(Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya)
Email : adityarizky.0011@gmail.com
(Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya)
ABSTRAK
Anak jalanan merupakan salah satu bagian masyarakat yang tersisih,marginal dan sudah harus
berhadapan dengan lingkungan yang keras dan tidak bersahabat. Pada umumnya anak jalanan merupakan anak
yang berusia 8-15 tahun yang hidup dan menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah atau berkeliaran di
jalanan maupun tempat-tempat umum. Dalam menangani anak jalanan bukanlah pekerjaan yang mudah. Perlu
adanya pihak-pihak yang saling bersangkutan dalam proses pembinaan anak jalanan antara lain dengan
memberikan pelatihan-pelatihan yang efektif dalam proses pembinaan anak jalanan. Pelatihan outbound
merupakan bentuk pendidikan luar sekolah dimana metode pembelajarannya dirancang untuk
pengembangan diri secara individual dan kelompok, pengembangan tersebut dilakukan melalui
pembentukan karakter seseorang untuk lebih terbuka, toleran, menumbuhkan rasa kebersamaan,
kepekaan terhadap sesama, dengan memanfaatkan sumber daya alam yang telah tersedia dalam
lingkungannya sebagai media belajar. Maka pelatihan outbound dapat dikatakan sebagai metode
pembelajaran yang efektif dalam membentuk karakter anak jalanan. Maka penelitian ini akan membahas
tentang pengaruh pelatihan outbound terhadap karakter anak jalanan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan metode pengumpula n data
yang digunakan yaitu tes, observasi, dan dokumentasi. Serta tekhnik analisis data yang meliputi penilaian
hasil tes, uji reabilitas antar penimbang, uji normalitas dan homogenitas. Serta didukung dengan pengujian
hipotesis hal ini untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan karakter anak jalanan sebelum dan sesudah
mengikuti pelatihan outbound.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pelatihan outbound berjalan sesuai dengan tujuan
yang dibuat, hal ini dapat terbuti dengan adanya peningkatan karakter yang terdapat pada anak jalanan antara
sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan outbound. Meskipun perbedaan itu tidaklah signifikan atau dengan
kata lain relatif kecil tetapi nilai rata-rata menunjukan bahwa adanya kecenderungan peningkatan karakter anak
jalan setelah mendapatkan pelatihan outbound. Dengan mengenalkan pelatihan outbound ini diharapkan dapat
menumbuhkan dan meningkatkan sifat dan karakter yang lebih baik pada anak jalanan sehingga mereka lebih
percaya diri, disiplin, memiliki sifat kepemimpinan, bisa bersosialisasi dengan baik, tanggung jawab, dan
memiliki sifat yang jujur.
ABSTRACT
Homeless children are one part of the outcast and marginalized societies who have to deal with a harsh
and hostile environment. Generally, homeless children are about 8-15 years who live and spend time to earn a
living or roam the homelesss and public places. Handling homeless children is not an easy job. It needs some
parties that concerns with them in the process of fostering such as providing an effective training. Outbound
training is a form of Non-Formal Education where the learning method is designed for individual and group
development. This development is done through the characters building in order that an indvidual can be more
open and tolerant, can build a sense of togetherness and sensitivity to others by utilizing the natural resources
which are already available in their environment as a medium of learning. Hence, outbound training can be
regarded as an effective learning method in building the character of homeless children. Therefore, this study
discusses about the effect of outbound training on the character of homeless children.
This study uses quantitative descriptive approach. The data collection was obtained from test,
observation, and documentation. Furthermore, data analysis techniques included the assessment of test results,
reliability tests between weighers, normality and homogeneity tests. And supported by testing the hypothesis to
determine whether there are differences in character of homeless children before and after attending outbound
training.
The result of this study indicates that the implementation of outbound training runs in accordance with
the objectives made, it is proven by the increase in the character of homeless children between before and after
outbond training. Although the difference is not significant or in other words relatively small but the average
value indicates that there is a tendency to increase the character of homeless children after getting outbound
training. By introducing this outbound training, it is expected that homeless children can grow and improve
better character so that they can be more confident, honest and disciplined, have leadership character, can
socialize well, and own responsibility.
juga membutuhkan pendidikan seperti halnya anak- Dalam pelaksanaannya pendidikan luar sekolah
anak lainnya. Pendidikan yang diberikan harus lebih fleksibel dibanding dengan pendidikan
memperhatikan aspek perkembangan fisik dan formal. Meskipun demikian Pendidikan Luar
mental. Hal ini disebabkan kondisi emosional anak Sekolah masih merupakan bagian yang integral
yang berbeda dengan orang dewasa. Pendidikan dari pendidikan nasional yang bertujuan untuk
tersebut harus didasari atas rasa kasih sayang menunjang peningkatan mutu sumber daya
sehingga mereka merasa nyaman dalam manusia Indonesia. pelaksanaan pendidikan luar
memperoleh pengetahuan untuk mendukung sekolah diprioritaskan pada masyarakat tertentu,
perkembangannya. antara lain: masyarakat yang belum pernah sekolah,
Peranan keluarga sangatlah penting dalam masyarakat yang putus sekolah, para pengangguran
memberikan pendidikan terhadap anak. Dalam atau warga miskin dan warga masyarakat lain yang
keluarga tersebut anak belajar bagaimana untuk mempunyai kemauan belajar untuk meningkatkan
tumbuh dan berkembang. Oleh karena itulah sudah kualitas dirinya.
sepatutnya orang tua bisa menjadi panutan bagi Pendidikan yang baik hendaknya tidak
anak-anaknya. Selain itu orang tua harus bia mengesampingkan persoalan karakter anak didik.
menjadi sahabat anak, pelindung bagi anak, Persoalan karakter atau moral saat ini mengalami
menjadi teladan, melatih disiplin dan meluruskan kompleksitas dibandingkan dengan masa-masa
sifat buruk anaknya. Keluarga seperti inilah yang sebelumnya. Negara ini bisa dikategorikan sedang
didambakan setiap anak untuk tempat tumbuh mengalami krisis karakter. Keadaan tersebut
kembangnya agar menjadi pribadi yang ideal. ditandai dengan maraknya seks bebas,
Pendidikan secara luas hendaknya dipahami meningkatnya angka kekerasan anak dan remaja,
sebagai proses belajar sepanjang hayat. Proses meningkatnya kriminalitas yang dilakukan oleh
tersebut terjadi secara alami melalui pengalaman anak dan remaja, kebiasaan menyontek,
hidup sehari-hari. UU No. 20 Tahun 2003 tentang penyalahgunaan Narkotika, pornografi,
Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1) perampasan, dan vandalisme sudah menjadi
menegaskan bahwa: permasalahan sosial yang sulit diatasi. Banyak
Pendidikan adalah usaha sadar dan orang yang beranggapan bahwa kondisi tersebut
terencana untuk mewujudkan dihasilkan dari gagalnya pendidikan karakter yang
suasana belajar dan proses diselenggarakan dunia pendidikan. Demoralisasi
pembelajaran agar peserta didik diakibatka adanya proses pembelajaran yang
secara aktif mengembangkan potensi cenderung tekstual dalam mengajarkan moral dan
dirinya untuk memiliki kekuatan budi pekerti. Kondisi ini membutuhkan pendidikan
spiritual keagamaan, pengendalian alternatif dalam melaksanakan pendidikan karakter
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak secara intensif di sekolah-sekolah maupun diluar
mulia, serta keterampilan yang sekolah. Bentuk pendidikan sebagaimana
diperlukan dirinya, masyarakat, dikemukakan tersebut dapat pula dilaksanakan
bangsa dan negara. dengan metode outbond.
Dalam pasal 1 tersebut jelas Outbound dapat dikategorikan sebagai
menggambarkan bahwa begitu luasnya pendidikan non formal didasarkan pada Pasal 26
lingkup pendidikan yang dapat ayat 3 Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang
dilaksanakan. Pendidikan tidak hanya Sistem Pendidikan Nasional. Pasal tersebut
menyangkut masalah akademik saja menyebutkan bahwa : Pendidikan nonformal
melainkan juga masalah agama dan meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan
kepribadian agar seseorang dapat anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan
berperilaku dengan baik. Selain itu jalur pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan,
pendidikan juga tidak hanya terbatas pada pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,
jalur formal tetapi juga dapat dilakukan pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang
melalui jalur non formal sebagaimana ditujukan untuk mengembangkan kemampuan
disebutkan dalam pasal 13 ayat 1 UU No. 20 peserta didik. Ayat 3 tersebut diperjelas pada ayat
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan 5 yang menyatakan:
Nasional yang menegaskan bahwa Jalur Kursus dan pelatihan
pendidikan terdiri atas pendidikan formal, diselenggarakan bagi masyarakat
nonformal dan informal yang saling yang memerlukan bekal
melengkapi dan memperkaya. pengetahuan, keterampilan,
Dengan adanya pasal 13 tersebut pemerintah kecakapan hidup, dan sikap untuk
juga mengakomodir dan menyelenggarakan jenis mengembangkan profesi, bekerja,
pendidikan luar sekolah. Pendidikan luar sekolah usaha mandiri, atau melanjutkan
bertujuan mengelola dan mengatasi kekurang pendidikan kejenjang yang lebih
merataan pendidikan di Indonesia. Pendidikan luar tinggi.
sekolah merupakan bentuk pendidikan nonformal.
E-Jurnal UNESA. Volume Nomer Tahun 2017
3
PENGARUH PELATIHAN OUTBOUND TERHADAP KARAKTER ANAK JALANAN
Keberadaan anak jalanan secara mayoritas permasalahan tersebut lebih lanjut dengan
dipicu oleh faktor kemiskinan orang tua dan melakukan penelitian yang diberjudul Pengaruh
berpengaruh langsung dalam kehidupan anak. Pelatihan Outbound Terhadap Karakter Anak
Kemiskinan membuat anak dibawah umur untuk Jalanan Di Kecamatan Kutorejo Kabupaten
mencari nafkah di jalanan dalam rangka membantu Mojokerto.
orang tua untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari
dan pada akhirnya menjadi kebiasaan yang sulit Berdasarkan latar belakang yang ada diatas
dihilangkan. Keberadaan anak di jalanan dapat maka focus dalam penelitian ini adalah adakah
membahayakan fisik dan mental anak tersebut dari pengaruh outbound terhadap karakter anak jalanan
kemungkinan adanya eksploitasi, mendapatkan di kecamatan kutorejo kabupaten mojokerto dan
pelecehan seksual dan berbagai hal lain yang seberapa besar pengaruh pelatihan outbound
seharusnya tidak mereka alami. Pemerintah terhadap karakter anak jalanan di kecmatan
setempat memang sudah melakukan penanganan kutorejo kabupaten mojokerto
dan membuat berbagai program dalam rangka
mengurangi jumlah anak jalanan akan tetapi masih Sesuai dengan latar belakangdan focus
banyak anak jalanan yang tetap kembali ke jalanan. penelitian yang ada diatas maka tujuan dari
Perilaku tersebut tidak bisa hilang begitu saja penelitian ini adalah Untuk mengetahui ada
karena apa yang mereka lakukan bertujuan untuk tidaknya pengaruh pengaruh outbound terhadap
membantu orang tua mencari nafkah sekaligus pengembangan karakter anak jalanan di Kecamatan
upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Alasan Kutorejo Kabupaten Mojokerto. Untuk mengetahui
pemenuhan kebutuhan hidup bukan satu-satunya besarnya pengaruh pengaruh outbound terhadap
alasan bagi mereka tetapi pemenuhan biaya pengembangan karakter anak jalanan di Kecamatan
pendidikan juga menjadi alasan bagi mereka untuk Kutorejo Kabupaten Mojokerto
tetap dijalanan. Mereka melakukan berbagai
macam kegiatan untuk mencari nafkah. Sebagian Pelatihan merupakan salah satu bentuk
dari mereka ada yang mengemis, pedagang pendidikan nonformal. Undang-Undang No.20
asongan dan mengamen. Walaupun sebagian dari Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
mereka sudah mendapatkan pembinaan dan khususnya Pasal 26 ayat 3 menegaskan bahwa
pelatihan dari pemerintah setempat, tetapi mereka Pendidikan nonformal meliputi pendidikan
masih saja kembali ke jalanan. Oleh karena itu kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini,
perlu ditanamkan karakter yang lebih baik terhadap pendidikan kepemudaan, pendidikan
anak jalanan tersebut. Sebagaimana dijelaskan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan,
sebelumnya bahwa outbound merupakan bentuk pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,
pendidikan luar sekolah dimana metode pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang
pembelajarannya dirancang untuk ditujukan untuk mengembangkan kemampuan
pengembangan diri secara individual dan peserta didik. Dan lebih diperjelas lagi dalam ayat
kelompok, pengembangan tersebut dilakukan 5 yang mengemukakan bahwa : Kursus dan
melalui pembentukan karakter seseorang untuk pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang
lebih terbuka, toleran, menumbuhkan rasa memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan,
kebersamaan, kepekaan terhadap sesama, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan
dengan memanfaatkan sumber daya alam yang profesi, bekerja, usaha mandiri, atau melanjutkan
telah tersedia dalam lingkungannya sebagai pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
media belajar. Selain itu metode outbound juga Kota Mojokerto merupakan kota yang saat ini
digunakan untuk memberikan terapi kejiwaan, masih banyak. menyandang masalah tentang
meningkatkan konsep diri terhadap anak nakal, kesejahteraan sosial salah satunya tentang masalah
terapi kepada pecandu narkotika, dan membantu anak jalanan terhitung jumlah data dari rekapitulasi
seseorang yang mengalami kesulitan di dalam PMKS dan PSKS Kabupaten Mojokerto tahun
hubungan sosial. Maka outbound dapat dikatakan 2015 jumlah anak jalanan mencapai 104 orang
sebagai metode pembelajaran yang efektif dalam terhitung dari 94 laki-laki dan 10 perempuan yang
membentuk karakter anak jalanan. tersebar di setiap kecamatan kabupaten Mojokerto.
Dalam latar belakang masalah yang ada pada
Arti, tujuan dan manfaat pelatihan sudah
judul dapat diambil kesimpulan bahwa anak
sering kita baca dan dengar dari para ahli. Berbagai
jalanan merupakan suatu kelompok yang berada di
pendapat tersebut pada dasarnya tidaklah berbeda
jalanan yang lebih condong berprilaku negatif.
antara pendapat yang satu dengan yang lain. Sikula
Maka dari itu pelatihan outbond perlu diadakan
dalam (Sumantri, 2000:2) mendefinisikan pelatihan
dengan harapan dapat memberikan kemampuan
sebagai: proses pendidikan jangka pendek yang
serta sikap sosial yang lebih baik dalam lingkungan
menggunakan cara dan prosedur yang sistematis
dan masyarakat terhadap anak jalanan yang berada
dan terorganisir. Para peserta pelatihan akan
di kota Mojokerto khususnya di kecamatan
Kutorejo. Dari uraian diatas penulis ingin mengkaji
E-Jurnal UNESA. Volume Nomer Tahun 2017
4
PENGARUH PELATIHAN OUTBOUND TERHADAP KARAKTER ANAK JALANAN
baik dan rendah hati, mempunyai toleransi dan dewasa ini, metode outbound digunakan di
cinta damai. sekolah-sekolah yang sistem pendidikannya
Metode outbound memiliki peranan yang berbasis alam, yang mana dalam proses pengajaran
besar dalam pembentukan karakter. Beberapa dilakukan di alam terbuka. Bahkan di sekolah
penelitian tentang metode outbound menunjukkan umum juga banyak yang menjadikan metode
bahwa hasilnya efektif dalam membangun outbound sebagai variasi pembelajaran. Untuk
pemahaman akan suatu konsep dan membangun mencapai tujuan dalam melaksanakan pendidikan
perilaku (Asti, 2009). Karakter terbentuk dari karakter hendaknya proses pembelajarannya lebih
perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang dan mengedepankan empat pilar pembelajaran
terus menerus dalam waktu yang lama sehingga sebagaimana yang dikemukakan oleh Jaques
menetap dan menjadi kebiasaan. Pengembangan Delors (1983) dalam pidatonya di UNESCO
karakter anak jalanan melalui kegiatan alam tentang pendidikan abad ke-21, yaitu Learnig to
terbuka dapat dikonstruksikan sebagai produk know, Learning to do, Learning to be, Learning to
maupun sebagi proses pembelajaran. Sesuai dengan life together. Sehingga pendidikan dapat
pemikiran David A. Kolb tentang experiental menyinergikan semangat kemajuan dan juga
learning yang terdiri dari kompetisi afektif, kekokohan karakter.
persepsi simbolik, dan perilaku. Selain itu beberapa Dari uraian di atas menunjukkan bahwa
keterampilan juga dapat diperoleh melalui metode pembelajaran yang digunakan dalam
outbound. Keterampilan tersebut berupa mencapai tujuan adalah metode pembelajaran yang
keterampilan dalam mengambil resiko yang menyangkut perkembangan intelektual dan
tentunya masih dalam batas kewajaran. perkembangan karakter secara berimbang dengan
Asti (2009) berpendapat bahwa metode memperhatikan perbedaan setiap individu agar
outbound kian dilirik dalam dunia pendidikan dapat mencapai hasil yang optimal.
kurang dari 100, maka akan lebih baik jika seluruh Adapun penilaian dilakukan oleh tiga orang
populasi dijadikan sampel penelitian sehingga penimbang.
penelitian ini merupakan penelitian populasi.
Dalam penelitian ini, melihat jumlah populasi Kemudian untuk menentukan teknik statistik
sebanyak 22 orang, oleh karena itu, semua anggota yang akan dipakai, penguji terlebih dahulu menguji
populasi dijadikan sampel penelitian. Dengan normalitas dan homogenitas hasil pretest dan
demikian sampel yang diambil untuk penelitian ini postest. Dalam menganalisa data tentang karakter
sebanyak 22 oranganak jalanan yang ada di anak jalanan di Kecamatan Kutorejo Kabupaten
kecamatan Kutorejo yang terdiri dari 16 anak laki- Mojokerto antara sebelum dan sesudah mengikuti
laki dan 6 anak perempuan. outbond digunakan analisis kuantitatif koefisien
Data yang diperoleh pastinya sangat beragam kontingensi dengan rumus Chi-Kuadrat (Arikunto,
sehingga harus diklasifikasikan terlebih dahulu 2010:333), yaitu:
sesuai variable dan datayang terkumpul diolah f0 fh
berdasarkan pengklasifikasian tersebut dengan cara X2 =
menghitung data, menjawab rumusan masalah, dan fh
menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Keterangan:
Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis X2 : Chi-Kuadrat
f
data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 0 : Frekuensi yang diperoleh
1. Penilaian Hasil Tes berdasarkan data
Hasil dari pretes dan postes pada fh : Frekuensi yang diharapkan
kelas eksperimen diperiksa, diteliti
dan ditabulasi. Kemudian, untuk mengetahui taraf signifikansi
2. Uji Reliabilitas Antarpenimbang dari hasil analisa beda dua mean, kembeli
Untuk menguji reliabilitas dilakukan dikonsultasikan dengan tabel harga kritik t-test (t-
dengan menggunakan rumus Alpha. student) pada taraf kepercayaan 1% dan 5%.
Sedangkan untuk menganalisa data tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi perbedaan karakter
anak jalanan di Kecamatan Kutorejo Kabupaten
Kemudian untuk mengetahui distribusi frekuensi Mojokerto antara sebelum dan sesudah mengikuti
pada suatu data dengan menghitung frekuensi data outbound digunakan analisis kualitatif dengan
tersebut kemudian dipersentasekan dengan rumus menarik kesimpulan secara Induktif. Penelitian ini
prosentase sebagai berikut: menggunakan 1 (satu) variabel, hal ini untuk
F mengetahui ada atau tidaknya perbedaan karakter
anak jalanan di Kecamatan Kutorejo Kabupaten
P = N X 100% Mojokerto antara sebelum dan sesudah mengikuti
Keterangan: kegiatan outbond. Untuk menguji secara parsial
P = Prosentase menggunakan uji t (test long method) dengan taraf
F = Frekuensi Jawaban Responden signifikan sebesar (a) 0,05, adapun rumus yang
N = Jumlah Responden digunakan sebagai berikut:
Mk me
t
SDM2 k SDk2k 2 rk2 SDM2 k SDk2k
Kemudian, nilai dimasukkan ke dalam
tabel Guliford berikut:
Tabel Koefisien Korelasi Guliford Keterangan:
Koefisien Korelasi Interpretasi k = kelompok kontrol
Koefisien Korelasi Interpretasi e = kelompok eksperimen
0,80 < rxy 1,00 Validitas sangat tinggi Untuk mengetahui taraf signifikansi dari hasil
analisa beda dua mean, kembeli dikonsultasikan
0,60 < rxy 0,80 Validitas tinggi
dengan tabel harga kritik t-test pada taraf
0,40 < rxy 0,60 Validitas sedang
signifikansi 1% dan 5%. Sedangkan untuk
0,20< rxy 0,40 Validitas rendah
menganalisa data tentang karakter anak jalanan
rxy 0,20 Validitas valid digunakan analisis kuantitatif dengan menarik
(Subana dan Sudrajat, kesimpulan secara Induktif. Data diolah dengan
2005:104) menggunakan perangkat lunak pendukung yaitu
Menurut Husaini (2003) Uji reliabilitas SPSS versi 15.0 For windows
antarpenimbang adalah proses pengukuran
terhadap ketepatan (konsisten) dari suatu HASIL DAN PEMBAHASAN
instrumen. Tujuan dari pengujian ini yaitu Dalam penelitian yang telah dilakukan
untuk menunjukkan konsistensi skor-skor oleh peneliti selama proses pelatihan outbound
yang diberikan skorer dengan skorer lainnya.
E-Jurnal UNESA. Volume Nomer Tahun 2017
7
PENGARUH PELATIHAN OUTBOUND TERHADAP KARAKTER ANAK JALANAN
selama 2 hari. Karakter anak jalanan sebelum outbound pada lampiran tabulasi data hasil
dilakukan proses pelatihan tersebut sangat jauh dari penelitian, maka dapat diklasifikasikan
sifat karakter yang baik. Maka peneliti merancang sebagaimana tabel 4.7.
sebuah proses permainan outbound yang tepat
dalam melatih sifat karakter dari anak jalanan di Tabel 4.7
kecamatan kutorejo kabupaten mojokerto yang
sesuai dengan tempat kegiatan pelaksanaan Distribusi Frekuensi Karakter Anak Jalanan
pelatihan outbound. Pelaksanaan pelatihan Sebelum Diberi Pelatihan Outbound
outbound terhadap anak jalanan di kecamatan
kutorejo ini bertempatkan di sebuah tempat sekolah Valid
atau yayasan pendidikan Al-ikhlas hal ini Frequenc Percen Percen Cumulativ
dikarenakan peneliti mengambil tempat terdekat y t t e Percent
yang dapat disewa dan dijadikan sebuah tempat
untuk pelatihan outbound yang baik. Dalam
Valid 380 1 4.8 5.0 5.0
pelatihan outbound terhadap anak jalanan, peneliti
dibantu dengan instruktur outbound untuk
merancang kegiatan yang dibutuhkan dan 390 1 4.8 5.0 10.0
menentukan jenis permainan yang dapat
digunakan. Adapun jenis permainan yang dapat 400 1 4.8 5.0 15.0
digunakan antara lain: pipa bocor, benang kusut,
menggambar buta dan atomic bomb. Permainan ini 435 1 4.8 5.0 20.0
dipilih karena jenis permainan ini mudah
dimainkan, tidak berbahaya, biaya yang dibutuhkan
tidak terlalu besar dan yang terpenting dapat 450 1 4.8 5.0 25.0
digunakan untuk mengembangkan kemampuan
berkomunikasi yang efektif, percaya diri, sifat 465 1 4.8 5.0 30.0
kepemimpinan, kejujuran dan sportivitas,
pemecahan masalah, pengembangan tim dan 470 1 4.8 5.0 35.0
kerjasama dalam tim. Peserta dalam permainan ini
dibagi menjadi 4 kelompok kecil yang mana
pembentukannnya didesain sedemikian rupa agar 475 2 9.5 10.0 45.0
peserta mendapatkan kelompok yang berbeda dari
kesehariannya. Pelatihan outbound yang diberikan 480 1 4.8 5.0 50.0
kali ini bertujuan untuk mengembangkan karakter
anak jalanan di Kutorejo Mojokerto. Secara 485 1 4.8 5.0 55.0
spesifik pengembangan karakter tersebut dibatasi
pada pengembangan kemampuan melakukan
490 2 9.5 10.0 65.0
komunikasi yang efektif, percaya diri,
kepemimpinan, kejujuran dan sportivitas,
pemecahan masalah, pengembangan tim dan 495 1 4.8 5.0 70.0
kerjasama dalam tim pemilihan kriteria ini
disesuaikan dengan kebutuhan akan pengembangan 500 1 4.8 5.0 75.0
karakter seseorang.
505 1 4.8 5.0 80.0
Penilaian yang dilakukan oleh instuktur
dan peneliti menggunakan interval penilaian antara
0 sampai dengan 100 untuk tiap-tiap indikator 510 1 4.8 5.0 85.0
karakter anak jalanan. Hasil nilai tiap tiap
indikator yang diperoleh dijumlahkan keseluruhan 515 1 4.8 5.0 90.0
untuk mendapatkan nilai karakter anak jalanan.
Adapun interval nilai anak jalanan mempunyai
525 1 4.8 5.0 95.0
rentang antara 0 700.
5 500 530 6 30 %
465 1 4.8 5.0 30.0
Jumlah 20 100 %
470 1 4.8 5.0 35.0
Tabel 4.9
475 2 9.5 10.0 45.0
Perbandingan Skor Penilaian Dengan Rata-
Rata Penilaian Karakter Anak Jalanan Sebelum
480 1 4.8 5.0 50.0 Diberi Pelatihan Outbound
2 Sama 0 0% Cukup
505 1 4.8 5.0 80.0 denga
n
510 1 4.8 5.0 85.0 rata-
rata
515 1 4.8 5.0 90.0
3 Di 13 65 % Tinggi
atas
525 1 4.8 5.0 95.0 rata-
rata
530 1 4.8 5.0 100.0
Jumlah 20 100 %
Total 20 95.2 100.0
Dari tabel 4.9 dapat diketahui
Missin Syste
1 4.8 bahwa sebanyak 7 (35 %) responden
g m memiliki skor di bawah rata-rata dari
skor penilaian karakter anak jalanan
Total 21 100.0 sebelum diberi pelatihan outbound.
Sedangkan 0 (0 %) orang memilki skor
sama dengan rata-rata dan sebanyak 13
1 Di 6 30 % Rendah
bawa
E-Jurnal UNESA. Volume Nomer Tahun 2017
10
PENGARUH PELATIHAN OUTBOUND TERHADAP KARAKTER ANAK JALANAN
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Nurhasan dan Yuswanto. 2008. Outbound Sport.
Jakarta: Rineka Cipta. Surabaya: Unesa University Press.
Doni Kusuma A. (2007). Pendidikan Karakter: Permatasari, Rindy Jihan. 2013. Upaya
Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Meningkatkan Interaksi Sosial Melalui
Jakarta: PT Grasindo. Experiential Learning Dengan Teknik
Outbound Pada Siswa Kelas VII A Di
Ekosiswoyo, R & Rachman, M. 2000 . Manajemen SMP Negeri 13 Semarang. Di akses dari
Kelas. Semarang: IKIP Semarang Press. digilib Unness pada tanggal 22 Agustus
2016 .
Fatimahtuz, Zuroh. 2008. Dampak Pola Asuh http://lib.unnes.ac.id/17330/1/1301408063
Orang Tua Terhadap Disiplin Anak .pdf
Kelompok A. skirpsi tidak diterbitkan. PG
PAUD FIP UNESA : Surabaya. Paterson dan Seligman dalam Raka. (2007).
Pendidikan Membangun Karakter.
Hiryanto. 2008. Pemberdayaan Masyarakat Tersedia pada
melalui Pendidikan Nonformal. Badan http://www.mizan.com/index.php?fuseacti
Perencanaan Pembangunan Daerah on=emagazine&id=8&fid=87. Diakses
(BAPPEDA). Yogyakarta. pada tanggal 15 Februari 2010.
Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Ratna Megawangi. (2004). Modul Pendidikan 9
Pengajaran. Jogjakarta: Diva Press. Pilar Karakter. Jakarta: Mizan.
Ismail, Andang. 2006. Education Game: Menjadi Ratna Megawangi. (2004). Pendidikan Karakter
Cerdas Dan Ceria Dengan Permainaan Untuk Membangun Masyarakat Madani.
Edukatif. Yogyakarta: Pilar media. Jakarta: Mizan.
Joesoef, soelaiman. 2004. Konsep Dasar Rekapitulasi Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto.
Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta : Bumi 2015
Aksara
Riyanto, Yatim. 2007. Metodologi Penelitian
Johar Permana & Mulyani Sumantri. 2001. Strategi Pendidikan Kualitatif Dan Kuantitatif.
Belajar Mengajar. Bandung: CV. Maulana Surabaya : Unesa University Press.
Kamil, Mustofa. 2010. Model Pendidikan dan
Pelatihan Konsep dan Aplikasi. Bandung: Santrock, J.W. (2003). Adolescence. Terjemahan:
Penerbit Alfabeta. Adelar, S.B., Saragih, S. Jakarta:Erlangga.
Lemhannas. 1997. Disiplin Nasional. Jakarta: Balai Santrock, J.W. (2007). Psikologi Pendidikan.
Pustaka. Terjemahan: Wibowo, T. Jakarta:Kencana
Prenada Media Group.
Maryatun, ika budi. 2011. Kegiatan Outbound
untuk Melatih Kerjasma (Sebagai Moral Schaefer, Charles. 1986. Cara Efektif Mendidik
Behavior) Anak Taman Kanak- Kanak. PG Dan Mendesiplinkan Anak. (Alih bahasa
PAUD FIP-UNY. oleh Sirait Turman), Jakarta: Mitra
Utama.
Marzuki, M. Saleh. 1992. Strategi dan Model
Pelatihan. Malang : IKIP Malang. Schocib. 2000. Pola Asuh Orang Tua Dalam
Membentuk Dan Mengembangkan
Marzuki, M. Saleh. 2010. Pendidikan Non Formal Disiplin Diri. Jakarta: Rinneke cipta.
(Dimensi Dalam Keaksaraan Fungsional,
Pelatihan, dan Andragogi). Bandung: Shalahuddin, Odin. 2001. Anak Jalanan Studi
Remaja Rosdakarya. Kasus Atas Persoalan Sosial. Semarang :
Universitas Diponegoro.
Mathis R.L dan Jackson J.H, 2002. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan
Empat. Evaluasi Kinerja. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Moekijat, S. 1991. Evaluasi Pelatihan Dalam
Remaja Meningkatkan Produktivitas Simon Philips. (2008. Pendidikan Karakter:
Perusahaan. Bandung: Penerbit Mandar Prioritas yang Terlupakan. Tersedia pada
Maju.
E-Jurnal UNESA. Volume Nomer Tahun 2017
13
PENGARUH PELATIHAN OUTBOUND TERHADAP KARAKTER ANAK JALANAN
Sudjana, Djuju. 2000. Strategi Pembelajaran Tuu, Tulus. 2004. Peran disiplin pada prilaku dan
dalam Pendidikan Luar Sekolah. prestasi siswa. Jakarta. Grasindo.
Bandung: Nusantara Press.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Sudjana, Djuju. 2004. Pendidikan non formal. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Bandung: Falah Production. Nasional. 2008. Jakarta.
Transmediapustaka.
Sugiyono. 2011. Metode peneltian kualitatif dan
kuantitatif dan R&D. Bandung : Veithzal, Rivai. 2004. Manajemen Sumber Daya
Alfabetha. Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada .
Sugono, Dedy dkk. 2008. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta : Pusat Bahasa. Yayasan kesejahteraan anak. 1998. Jumlah Anak
Jalanan Terus Meningkaat. Jakarta.
Suhardjo, dkk. 2012. Model penyelenggaraan
kelompok bermain holistic dan integrative. Yuwana, setya dkk. 2006. Panduan Penulisan Dan
Surabaya : BPPNFI Regional IV. Peneliaian Skripsi. Surabaya : Unesa
Unervesity Press.
Sumantri, S. 2000. Pelatihan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia. Bandung, http://ermawati.ilearning.me/?p=155 perilaku sosial
Fakultas Psikologi, Unpad. pada anak jalanan makalah, diakses pada
25 Agustus 2016.
www.pustakaskripsi.com/tag/makalah-anak-jalanan
id.wikipedia.org/wiki/Anak_jalanan http://hamid-majelis.blogspot.co.id/2012/04/teori-
teori-pendukung-penelitian.html
Thomas Lickona. (1991) .Educating for Character.
How Our Schools Can Teach Respect and https://raftingpacet.wordpress.com/tag/outbound-
Responsibility (Mendidik untuk Karakter management-training/
Bagaimana kami Sekolah Bisa Mengajari