengusulkan dan kemudian
memasukkan pasal-pasal ke dalam rancangan Perda itu. Sejauh mana keterlibatan seniman di dalam
proses pembuatan Perda itu, dan seterusnya.
Itu hanya salah satu contoh persoalan yang potensial muncul pada proses pembuatan Perda itu,
belum sampai pada tataran pelaksanaannya. Hal ini bukannya menganggap bahwa adanya peraturan
itu tidak baik, terutama menyangkut Perda Kesenian di Surabaya. Menyangkut sarana dan
prasarana, misalnya, bolehlah dianggap tidak ada persoalan yang signifikan di Surabaya. Akan
tetapi, bagaimana halnya jika menyangkut mental dan visi para seniman dan birokrat kesenian
sendiri?

Anda mungkin juga menyukai