Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Lingkungan atau tempat berlangsungnya proses pendidikan yang meliputi
pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sebab bagaimanapun bila berbicara
tentang lembaga pendidikan sebagai wadah berlangsungnya pendidikan, maka tentunya
akan menyangkut masalah lingkungan dimana pendidikan tersebut dilaksanakan.
Setiap orang yang berada dalam lembaga pendidikan tersebut (keluarga, sekolah,
dan masyarakat), pasti akan mengalami perubahan dan perkembangan menurut wama
dan corak institusi tersebut. Berdasarkan kenyataan dan peranan ketiga lembaga ini, Ki
Hajar Dewantara menganggap ketiga lembaga pendidikan tersebut sebagai Tri Pusat
Pendidikan. Maksudnya, tiga pusat pendidikan yang secara bertahap dan terpadu
mengemban suatu tanggung jawab pendidikan bagi generasi muda.
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.
Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia
menurut ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia
tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem
pendidikan formal (sekolah) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat
pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering
disebut sebagai tripusat pendidikan. Dengan kata lain proses perkembangan
pendidikan manusia untuk mencapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung
tentang bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung
pada lingkungan pendidikan yang berada diluar lingkungan formal.

B.     Rumusan Masalah


Dalam makalah ini kami akan membahas dan menjabarkan tentang:
a. Apa itu Pengertian Pendidikan?
b. Apa itu Pendidikan Lingkungan?
c.  Apa Fungsi Lingkungan Pendidikan?
d.  Apa Jenis-jenis Lingkungan?
e. Apa Pengaruh Timbal Balik antara Ketiga Lingkungan Pendidikan Terhadap
Perkembangan Peserta Didik?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
a. Untuk mengetahui apa itu pendidikan.
b. Untuk mengetahui apa itu lingkungan pendidikan.
c. Untuk mengetahui Fungsi Lingkungan pendidikan.
d. Untuk mengetahui jenis-jenispendidikan.
e. Untuk mengetahui Pengaruh timbal balik antara ketiga lingkungan pendidikan
terhadap perkembangan peserta didik.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha yang dijalankan seseorang atau kelompok orang lain
agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi
dalam arti mental.
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan
manusia, karena dimanapun dan kapanpun di dunia terdapat pendidikan. pendidikan
pada hakikatnya merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri,
yaitu untuk membudayakan manusia.

Pengertian pendidikan menurut para ahli :


1.      Langeveld
adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan
kepada anak tertuju pada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak
agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri
2. John Dewey
Adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara
intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.
3. Ki Hajar Dewantara
Adalah tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun
maksudnya, yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak itu, agar
mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
4. UU No. 2 Tahun 1989
Adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan
datang.

B. Pengertian Lingkungan
Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala
benda,daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
mahluk hidup lainnya.
Lingkungan (envirement) meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan
cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life
processes kita. Jadi lingkungan adalah segala sesuatu yang mempengaruhi individu.
Segala sesuatu yang mempengaruhi itu mungkin berasal dari dalam diri individu
(internal environment), dan mungkin pula berasal dari luar diri individu (external
environment). Indivividu dalam hal ini dapat berbentuk orang atau lembaga.
Lingkungan bagi seseorang sebagai individu adalah segala sesuatu yang berasal dari
dalam dirinya (fisik dan psikis) dan sesuatu yang berada diluar dirinya seperti alam
fisika (non manusia) dan manusia.
lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai berbagai faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan sebagai berbagai
lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian dari
lingkungan sosial.
C. Fungsi Lingkungan pendidikan
Fungsi suatu lingkungan tergantung pada jenis lingkungan tersebut. Sekolah
sebagai suatu lembaga pendidikan berfungsi antara lain sebagai :
1. pusat pendidikan formal,
2. pusat kebudayaan,
3. lembaga sosial.
D. Jenis-jenis lingkungan

1. Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan pengelompokkan primer yang terdiri dari sejumlah kecil


orang yang mempunyai hubungan pertalian darah. Keluarga dikenal sebagai
lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Predikat ini mengindikasikan
betapa esensialnya peran dan pengaruh keluarga dalam pembentukan prilaku dan
kepribadian anak. Pandangan seperti ini sangat logis dan mudah dipahami karena
beberapa alasan berikut ini:
a. Keluarga merupakan pihak yang paling awal memberikan banyak perlakuan
kepada anak.
b. Sebagian besar waktu anak berada di lingkungan keluarga.
c. Karakteristik hubungan orang tua, anak berbeda dari hubungan anak dengan
pihak -pihak lainnya (guru, teman, dan sebagainya).
d. Interaksi kehidupan orang tua anak dirumah bersifat “asli”, seadanya dan tidak
dibuat-buat.
Dari berbagai definisi diatas jelaslah bahwa peranan keluarga sangatlah penting
dalam pencapaian tujuan pendidikan. Undang-undang sistem Pendidikan
Nasional No. 2 Tahun 1989 menyatakan secara jelas dalam pasal 10 Ayat 4,
bahwa keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang
memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai-nilai moral dan keterampilan,
kepada anak. Keluarga pengaruh yang kuat, langsung dan sangat dominan
kepada anak, terutama dalam pembentukan prilaku, sikap dan kebiasaan,
penanaman nilai-nilai, prilaku-prilaku sejenisnya, pengetahuan dan sebagainya.
Sehubungan dengan itu, Fuad Ichsan, (1995). Mengemukakan. Fungsi lembaga
pendidikan keluarga sebagai berikut :
a. Merupakan pengalaman pertama bagi masa kanak-kanak, pengalaman ini
merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan berikutnya.
b. Pendidikan di lingkungan keluarga dapat menjamin kehidupan emosional anak
untuk tumbuh dan berkembang. Kehidupan emosional ini sangat penting dalam
pembentukan pribadi anak.
c. Di dalam keluarga akan terbentuk pendidikan moral, keteladanan orang tua
dalam bertutur kata dan berprilaku sehari-hari akan menjadi wahana pendidikan
moral bagi anak dalam keluarga tersebut guna membentuk manusia susila.
d. Di dalam keluarga akan tumbuh sikap tolong menolong, tenggang rasa,
sehingga tumbuhlah kehidupan keluarga yang damai dan sejahtera.
e. Keluarga merupakan lembaga yang berperan dalam meletakkan dasar-dasar
pendidikan agama.
f. Di dalam konteks membangun anak sebagai makhluk individu agar anak dapat
mengembangkan dan menolong dirinya sendiri, maka keluarga lebih cenderung
untuk menciptakan kondisi yang dapat menumbuhkembangkan inisiatif,
kreativitas, kehendak, emosi, tanggung jawab, keterampilan dan kegiatan lain.
Seifert & Hoffnung, 1991, menjelaskan enam kemungkinan cara yang harus
dilakukan orang tua dalam mempengaruhi anak yakni sebagai berikut:
a. Permodelan prilaku, baik disengaja atau tidak, orang tua dengan sendirinya akan
menjadi model bagi anak-anaknya.
b. Memberikan ganjaran dan hukuman (giving reward and punishments), yaitu
orang tua mempengaruhi anaknya dengan cara memberikan ganjaran terhadap
prilaku-prilakunya yang positif dan memberi hukuman terhadap prilakunya yang
tidak di inginkan.
c. Perintah langsung (direct instruction) memberi perintah secara sederhana seperti
“jangan malas belajar”, “cepat mandi”, nanti sekolahnya kesiangan dan
sebagainya.
d. Menyatakan peraturan-peraturan (stating rules) yaitu membuat peraturan umum
yang berlaku dirumah walaupun secara tidak tertulis.
e. Nalar (reasoning), cara yang di gunakan orang tua untuk mempengaruhi
anaknya, dengan mempertanyakan kapasitas anak untuk bernalar.
f. Menyediakan fasilitas atau bahan dan dengan suasana yang menunjang. Orang
tua dapat mempengaruhi prilaku anak dengan mengontrol fasilitas atau bahan-
bahan dan dengan suasana.

2. Lingkungan sekolah
Sekolah adalah suatu hal yang tidak biasa di pungkiri lagi, karena kemajuan
zaman, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, keluarga tidak mungkin lagi
dapat memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi gerasi muda akan pendidikan.
Semakin maju suatu masyarakat, semakin tinggi pula tuntutan pemenuhan kebutuhan
anak akan pendidikan. Kondisi masyarakat seperti ini mendorong terjadinya proses
formalisasi lembaga pendidikan yang lazim disebut sistem persekolahan.
Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan sekolah
melalui kegiatan belajar mengajar dengan organisasi yang tersusun rapi, berjenjang
dan berkesinambungan. Sifatnya formal, diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan
pemerintah dan mempunyai keseragaman pola yang bersifat nasional, dalam rangka
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dalam mewujudkan
masyarakat yang maju, adil, dan makmur.
Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional , maka pendidikan nasional
harus berfungsi:
1.   Sekolah harus mampu menumbuh kembangkan anak sebagai makhluk individu
melalui pembekalan semua bidang studi.
2.   Sekolah melalui teknik pengkajian bidang studi perlu mengembangkan sikap sosial,
gotong royong, toleransi dan demokrasi dan sejenisnya dalam rangka menumbuh
kembangkan anak sebagai makhluk sosial.

3.   Sekolah harus berfungsi sebagai pembinaan watak anak melalui bidang studi yang
relevan sehingga akhirnya akan terbentuk manusia susila yang cakap yang mampu
menampilkan dirinya sesuai dengan nilai dan norma yang hidup dan berkembang di
masyarakat.
4.   Sekolah harus dapat menumbuhkembangkan anak sebagai makhluk yang religius dan
mampu menjadi pemeluk agama, yang baik, taat, soleh, dan toleran.
5.   Di dalam konteks pembangunan nasional, pendidikan formal harus menghasilkan
tenaga kerja yang berkualitas yang mampu mensejahterakan dirinya dan bersama
orang lain mampu mensejahterakan masyarakat, bangsa dan negara.
6.  Sekolah berfungsi konservatif, inovatif, dan selektif dalam mempertahankan atau
memelihara kebudayaan yang ada, melakukan pembaharuan dan melayani
perbedaan individu anak dalam proses pendidikan.

3. Lingkungan masyarakat
Masyarakat adalah salah satu lingkungan pendidikan yang besar pengaruhnya
terhadap perkembangan pribadi seseorang. Masyarakat mempunyai peranan yang
penting dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.
Kaitan antara masyarakat dengan pendidikan dapat ditinjau dari beberapa segi
yakni :
a. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang di lembagakan maupun
yang tidak di lembagakan.
b.Lembaga-lembaga kemasyarakatan atau kelompok sosial di masyarakat, baik
langsung maupun tidak langsung ikut mempunyai peran dan fungsi edukatif.
c. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar baik yang dirancang maupun
dimanfaatkan. Perlu pula di ingat bahwa manusia dalam bekerja dan hidup sehari-hari
akan selalu berupaya memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya untuk
meningkatkan dirinya.

Dari ketiga kaitan antara masyarakat dan pendidkan tersebut dapat dilihat
peran yang telah disumbangkan dalam rangka tujuan pendidikan Nasional,yaitu berupa
membantu penyelenggaraan pendidikan, membantu pengadaan tenaga, biaya,
prasarana, dan sarana, menyediakan lapangan kerja, dan membantu mengembangkan
profesi baik langsung maupun tidak.
Secara kongkrit peran dan fungsi pendidikan kemasyarakatan dapat
dikemukakan sebagai berikut :
a. Memberikan kemampuan professional untuk mengembangkan karir melalui kursus
penyegaran, penataran, lokakarya, seminar, konperensi ilmiah dan sebagainya.
b. Memberikan kemampuan teknis akademik dalam suatu system pendidikan nasional
seperti sekolah terbuka, kursus tertulis, pendidikan melalui radio, dan televisi dan
sebagainya.
c. Ikut serta mengembangkan kemampuan kehidupan beragama melalui pesantren,
pengajian, pendidikan agama di surau/langgar, biara, sekolah minggu dan
sebagainya.
d. Mengembangkan kemampuan kehidupan sosial budaya melalui bengkel seni, teater,
olahraga, seni bela diri, lembaga pendidikan spiritual dan sebagainya.
e. Mengembangkan keahlian dan keterampilan melalui sistem magang untuk menjadi
ahli bangunan, muntir, dan sebagainya.

E. Pengaruh timbal balik antara ketiga lingkungan pendidikan terhadap


perkembangan peserta didik
Tumbuh kembangnya anak pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor
yakni hereditas, lingkungan, proses perkembangan dan anugerah. Khusus untuk
faktor lingkungan peranan tripusat pendidikan itulah yang menentukan baik secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Terutama melakukan kegiatan pendidikan
dalam bentuk membimbing, mengajar dan melatih dalam suasana belajar dan proses
pembelajaran. Peranan ketiga tripusat pendidikan itu bervariasi, meskipun ketiganya
melakukan tiga kegiatan pokok pendidikan tersebut.
Kaitan antara tripusat pendidikan dengan tiga kegiatan pendidikan untuk
mewujudkan jati diri yang mantap, penguasaan pengetahuan dan pemahiran
keterampilan di lukiskan pada bagan berikut.
Bagan tersebut melukiskan bahwa setiap pusat pendidikan dapat berpeluang
memberi kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan yakni;
1. Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya.
2. Pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan.
3. Pelatihan dalam upaya pemahiran ketrampilan.
Setiap pusat pendidikan perlu ditingkatkan kontribusinya terhadap
perkembangan peserta didik, keserasian antara kontribusi itu ,serta kerja sama yang
erat dan harmonis antara tripusat tersebut. Berbagai upaya di lakukan agar program-
program pendidikan dari setiap pusat pendidikan. Saling mendukung dan
memperkuatkan antara satu dan yang lainnya.
Dilingkungan keluarga telah di upaya kan berbagai hal seperti perbaikan gizi,
permainan edukatif, penyuluhan orang tua dan sebagainya, yang dapat menjadi
landasan pengembangan selanjutnya disekolah dan masyarakat. Dilingkungan
sekolah di upayakan berbagai hal seperti adanya organisasi orang tua siswa,
kunjungan rumah oleh personal sekolah dan sebagainya. Selanjutnya juga sekolah
mengupayakan agar program yang erat kaitannya dengan masyarakat sekitarnya
(siswa kemasyarakat ,narasumber dari masyarakat ,sekolah dan sebagainya).
Akhirnya lingkungan masyarakat mengusahakan berbagai kegiatan atau
program yang menunjang/melengkapi program keluarga dan sekolah. Dengan
kontribusi tripusat pendidikan yang saling memperkuat dan melengkapi itu akan
memberi peluang mewujudkan sumber manusia terdidik yang bermutu. Kerja sama
seperti ini dituangkan dalam UUSPN No.20 tahun 2003 yang berbunyi “komite
sekolah/madrasah,adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali
peserta didik komunitas sekolah serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Lingkungan adalah sesuatu
yang dapat mempengaruhi individu, baik yang berasal dari dalam diri individu
(interval environment) maupun yang berasal dari luar diri individu (external
individu).
Sekolah adalah lingkungan pendidikan yang memberikan arahan dan disinilah
kita mendapatkan pengajaran yang lebih efektif karena disekolah ada guru yang
akan mengajarkan kita tentang pendidikan.
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan paling utama
dalam pendidikan. Keluarga sebagai lingkungan pendidikan berfungsi (kedalam)
antara lain memberikan pendidikan yang mendasar (pondasi) dan masih bersifat
umum kepada anak-anaknya. Fungsi keluar membantu sekolah dan masyarakat
dalam penyelenggaraan pendidikan formal/nonformal.
Masyarakat sebagai lembaga pendidikan nonformal antara lain berfungsi
membantu sekolah dan keluarga. Dengan demikian dapat kita simpulkan untuk
kesempurnaan pendidikan ketiga lingkungan pendidikan tersebut (keluarga sekolah
dan masyarakat) harus saling bekerja sama.

B.  Saran
Melihat kenyataan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan yang maksimal
diperlukan sebuah hubungan timbal balik yang yang erat maka diperlukan sebuah
koordinasi antar lingkungan pendidikan. Dalam menentukan kurikulum lingkungan
formal (sekolah) baiknya untuk mempertimbangankan faktor lingkungan keluarga
dan masyarakat. Bahkan kalau memungkinkan melibatkan keluarga anak didik dan
tokoh masyarakat dalam merumuskan kurikulum pendidikan.
DAFTRA PUSTAKA

Depdikbud; 1982/1983 ; materi dasar pendidikan program Akta Mengajar V, (Buku II


A), Jakarta PPIPT Depdikbud.
Idris,Z Jamal, L, 1987 ; Dasar-dasar PendidikanBandung, Angkasa.
Tirta Rahardja, Umar la Sulo, 1994, Pengantar Pendidikan Jakarta, P3MTK
Bahan ajar tim bina mata kuliah Pengantar Pendidikan.

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, semoga sholawat dan salam
dilimpahkan kepada Hamba dan Rosull-Nya Muhammad SAW juga kepada keluarga
dan segenap sahabatnya.
Atas berkat rohmat, hidayah dan pertolongan Allah, makalah ini bisa kami
selesaikan, dan buku ini hanyalah sebagai pengantar bagi mahasiswa yang ingin
mempelajari "Lingkungan Pendidikan" secara mendalam sehingga karena baru sebagai
pengantar maka diharapkan mahasiswa membaca buku-buku lain untuk melengkapi
pengalamannya.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari banyak kesalahan dan
kekurangan-kekurangan yang telah kami sampaikan dalam penulisan makalah ini, oleh
karena itu kami mohon maaf yang seikhlas-ikhlasnya.
DAFTAR ISl

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… 1


KATAPENGANTAR ……………………………………………………… 2
DAFTARISI ……………………………………………………………… 3
BAB IPENDAHULUAN ………………………………………………….. 4
A. Lalar Belakang …………………………………………………….. 4
B. Permasalahan ……………………………………………………… 4
C. Tujuan……………………………………………………………… 4
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………... 5
A. Pengertian Pendidikan ……………………………………………… 5
B. Faktor-faktor Pendidikan …………………………………………... 5
C. Fungsi Pendidikan ………………………………………………….. 6
D. Pendidikan Lingkungan Keluarga ………………………………….. 6
E. Pendidikan Lingkungan Sekolah …………………………………….. 7
F. Pendidikan Lingkungan Masyarakat ………………………………… 8
BAB III PENUTUP………………………………………………………….. 10
A, Kesimpulan …………………………………………………………. 10
B. Saran ……………………………………………………………… 10
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Lingkungan atau tempat berlangsungnya proses pendidikan yang meliputi
pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sebab bagaimanapun bila berbicara
tentang lembaga pendidikan sebagai wadah berlangsungnya pendidikan, maka tentunya
akan menyangkut masalah lingkungan dimana pendidikan tersebut dilaksanakan.
Setiap orang yang berada dalam lembaga pendidikan tersebut (keluarga, sekolah, dan
masyarakat), past! akan mengalami perabahan dan perkembangan menurut wama dan
corak institusi tersebut. Berdasarkan kenyataan dan peranan ketiga lembaga ini, Ki Hajar
Dewantara menganggap ketiga lembaga pendidikan tersebut sebagai Tri Pusat Pendidikan.
Maksudnya, tiga pusat pendidikan yang secara bertahap dan terpadu mengemban suatu
tanggung jawab pendidikan bagi generasi mudanya.

B. Permasalahan

1. Apa itu pendidikan lingkungan keluarga?


2. Apa itu pendidikan lingkungan sekolah?
3. Apa itu pendidikan lingkungan masyarakat?

C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk :

1. Untuk mengetahui arti pendidikan.


2. Untuk mengetahui apa itu pendidikan lingkungan keluarga.
3. Untuk mengetahui apa itu pendidikan lingkungan sekolah.
4. Untuk mengetahui apa itu pendidikan lingkungan masyarakat

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pendidikan
Pendidikan adalah usaha yang dijalankan seseorang atau kelompok orang lain
agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi
dalam arti mental.
Pengertian pendidikan menurut para ahli :
1. langeveld
adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak
tertuju pada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
2. John Dewey
Adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual
dan emosional ke arah alam dan sesame manusia.
3. Ki Hajar Dewantara
Adalah tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, yaitu
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak itu, agar mereka sebagai
manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya.
4. UUNo. 2Tahun 1989
Adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang.
B.                           Faktor-faktor pendidikan
1.      faktor tujuan
secara singkat dikatakan bahwa tujuan pendidikan nasional ialah untuk kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.
2. faktor pendidik
Pendidik ialah orang yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik.
Pendidik ini meliputi ;
a. orang dewasa
b. orang tua.
c. Guru.
d. pemimpin masyarakat.
e. pemimpin agama.

3. faktor anak didik


adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau
sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan.
4. faktor alat pendidik
adalah suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk terciptanya
suatu tujuan pendidik yang tertentu.
5. faktor lingkungan
merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat
besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal dalam satu lingkungan
yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak.
a. lingkungan keluarga.
b. lingkungan sekolah.
c. lingkungan masyarakat / organisasi pemuda.

C. Fungsi pendidikan.
Fungsi pendidikan dalam arti sempit adalah membantu secara sadar
perkembangan jasmani dan rokhani peserta didik. Sedangkan fungsi pendidik dalam arti
luas ialah sebagai alat:
a. Pengembangan pribadi.
b. Pengembangan warga Negara.
c. Perkembangan kebudayaan.
d. Perkembangan bangsa.

D. Pendidikan lingkungan keluarga.


Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena
dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapat didikan dan bimbingan. Tugas
utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan
• paodangan hidup keagamaaR. Keioaro JBBBI merupakan wadah bagi anak dalam
konteks proses belajarnya untuk mengembangkan dan membentuk diri dalam fungsi
sosialnya.
1. Fungsi dan peranan pendidikan keluarga
a. pengalaman pertama masa kanak-kanak
lingkungan pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama yang merapakan
faktor penting dalam perkembangan pribadi anak. Suasana pendidikan keluarga ini
sangat penting diperhatikan, sebab dari sinilah keseimbangan jiwa di dalam
perkembangan individu selanjutnya ditentukan.
b. menjamin kehidupan emosional anak
melalui pendidikan keluarga ini, kehidupan emosional atau kebutuhan akan rasa
kasih sayang dapat dipenuhi atau dapat berkembang dengan baik, hal ini dikarenakan
adanya hubungan darah antara pendidikan dengan anak didik, sebab orang tua hanya
menghadapi sedikit anak didik dan karena hubungan tadi didasarkan atas rasa cinta
kasih sayang murni.
c. menanamkan dasar pendidikan moral
di dalam keluarga juga merapakan penanaman utama dasar-dasar moral bagi anak,
yang biasanya tercermin dalam sikap dan perilaku orang tua sebagai teladan yang
dapat di contoh anak.
d. memberikan dasar pendidikan sosial
perkembangan benih-benih kesadaran sosial pada anak-anak dapat dipupuk sedini
mungkin, terutama lewat kehidupan keluarga yang penuh rasa tolong-menolong, gotong
royong secara kekeluargaan, menolong saudara atau tetangga yang sakit, bersama-
sama menjaga ketertiban, kedamaian, kebersihan dan keserasian dalam segala hal.
e. peletakan dasar-dasar agama
masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik untuk meresapkan dasar-dasar
kehidupan beragama, dalam hal ini tentu terjadi dalam keluarga. Anak-anak seharusnya
dibiasakan ikut serta ke masjid bersama-sama untuk menjalankan ibadah,
mendengarkan khutbah atau ceramah keagamaan, kegiatan seperti ini besar sekali
pengaruhnya terhadap kepribadian anak.
2. tanggung jawab keluarga
a. adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai
hubungan orang tua dan anak.
b. Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi
kedudukan orang tua terhadap keturunannya.
c Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya akan
menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan Negara.
d. memelihara dan membesarkan anak.
e. Memberi pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang berguna bagi kehidupan anak kelak.

E. Pendidikan lingkungan sekolah.


Pada dasarnya pendidikan sekolah merupakan bagian dari pendidikan dalani
keluarga, yang sekaligus juga merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga.
Disamping itu, kehidupan di sekolah adalah jembatan bagi anak yang menghubungkan
kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat kelak.
Ada beberapa karakteristik proses pendidikan yang berlangsung di sekolah ini,
yaitu sebagai berikut:
a. pendidikan diselenggarakan secara khusus dan bagi atas jenjang yang
memiliki hubungan hierarkis.
b. usia anak didik disuatu jenjang pendidikan relativ homogen.
c. waktu pendidikan relativ lama sesuai dengan program pendidikan yang
harus diselesaikan.
d. materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum.
e. adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban terhadap
kebutuhan dimasa yang akan datang.
1. Sifat-sifat lembaqga pendidikan .
a. tumbuh sesudah keluarga ( pendidik kedua).
b. merupakan lembaga pendidikan formal.
c. merupakan lembaga yang tidak bersifat kodrati.
2. fungsi dan peranan sekolah.
peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka
sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus
tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya.
fungsi sekolah menurut Suwarno dalam bukunya Pengantar Umum Pendidikan,
adalah
a. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan.
b. Spesialisasi.
c. Efisiensi-
d. SosialisasL
e. konservasi dan transmisi cultural.
f. transisi dari rumah ke masyarakat.
3. Macama – macam sekolah
a. ditinjau dari segi yang mengusahakan
o   Sekolah negeri
o   Sekolah swasta
b. ditinjau dari sudut tingkatan
o   Pendidikan dasar
o   Pendidikan menengah
o   Pendidikan tinggi
c. ditinjau dari sifatnya
o   Sekolah umum
o   Sekolah kejuruan
F. Pendidikan lingkungan masyarakat
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan ketiga setelah
keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai
ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan
berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan
tersebut tampak lebih luas.
Lembaga pendidikan yang dalam istilah UU No. 20 Tahun 2003 disebut dengan
jalur pendidikan non formal ini, bersifat fungsional dan praktis yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja peserta didik yang berguna bagi
usaha perbaikan taraf hidupnya. Pendidikan ini mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
a. pendidikan diselenggarakan dengan sengaja di luar sekolah
b. peserta umumnya mereka yang sudah tidak bersekolah
c. pendidikan tidak mengenal jenjang dan program pendidikan untuk
jangka waktu pendek.
d. Peserta tidak perlu homogen
e. Ada waktu belajar dan metode formal, serta evaluasi yang sistematis.
f. Isi pendidikan bersifat praktis dan khusus
g. Keterampilan kerja sangat ditekankan
Beberapa istilah jalur pendidikan luar sekolah
a. pendidikan social
b. pendidikan Masyarakat
c. pendidikan rakyat
d. pendidikan luar sekolah
e. mass education
f. adult education
g. extension education
h. fundamental education
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah di atas adalah bahwa pendidikan bukan hanya di
adakan atau di seienggarakan di sekolah saja tetapi juga di keluarga dan di
masyarakat. Apalagi Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang
pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapat didikan dan
bimbingan. Disamping itu, kehidupan di sekolah adalah jembatan bagi anak yang
menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat
kelak. Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan ketiga setelah
keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai
ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada
di luar dari pendidikan sekolah.

B Saran
Upayakan untuk memperbanyak referensi yang dapat memperkaya pengetahuan
dan isi dari makalah ini. Sebaiknya gunakan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
o   Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta. 2008
o   www.luqifor.com
o   www.google.com
o   Dimyati dan Mudjiono. (1994). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Proyek
Pembinaan dan Pengembangan Mutu Tenaga Kependidikan, Depdikbud.
o   Hamalik, Oemar. (1995). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
o   Sudjana, Nana. (1989). Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah.
Bandung : Sinar Baru.

Anda mungkin juga menyukai