Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH PELATIHAN OUTBOUND TERHADAP KARAKTER ANAK JALANAN

PENGARUH PELATIHAN OUTBOUND TERHADAP KARAKTER ANAK JALANAN DI


KECAMTAN KUTOREJO KABUPATEN MOJOKERTO

Aditya Rizki Ananda

(Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya)
Email : adityarizky.0011@gmail.com

Ali Yusuf S.Ag, M.Pd

(Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya)

ABSTRAK

Anak jalanan merupakan salah satu bagian masyarakat yang tersisih,marginal dan sudah harus
berhadapan dengan lingkungan yang keras dan tidak bersahabat. Pada umumnya anak jalanan merupakan anak
yang berusia 8-15 tahun yang hidup dan menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah atau berkeliaran di
jalanan maupun tempat-tempat umum. Dalam menangani anak jalanan bukanlah pekerjaan yang mudah. Perlu
adanya pihak-pihak yang saling bersangkutan dalam proses pembinaan anak jalanan antara lain dengan
memberikan pelatihan-pelatihan yang efektif dalam proses pembinaan anak jalanan. Pelatihan outbound
merupakan bentuk pendidikan luar sekolah dimana metode pembelajarannya dirancang untuk
pengembangan diri secara individual dan kelompok, pengembangan tersebut dilakukan melalui
pembentukan karakter seseorang untuk lebih terbuka, toleran, menumbuhkan rasa kebersamaan,
kepekaan terhadap sesama, dengan memanfaatkan sumber daya alam yang telah tersedia dalam
lingkungannya sebagai media belajar. Maka pelatihan outbound dapat dikatakan sebagai metode
pembelajaran yang efektif dalam membentuk karakter anak jalanan. Maka penelitian ini akan membahas
tentang pengaruh pelatihan outbound terhadap karakter anak jalanan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan metode pengumpula n data
yang digunakan yaitu tes, observasi, dan dokumentasi. Serta tekhnik analisis data yang meliputi penilaian
hasil tes, uji reabilitas antar penimbang, uji normalitas dan homogenitas. Serta didukung dengan pengujian
hipotesis hal ini untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan karakter anak jalanan sebelum dan sesudah
mengikuti pelatihan outbound.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pelatihan outbound berjalan sesuai dengan tujuan
yang dibuat, hal ini dapat terbuti dengan adanya peningkatan karakter yang terdapat pada anak jalanan antara
sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan outbound. Meskipun perbedaan itu tidaklah signifikan atau dengan
kata lain relatif kecil tetapi nilai rata-rata menunjukan bahwa adanya kecenderungan peningkatan karakter anak
jalan setelah mendapatkan pelatihan outbound. Dengan mengenalkan pelatihan outbound ini diharapkan dapat
menumbuhkan dan meningkatkan sifat dan karakter yang lebih baik pada anak jalanan sehingga mereka lebih
percaya diri, disiplin, memiliki sifat kepemimpinan, bisa bersosialisasi dengan baik, tanggung jawab, dan
memiliki sifat yang jujur.

Kata Kunci : Pelatihan Outbound, Pemberdayaan

E-Jurnal UNESA. Volume Nomer Tahun 2017


1
PENGARUH PELATIHAN OUTBOUND TERHADAP KARAKTER ANAK JALANAN

ABSTRACT

Homeless children are one part of the outcast and marginalized societies who have to deal with a harsh
and hostile environment. Generally, homeless children are about 8-15 years who live and spend time to earn a
living or roam the homelesss and public places. Handling homeless children is not an easy job. It needs some
parties that concerns with them in the process of fostering such as providing an effective training. Outbound
training is a form of Non-Formal Education where the learning method is designed for individual and group
development. This development is done through the characters building in order that an indvidual can be more
open and tolerant, can build a sense of togetherness and sensitivity to others by utilizing the natural resources
which are already available in their environment as a medium of learning. Hence, outbound training can be
regarded as an effective learning method in building the character of homeless children. Therefore, this study
discusses about the effect of outbound training on the character of homeless children.

This study uses quantitative descriptive approach. The data collection was obtained from test,
observation, and documentation. Furthermore, data analysis techniques included the assessment of test results,
reliability tests between weighers, normality and homogeneity tests. And supported by testing the hypothesis to
determine whether there are differences in character of homeless children before and after attending outbound
training.

The result of this study indicates that the implementation of outbound training runs in accordance with
the objectives made, it is proven by the increase in the character of homeless children between before and after
outbond training. Although the difference is not significant or in other words relatively small but the average
value indicates that there is a tendency to increase the character of homeless children after getting outbound
training. By introducing this outbound training, it is expected that homeless children can grow and improve
better character so that they can be more confident, honest and disciplined, have leadership character, can
socialize well, and own responsibility.

Keywords: Outbound Training, Empowerment

PENDAHULUAN polillas atau ngrengat di Bolivia disebut


resistoleros atau perampok kecil di Honduras, Bui
Fenomena anak jalanan sudah tidak asing Doi (anak dekil) di Vietnam, saligoman (anak
lagi di Indonesia. Fenomena ini sudah sepatutnya menjijikkan) yang mana istilah tersebut
mendapatkan perhatian khusus baik dari pihak memberikan gambaran posisi anak jalanan dalam
pemerintah, orang tua dan masyarakat pada masyarakat tempat mereka berada.
umumnya. Banyak ahli yang sudah mendefinisikan Dari definisi - definisi yang
anak jalanan. Sebagaimana dikemukakan Soedijar dikemukakan diatas dapat diartikan bahwa anak
(1989) dalam studinya yang menyatakan bahwa jalanan adalah anak yang sebagian besar waktunya
anak jalanan adalah anak usia antara 7 sampai 15 dihabiskan di jalanan untuk mendapatkan uang
tahun yang bekerja di jalanan dan tempet umum dengan melakukan hal-hal tertentu agar dapat
lainnya yang dapat mengganggu ketentraman dan mempertahankan hidupnya walaupun dia harus
keselamatan orang lain serta membahayakan mendapat tekanan fisik atau mental atas
dirinya sendiri. Depsos (2001:20), anak jalanan keberadaannya. Perhatian khusus terhadap anak
adalah anak yang sebagian besar menghabiskan jalanan perlu dilakukan oleh semua pihak karena
waktunya untuk mencari nafkah atau berkeliaran di masa anak-anak merupakan masa yang sangat
jalanan atau tempat-tempat umum lainnya. indah , suatu masa dimana anak-anak sedang
Dari beberapa penelitian telah dikemukakan mangalami perkembangan dalam diri mereka baik
berbagai Istilah tentang anak jalanan, Ermawati dari fisik dan mentalnya, mereka akan selalu
(2016) mengemukakan bahwa istilah ini mencoba mengeksplor dirinya dengan cara mereka
dikemukakan pada kali pertama di Amerika sendiri. Selain itu fase awal perkembangan manusia
selatan, istilah anak jalanan disebut sebagai dimulai pada masa anak-anak.
Meninos de Ruas untuk menyebut kelompok anak- Apa yang dilakukan anak jalanan tidak lepas
anak yang hidup di jalanan dan tidak memiliki dari tempat atau lingkungan mereka berada sehari-
ikatan dengan keluarga. Istilah anak jalanan hari, yakni di tempat-tempat umum seperti : alun-
berbeda-beda untuk setiap tempat, misalnya di alun, jalan raya, persimpangan jalan, stasiun kereta
Columbia mereka disebut gamin/urchin atau api, terminal, pasar, pertokoan, dan tempat tempat
melarat) dan chinces atau kutu kasur, marginais yang umumnya terdapat keramaian orang
atau criminal/marjinal di Rio disebut pajaros beraktifitas. Anak jalanan merupakan anak yang
frutero atau perampok kecil di Peru dikenal sebagai sama dengan anak-anak pada umumnya. Mereka
E-Jurnal UNESA. Volume Nomer Tahun 2017
2
PENGARUH PELATIHAN OUTBOUND TERHADAP KARAKTER ANAK JALANAN

juga membutuhkan pendidikan seperti halnya anak- Dalam pelaksanaannya pendidikan luar sekolah
anak lainnya. Pendidikan yang diberikan harus lebih fleksibel dibanding dengan pendidikan
memperhatikan aspek perkembangan fisik dan formal. Meskipun demikian Pendidikan Luar
mental. Hal ini disebabkan kondisi emosional anak Sekolah masih merupakan bagian yang integral
yang berbeda dengan orang dewasa. Pendidikan dari pendidikan nasional yang bertujuan untuk
tersebut harus didasari atas rasa kasih sayang menunjang peningkatan mutu sumber daya
sehingga mereka merasa nyaman dalam manusia Indonesia. pelaksanaan pendidikan luar
memperoleh pengetahuan untuk mendukung sekolah diprioritaskan pada masyarakat tertentu,
perkembangannya. antara lain: masyarakat yang belum pernah sekolah,
Peranan keluarga sangatlah penting dalam masyarakat yang putus sekolah, para pengangguran
memberikan pendidikan terhadap anak. Dalam atau warga miskin dan warga masyarakat lain yang
keluarga tersebut anak belajar bagaimana untuk mempunyai kemauan belajar untuk meningkatkan
tumbuh dan berkembang. Oleh karena itulah sudah kualitas dirinya.
sepatutnya orang tua bisa menjadi panutan bagi Pendidikan yang baik hendaknya tidak
anak-anaknya. Selain itu orang tua harus bia mengesampingkan persoalan karakter anak didik.
menjadi sahabat anak, pelindung bagi anak, Persoalan karakter atau moral saat ini mengalami
menjadi teladan, melatih disiplin dan meluruskan kompleksitas dibandingkan dengan masa-masa
sifat buruk anaknya. Keluarga seperti inilah yang sebelumnya. Negara ini bisa dikategorikan sedang
didambakan setiap anak untuk tempat tumbuh mengalami krisis karakter. Keadaan tersebut
kembangnya agar menjadi pribadi yang ideal. ditandai dengan maraknya seks bebas,
Pendidikan secara luas hendaknya dipahami meningkatnya angka kekerasan anak dan remaja,
sebagai proses belajar sepanjang hayat. Proses meningkatnya kriminalitas yang dilakukan oleh
tersebut terjadi secara alami melalui pengalaman anak dan remaja, kebiasaan menyontek,
hidup sehari-hari. UU No. 20 Tahun 2003 tentang penyalahgunaan Narkotika, pornografi,
Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1) perampasan, dan vandalisme sudah menjadi
menegaskan bahwa: permasalahan sosial yang sulit diatasi. Banyak
Pendidikan adalah usaha sadar dan orang yang beranggapan bahwa kondisi tersebut
terencana untuk mewujudkan dihasilkan dari gagalnya pendidikan karakter yang
suasana belajar dan proses diselenggarakan dunia pendidikan. Demoralisasi
pembelajaran agar peserta didik diakibatka adanya proses pembelajaran yang
secara aktif mengembangkan potensi cenderung tekstual dalam mengajarkan moral dan
dirinya untuk memiliki kekuatan budi pekerti. Kondisi ini membutuhkan pendidikan
spiritual keagamaan, pengendalian alternatif dalam melaksanakan pendidikan karakter
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak secara intensif di sekolah-sekolah maupun diluar
mulia, serta keterampilan yang sekolah. Bentuk pendidikan sebagaimana
diperlukan dirinya, masyarakat, dikemukakan tersebut dapat pula dilaksanakan
bangsa dan negara. dengan metode outbond.
Dalam pasal 1 tersebut jelas Outbound dapat dikategorikan sebagai
menggambarkan bahwa begitu luasnya pendidikan non formal didasarkan pada Pasal 26
lingkup pendidikan yang dapat ayat 3 Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang
dilaksanakan. Pendidikan tidak hanya Sistem Pendidikan Nasional. Pasal tersebut
menyangkut masalah akademik saja menyebutkan bahwa : Pendidikan nonformal
melainkan juga masalah agama dan meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan
kepribadian agar seseorang dapat anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan
berperilaku dengan baik. Selain itu jalur pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan,
pendidikan juga tidak hanya terbatas pada pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,
jalur formal tetapi juga dapat dilakukan pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang
melalui jalur non formal sebagaimana ditujukan untuk mengembangkan kemampuan
disebutkan dalam pasal 13 ayat 1 UU No. 20 peserta didik. Ayat 3 tersebut diperjelas pada ayat
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan 5 yang menyatakan:
Nasional yang menegaskan bahwa Jalur Kursus dan pelatihan
pendidikan terdiri atas pendidikan formal, diselenggarakan bagi masyarakat
nonformal dan informal yang saling yang memerlukan bekal
melengkapi dan memperkaya. pengetahuan, keterampilan,
Dengan adanya pasal 13 tersebut pemerintah kecakapan hidup, dan sikap untuk
juga mengakomodir dan menyelenggarakan jenis mengembangkan profesi, bekerja,
pendidikan luar sekolah. Pendidikan luar sekolah usaha mandiri, atau melanjutkan
bertujuan mengelola dan mengatasi kekurang pendidikan kejenjang yang lebih
merataan pendidikan di Indonesia. Pendidikan luar tinggi.
sekolah merupakan bentuk pendidikan nonformal.
E-Jurnal UNESA. Volume Nomer Tahun 2017
3
PENGARUH PELATIHAN OUTBOUND TERHADAP KARAKTER ANAK JALANAN

Keberadaan anak jalanan secara mayoritas permasalahan tersebut lebih lanjut dengan
dipicu oleh faktor kemiskinan orang tua dan melakukan penelitian yang diberjudul Pengaruh
berpengaruh langsung dalam kehidupan anak. Pelatihan Outbound Terhadap Karakter Anak
Kemiskinan membuat anak dibawah umur untuk Jalanan Di Kecamatan Kutorejo Kabupaten
mencari nafkah di jalanan dalam rangka membantu Mojokerto.
orang tua untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari
dan pada akhirnya menjadi kebiasaan yang sulit Berdasarkan latar belakang yang ada diatas
dihilangkan. Keberadaan anak di jalanan dapat maka focus dalam penelitian ini adalah adakah
membahayakan fisik dan mental anak tersebut dari pengaruh outbound terhadap karakter anak jalanan
kemungkinan adanya eksploitasi, mendapatkan di kecamatan kutorejo kabupaten mojokerto dan
pelecehan seksual dan berbagai hal lain yang seberapa besar pengaruh pelatihan outbound
seharusnya tidak mereka alami. Pemerintah terhadap karakter anak jalanan di kecmatan
setempat memang sudah melakukan penanganan kutorejo kabupaten mojokerto
dan membuat berbagai program dalam rangka
mengurangi jumlah anak jalanan akan tetapi masih Sesuai dengan latar belakangdan focus
banyak anak jalanan yang tetap kembali ke jalanan. penelitian yang ada diatas maka tujuan dari
Perilaku tersebut tidak bisa hilang begitu saja penelitian ini adalah Untuk mengetahui ada
karena apa yang mereka lakukan bertujuan untuk tidaknya pengaruh pengaruh outbound terhadap
membantu orang tua mencari nafkah sekaligus pengembangan karakter anak jalanan di Kecamatan
upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Alasan Kutorejo Kabupaten Mojokerto. Untuk mengetahui
pemenuhan kebutuhan hidup bukan satu-satunya besarnya pengaruh pengaruh outbound terhadap
alasan bagi mereka tetapi pemenuhan biaya pengembangan karakter anak jalanan di Kecamatan
pendidikan juga menjadi alasan bagi mereka untuk Kutorejo Kabupaten Mojokerto
tetap dijalanan. Mereka melakukan berbagai
macam kegiatan untuk mencari nafkah. Sebagian Pelatihan merupakan salah satu bentuk
dari mereka ada yang mengemis, pedagang pendidikan nonformal. Undang-Undang No.20
asongan dan mengamen. Walaupun sebagian dari Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
mereka sudah mendapatkan pembinaan dan khususnya Pasal 26 ayat 3 menegaskan bahwa
pelatihan dari pemerintah setempat, tetapi mereka Pendidikan nonformal meliputi pendidikan
masih saja kembali ke jalanan. Oleh karena itu kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini,
perlu ditanamkan karakter yang lebih baik terhadap pendidikan kepemudaan, pendidikan
anak jalanan tersebut. Sebagaimana dijelaskan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan,
sebelumnya bahwa outbound merupakan bentuk pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,
pendidikan luar sekolah dimana metode pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang
pembelajarannya dirancang untuk ditujukan untuk mengembangkan kemampuan
pengembangan diri secara individual dan peserta didik. Dan lebih diperjelas lagi dalam ayat
kelompok, pengembangan tersebut dilakukan 5 yang mengemukakan bahwa : Kursus dan
melalui pembentukan karakter seseorang untuk pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang
lebih terbuka, toleran, menumbuhkan rasa memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan,
kebersamaan, kepekaan terhadap sesama, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan
dengan memanfaatkan sumber daya alam yang profesi, bekerja, usaha mandiri, atau melanjutkan
telah tersedia dalam lingkungannya sebagai pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
media belajar. Selain itu metode outbound juga Kota Mojokerto merupakan kota yang saat ini
digunakan untuk memberikan terapi kejiwaan, masih banyak. menyandang masalah tentang
meningkatkan konsep diri terhadap anak nakal, kesejahteraan sosial salah satunya tentang masalah
terapi kepada pecandu narkotika, dan membantu anak jalanan terhitung jumlah data dari rekapitulasi
seseorang yang mengalami kesulitan di dalam PMKS dan PSKS Kabupaten Mojokerto tahun
hubungan sosial. Maka outbound dapat dikatakan 2015 jumlah anak jalanan mencapai 104 orang
sebagai metode pembelajaran yang efektif dalam terhitung dari 94 laki-laki dan 10 perempuan yang
membentuk karakter anak jalanan. tersebar di setiap kecamatan kabupaten Mojokerto.
Dalam latar belakang masalah yang ada pada
Arti, tujuan dan manfaat pelatihan sudah
judul dapat diambil kesimpulan bahwa anak
sering kita baca dan dengar dari para ahli. Berbagai
jalanan merupakan suatu kelompok yang berada di
pendapat tersebut pada dasarnya tidaklah berbeda
jalanan yang lebih condong berprilaku negatif.
antara pendapat yang satu dengan yang lain. Sikula
Maka dari itu pelatihan outbond perlu diadakan
dalam (Sumantri, 2000:2) mendefinisikan pelatihan
dengan harapan dapat memberikan kemampuan
sebagai: proses pendidikan jangka pendek yang
serta sikap sosial yang lebih baik dalam lingkungan
menggunakan cara dan prosedur yang sistematis
dan masyarakat terhadap anak jalanan yang berada
dan terorganisir. Para peserta pelatihan akan
di kota Mojokerto khususnya di kecamatan
Kutorejo. Dari uraian diatas penulis ingin mengkaji
E-Jurnal UNESA. Volume Nomer Tahun 2017
4
PENGARUH PELATIHAN OUTBOUND TERHADAP KARAKTER ANAK JALANAN

mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang Permatasri (2013:35) mengemukakan tujuan


sifatnya praktis untuk tujuan tertentu. dilakukannya outbound dalam pendidikan adalah
sebagai berikut : Mengidentifikasi kekuatan dan
Dalam penelitian ini peneliti akan memberikan kelemahan diri, Berekspresi sesuai dengan caranya
suatu pelatihan terhadap anak jalanan yaitu dengan sendiri, namun masih dapat diterima lingkungan,
melalui kegiatan outbound. outbound merupakan mengetahui dan memahami perasaan, pendapat
media yang cocok digunakan sekaligus sangat orang lain dan menghargai perbedaan,
menantang dan menyenangkan sebagai media membangkitkan semangat dan memotivikasi untuk
pembelajaran. outbound mampu memberikan terus terlibat dalam kegiatan-kegiatan, Lebih
rangsangan dalam menumbuhkan minat dan mandiri dan bertindak sesuai dengan keinginan,
keinginan peserta dalam hal belajar dan Lebih empati dan sensitive dengan perasaan orang
peningkatan potensi diri. Upaya pengembangan lain, mampu berkomunikasi dengan baik,
sosial melalui pelatihan dengan outbound bertujuan mengetahui cara belajar yang efektif dan kreatif,
agar dapat meningkatkan kemampuan individu Memberikan pemahaman terhadap sesuatu tentang
dalam berinteraksi dengan sesamanya dan pentingnya karakter yang baik, menanamkan nilai-
masyarakat dengan baik dan menolong diri sendiri nilai positif sehingga terbentuk karakter peserta
meningkatkan kecakapan. Untuk memperoleh didik melalui berbagai contoh nyata dalam
pemahaman mengenai kegiatan outbound, maka pengalaman hidup, mengembangkan kualitas hidup
perlu dikaji labih dalam lagi. Kajian ini peserta didik yang berkarakter, menerapkan dan
menjelaskan pengertian dari outbound, manfaat dan memberi contoh karakter yang baik kepada
tujuan outbound, rangkaian atau tahapan kegiatan lingkungan.
outbound, dan klasifikasi serta materi outbound. Istilah karakter berasal dari bahasa Yunanito
mark(menandai). Dari istilah karakter tersebut
Menurut Indriana (dalam Ismail, 2006:33) difokuskan pada hal terkait dengan tindakan atau
outbound merupakan media pengajaran yang tingkah laku. Karakter merupakan kumpulan tata
sangat menantang dan menyenangkan. Kegiatan nilai yang menuju pada suatu sistem, yang
outbong sangat menantang karena pembelajaran melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang
dalam metode outbond mampu menumbuhkan ditampilkan (Simon Philips, 2008). Karakter atau
minat dan keinginan peserta dalam belajar dan kepribadian dianggap sebagai ciri, atau gaya, atau
menggali potensi dirinya. Outbound merupakan sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari
kegiatan yang dilaksanakan di tempat terbuka, luar bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan
ruangan atau lapangan terbuka. Kegiatan belajar (Doni Koesoema A, 2007: 80).
dalam Outbound yaitu merupakan kegiatan belajar Menurut Ratna Megawangi (2004: 21) bahwa
mandiri untuk mengatasi ketergantungan, perasaan ada dua pengertian tentang karakter yaitu: Pertama,
takut, dan kepercayaan diri. ia menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah
Outbound memiliki ciri khas menyenangkan dan laku. Apabila seseorang berperilaku tidak jujur,
penuh tantangan dalam setiap kegiatannya. kejam, atau rakus, tentulah orang tersebut
Kegiatannya merupakan simulasi kehidupan yang memanifestasikan perilaku buruk. Sebaliknya,
diaplikasikan dalam berbagai permainan atau apabila seseorang berperilaku jujur, suka
games yang dikemas secara kreatif serta bersifat menolong, tentulah orang tersebut
rekreratif dan tetap mengandung nilai edukatif memanifestasikan karakter mulia. Kedua, istilah
yang bertujuan untuk menggali potensi diri guna karakter erat kaitannya dengan personality.
pengembangan diri baik secara personal maupun Dari pendapat di atas dapat diartikani bahwa
kelompok. Pelatihan outbound pada umumnya karakter berkaitan dengan kekuatan moral. Dengan
menggunakan berbagai permainan yang menarik kata lain, orang yang berkarakter adalah orang
dan mempunyai esensi berupa nilai-nilai tertentu yang mempunyai kualitas moral (tertentu). Dengan
yang berguna sehingga peserta outbound merasa demikian, membangun karakter, dapat diartikan
terhibur dan senang. Menurut Hans Daeng dalam membangun sifat (gaya) atau pola bertingkah laku
Ismail (2011:34) permainan dapat dikatakan yang berkaitan dengan dimensi moral yang baik.
universal sifatnya, karena hidup pada semua Nilai-nilai yang diajarkan kepada anak-anak
masyarakat di dunia. Melalui permainan, peserta hendaknya diberikan dengan komprehensif untuk
didik dapat berkenalan dengan orang-orang dan menjadikan mereka sebagai pribadi yang baik.
hal-hal yang mengelilinginya sehingga mereka Nilai-nilai tersebut dinamakan Sembilan Pilar
menjadi akrab. Jenis permainan yang diberikan Karakter (Ratna Megawangi, 2004: 47), yaitu:
dalam kegiatan outbound bukan sekedar permainan Cinta Tuhan dan kebenaran, bertanggung jawab,
melainkan permainan menarik yang memberikan berdisiplinan, dan mandiri, mempunyai amanah,
makna positif bagi peserta didik. Bersikap hormat dan santun, mempunyai rasa kasih
sayang, kepedulian, dan mampu kerja sama,
Outbound mempunyai tujuan dan manfaat Percaya diri, kreatif, dan pantang menyerah,
yang signifikan untuk peserta didik. Adrius dalam mempunyai rasa keadilan dan sikap kepemimpinan,
E-Jurnal UNESA. Volume Nomer Tahun 2017
5
PENGARUH PELATIHAN OUTBOUND TERHADAP KARAKTER ANAK JALANAN

baik dan rendah hati, mempunyai toleransi dan dewasa ini, metode outbound digunakan di
cinta damai. sekolah-sekolah yang sistem pendidikannya
Metode outbound memiliki peranan yang berbasis alam, yang mana dalam proses pengajaran
besar dalam pembentukan karakter. Beberapa dilakukan di alam terbuka. Bahkan di sekolah
penelitian tentang metode outbound menunjukkan umum juga banyak yang menjadikan metode
bahwa hasilnya efektif dalam membangun outbound sebagai variasi pembelajaran. Untuk
pemahaman akan suatu konsep dan membangun mencapai tujuan dalam melaksanakan pendidikan
perilaku (Asti, 2009). Karakter terbentuk dari karakter hendaknya proses pembelajarannya lebih
perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang dan mengedepankan empat pilar pembelajaran
terus menerus dalam waktu yang lama sehingga sebagaimana yang dikemukakan oleh Jaques
menetap dan menjadi kebiasaan. Pengembangan Delors (1983) dalam pidatonya di UNESCO
karakter anak jalanan melalui kegiatan alam tentang pendidikan abad ke-21, yaitu Learnig to
terbuka dapat dikonstruksikan sebagai produk know, Learning to do, Learning to be, Learning to
maupun sebagi proses pembelajaran. Sesuai dengan life together. Sehingga pendidikan dapat
pemikiran David A. Kolb tentang experiental menyinergikan semangat kemajuan dan juga
learning yang terdiri dari kompetisi afektif, kekokohan karakter.
persepsi simbolik, dan perilaku. Selain itu beberapa Dari uraian di atas menunjukkan bahwa
keterampilan juga dapat diperoleh melalui metode pembelajaran yang digunakan dalam
outbound. Keterampilan tersebut berupa mencapai tujuan adalah metode pembelajaran yang
keterampilan dalam mengambil resiko yang menyangkut perkembangan intelektual dan
tentunya masih dalam batas kewajaran. perkembangan karakter secara berimbang dengan
Asti (2009) berpendapat bahwa metode memperhatikan perbedaan setiap individu agar
outbound kian dilirik dalam dunia pendidikan dapat mencapai hasil yang optimal.

METODE PENELITIAN pengukuran kembali untuk mendapatkan perbedaan


Penelitian ini merupakan penelitian antara pengukuran pertama dengan yang kedua.
eksperimental. Penelitian eksperimental Perbedaan antara TI dan T2 diasumsikan merupakan
menggunakan eksperimen sebenarnya (true- efek dari treatment atau eksperimen (Sani,2008:80).
experiment) yang mana partisipan dalam penelitian Rancangan penelitian tersebut merupakan strategi
dimasukkan secara acak dalam kelompok yang akan mengatur latar penelitian untuk memperoleh
diproses (Creswell,2012: 239). Penelitian ini validitas data yang bersesuaian dengan
menggunakan Cross Sectoral Approach (Pendekatan karakteristik variabel dan tujuan penelitian
Lintas Sektoral) yaitu penelitian yang dilakukan (Sani,2008:28-29). Rancangan penelitian ini dapat
sekaligus terhadap suatu kasus dengan menggunakan dijelaskan melalui gambar berikut :
subjek yang berbeda-beda (Sani,2008:4). Pendekatan
lintas sektoral digunakan karena subyek penelitian Pretest Treatment Posttest
ini terdiri dari individu yang berbeda antara satu T1 Metode outbound T2
dengan lainnya baik latar belakang pendidikan,
keluarga dan kemampuan ekonominya. Dari sisi
tujuan, Penelitian ini juga digunakan sebagai Keterangan:
Developmental Research (Riset T1 : Karakter anak jalanan di Kecamatan
Pengembangan), yaitu penelitian yang bertujuan Kutorejo Kabupaten Mojokerto
untuk mengembangkan mutu, hasil dari suatu Sebelum mengikuti Outbound
kegiatan atau produksi (Sani,2008:3).. Kegiatan T1 : Karakter anak jalanan di Kecamatan
pendidikan outbond diadakan oleh peneliti guna Kutorejo Kabupaten Mojokerto
mengembangkan kualitas disiplin anak jalanan. Setelah mengikuti Outbound
semua anak jalanan yang ada di mojokerto menjadi Penentuan Sampel dalam penelitian ini
kelompok kontrol dan kelompok eksperimennya menggunakan metode Nonprobability Sampling
adalah anak jalanan yang menjadi sampel dalam dengan Sampel Jenuh. Peneliti menggunakan
penelitian ini. teknik sampling ini karena jumlah populasi
Rancangan Penelitian ini menggunakan One sebanyak 22 orang. sampling jenuh merupakan
Group Pretest-Posttest Design digunakan dalam teknik pengambilan sampel yang mana populasi
membuat rancangan penelitian ini. Rancangan digunakan juga sebagai sampel. Metode ini juga
penelitian ini menggunakan satu kelompok subjek disebut metode sensus (Riduwan :2012,64),.
yakni anak jalanan yang ada di Kecamatan Kutorejo Metode ini digunakan karena populasinya kurang
Kabupaten Mojokerto. Pada langkah pertama peneliti dari 30 orang.
mengukur karakter pada subyek kemudian Metode sampel jenuh dalam penelitian ini juga
memperlakukan subyek dengan perlakuan tertentu didukung oleh pendapat Arikunto (2006:134).
selama rentang waktu tertentu setelah itu dilakukan Menurut Arikunto apabila subyek suatu penelitian
E-Jurnal UNESA. Volume Nomer Tahun 2017
6
PENGARUH PELATIHAN OUTBOUND TERHADAP KARAKTER ANAK JALANAN

kurang dari 100, maka akan lebih baik jika seluruh Adapun penilaian dilakukan oleh tiga orang
populasi dijadikan sampel penelitian sehingga penimbang.
penelitian ini merupakan penelitian populasi.
Dalam penelitian ini, melihat jumlah populasi Kemudian untuk menentukan teknik statistik
sebanyak 22 orang, oleh karena itu, semua anggota yang akan dipakai, penguji terlebih dahulu menguji
populasi dijadikan sampel penelitian. Dengan normalitas dan homogenitas hasil pretest dan
demikian sampel yang diambil untuk penelitian ini postest. Dalam menganalisa data tentang karakter
sebanyak 22 oranganak jalanan yang ada di anak jalanan di Kecamatan Kutorejo Kabupaten
kecamatan Kutorejo yang terdiri dari 16 anak laki- Mojokerto antara sebelum dan sesudah mengikuti
laki dan 6 anak perempuan. outbond digunakan analisis kuantitatif koefisien
Data yang diperoleh pastinya sangat beragam kontingensi dengan rumus Chi-Kuadrat (Arikunto,
sehingga harus diklasifikasikan terlebih dahulu 2010:333), yaitu:
sesuai variable dan datayang terkumpul diolah f0 fh
berdasarkan pengklasifikasian tersebut dengan cara X2 =
menghitung data, menjawab rumusan masalah, dan fh
menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Keterangan:
Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis X2 : Chi-Kuadrat
f
data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 0 : Frekuensi yang diperoleh
1. Penilaian Hasil Tes berdasarkan data
Hasil dari pretes dan postes pada fh : Frekuensi yang diharapkan
kelas eksperimen diperiksa, diteliti
dan ditabulasi. Kemudian, untuk mengetahui taraf signifikansi
2. Uji Reliabilitas Antarpenimbang dari hasil analisa beda dua mean, kembeli
Untuk menguji reliabilitas dilakukan dikonsultasikan dengan tabel harga kritik t-test (t-
dengan menggunakan rumus Alpha. student) pada taraf kepercayaan 1% dan 5%.
Sedangkan untuk menganalisa data tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi perbedaan karakter
anak jalanan di Kecamatan Kutorejo Kabupaten
Kemudian untuk mengetahui distribusi frekuensi Mojokerto antara sebelum dan sesudah mengikuti
pada suatu data dengan menghitung frekuensi data outbound digunakan analisis kualitatif dengan
tersebut kemudian dipersentasekan dengan rumus menarik kesimpulan secara Induktif. Penelitian ini
prosentase sebagai berikut: menggunakan 1 (satu) variabel, hal ini untuk
F mengetahui ada atau tidaknya perbedaan karakter
anak jalanan di Kecamatan Kutorejo Kabupaten
P = N X 100% Mojokerto antara sebelum dan sesudah mengikuti
Keterangan: kegiatan outbond. Untuk menguji secara parsial
P = Prosentase menggunakan uji t (test long method) dengan taraf
F = Frekuensi Jawaban Responden signifikan sebesar (a) 0,05, adapun rumus yang
N = Jumlah Responden digunakan sebagai berikut:
Mk me
t
SDM2 k SDk2k 2 rk2 SDM2 k SDk2k
Kemudian, nilai dimasukkan ke dalam
tabel Guliford berikut:
Tabel Koefisien Korelasi Guliford Keterangan:
Koefisien Korelasi Interpretasi k = kelompok kontrol
Koefisien Korelasi Interpretasi e = kelompok eksperimen
0,80 < rxy 1,00 Validitas sangat tinggi Untuk mengetahui taraf signifikansi dari hasil
analisa beda dua mean, kembeli dikonsultasikan
0,60 < rxy 0,80 Validitas tinggi
dengan tabel harga kritik t-test pada taraf
0,40 < rxy 0,60 Validitas sedang
signifikansi 1% dan 5%. Sedangkan untuk
0,20< rxy 0,40 Validitas rendah
menganalisa data tentang karakter anak jalanan
rxy 0,20 Validitas valid digunakan analisis kuantitatif dengan menarik
(Subana dan Sudrajat, kesimpulan secara Induktif. Data diolah dengan
2005:104) menggunakan perangkat lunak pendukung yaitu
Menurut Husaini (2003) Uji reliabilitas SPSS versi 15.0 For windows
antarpenimbang adalah proses pengukuran
terhadap ketepatan (konsisten) dari suatu HASIL DAN PEMBAHASAN
instrumen. Tujuan dari pengujian ini yaitu Dalam penelitian yang telah dilakukan
untuk menunjukkan konsistensi skor-skor oleh peneliti selama proses pelatihan outbound
yang diberikan skorer dengan skorer lainnya.
E-Jurnal UNESA. Volume Nomer Tahun 2017
7
PENGARUH PELATIHAN OUTBOUND TERHADAP KARAKTER ANAK JALANAN

selama 2 hari. Karakter anak jalanan sebelum outbound pada lampiran tabulasi data hasil
dilakukan proses pelatihan tersebut sangat jauh dari penelitian, maka dapat diklasifikasikan
sifat karakter yang baik. Maka peneliti merancang sebagaimana tabel 4.7.
sebuah proses permainan outbound yang tepat
dalam melatih sifat karakter dari anak jalanan di Tabel 4.7
kecamatan kutorejo kabupaten mojokerto yang
sesuai dengan tempat kegiatan pelaksanaan Distribusi Frekuensi Karakter Anak Jalanan
pelatihan outbound. Pelaksanaan pelatihan Sebelum Diberi Pelatihan Outbound
outbound terhadap anak jalanan di kecamatan
kutorejo ini bertempatkan di sebuah tempat sekolah Valid
atau yayasan pendidikan Al-ikhlas hal ini Frequenc Percen Percen Cumulativ
dikarenakan peneliti mengambil tempat terdekat y t t e Percent
yang dapat disewa dan dijadikan sebuah tempat
untuk pelatihan outbound yang baik. Dalam
Valid 380 1 4.8 5.0 5.0
pelatihan outbound terhadap anak jalanan, peneliti
dibantu dengan instruktur outbound untuk
merancang kegiatan yang dibutuhkan dan 390 1 4.8 5.0 10.0
menentukan jenis permainan yang dapat
digunakan. Adapun jenis permainan yang dapat 400 1 4.8 5.0 15.0
digunakan antara lain: pipa bocor, benang kusut,
menggambar buta dan atomic bomb. Permainan ini 435 1 4.8 5.0 20.0
dipilih karena jenis permainan ini mudah
dimainkan, tidak berbahaya, biaya yang dibutuhkan
tidak terlalu besar dan yang terpenting dapat 450 1 4.8 5.0 25.0
digunakan untuk mengembangkan kemampuan
berkomunikasi yang efektif, percaya diri, sifat 465 1 4.8 5.0 30.0
kepemimpinan, kejujuran dan sportivitas,
pemecahan masalah, pengembangan tim dan 470 1 4.8 5.0 35.0
kerjasama dalam tim. Peserta dalam permainan ini
dibagi menjadi 4 kelompok kecil yang mana
pembentukannnya didesain sedemikian rupa agar 475 2 9.5 10.0 45.0
peserta mendapatkan kelompok yang berbeda dari
kesehariannya. Pelatihan outbound yang diberikan 480 1 4.8 5.0 50.0
kali ini bertujuan untuk mengembangkan karakter
anak jalanan di Kutorejo Mojokerto. Secara 485 1 4.8 5.0 55.0
spesifik pengembangan karakter tersebut dibatasi
pada pengembangan kemampuan melakukan
490 2 9.5 10.0 65.0
komunikasi yang efektif, percaya diri,
kepemimpinan, kejujuran dan sportivitas,
pemecahan masalah, pengembangan tim dan 495 1 4.8 5.0 70.0
kerjasama dalam tim pemilihan kriteria ini
disesuaikan dengan kebutuhan akan pengembangan 500 1 4.8 5.0 75.0
karakter seseorang.
505 1 4.8 5.0 80.0
Penilaian yang dilakukan oleh instuktur
dan peneliti menggunakan interval penilaian antara
0 sampai dengan 100 untuk tiap-tiap indikator 510 1 4.8 5.0 85.0
karakter anak jalanan. Hasil nilai tiap tiap
indikator yang diperoleh dijumlahkan keseluruhan 515 1 4.8 5.0 90.0
untuk mendapatkan nilai karakter anak jalanan.
Adapun interval nilai anak jalanan mempunyai
525 1 4.8 5.0 95.0
rentang antara 0 700.

Menurut data penelitian hasil perhitungan 530 1 4.8 5.0 100.0


untuk karakter anak jalanan sebelum diberi
pelatihan outbound diketahui rentangnya adalah Total 20 95.2 100.0
530 380 = 150 serta banyaknya kelas (k=1+3,3
log 20=5,29 dibulatkan menjadi 5 sedangkan Missin Syste
panjang kelas (p=150/5=30). Berdasarkan penilaian 1 4.8
g m
karakter anak jalanan sebelum diberi pelatihan
E-Jurnal UNESA. Volume Nomer Tahun 2017
8
PENGARUH PELATIHAN OUTBOUND TERHADAP KARAKTER ANAK JALANAN

Tabel 4.7 Distribusi frekwensi penilaian karakter


anak jalanan sebelum diberi pelatihan outbound
Distribusi Frekuensi Karakter Anak Jalanan pada tabel 4.7 jika dibanding dengan mean (rata-
Sebelum Diberi Pelatihan Outbound rata = 473,25) skor penilaian karakter anak jalanan
sebelum diberi pelatihan outbound maka dapat
Valid dilihat pada tabel 4.8 berikut ini.
Frequenc Percen Percen Cumulativ
y t t e Percent Tabel 4.8
Distribusi Frekwensi Karakter Anak Jalanan
Sebelum Diberi Pelatihan Outbound
Valid 380 1 4.8 5.0 5.0
No Interval Frekwensi Persentase
390 1 4.8 5.0 10.0
1 380 409 3 15 %
400 1 4.8 5.0 15.0 2 410 439 1 5%

435 1 4.8 5.0 20.0 3 440 469 2 10 %

450 1 4.8 5.0 25.0 4 470 499 8 40 %

5 500 530 6 30 %
465 1 4.8 5.0 30.0
Jumlah 20 100 %
470 1 4.8 5.0 35.0

Tabel 4.9
475 2 9.5 10.0 45.0
Perbandingan Skor Penilaian Dengan Rata-
Rata Penilaian Karakter Anak Jalanan Sebelum
480 1 4.8 5.0 50.0 Diberi Pelatihan Outbound

485 1 4.8 5.0 55.0 N Inter Frekw Persent Interpre


o val ensi ase stasi
490 2 9.5 10.0 65.0 1 Di 7 35 % Rendah
bawa
495 1 4.8 5.0 70.0 h
rata-
500 1 4.8 5.0 75.0 rata

2 Sama 0 0% Cukup
505 1 4.8 5.0 80.0 denga
n
510 1 4.8 5.0 85.0 rata-
rata
515 1 4.8 5.0 90.0
3 Di 13 65 % Tinggi
atas
525 1 4.8 5.0 95.0 rata-
rata
530 1 4.8 5.0 100.0
Jumlah 20 100 %
Total 20 95.2 100.0
Dari tabel 4.9 dapat diketahui
Missin Syste
1 4.8 bahwa sebanyak 7 (35 %) responden
g m memiliki skor di bawah rata-rata dari
skor penilaian karakter anak jalanan
Total 21 100.0 sebelum diberi pelatihan outbound.
Sedangkan 0 (0 %) orang memilki skor
sama dengan rata-rata dan sebanyak 13

E-Jurnal UNESA. Volume Nomer Tahun 2017


9
PENGARUH PELATIHAN OUTBOUND TERHADAP KARAKTER ANAK JALANAN

(65 %) responden memilki skor di atas Total 20 95.2 100.0


rata-rata dari skor penilaian karakter
anak jalanan sebelum diberi pelatihan Missin Syste
outbound. Dengan demikian dapat 1 4.8
g m
disimpulkan bahwa karakter anak
jalanan sebelum diberi pelatihan
Total 21 100.0
outbound termasuk tinggi karena banyak
yang memiliki skor di atas rata-rata.
Berdasarkan tabel 4.5 maka dapat
dijelaskan bahwa nilai karakter anak
jalanan setelah diberi pelatihan outbound
secara empiris mempunyai skor rata-rata
(mean) sebesar 556,50, median 570, Tabel 4.11
mode 585, skor minimum 470 dan Distribusi Frekwensi Karakter Anak Jalanan
maksimum sebesar 600. Adapun Setelah diberi Pelatihan Outbound
distribusi frekwensi karakter anak
No Interval Frekwensi Persentase
jalanan setelah diberi pelatihan outbound
dapat dilihat pada lampiran.
1 470 - 495 3 15 %
Table 4.10 2 496 - 521 1 5%
Distribusi Frekuensi Karakter Anak Jalanan 3 522 - 547 1 5%
Setelah Diberi Pelatihan Outbound
4 548 - 573 6 30 %
Valid
Frequenc Percen 5 574 - 600 9 45 %
Percen Cumulativ
y t
t e Percent
Jumlah 20 100 %
Valid 470 1 4.8 5.0 5.0
Menurut data penelitian hasil
475 1 4.8 5.0 10.0 perhitungan untuk karakter anak jalanan
setelah diberi pelatihan outbound
480 1 4.8 5.0 15.0 diketahui rentangnya adalah 600 470 =
130 serta banyaknya kelas (k=1+3,3 log
20=5,29 dibulatkan menjadi 5 sedangkan
505 1 4.8 5.0 20.0
panjang kelas (p=130/5=26).
Berdasarkan penilaian karakter anak
535 1 4.8 5.0 25.0 jalanan setelah diberi pelatihan outbound
pada lampiran tabulasi data hasil
550 1 4.8 5.0 30.0 penelitian, maka dapat diklasifikasikan
sebagaimana tabel 4.10.
555 1 4.8 5.0 35.0 Distribusi frekwensi penilaian
karakter anak jalanan setelah diberi
pelatihan outbound pada tabel 4.9 jika
565 1 4.8 5.0 40.0 dibanding dengan mean (rata-rata =
556,50) skor penilaian karakter anak
570 3 14.3 15.0 55.0 jalanan setelah diberi pelatihan outbound
maka dapat dilihat pada tabel 4.12.
580 1 4.8 5.0 60.0 Tabel 4.12
Perbandingan Skor Penilaian Dengan Rata-
Rata Penilaian Karakter Anak Jalanan Setelah
585 6 28.6 30.0 90.0 diberi Pelatihan Outbound

595 1 4.8 5.0 95.0


N Inter Frekw Persent Interpre
600 1 4.8 5.0 100.0 o val ensi ase stasi

1 Di 6 30 % Rendah
bawa
E-Jurnal UNESA. Volume Nomer Tahun 2017
10
PENGARUH PELATIHAN OUTBOUND TERHADAP KARAKTER ANAK JALANAN

h Degree of freedom (derajat kebebasan)


rata- yang digunakan untuk analisa T-Paired adalah
rata df=N-1, N merupakan jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 anak
2 Sama 1 5% Cukup jalanan. Karena sampel yang digunakan sebanyak
denga 20 anak maka df=20-1 = 19.
n
rata- Tabel 4.30
rata
Paired Samples Test
3 Di 13 65 % Tinggi
atas Paired Differences
rata-
rata
95%
Jumlah 20 100 % Confidenc
e Interval
of the
Std. Differenc
Dari tabel 4.12 dapat diketahui bahwa sebanyak 6 Err e Sig.
(30 %) responden memiliki skor di bawah rata-rata Std. or (2-
dari skor penilaian karakter anak jalanan setelah Mea Deviat Me Low Upp d taile
diberi pelatihan outbound. Sedangkan 1 (5 %) n ion an er er T f d)
orang memilki skor sama dengan rata-rata dan
sebanyak 13 (65 %) responden memilki skor di atas
rata-rata dari skor penilaian karakter anak jalanan Pa CHA
- - - -
setelah diberi pelatihan outbound. Dengan ir R1 - 2.8 1
83.2 12.802 89.2 77.2 29.0 .000
demikian dapat disimpulkan bahwa karakter anak 1 CHA 63 9
50 41 59 83
jalanan setelah diberi pelatihan outbound termasuk R2
tinggi karena banyak yang memiliki skor di atas
rata-rata.
T merupakan nilai t hitung yang
Dalam hasil analisa diketahui probabilitas dihasilkan dari proses olah data. T hitung tersebut
< 0.05, berarti Ha diterima. Dari output menunjukkan hasil -29,083 (tabel 4.22). Hasil t
sebagaimana tabel paired sample correlation dapat hitung tersebut dibandingkan dengan t tabel pada df
kita lihat bahwa Sig (2 tailed) CHAR1 - CHAR2 = 19 sebesar 2,09 pada taraf signifikansi 0,5%. Data
0.000 (Tabel 4.12). Hal itu berarti bahwa tersebut menunjukkan bahwa t hitung < dari t tabel
probabilitas kurang dari 0.05 yang berarti juga (-29,083 < 2,09) yang berarti tidak signifikan.
bahwa Ha diterima dengan kata lain ada perbedaan Sedangkan Nilai probabilitas/p-value (Sig. 2-tailed)
karakter anak jalanan sebelum dan sesudah yang diperoleh = 0,0000. Nilai ini kurang dari 0,05
mendapatkan pelatihan outbound. yang berarti terdapat perbedaan karakter anak
Dari hasil penghitungan Correlation jalanan antara sebelum dan sesudah diberikan
(Tabel 4.21) didapatkan nilai korelasi sebesar 0,955 pelatihan outbound.
yang berarti terdapat hubungan kuat dan positif Tabel 4.31
antara pelatihan outbound dengan pengembangan
karakter anak jalanan di Kutorejo. Tingkat Nilai Rata-rata Karakter Anak Jalanan
signifikansi korelasi menunjukkan Hasil 0,000
artinya signifikan pada level 0,05. Std. Std. Error
Tabel 4.29 Mean N Deviation Mean

Paired Samples Correlations Anak Jalanan


Pair CHAR1 473.25 20 42.928 9.599
1
N Correlation Sig.
CHAR2 556.50 20 41.393 9.256

Pair 1 CHAR1 &


20 .955 .000 Sumber: data yang sudah diolah
CHAR2
Tabel Nilai rata-rata menunjukkan
Sumber: data yang sudah diolah ringkasan dari rata-rata dan standard deviasi dari
kedua perbandingan. Untuk meningkatkan karakter

E-Jurnal UNESA. Volume Nomer Tahun 2017


11
PENGARUH PELATIHAN OUTBOUND TERHADAP KARAKTER ANAK JALANAN

anak jalanan sebelum dan sesudah mendapatkan Namun meskipun perbedaan


pelatihan outbound memiliki perbedaan nilai rata- tersebut relatif kecil tetapi nilai rata-
rata sebesar 83,25 (556,50 473,25) sebagaimana rata menunjukkan adanya
tabel 4.23. Perbedaan ini menunjukkan nilai positif kecenderungan peningkatan karakter
yang berarti terjadi kecenderungan peningkatan anak jalanan setelah mendapatkan
karakter anak jalanan setelah mendapatkan pelatihan outbound dengan rata-rata
pelatihan outbound dengan rata-rata peningkatan secara keseluruhan sebesar 83,25
sebesar 83,25 poin. poin
Dari keseluruhan pengolahan data
sebagaimana telah diuraikan diatas, penelitian ini SARAN
menghasilkan jawaban atas hipotesis dalam
penelitian ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa Berdasarkan kesimpulan yang sudah
terdapat perbedaan karakter anak jalanan di didiskripsikan diatas, maka peneliti memberikan
kecamatan kutorejo antara sebelum dan sesudah saran sebagai berikut :
diberi pelatihan outbound. Perbedaan tersebut
tidaklah signifikan atau perbedaan tersebut relatif 1. Dalam pelaksanaan pelatihan
kecil. Walaupun demikian nilai rata-rata outbound dalam tujuan meningkatkan
menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan karakter anak jalanan perlu untuk
karakter anak jalanan setelah mendapatkan ditingkatkan lagi agar dalam
pelatihan outbound dengan rata-rata peningkatan pembentukan karakter anak jalanan
sebesar 83,25 poin. terdapat hasil yang signifikan.
2. Upaya pemberdayaan dan
PENUTUP pembentukan karakter anak jalanan
KESIMPULAN perlu dilakukan pemantauan dan
Dari hasil analisis dan pembahasan yang pendampingan yang lebih optimal
sudah diperoleh maka peneliti mendapatkan agar mengalami peningkatan proses
kesimpulan sebagai berikut: dalam pembentukan karakter anak
jalanan.
1. Ada pengaruh pelatihan outbound
terhadap karakter anak jalanan di DAFTAR PUSTAKA
kecamatan kutorejo antara sebelum
Abdulhak, Ishaq dan Harun, Djaenudin 2013.
dan sesudah diberi pelatihan
Media pembelajaran. Jakarta: PT Raja
outbound.
Grafindo Persada Jakarta
2. Pengaruh pelatihan outbound
terhadap karakter anak jalanan tidak Ancok, Djamalludin. 2002. Outbound Management
signifikan atau dengan kata lain Training. Yogyakarta: UII Press.
perbedaan tersebut relatif kecil yaitu
dengan poin setiap indikator sebagai Arikunto, Suharsimi. 1990. Manajemen
berikut : Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta:
KE = PT Rineka Cipta.
Komunikasi Efektif
25,00 poin Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian
PD = Pendidikan. Jakarta: Bina aksara.
Percaya Diri
8,25 poin Asadi, Muhammad. 2009. The Power of Outbound
LEAD = Training. Jogjakarta: Power Books
Kepemimpinan (IHDINA)
6,50 poin
Bahtiar, Yoyon. (2002). Manajemen KBM PLS.
KS =
Kejujuran dan Sportifitas [Online]. Tersedia :
http://file.upi.edu/Direktori/A%20%20FIP
26,50 poin
/JUR.%20ADMINISTRASI%20PENDIDI
PS =
KAN/196210011991021%20-
Pemecahan Masalah
%20YOYON%20BAHTIAR%20IRIANT
5,50 poin
O/Manaj-KBM-pls.pdf.
TB =
Pengembangan Tim Cremer, Hildegard dan Siregar,M. 1993. Proses
5,75 poin Pengembangan Diri: Jakarta Grasindo.
KS =
Kerjasama Tim
6,00 poin
E-Jurnal UNESA. Volume Nomer Tahun 2017
12
PENGARUH PELATIHAN OUTBOUND TERHADAP KARAKTER ANAK JALANAN

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Nurhasan dan Yuswanto. 2008. Outbound Sport.
Jakarta: Rineka Cipta. Surabaya: Unesa University Press.

Doni Kusuma A. (2007). Pendidikan Karakter: Permatasari, Rindy Jihan. 2013. Upaya
Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Meningkatkan Interaksi Sosial Melalui
Jakarta: PT Grasindo. Experiential Learning Dengan Teknik
Outbound Pada Siswa Kelas VII A Di
Ekosiswoyo, R & Rachman, M. 2000 . Manajemen SMP Negeri 13 Semarang. Di akses dari
Kelas. Semarang: IKIP Semarang Press. digilib Unness pada tanggal 22 Agustus
2016 .
Fatimahtuz, Zuroh. 2008. Dampak Pola Asuh http://lib.unnes.ac.id/17330/1/1301408063
Orang Tua Terhadap Disiplin Anak .pdf
Kelompok A. skirpsi tidak diterbitkan. PG
PAUD FIP UNESA : Surabaya. Paterson dan Seligman dalam Raka. (2007).
Pendidikan Membangun Karakter.
Hiryanto. 2008. Pemberdayaan Masyarakat Tersedia pada
melalui Pendidikan Nonformal. Badan http://www.mizan.com/index.php?fuseacti
Perencanaan Pembangunan Daerah on=emagazine&id=8&fid=87. Diakses
(BAPPEDA). Yogyakarta. pada tanggal 15 Februari 2010.
Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Ratna Megawangi. (2004). Modul Pendidikan 9
Pengajaran. Jogjakarta: Diva Press. Pilar Karakter. Jakarta: Mizan.
Ismail, Andang. 2006. Education Game: Menjadi Ratna Megawangi. (2004). Pendidikan Karakter
Cerdas Dan Ceria Dengan Permainaan Untuk Membangun Masyarakat Madani.
Edukatif. Yogyakarta: Pilar media. Jakarta: Mizan.
Joesoef, soelaiman. 2004. Konsep Dasar Rekapitulasi Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto.
Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta : Bumi 2015
Aksara
Riyanto, Yatim. 2007. Metodologi Penelitian
Johar Permana & Mulyani Sumantri. 2001. Strategi Pendidikan Kualitatif Dan Kuantitatif.
Belajar Mengajar. Bandung: CV. Maulana Surabaya : Unesa University Press.
Kamil, Mustofa. 2010. Model Pendidikan dan
Pelatihan Konsep dan Aplikasi. Bandung: Santrock, J.W. (2003). Adolescence. Terjemahan:
Penerbit Alfabeta. Adelar, S.B., Saragih, S. Jakarta:Erlangga.

Lemhannas. 1997. Disiplin Nasional. Jakarta: Balai Santrock, J.W. (2007). Psikologi Pendidikan.
Pustaka. Terjemahan: Wibowo, T. Jakarta:Kencana
Prenada Media Group.
Maryatun, ika budi. 2011. Kegiatan Outbound
untuk Melatih Kerjasma (Sebagai Moral Schaefer, Charles. 1986. Cara Efektif Mendidik
Behavior) Anak Taman Kanak- Kanak. PG Dan Mendesiplinkan Anak. (Alih bahasa
PAUD FIP-UNY. oleh Sirait Turman), Jakarta: Mitra
Utama.
Marzuki, M. Saleh. 1992. Strategi dan Model
Pelatihan. Malang : IKIP Malang. Schocib. 2000. Pola Asuh Orang Tua Dalam
Membentuk Dan Mengembangkan
Marzuki, M. Saleh. 2010. Pendidikan Non Formal Disiplin Diri. Jakarta: Rinneke cipta.
(Dimensi Dalam Keaksaraan Fungsional,
Pelatihan, dan Andragogi). Bandung: Shalahuddin, Odin. 2001. Anak Jalanan Studi
Remaja Rosdakarya. Kasus Atas Persoalan Sosial. Semarang :
Universitas Diponegoro.
Mathis R.L dan Jackson J.H, 2002. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan
Empat. Evaluasi Kinerja. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Moekijat, S. 1991. Evaluasi Pelatihan Dalam
Remaja Meningkatkan Produktivitas Simon Philips. (2008. Pendidikan Karakter:
Perusahaan. Bandung: Penerbit Mandar Prioritas yang Terlupakan. Tersedia pada
Maju.
E-Jurnal UNESA. Volume Nomer Tahun 2017
13
PENGARUH PELATIHAN OUTBOUND TERHADAP KARAKTER ANAK JALANAN

http://anjal.blogdrive.com/archive/11.html. Menghormati dan Tanggung Jawab). New


Diakses pada tanggal 04 Maret 2010. York: Bantam Books.

Sudjana, Djuju. 2000. Strategi Pembelajaran Tuu, Tulus. 2004. Peran disiplin pada prilaku dan
dalam Pendidikan Luar Sekolah. prestasi siswa. Jakarta. Grasindo.
Bandung: Nusantara Press.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Sudjana, Djuju. 2004. Pendidikan non formal. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Bandung: Falah Production. Nasional. 2008. Jakarta.
Transmediapustaka.
Sugiyono. 2011. Metode peneltian kualitatif dan
kuantitatif dan R&D. Bandung : Veithzal, Rivai. 2004. Manajemen Sumber Daya
Alfabetha. Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada .
Sugono, Dedy dkk. 2008. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta : Pusat Bahasa. Yayasan kesejahteraan anak. 1998. Jumlah Anak
Jalanan Terus Meningkaat. Jakarta.
Suhardjo, dkk. 2012. Model penyelenggaraan
kelompok bermain holistic dan integrative. Yuwana, setya dkk. 2006. Panduan Penulisan Dan
Surabaya : BPPNFI Regional IV. Peneliaian Skripsi. Surabaya : Unesa
Unervesity Press.
Sumantri, S. 2000. Pelatihan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia. Bandung, http://ermawati.ilearning.me/?p=155 perilaku sosial
Fakultas Psikologi, Unpad. pada anak jalanan makalah, diakses pada
25 Agustus 2016.
www.pustakaskripsi.com/tag/makalah-anak-jalanan
id.wikipedia.org/wiki/Anak_jalanan http://hamid-majelis.blogspot.co.id/2012/04/teori-
teori-pendukung-penelitian.html
Thomas Lickona. (1991) .Educating for Character.
How Our Schools Can Teach Respect and https://raftingpacet.wordpress.com/tag/outbound-
Responsibility (Mendidik untuk Karakter management-training/
Bagaimana kami Sekolah Bisa Mengajari

E-Jurnal UNESA. Volume Nomer Tahun 2017


14

Anda mungkin juga menyukai