LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Mata Kuliah Pengantar Pendidikan
Dosen Pembimbing: -
MAKALAH
LOGO
Nama kelompok 5:
Penulis
DAFTAR ISI
1. KATA PENGANTAR............................................................... 2
2. DAFTAR ISI............................................................................. 3
3. BAB I PENDAHULUAN......................................................... 4
A. Latar Belakang.................................................................... 4
B. Rumusan Masalah............................................................... 5
C. Tujuan................................................................................. 5
4. BAB II PEMBAHASAN.......................................................... 6
A. Pengertian Pendidikan............................................................. 6
B. Pendidikan Lingkungan.........................................................7
C. Fungsi Lingkungan Pendidikan ……………………………. 7
D. Jenis-jenis Lingkungan…………………………………….. 8
E. Apa Pengaruh Timbal Balik antara Ketiga Lingkungan Pendidikan Terhadap Perkembangan
Peserta Didik……………………. 12
5. BAB III PENUTUP................................................................... 14
A. Kesimpulan.......................................................................... 14
B. Saran.................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………. 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan atau tempat berlangsungnya proses pendidikan yang meliputi
pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sebab bagaimanapun bila berbicara tentang
lembaga pendidikan sebagai wadah berlangsungnya pendidikan, maka tentunya akan
menyangkut masalah lingkungan dimana pendidikan tersebut dilaksanakan.
Setiap orang yang berada dalam lembaga pendidikan tersebut (keluarga, sekolah, dan
masyarakat), pasti akan mengalami perubahan dan perkembangan menurut wama dan corak
institusi tersebut. Berdasarkan kenyataan dan peranan ketiga lembaga ini, Ki Hajar Dewantara
menganggap ketiga lembaga pendidikan tersebut sebagai Tri Pusat Pendidikan. Maksudnya,
tiga pusat pendidikan yang secara bertahap dan terpadu mengemban suatu tanggung jawab
pendidikan bagi generasi muda.
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.
Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia
menurut ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak
hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan
formal (sekolah) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari
keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai
tripusat pendidikan. Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk
mencapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem
pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang
berada diluar lingkungan formal.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami akan membahas dan menjabarkan tentang:
a. Apa itu Pengertian Pendidikan?
b. Apa itu Pendidikan Lingkungan?
c. Apa Fungsi Lingkungan Pendidikan?
d. Apa Jenis-jenis Lingkungan?
e. Apa Pengaruh Timbal Balik antara Ketiga Lingkungan Pendidikan Terhadap Perkembangan
Peserta Didik?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
a. Untuk mengetahui apa itu pendidikan.
b. Untuk mengetahui apa itu lingkungan pendidikan.
c. Untuk mengetahui Fungsi Lingkungan pendidikan.
d. Untuk mengetahui jenis-jenispendidikan.
e. Untuk mengetahui Pengaruh timbal balik antara ketiga lingkungan pendidikan terhadap
perkembangan peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha yang dijalankan seseorang atau kelompok orang lain agar
menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti
mental.
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia,
karena dimanapun dan kapanpun di dunia terdapat pendidikan. pendidikan pada hakikatnya
merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu untuk
membudayakan manusia.
B. Pengertian Lingkungan
Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala
benda,daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup
lainnya.
Lingkungan (envirement) meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara
tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes
kita. Jadi lingkungan adalah segala sesuatu yang mempengaruhi individu. Segala sesuatu
yang mempengaruhi itu mungkin berasal dari dalam diri individu (internal environment),
dan mungkin pula berasal dari luar diri individu (external environment). Indivividu dalam
hal ini dapat berbentuk orang atau lembaga. Lingkungan bagi seseorang sebagai individu
adalah segala sesuatu yang berasal dari dalam dirinya (fisik dan psikis) dan sesuatu yang
berada diluar dirinya seperti alam fisika (non manusia) dan manusia.
lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai berbagai faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan sebagai berbagai
lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian dari
lingkungan sosial.
C. Fungsi Lingkungan pendidikan
Fungsi suatu lingkungan tergantung pada jenis lingkungan tersebut. Sekolah sebagai
suatu lembaga pendidikan berfungsi antara lain sebagai :
1. pusat pendidikan formal,
2. pusat kebudayaan,
3. lembaga sosial.
D. Jenis-jenis lingkungan
1. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan pengelompokkan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang
yang mempunyai hubungan pertalian darah. Keluarga dikenal sebagai lingkungan
pendidikan yang pertama dan utama. Predikat ini mengindikasikan betapa esensialnya
peran dan pengaruh keluarga dalam pembentukan prilaku dan kepribadian anak.
Pandangan seperti ini sangat logis dan mudah dipahami karena beberapa alasan berikut
ini:
a. Keluarga merupakan pihak yang paling awal memberikan banyak perlakuan kepada
anak.
b. Sebagian besar waktu anak berada di lingkungan keluarga.
c. Karakteristik hubungan orang tua, anak berbeda dari hubungan anak dengan pihak
-pihak lainnya (guru, teman, dan sebagainya).
d. Interaksi kehidupan orang tua anak dirumah bersifat “asli”, seadanya dan tidak dibuat-
buat.
Dari berbagai definisi diatas jelaslah bahwa peranan keluarga sangatlah penting dalam
pencapaian tujuan pendidikan. Undang-undang sistem Pendidikan Nasional No. 2
Tahun 1989 menyatakan secara jelas dalam pasal 10 Ayat 4, bahwa keluarga
merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang memberikan keyakinan
agama, nilai budaya, nilai-nilai moral dan keterampilan, kepada anak. Keluarga
pengaruh yang kuat, langsung dan sangat dominan kepada anak, terutama dalam
pembentukan prilaku, sikap dan kebiasaan, penanaman nilai-nilai, prilaku-prilaku
sejenisnya, pengetahuan dan sebagainya.
Sehubungan dengan itu, Fuad Ichsan, (1995). Mengemukakan. Fungsi lembaga
pendidikan keluarga sebagai berikut :
a. Merupakan pengalaman pertama bagi masa kanak-kanak, pengalaman ini merupakan
faktor yang sangat penting bagi perkembangan berikutnya.
b. Pendidikan di lingkungan keluarga dapat menjamin kehidupan emosional anak untuk
tumbuh dan berkembang. Kehidupan emosional ini sangat penting dalam pembentukan
pribadi anak.
c. Di dalam keluarga akan terbentuk pendidikan moral, keteladanan orang tua dalam
bertutur kata dan berprilaku sehari-hari akan menjadi wahana pendidikan moral bagi
anak dalam keluarga tersebut guna membentuk manusia susila.
d. Di dalam keluarga akan tumbuh sikap tolong menolong, tenggang rasa, sehingga
tumbuhlah kehidupan keluarga yang damai dan sejahtera.
e. Keluarga merupakan lembaga yang berperan dalam meletakkan dasar-dasar
pendidikan agama.
f. Di dalam konteks membangun anak sebagai makhluk individu agar anak dapat
mengembangkan dan menolong dirinya sendiri, maka keluarga lebih cenderung untuk
menciptakan kondisi yang dapat menumbuhkembangkan inisiatif, kreativitas,
kehendak, emosi, tanggung jawab, keterampilan dan kegiatan lain.
Seifert & Hoffnung, 1991, menjelaskan enam kemungkinan cara yang harus dilakukan
orang tua dalam mempengaruhi anak yakni sebagai berikut:
a. Permodelan prilaku, baik disengaja atau tidak, orang tua dengan sendirinya akan
menjadi model bagi anak-anaknya.
b. Memberikan ganjaran dan hukuman (giving reward and punishments), yaitu orang tua
mempengaruhi anaknya dengan cara memberikan ganjaran terhadap prilaku-
prilakunya yang positif dan memberi hukuman terhadap prilakunya yang tidak di
inginkan.
c. Perintah langsung (direct instruction) memberi perintah secara sederhana seperti
“jangan malas belajar”, “cepat mandi”, nanti sekolahnya kesiangan dan sebagainya.
d. Menyatakan peraturan-peraturan (stating rules) yaitu membuat peraturan umum yang
berlaku dirumah walaupun secara tidak tertulis.
e. Nalar (reasoning), cara yang di gunakan orang tua untuk mempengaruhi anaknya,
dengan mempertanyakan kapasitas anak untuk bernalar.
f. Menyediakan fasilitas atau bahan dan dengan suasana yang menunjang. Orang tua
dapat mempengaruhi prilaku anak dengan mengontrol fasilitas atau bahan-bahan dan
dengan suasana.
2. Lingkungan sekolah
Sekolah adalah suatu hal yang tidak biasa di pungkiri lagi, karena kemajuan zaman,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, keluarga tidak mungkin lagi dapat
memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi gerasi muda akan pendidikan. Semakin maju
suatu masyarakat, semakin tinggi pula tuntutan pemenuhan kebutuhan anak akan
pendidikan. Kondisi masyarakat seperti ini mendorong terjadinya proses formalisasi
lembaga pendidikan yang lazim disebut sistem persekolahan.
Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan sekolah
melalui kegiatan belajar mengajar dengan organisasi yang tersusun rapi, berjenjang dan
berkesinambungan. Sifatnya formal, diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan pemerintah
dan mempunyai keseragaman pola yang bersifat nasional, dalam rangka meningkatkan
kualitas sumber daya manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil,
dan makmur.
Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional , maka pendidikan nasional harus
berfungsi:
1. Sekolah harus mampu menumbuh kembangkan anak sebagai makhluk individu melalui
pembekalan semua bidang studi.
2. Sekolah melalui teknik pengkajian bidang studi perlu mengembangkan sikap sosial, gotong
royong, toleransi dan demokrasi dan sejenisnya dalam rangka menumbuh kembangkan anak
sebagai makhluk sosial.
3. Sekolah harus berfungsi sebagai pembinaan watak anak melalui bidang studi yang relevan
sehingga akhirnya akan terbentuk manusia susila yang cakap yang mampu menampilkan
dirinya sesuai dengan nilai dan norma yang hidup dan berkembang di masyarakat.
4. Sekolah harus dapat menumbuhkembangkan anak sebagai makhluk yang religius dan
mampu menjadi pemeluk agama, yang baik, taat, soleh, dan toleran.
5. Di dalam konteks pembangunan nasional, pendidikan formal harus menghasilkan tenaga
kerja yang berkualitas yang mampu mensejahterakan dirinya dan bersama orang lain
mampu mensejahterakan masyarakat, bangsa dan negara.
6. Sekolah berfungsi konservatif, inovatif, dan selektif dalam mempertahankan atau
memelihara kebudayaan yang ada, melakukan pembaharuan dan melayani perbedaan
individu anak dalam proses pendidikan.
3. Lingkungan masyarakat
Masyarakat adalah salah satu lingkungan pendidikan yang besar pengaruhnya
terhadap perkembangan pribadi seseorang. Masyarakat mempunyai peranan yang penting
dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.
Kaitan antara masyarakat dengan pendidikan dapat ditinjau dari beberapa segi
yakni :
a. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang di lembagakan maupun yang
tidak di lembagakan.
b.Lembaga-lembaga kemasyarakatan atau kelompok sosial di masyarakat, baik langsung
maupun tidak langsung ikut mempunyai peran dan fungsi edukatif.
c. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar baik yang dirancang maupun
dimanfaatkan. Perlu pula di ingat bahwa manusia dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan
selalu berupaya memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya untuk meningkatkan
dirinya.
Dari ketiga kaitan antara masyarakat dan pendidkan tersebut dapat dilihat peran
yang telah disumbangkan dalam rangka tujuan pendidikan Nasional,yaitu berupa membantu
penyelenggaraan pendidikan, membantu pengadaan tenaga, biaya, prasarana, dan sarana,
menyediakan lapangan kerja, dan membantu mengembangkan profesi baik langsung maupun
tidak.
Secara kongkrit peran dan fungsi pendidikan kemasyarakatan dapat dikemukakan
sebagai berikut :
a. Memberikan kemampuan professional untuk mengembangkan karir melalui kursus
penyegaran, penataran, lokakarya, seminar, konperensi ilmiah dan sebagainya.
b. Memberikan kemampuan teknis akademik dalam suatu system pendidikan nasional seperti
sekolah terbuka, kursus tertulis, pendidikan melalui radio, dan televisi dan sebagainya.
c. Ikut serta mengembangkan kemampuan kehidupan beragama melalui pesantren, pengajian,
pendidikan agama di surau/langgar, biara, sekolah minggu dan sebagainya.
d. Mengembangkan kemampuan kehidupan sosial budaya melalui bengkel seni, teater,
olahraga, seni bela diri, lembaga pendidikan spiritual dan sebagainya.
e. Mengembangkan keahlian dan keterampilan melalui sistem magang untuk menjadi ahli
bangunan, muntir, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Lingkungan adalah sesuatu yang
dapat mempengaruhi individu, baik yang berasal dari dalam diri individu (interval
environment) maupun yang berasal dari luar diri individu (external individu).
Sekolah adalah lingkungan pendidikan yang memberikan arahan dan disinilah kita
mendapatkan pengajaran yang lebih efektif karena disekolah ada guru yang akan
mengajarkan kita tentang pendidikan.
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan paling utama dalam
pendidikan. Keluarga sebagai lingkungan pendidikan berfungsi (kedalam) antara lain
memberikan pendidikan yang mendasar (pondasi) dan masih bersifat umum kepada
anak-anaknya. Fungsi keluar membantu sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan formal/nonformal.
Masyarakat sebagai lembaga pendidikan nonformal antara lain berfungsi membantu
sekolah dan keluarga. Dengan demikian dapat kita simpulkan untuk kesempurnaan
pendidikan ketiga lingkungan pendidikan tersebut (keluarga sekolah dan masyarakat)
harus saling bekerja sama.
B. Saran
Melihat kenyataan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan yang maksimal
diperlukan sebuah hubungan timbal balik yang yang erat maka diperlukan sebuah
koordinasi antar lingkungan pendidikan. Dalam menentukan kurikulum lingkungan
formal (sekolah) baiknya untuk mempertimbangankan faktor lingkungan keluarga dan
masyarakat. Bahkan kalau memungkinkan melibatkan keluarga anak didik dan tokoh
masyarakat dalam merumuskan kurikulum pendidikan.
DAFTRA PUSTAKA
Depdikbud; 1982/1983 ; materi dasar pendidikan program Akta Mengajar V, (Buku II A),
Jakarta PPIPT Depdikbud.
Idris,Z Jamal, L, 1987 ; Dasar-dasar PendidikanBandung, Angkasa.
Tirta Rahardja, Umar la Sulo, 1994, Pengantar Pendidikan Jakarta, P3MTK
Bahan ajar tim bina mata kuliah Pengantar Pendidikan.
Mei 05, 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sekolah sebagai institusi (lembaga) pendidikan merupakan wadah tempat proses
pendidikan dilakukan, memiliki sistem yang komplek dan dinamis. Dalam kaitannya, sekolah
adalah tempat yang bukan hanya sekedar tempat berkumpul guru dan murid, melainkan
berada pada suatu tatanan yang rumitdan saling berkaitan. Oleh karena itu sekolah di pandang
suatu organisasi yang membutuhkan pengelolaan lebih dari itu.Kegiatan lain organisasi
sekolah adalah mengelola sumber daya manusia (SDM) yang diharapkan menghasilkan
lulusan yang berkualitas sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta pada gilirannya
lulusan sekolah diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pembangunan bangsa.
Penempatan kualitas sumber daya manusia sebagai penentu baik dalam konteks
pembangunan nasional maupun dalam tatanan peradaban global merupakan dua sisi dari
suatu perubahan, perlumenempatkan pendidikan sebagai sentral yang harus dipertahankan
oleh semua pihak yang terlibat.
Pendidikan berkembang dan membetuk masyarakat yang berkualitas. Akan tetapi
masyrakat pun berkemampuan membentuk pendidikan yang berkualitas. Berdasarkan pada
Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional, masalah kualitas
pendidikan menjadi perhatian. Undang-undang dan berbagai peraturan dalam sistem nasional
merupakan alat negara untuk mencapai tujuan negara dan bangsa dalam menyiapkan manusia
Indonesia bagi peranannya dimasa yang akan datang.
B. Latar belakang masalah
1. Apa pengertian sekolah sebagai lembaga pendidikan
2. Bagaimana fungsi dan tujuan sekolah sebgai lembaga pendidikan
C. Tujuan
Untuk memenuhi tugas kuliah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sekolah sebagai Lembaga Pendidika
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa (atau
"murid") di bawah pengawasan guru. Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan
formal, yang umumnya wajib. Dalam sistem ini, siswa kemajuan melalui serangkaian
sekolah. Nama-nama untuk sekolah-sekolah ini bervariasi, tetapi umumnya termasuk sekolah
dasar untuk anak-anak muda dan sekolah menengah untuk remaja yang telah menyelesaikan
pendidikan dasar.
lembaga pendidikan adalah suatu tempat atau wadah dimana proses pendidikan
berlangsung yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku seseorang ke
arah yang lebih baik melalui interaksi dengan lingkungan sekitar serta wawasan dan
pengetahuan yang diperoleh. Lingkungan pendidikan antara lain pendidikan formal (sekolah),
informal (keluarga) dan non formal (masyarakat). Lingkungan pendidikan itu sangat urgen
dalam sebuah proses pendidikan karena fungsinya sangat menunjang PBM yang tertib dan
nyaman.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan ialah adalah organisasi kerja sebagai wadah
kerja sama sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain sekolah
sebagai lembaga pendidikan adalah suatu bentuk ikatan kerja sama sekelompok orang yang
bermaksud mencapai suatu tujuan pendidikan yang disepakati bersama. Sekolah merupakan
perwujudan dari relasi antar personal yang didasari dengan berbagai motif, yang menjadi
intensif kearah lain. Kesamaan motif dalam membantu anak-anak untuk mencapai
kedewasaan masing-masing, mendorong terbentuknya kelompok yang disebut
sekolah.didalam pengelompokan itu dapat dibedakan antara lain :
Variable-variabel atau dimensi-dimensi individual.
Struktur yang mengatur mekanisme kegiatan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah suatu bentuk ikatan kerja sama
sekelompok orang yang bermaksud mencapai suatu tujuan pendidikan yang disepakati
bersama. Pendidikan diluar lingkungan keluarga sebagai suatu contoh kebutuhan bersama
harus dilaksanakan secara teratur, terarah dan sistematik. Sekolah sebagai salah satu bentuk
pada dasarnya bertugas membantu keluarga dalam membimbing dan mengarahkan
perkembangan dan pendayagunaan potensi tertentu yang dimiliki anak-anak. fungsi dan
tujuan sekolah tidak hanya mengisi otak siswa-siswanya dengan ilmu pengetahuan saja, tetapi
juga mengajarkan aplikasi dari ilmu pengetahuan tersebut ke dalam dunia pekerjaan yang
diminati siswa-siswanya dan membantu siswa melihat kesempatan kesempatan yang ada.
Daftar pustaka
Yukl, G. (2006). Leadership in Organization (7th ed.). New York: Doubleday &
Co.
Senge, P., Ross, R., et.al. (1999). The Dance of Change: The Challenges of
Sustaining Momentum in a Learning Organization. New York : Doubleday & Co.
Bass, B.M. (1998). Transformational Leadership: Industrial, Military, and
Educational Impact. London: Lawrence Erlbaum Associate Publisher.
http://7691an.wordpress.com/category/pedagogik, last access 2 September 2012.
https://lss.at.ufl.edu, last access 2 September 2012.
HTTP://WWW.AUDUBON-AREA.ORG/NEWFILES/SENGESUM.PDF , last access 2
September 2012
TUGAS KELOMPOK
PENGANTAR PENDIDIKAN
BAB 9 : PENDIDIKAN UNTUK REFORMASI SOSIAL
BAB 10 : SEKOLAH SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN
DISUSUN OLEH :
NAMA : JUFRIANTO
NIM : 10533725513
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................. iii
BAB IX. PENDIDIKAN UNTUK REFORMASI SOSIAL
A. Esensi Reformasi Soisal.............................................................................. 1
A. Dilema Sekolah.......................................................................................... 7
B. Fungsi Sekolah sebagai Lembaga Pendidikan.......................................... 8
C. Tujuan dan Prinsip..................................................................................... 8
D. Multijalur dan Multijenjang....................................................................... 9
E. Reformasi Sekolah dan Hak Anak............................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................11
BAB 9
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai pihak,
khususnya keluaga, sekolah dan, masyarakat sebagai lingkungan pendidikan yang dikenal
sebagai tripusat pendidikan. Fungsi dan peranan tri pusat pendidikan itu, baik sendiri maupun
Lingkungan itu bermacam-macam yang satu dengan yang lain saling pengaruh-
merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, baik dalam lingkungan
keluarga yaitu orang tua sebagai pendidik di dalam keluarga dan guru di lingkungan sekolah.
Pengaruh serta timbal balik pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat sangatlah
penting karena itu sangat menentukan kejiwaan serta tingkah laku anak didik dalam
kehidupan sosial masyarakat. Pemahaman peranan keluarga, sekolah dan masyarakat sebagai
lingkungan pendidikan akan sangat penting dalam upaya membantu perkembangan peserta
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan pada latar belakang, maka dalam makalah
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan dalam makalah kami ini yaitu untuk menjawab dari
pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Pertanyaan tersebut berupa:
BAB II
PEMBAHASAN
A. Komunitas Pembelajaran
1. Definisi
mengembangkan kapasitasnya secara terus menerus untuk mencapai hasil yang diinginkan,
mendorong pola berpikir yang baru dan luas, dan terus belajar bagaimana belajar bersama-
sama. Dalam komunitas belajar terlihat saling bantu membantu diantara anggota komunitas.
Kelas sebagai suatu komunitas dapat dibentuk menjadi komunitas belajar melalui upaya guru
untuk membuat situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan tumbuhnya suasana
komunitas.
Dengan demikian, definisi komunitas adalah suatu perkumpulan dari beberapa orang
untuk membentu satu organisasi yang memiliki kepentingan bersama. Komunitas dapat
bersifat teritorial atau fungsional. Selain itu istilah komunitas dapat merujuk pada arti warga
dalam sebuah kota, desa atau bahkan negara. Seperti yang kita ketahui warga perkotaan juga
mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk dapat tinggal dan hidup di kota tersebut.
menyenangkan, bahwa semua anggota komunitas memiliki kapasitas untuk belajar, dan setiap
orang memiliki kemampuan yang dapat digunakan dan karenanya perlu dihormati.
2) Dukungan Guru. Melalui komunitas pembelajaran siswa diberdayakan menjadi pelajar
yang mandiri (self-directed) dan committed. Guru dan administrator merupakan pelajar yang
committed dengan inkuiri danrefleksi yang berkesinambungan. Sedangkan Kepala Sekolah
adalah pemimpin pembelajaran, menjadi model belajar sepanjang hayat dan membantu
komunitas lainnya tidak diperlakukan sebagai pihak luar, melainkan sebagai partisipan
penuh. Oleh karena itu suatu sekolah perlu membangun kesejawatan dengan orang tua siswa,
lainnya.
4) Dukungan Pemimpin. Peran kepemimpinan ini memerlukan pengembangan keterampilan
berkesinambungan.
3. Manfaat sebuah komunitas
melakukannya
Terus menerus memeriksa apakah perkataan sesuai dengan perbuatan
Menekankan pentingnya tempat untuk belajar
Melaksanakan pelatihan untuk memenuhi kebutuhan individu dan system
Mendorong peningkatkan melalui program pengembangan
Memeriksa kembali pandangan tentang pelaksanaan belajar-mengajar
optimal terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah sangat tergantung pada apa dan
mitra penyelenggaraan sekolah yang berkualitas. Oleh sebab itu orang tua/ masyarakat yang
tidak mendapatkan penjelasan dan informasi dari sekolah tentang apa dan bagaimana mereka
dapat membantu sekolah (lebih-lebih di daerah perdesaan) akan cenderung tidak tahu apa
yang harus mereka lakukan bagaimana mereka harus melakukan untuk membantu sekolah.
masyarakat, dan pemerintah. Kerjasama anatara orang tua dan sekolah (pendidik).
Pada dasarnya cukup banyak cara yang dapat ditempuh untuk menjalin kerja sama
1. Adanya Kunjungan ke Rumah Anak Didik. Pelaksanaan kunjungan ke rumah anak didik
dan mengawasinya.
b) Kunjungan tersebut member kesempatan kepada si pendidik melihat sendiri dan
keadaan.
g) Terjadinya komunikasi dan saling memberikan informasi tentang keadaan anak.
2. Diundangnya Orang Tua ke Sekolah. Jika ada berbagai kegiatan yang diselenggarakan
oleh sekolah yang memungkinkan untuk dihadiri oelh orang tua, maka akan positif sekali
dalam bimbingan konseling untuk ikut membicarakan masalah anak didik secaraa terbuka
dan sukarela.
4. Badan Pembantu Sekolah. Berupa organisasi orang tua murid atau wali murid dan guru.
Organisasi dimaksud merupakan kerja sama yang paling terorganisasi anatara sekolah atau
sebenarnya sangat baik bila dilakukan oleh orang tua kepada guru atau langsung kepala
murid ini dapat dipakai sebagai penghubung antara sekolah dengan orang tua.
dirinya untuk bisa berkembang secara optimal. Oleh karena itu, masyarakat harus diposisikan
antar sekolah (pendidikan) dengan masyarakat paling tidak, bisa dilihat dari dua segi berikut:
konteks ini, berarti keduanya, yaitu sekolah dan masyarakat dilihat sebagai pusat-pusat
lingkungannya. Hal ini berarti antara masyrakat dengan sekolah memiliki ikatan hubungan
rasional berdasarkan kepentingan di kedua belah pihak. Berkenaan dengan sudut pandang
persekolahan.
c. Penunaian fungsi sekolah sebagai pihak yang dikontrak untuk melayani pesanan-pesanan
1. Dengan melihat apa yang terjadi di masyarakat, anak didik akan mendapatkan
pengalaman langsung (first hand experience) sehingga mereka dapat memiliki pengalaman
masyarakat.
3. Di masyarakat banyak sumber pengetahuan yang memungkinkan guru sendiri dalam
mengetahuinya.
4. Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat membutuhkan orang-orang yang terdidik
Secara etimologis, kata atau istilah kemitraan adalah kata turunan dari kata dasar
mitra. Mitra, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya teman, sahabat, kawan kerja.
Kemitraan diartikan sebagai hubungan kooperatif antara orang atau kelompok orang yang
sepakat untuk berbagi tanggungjawab untuk mencapai tujuan tertentu yang sudah ditetapkan.
Dalam kemitraan yang berlaku adalah prinsip egaliter. Masing-masing pihak yang
bermitra memiliki posisi dan tanggung jawab yang sama. Hubungan atasan-bawahan tidak
berlaku dalam konteks kemitraan. Masing-masing menjalankan fungsi dan perannya sesuai
Selain berkaitan dengan fungsi dan peran masing-masing dalam kemitraan, dalam
mengandalkan pada kepentingan pribadi orangtua dan anggota masyarakat yang mau tidak
mau membuat mereka berpartisipasi dalam aktifitas yang berkaitan dengan sekolah.
merupakan pihak yang dapat didayagunakan dan mampu membantu sekolah dalam rangka
peningkatan mutu pendidikan. Ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam kemitraan. Grant
2. Pengertian Partisipasi
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, partisipasi adalah perihal turut berperan serta dalam
suatu kegiatan atau keikutsertaan atau peran serta. Menurut Made Pidarta (dalam
Dwiningrum 2011), partisipasi adalah pelibatan seseorang atau beberapa orang dalam suatu
kegiatan. Keterlibatan dapat berupa keterlibatan mental dan emosi serta fisikdalam
menggunakan segala kemampuan yang dimilikinya (berinisiatif) dalam segala kegiatan yang
dilaksanakan serta mendukung pencapaian tujuan dan tanggung jawab atas segala
keterlibatan.
Partisipasi merupakan keterlibatan mental dan emosi dari seseorang di dalam situasi
kelompok yang mendorong mereka untuk menyokong kepada pencapaian tujuan pada tujuan
kelompok tersebut dan ikut bertanggung jawab terhadap kelompoknya. Cohen dan Uphoff
(1997) mengungkapkan partisipasii sebagai keterlibatan dalam proses pembuatan keputusan,
kelompok orang yang berkomitmen untuk berbagi tanggungjawab untuk mencapai satu
tujuan bersama-pendidikan yang bermutu bagi semua, terutama bagi golongan masyarakat
- Jaringan (networking): yang dapat membantu mitra untuk bekerja lebih baik.
- Koordinasi (coordination): melakukan penyesuaian agar dapat mengakomodasi yang lain
PACTS:
disinergikan.
- Percaya (Trust): saling mempercayai dan dapat dipercaya untuk membina kerjasama. Di
dan miliknya (waktu, harta dan kemampuan) untuk mencapai tujuan bersama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Definisi komunitas adalah suatu perkumpulan dari beberapa orang untuk membentu satu
organisasi yang memiliki kepentingan bersama. Dalam komunitas belajar terlihat saling
pada apa dan bagaimana sekolah melakukan pendekatan dalam rangka memberdayakan
orang yang berkomitmen untuk berbagi tanggungjawab untuk mencapai satu tujuan bersama-
pendidikan yang bermutu bagi semua, terutama bagi golongan masyarakat miskin.
DAFTAR PUSTAKA
Dwiningrum. Siti Irene Astuti. 2011. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam
Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hasbullah. 2009. Dasar-dasar llmu Pendidikan. Ed. Revisi. Jakarta. Rajawali Pers.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
submber: http://rahmadmaulidar1001ilmu.blogspot.co.id/2015/11/makalah-masyarakat-
sebagai-ingkungan.html