Anda di halaman 1dari 6

Metode dan Teknik Mengajarkan Budaya Antri Daviq Chairilsyah

METODE DAN TEKNIK MENGAJARKAN BUDAYA ANTRI PADA ANAK USIA DINI

Daviq Chairilsyah
Prodi PG-PAUD FKIP Universitas Riau
email: psiko_power@yahoo.com

ABSTRAK
Akhir-akhir ini masyarakat kita sudah mulai melupakan budaya antri. Ini terlihat pada saat antri
membayar di kasir atau membayar tiket, antri mengambil formulir, antri saat ke bank atau
kantor, maupun antri dalam kegiatan sosial dan masyarakat, terlihat bahwa masih banyak
masyarakat Indonesia yang tidak mau antri dan memotong antrian orang lain. Hal ini bersumber
dari luntrurnya budaya antri yang sudah mulai tidak diajarkan lagi di pendidikan formal dalam
pendidikan moral dan karakter. Budaya antri adalah berpusat pada pengajaran dan bukan pada
hukuman. Dengan budaya antri anak diberikan informasi yang benar dan dibutuhkan agar
mereka dapat belajar dan mempraktekkan tingkah laku yang benar. Selain itu, dapat diajarkan
pada anak bagaimana membina hubungan baik seperti saling menghargai, bekerjasama,
melibatkan ketegasan, kewibawaan dan rasa hormat pada sesama dan pada orang yang lebih
tua. Budaya antri yang efektif dan positif menyangkut bagaimana pendidik mengajar dan
membimbing anak, termasuk anak Taman Kanak-kanak (TK) untuk mengenal berbagai aturan
yang berlaku di lingkungannya. Dengan menerapkan teknik yang tepat dan sesuai dengan
perkembangan anak memungkinkan budaya antri yang dikenalkan kepada anak TK dapat
dipahami. Guru seharusnya dapat mengajarkan budaya antri pada anak dimulai dengan hal-
hal kecil seperti: Guru mengajarkan anak untuk dapat bergiliran main dalam permainan, Guru
mengajarkan anak berurutan masuk kelas dan keluar kelas, Guru mengajarkan bergiliran ketika
ingin bertanya, Guru mengajarkan untuk dapat bergantian ketika ingin maju kedepan kelas,
Guru mengajarkan anak ketika berpamitan ingin pulang harus secara berurutan. Orang tua
seharusnya juga dapat mengajarkan budaya antri pada anak dimulai dengan hal-hal kecil
seperti: Orang tua mengajarkan anak untuk dapat bergiliran ketika ingin mengambil makanan,
Orang tua mengajarkan anak untuk dapat berurutan masuk dan keluar rumah, Orang tua
mengajarkan bergantian ketika ingin menonton tv, Orang tua mengajarkan anak untuk dapat
bergantian untuk membersihkan rumah atau membantu membersihkan rumah, dan
memberikan contoh modeling dalam meningkatkan budaya antri pada anak usia dini.

Kata kunci: metode, mengajarkan, budaya antri, anak usia dini

PENDAHULUAN yang jelek bahwa orang Indonesia masih sering


Kebudayaan diwariskan dari satu generasi mau menang sendiri dan tidak peduli dengan orang
ke generasi berikutnya melalui perilaku sehari-hari lain apalagi di kota-kota besar yang sangat padat.
generasi yang lebih tua. Jadi generasi berikutnya Apakah sebab kita dikenal sebagai orang
hanya meniru. Dalam kebudayaan asli kita hampir tidak dapat berdisiplin untuk antri? Pertama, tentu
tidak ada antri namun yang didahulukan itu adalah karena kesadaran bermasyarakatnya kurang.
yang lebih tua, yang lebih terhormat atau yang Kedua, karena rasa ego yang berlebihan dan ingin
lebih kuat, bukan yang datang duluan. Ini ciri cepat dan enak sendiri. Ketiga, karena bangsa
kebudayaan feodal, di mana ada juragan (pamong, Indonesia terkenal luwes. Padahal syarat mutlak
bangsawan, hartawan, bos dan tentara) di satu antrian dapat tertib adalah yang dulu dilayani
pihak dan ada wong cilik (kawula, buruh, abdi, kuli, duluan, yang kemudian menyusul. Orang
hamba dan budak). Antri itu adalah tindakan yang Indonesia tidak terbiasa dengan budaya antri. Tidak
mulia. Dengan mengantri berarti kita menghargai tahu mengapa, masyarakat yang kerap disebut
manusia lain setara dengan diri kita sendiri. Antri sebagai bangsa yang santun ini seolah tidak
adalah persoalan menghargai keadilan. Dengan mengerti apa yang dirasakan orang lain, tidak ada
menyerobot berarti kita menganggap kepentingan empati. Orang Indonesia hanya akan antri, kalau
orang lain lebih rendah daripada kepentingan sudah dipaksa dalam sistem. Contohnya, antrian
kita.Hal ini mungkin sudah jadi ciri bangsa ini yang di Bank dengan sistem karcis. Hal-hal sederhana
tidak mau tertib dan teratur dan juga tidak tahu seperti berjalan di sebelah kiri, terutama jika
malu.Budaya Antri sudah tidak dikenal lagi di berjalan dalam rombongan. Seringkali kita terhenti
Indonesia, hanya orang–orang yang tahu etika dan di gang atau trotoar ketika berpapasan dengan
beradab yang masih memakainya. Kenyataan satu grup remaja atau orang dewasa. Mereka tidak

EDUCHILD Vol. 4 No. 2 Tahun 2015 79


Metode dan Teknik Mengajarkan Budaya Antri Daviq Chairilsyah

merasa bersalah telah menghabiskan jatah orang menanamkan budaya-budaya positif yang berlaku
lain. Antrian yang lancar memang tak kenal tua- umum di masyarakat, misalnya menyangkut
muda, pria-wanita atau kaya-miskin, dan anti budaya antri.
diskriminasi. Aktivitas antri sebagaimana diuraikan dapat
Masyarakat harus paham bahwa dengan ditanamkan kepada anak-anak, termasuk anak
tertib berantri, segala urusan akan lebih cepat Taman Kanak-kanak (TK). Dalam hal ini anak
beres. Kebiasaan untuk berdisiplin antri harus dibiasakan untuk menunggu giliran sesuai urutan
dicanangkan dan sarana untuk antri harus dan tidak saling mendahului ketika masuk ruang
disediakan di setiap tempat umum dan lengkap belajar atau ruang bermain. Demikian pula ketika
dengan segala sangsinya. Di sekolah-sekolah kegiatan pembelajaran usai dilaksanakan, anak
sejak Taman Kanak-kanak hingga Perguruan diarahkan untuk antri keluar dari ruang belajar.
Tinggi perlu ditanamkan bahwa antri adalah suatu Dalam hal lain, anak dibiasakan menunggu giliran
kebiasaan yang harus keluar secara spontan. Cara masing-masing untuk memainkan suatu
berebut dan memotong giliran dianggap tabu. Antri permainan yang tersedia di TK. Dengan demikian
bukan untuk mempersulit atau memperlama mereka tidak saling berebutan dan tidak saling
pelayanan tetapi justru memperlancar. mendahului. Memperhatikan sebagaimana
Jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) diuraikan tersebut jelaslah ada dua makna yang
merupakan salah satu bentuk program pendidikan terkandung dalam istilah tersebut.Pertama adalah
prasekolah pada jalur pendidikan yang mematuhi urutan atau menunggu giliran,
menyediakan pendidikan bagi anak-anak usia sedangkan yang kedua adalah tidak saling
antara 4 dan 5 tahun sampai memasuki mendahului.
Pendidikan Dasar. Hal ini sebagaimana tertuang Menurut Godam (dalam Sukadji 2007:64)
dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional bahwa budaya adalah sebagai suatu keseluruhan
Republik Indonesia (Kep. Mendiknas RI) No. 59 dari pola perilaku yang ditampilkan seseorang atau
Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia sekelompok orang melalui kehidupan sosial yang
Dini. Selanjutnya, dalam buku Pedoman Program diperoleh melalui proses berpikir manusia dari
Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak yang suatu kelompok manusia. Pendapat ini
diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan mengandung arti bahwa budaya adalah suatu
Kebudayaan pada tahun 1995 menyebutkan bahwa falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai
kegiatan belajar di Taman Kanak-kanak nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga
berorientasi pada kegiatan bermain sambil belajar. pendorong yang dibudayakan dalam suatu
Bertolak dari hal ini, seorang guru Taman Kanak- kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi
kanak yang profesional perlu berusaha perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta
meningkatkan kemampuannya dalam tindakan yang terwujud dalam berinteraksi dengan
membelajarkan anak didiknya sesuai dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
prinsip dan teori pendidikan di Taman Kanak- Selanjutnya, antrian adalah peristiwa antri
kanak, yaitu proses pendidikan yang berorientasi adalah suatu kejadian yang biasa dalam kehidupan
pada pendekatan permainan, yakni belajar sambil sehari-hari seperti menunggu di depan loket untuk
bermain atau belajar seraya bermain. mendapatkan tiket bus, pada kasir supermarket,
Pendekatan permainan tersebut bagi anak dan situasi-situasi yang lain merupakan kejadian
Taman Kanak-kanak (TK) sangat tepat mengingat yang sering ditemui. Dalam kaitan dengan hal ini,
anak-anak tersebut merupakan anak usia dini yang Hidayah (1996:12) mengemukakan bahwa antri
sedang menjalani suatu periode perkembangan adalah kegiatan di tempat-tempat tertentu dimana
yang pesat dan fundamental, baik yang terkait sekumpulan orang harus mematuhi urutan
dengan pengetahuan dasar, potensi dasar dan mendapat giliran memperoleh kesempatan atau
keterampilan maupun perilakunya. Anak-anak barang tertentu.
pada periode ini memiliki dunia dan karakteristik Aktivitas antri bukan merupakan hal yang
tersendiri yang jauh berbeda dengan karakteristik baru, antri timbul disebabkan oleh kebutuhan akan
orang dewasa, dimana anak sangat aktif, dinamis, layanan melebihi kemampuan (kapasitas)
antusias, dan selalu ingin tahu terhadap apa yang pelayanan dan fasilitas layanan, sehingga
dilihat dan didengar dari lingkungannya. Kondisi pengguna fasilitas yang tiba tidak bisa segera
ini dapat digunakan oleh guru TK untuk secara mendapat layanan disebabkan kesibukan layanan.
perlahan dan bertahap mengembangkan Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Hidayah
pengetahuan dan potensi dasar yang telah dimiliki (1996:13) bahwa antri merupakan perilaku sosial
anak. Selain itu, periode ini dapat digunakan untuk sekumpulan orang yang memiliki minat dan
membiasakan anak untuk berperilaku disiplin dan kebutuhan yang sama dan sama-sama ingin dan

80 EDUCHILD Vol. 4 No. 2 Tahun 2015


Metode dan Teknik Mengajarkan Budaya Antri Daviq Chairilsyah

berkepentingan untuk memenuhinya, akan tetapi 3. Unsur kesepakatan, dalam hal ini budaya antri
karena adanya tuntutan waktu dan keterbatasan mengharuskan pengantri membuat
sumber daya memaksa setiap orang mengikuti kesepakatan bahwa yang datang lebih dulu,
aturan pelayanan secara bergiliran. akan dilayani lebih dahulu. Walaupun
Uraian tersebut menunjukkan bahwa budaya kesepakatan ini tidak tertulis atau tercantum
bahwa antri adalah suatu keseluruhan dari pola di lokasi antrian, namun pengantri perlu
perilaku yang ditampilkan seseorang atau memahami dan harus menatati kesepakatan
sekelompok orang melalui kehidupan sosial yang ini.
diperoleh melalui proses berpikir kelompok orang Uraian tersebut menunjukkan bahwa budaya
tersebut dalam mematuhi urutan mendapat giliran antri merupakan aktivitas sosial yang dapat terjadi
memperoleh kesempatan atau barang tertentu. dimana saja. Budaya antri mengandung unsur-
unsur tertentu, yaitu minat dan kebutuhan yang
Unsur-unsur Dalam Budaya Antri sama dalam waktu yang bersamaan, keterbatasan
Budaya antri mengandung makna disiplin waktu pelayanan dan sumberdaya yang melayani,
atau kedisiplinan.Hal ini sebagaimana serta unsur kesepakatan untuk mendahulukan
dikemukakan oleh Choirulirsyadi (2011:2) bahwa pelayanan kepada orang yang datang terlebih
dalam budaya antri mengandung aspek dahulu atau tidak saling mendahului. Unsur-unsur
kedisiplinan. Dengan kata lain, dalam antri setiap dalam budaya antri ini bagi orang dewasa tidaklah
orang tahu sekumpulan orang dituntut bersikap sulit untuk memahami dan menerapkannya dalam
disiplin, tidak ragu dan mantap menjalani antrian, kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, bagi anak-anak
serta ditunjang dengan aspek tanggung jawab. Hal usia dini atau bagi anak Taman Kanak-kanak yang
ini berarti orang atau sekelompok orang yang masih dalam masa pertumbuhan dan
sedang mengantri antri harus dapat perkembangan perilaku, pemberian pemahaman
mempertanggungjawabkan posisinya, serta dan penanaman budaya antri harus dilakukan
mampu mempertahankan posisi dan berusaha secara bertahap dengan menggunakan berbagai
keluar dari pengaruh buruk yang dapat sewaktu- cara dan teknik yang tepat.
waktu terjadi.
Budaya antri, menurut Choirulirsyadi (2011:3) Pengenalan Budaya Antri pada Anak TK
telah berlangsung sejak dahulu, yakni sejak zaman Morion (dalam Wantah, 2005:176)
Romawi.Budaya antri mempengaruhi atau menyatakan bahwa budaya antri adalah cara
berhubungan dengan unsur-unsur tertentu terutama pendisiplinan yang dilakukan orang dewasa yang
kemajuan pola pikir masyarakat pelaku budaya memperlakukan anak dengan respek dan harga
antri tersebut.Bagi masyarakat di negara maju dan diri. Ini merupakan tindakan yang berpusat pada
pola pikir masyarakatnya sudah maju, budaya antri anak dan tidak egois, berpusat pada apa yang
umumnya berlangsung tertib.Kondisi berbeda dibutuhkan anak dan tidak menekankan pada apa
ditunjukkan oleh negara-negara berkembang yang diinginkan atau dibutuhkan orang dewasa.
seperti Indonesia, dimana budaya antri belum Ini didasarkan pada kemampuan untuk
tertata dan memasyarakat.Asumsi dasarnya, mengakomodsi pandangan anak dan
sebagian besar masyarakat dari negara menunjukkan empati pada anak. Hal ini berakar
berkembang belum memahami dengan benar, pada pandangan bahwa orang dewasa tidak
serta kurang menaati unsur-unsur yang mempunyai hak untuk menggunakan kekuasaan
terkandung dalam budaya antri. terhadap anak. Selain itu, orang dewasa
Berkaitan dengan unsur-unsur dalam budaya mempunyai tanggung jawab untuk menyiapkan
antri, Hidayah (1996:13) mengemukakan 3 (tiga) dan membiasakan anak berperilaku yang benar,
unsur pokok yang perlu diperhatikan, karena misalnya, membiasakan anak berbudaya antri.
menjadi dasar dari budaya antri, yaitu: Budaya antri adalah berpusat pada
1. Unsur minat dan kebutuhan, dimana antri pengajaran dan bukan pada hukuman. Dengan
terjadi karena adanya minat dan kebutuhan budaya antri anak diberikan informasi yang benar
yang sama dan sama-sama ingin dan dan dibutuhkan agar mereka dapat belajar dan
berkepentingan untuk memenuhinya. mempraktekkan tingkah laku yang benar. Selain
2. Unsur keterbatasan, dimana antri terjadi itu, dapat diajarkan pada anak bagaimana
karena adanya tuntutan waktu dan membina hubungan baik seperti saling
keterbatasan sumber daya yang melayani, menghargai, bekerjasama, melibatkan ketegasan,
sehingga memaksa setiap mengikuti aturan kewibawaan dan rasa hormat pada sesama dan
pelayanan secara bergiliran. pada orang yang lebih tua. Dalam kaitan dengan
hal ini, Wantah (2005:176) mengemukakan bahwa

EDUCHILD Vol. 4 No. 2 Tahun 2015 81


Metode dan Teknik Mengajarkan Budaya Antri Daviq Chairilsyah

budaya antri yang efektif dan positif menyangkut Dalam pengembangan nilai-nilai moral pada
bagaimana pendidik mengajar dan membimbing anak salah satunya budaya antri maka peranan
anak, termasuk anak Taman Kanak-kanak (TK) orang tua sangatlah penting dan juga lingkungan
untuk mengenal berbagai aturan yang berlaku di sekolah sebagai pendukung. Proses pembiasaan
lingkungannya.Dengan menerapkan teknik yang berawal dari peniruan sehingga orang tua dan
tepat dan sesuai dengan perkembangan anak pendidik adalah model bagi anak. Kegiatan antri
memungkinkan budaya antri yang dikenalkan atau budaya antri terlihat sebagai salah satu
kepada anak TK dapat dipahami. pembelajaran yang tidak terlalu penting atau
Etika Antri Pada Anak Usia Dini sepele bagi kebanyakan orang padahal
1. Antri sesuai urutan pembelajaran moral (mengantri) sangat banyak
2. Jangan berebut posisi ketika antri manfaatnya bagi anak usia dini.
3. Jangan sekali-kali memotong antrian Jadi kita sebagai orang tua dan pendidik
4. Beri kesempatan yang antri duluan marilah mengajarkan kepada anak-anak didik kita
5. Jangan antri sambil membawa barang yang untuk membudayakan mengantri yang lebih mudah
kurang pantas jika dididik mulai dari usia dini. Usia dini adalah
6. Jangan antri dengan membawa binatang usia golden age (masa keemasan), seperti
peliharaan pendapat Jean Piaget dimana anak seperti kertas
7. Jangan antri dengan membawa makanan yang putih atau tabularasa. Pembelajaran akan sangat
bau maksimal didapatkan jika orang tua atau
8. Jangan saling mendorong pada saat antri lingkungan rumah dan lingkungan sekolah
9. Jangan sampai membuat antrian baru, ikuti terutama guru saling bekerja sama. Untuk itu
antrian paling belakang marilah kita semua saling bekerja sama agar
10. Jangan saling berebut antrian mendapatkan atau menghasilkan anak-anak yang
11. Jangan dengan sengaja menyentuh pengantri sangat mengerti dan memahami untuk menjadikan
yang lain suatu kebiasaan mengantri atau budaya antri
12. Jangan ikut berteriak bila ada pengantri yang dalam kehidupan sehari-hari.
menyerobot. Cara Melatih Budaya Antri Pada Anak Usia
Dini
Manfaat Antri Sebagai Pembelajaran Pada pembahasan ini budaya antri yang
1. Melatih emosi, dimana anak harus bersabar dilatih dan dikembangkan pada anak TK adalah
menunggu giliran. budaya antri ketika: (1) masuk kelas; (2)
2. Melatih kejujuran, dimana anak harus sesuai menyerahkan tugas; (3) keluar kelas.
dengan urutannya tidak berbohong. 1. Masuk kelas
3. Melatih disiplin, dimana anak harus antri dan Selesai berbaris di halaman, ketika akan
tepat waktu waktu apabila ingin cepat selesai. masuk kelas anak dibiasakan untuk tidak
4. Melatih kreativitas, dimana anak memikirkan mendahului temannya yang di depan. Dengan kata
cara kegiatan apa yang tidak membosankan lain, anak diarahkan untuk menunggu giliran sesuai
ketika saat mengantri. posisinya dalam barisan. Tidak mendahului teman
5. Melatih memiliki rasa malu, dimana jika anak dan menunggu giliran masuk kelas merupakan
menyerobot antrian dan mengambil hak orang budaya antri yang perlu dikembangkan pada anak
lain. TK.
6. Melatih atau belajar hukum sebab akibat,
dimana jika anak datang terlambat 2. Menyerahkan tugas
kansekuensinya mendapat barisan paling Pada pertemuan-pertemuan tertentu sering
belakang. guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada
anak. Ketika akan memasukkan tugas dimaksud
PEMBAHASAN guru perlu membiasakan anak untuk tidak
Mengajarkan budaya antri pada anak usia dini mendahului temannya ketika akan memasukkan
Untuk menanamkan budaya antri sejak dini tugas. Dalam hal ini anak diarahkan untuk
dimulai dari lingkungan keluarga. Orang tua menunggu giliran atau menunggu namanya
membiasakan anak untuk sabar menunggu giliran, dipanggil oleh guru untuk menyerahkan tugas.
misalnya: untuk mandi di rumah tidak mungkin Tidak mendahului teman dan menunggu giliran
sekaligus karena terbatas kamar mandi. Disinilah masuk kelas ketika akan menyerahkan tugas
kesempatan untuk mengarahkan anak supaya merupakan budaya antri yang perlu dikembangkan
terbiasa antri. Jadikanlah keluarga Indonesia pada anak TK.
tempat untuk memulai budaya antri sejak awal.

82 EDUCHILD Vol. 4 No. 2 Tahun 2015


Metode dan Teknik Mengajarkan Budaya Antri Daviq Chairilsyah

3. Keluar kelas program pendidikan dini bagi anak usia 4 tahun


Seperti halnya masuk kelas, ketika selesai sampai memasuki pendidikan dasar. Masa
kegiatan pembelajaran dan anak akan kembali ke prasekolah disebut pula masa aesthesis, yaitu
rumah masing-masing, setiap anak dibiasakan masa berkembangnya rasa keindahan, karena
untuk tidak mendahului ketika akan keluar kelas. pada masa ini, panca indera anak sedang dalam
Anak diarahkan untuk menunggu giliran dan tidak keadaan peka.Pada masa ini pula anak mulai
berkumpul di pintu keluar. Tidak mendahului teman membangkang atau senang, serta sulit diatur,
dan menunggu giliran keluar kelas merupakan sehingga perilaku tersebut perlu diminimalkan
budaya antri yang perlu dikembangkan pada anak melalui berbagai permainan maupun teknik
TK. Uraian tersebut menunjukkan bahwa budaya pembelajaran yang menarik.
antri adalah cara pendisiplinan yang Anak prasekolah adalah mereka yang
memperlakukan anak dengan respek melalui berusia antara tiga sampai lima tahun. Anak
kegiatan pembelajaran. Budaya antri dimaksud prasekolah merupakan pribadi yang mempunyai
dapat dilatihkan kepada anak, ketika anak akan berbagai macam potensi. Potensi-potensi ini perlu
masuk kelas, menyerahkan tugas, maupun ketika dirangsang dan dikembangkan agar anak tumbuh
keluar kelas setelah kegiatan pembelajaran menjadi individu yang potensial dan berkembang
selesai. Budaya antri dimaksud dapat dilakukan secara optimal sesuai tahapan perkembangannya.
melalui proses peniruan atau menggunakan Bertujuan membantu memberikan pengalaman
prosedur meneladani. awal dan meletakkan dasar ke arah perkembangan
Guru seharusnya dapat mengajarkan budaya sikap dan perilaku, serta pengetahuan,
antri pada anak dimulai dengan hal-hal kecil seperti: keterampilan dan daya cipta.
a. Guru mengajarkan anak untuk dapat bergiliran Pengalaman awal anak, baik yang positif
main dalam permainan. maupun negatif akan terakumulasi dalam
b. Guru mengajarkan anak berurutan masuk pikiran. Jika pengalaman kurang dirasakan hal ini
kelas dan keluar kelas. dapat memberikan pengaruh minimal.
c. Guru mengajarkan bergiliran ketika ingin Pembelajaran kepada anak sebagai pengalaman
bertanya. awal memperoleh pendidikan sebaiknya dilakukan
d. Guru mengajarkan untuk dapat bergantian dengan langsung mengerjakan atau melakukan
ketika ingin maju kedepan kelas. secara langsung. Anak-anak belajar dengan
e. Guru mengajarkan anak ketika berpamitan melakukan berbagai aktivitas, mencoba untuk
ingin pulang harus secara berurutan. mengungkapkan ide-ide serta melakukan hal-hal
Orang tua seharusnya juga dapat yang berarti untuk mereka dan bagi lingkungannya.
mengajarkan budaya antri pada anak dimulai Misalnya membiasakan diri berbudaya antri ketika
dengan hal-hal kecil seperti: bersama teman-temannya di sekolah.
a. Orang tua mengajarkan anak untuk dapat Masa anak-anak atau masa prasekolah yang
bergiliran ketika ingin mengambil makanan. duduk pada jenjang pendidikan TK memiliki ciri
b. Orang tua mengajarkan anak untuk dapat dan karaktersitik tertentu. Mereka merupakan
berurutan masuk dan keluar rumah. pribadi yang mempunyai berbagai macam potensi
c. Orang tua mengajarkan bergantian ketika ingin yang perlu dirangsang dan dikembangkan agar
menonton tv. anak tumbuh secara optimal. Rangsangan dan
d. Orang tua mengajarkan anak untuk dapat perkembangan dimaksud bertujuan membantu
bergantian untuk membersihkan rumah atau memberikan pengalaman awal dan meletakkan
membantu membersihkan rumah. dasar ke arah perkembangan sikap dan perilaku,
serta pengetahuan, keterampilan dan daya cipta.
Teknik Modeling Dalam Meningkatkan
Budaya Antri Anak SIMPULAN
Awal masa kanak-kanak atau masa Budaya antri adalah mematuhi urutan atau
prasekolah, juga mendapat sebutan masa menunggu giliran atau tidak saling mendahului
bermain.Pada lingkup ini anak masih termasuk serta budaya antri menunjukkan bahwa merupakan
dalam masa prasekolah. Anak prasekolah adalah aktivitas sosial yang dapat terjadi dimana saja dan
mereka yang berusia antara tiga sampai enam sebagai orang tua dan pendidik marilah
tahun, yang pada saat itu sebagian dari anak-anak mengajarkan kepada anak-anak didik kita untuk
ini sudah masuk pada jenjang pendidikan paling membudayakan mengantri yang lebih mudah jika
dasar, yakni Taman Kanak-kanak (TK). dididik mulai dari usia dini.
Taman kanak-kanak adalah salah satu Usia dini adalah usia golden age (masa
bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan keemasan), seperti pendapat Jean Piaget dimana

EDUCHILD Vol. 4 No. 2 Tahun 2015 83


Metode dan Teknik Mengajarkan Budaya Antri Daviq Chairilsyah

anak seperti kertas putih. Pembelajaran akan sebab akibat, dimana jika anak datang terlambat
sangat maksimal didapatkan jika orang tua atau konsekuensinya mendapat barisan paling
lingkungan rumah dan lingkungan sekolah belakang.
terutama guru saling bekerja sama. Untuk itu
marilah kita semua saling bekerja sama agar DAFTAR PUSTAKA
mendapatkan atau menghasilkan anak-anak yang Cheppy Haricahyono. 1995. Dimensi-dimensi
sangat mengerti dan memahami untuk menjadikan Pendidikan Moral. Semarang: IKIPPress
suatu kebiasaan mengantri atau budaya antri http://eprints.ung.ac.id/7149/2/2013-2-2-86201-
dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga anak dapat 111412021-bab1-27022014043608.pdf
melatih emosi, dimana anak harus bersabar http://eprints.ung.ac.id/7149/3/2013-2-2-86201-
menunggu giliran, melatih kejujuran, melatih 111412021-bab2-27022014043640.pdf
disiplin, dimana anak harus antri dan tepat waktu http://indekslink.co.id/budaya-antri-indonesia
waktu apabila ingin cepat selesai, melatih http://tk.nurul-iman.com/2015/07/pembelajaran-
kreativitas, dimana anak memikirkan cara kegiatan moral-budaya-antri-pada-perkembangan-
apa yang tidak membosankan ketika saat anak-usia-dini/
mengantri, melatih memiliki rasa malu, dimana jika http://www.matrapendidikan.com/2013/07/budaya-
anak menyerobot antrian dan mengambil hak antri-sejak-dini.html
orang lain serta dapat melatih atau belajar hukum

84 EDUCHILD Vol. 4 No. 2 Tahun 2015

Anda mungkin juga menyukai