Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN

Dosen Pengampu :
Dr. USWATUN KHASANAH, S.Pd.I M.Pd

Disusun Oleh Kelompok:


Nurul Latifah : 2286206145
Rini afriana : 2286206139
Arum putri Setiawati : 2286206125
Laras Setiawati : 2286206118

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA LAMPUNG
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok dengan judul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Perkembangan”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas daribantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritis sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran sertamasukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Lampung, 30 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL

MAKALAH i

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakangan.........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1

1.3 Tujuan Pembahasan.....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Menurut Aliran Nativisme........3

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Menurut Aliran Empirisme......5

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Menurut Aliran Konvergensi....9

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Menurut Aliran Kontemporer...9

BAB III PENUTUP................................................................................................................11

3.1 Kesimpulan................................................................................................................11

3.2 Saran..........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakangan


Sudah beberapa abad lalu para ilmuwan dan para pemikir memperhatikan
seluk-beluk kehidupan anak, khususnya dari sudut perkembangannya, untuk
mempengaruhi berbagai proses perkembangan, mencapai kesejahteraan, dan
kebahagiaan hidup yang didambakan. Anak harus tumbuh dan berkembang menjadi
manusia dewasa yang matang, yang sanggup dan mampu mengurus dirinya sendiri
dan tidak selalu bergantung pada orang lain, atau bahkan menimbulkan salah bagi
keluarga, kelompok, atau masyarakat.
Seluk beluk kehidupan anak, khususnya dari sudut perkembangan bahwa
setiap individu dilahirkan ke dunia dengan membawa hereditas tertentu, ini berarti
bahwa karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan dari pihak orang tuanya.
Individu yang dilahirkan tidak hanya membawa hereditas melainkan setelah individu
ada di bumi untuk perkembangannya dipengaruhi oleh lingkungan, maka dari itu
dimakalah ini kami ingin membahas faktor-faktot yang mempengaruhi perkembangan
untuk dijadikan bekal bagi kita semua.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pendahuluan di atas, dapat mengambil permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan menurut aliran
nativisme?
2. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan menurut aliran
empirisme?
3. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan menurut aliran
konvergensi?
4. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan menurut aliran
kontemporer?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan menurut aliran
nativisme
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan menurut aliran
empirisme
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan menurut aliran
konvergensi
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan menurut aliran
kontemporer
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Menurut Aliran Nativisme


1. Pengertian Teori Nativisme
Pada hakekatnya aliran nativisme bersumber dari leibnitzian tradition yang
menekankan pada kemampuan dalam diri seorang anak, oleh karena itu faktor
lingkungan termasuk faktor pendidikan kurang berpengaruh terhadap
perkembangan anak. Hasil perkembangan ditentu kan oleh pembawaan sejak
lahir dan genetik dari kedua orangtua.
Tokoh aliran Nativisme adalah Schopenhauer ( 1788-1880) Aliran ini
berpandangan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh faktor bawaan
sejak lahir. Faktor lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan
perkembangan anak. Oleh karena itu, hasil pendidikan ditentukan oleh bakat yang
dibawa sejak lahir. Dengan demikian, menurut aliran ini, keberhasilan belajar
ditentukan oleh individu itu sendiri. Nativisme berpendapat, jika anak memiliki
bakat jahat dari lahir, ia akan menjadi jahat, dan sebaliknya jika anak memiliki
bakat baik, ia akan menjadi baik. Pendidikan anak yang tidak sesuai dengan bakat
yang dibawa tidak akan berguna bagi perkembangan anak itu sendiri.
Pandangan itu tidak menyimpang dari kenyataan. Misalnya, anak mirip
orangtuanya secara fisik dan akan mewarisi sifat dan bakat orangtua. Prinsipnya,
pandangan Nativisme adalah pengakuan tentang adanya daya asli yang telah
terbentuk sejak manusia lahir ke dunia, yaitu daya-daya psikologis dan fisiologis
yang bersifat herediter, serta kemampuan dasar lainnya yang kapasitasnya
berbeda dalam diri tiap manusia. Ada yang tumbuh dan berkembang sampai pada
titik maksimal kemampuannya, dan ada pula yang hanya sampai pada titik
tertentu. Misalnya, seorang anak yang berasal dari orangtua yang ahli seni musik,
akan berkembang menjadi seniman musik yang mungkin melebihi ke-mampuan
orangtuanya, mungkin juga hanya sampai pada setengah kemampuan
orangtuanya.
Dalam teori ini dinyatakan bahwa perkembangan manusia merupakan
pembawaan sejak lahir atau bakat. Teori ini muncul dari filsafat nativisma
(terlahir) sebagai suatu bentuk dari filsafat idealisme dan menghasilkan suatu
pandangan bahwa perkembangan anak ditentukan oleh hereditas, pembawaan
sejak lahir, dan faktor alam yang kodrati. Teori ini dipelopori oleh filosof Jerman
Arthur Schopenhauer (1788-1860) yang beranggapan bahwa faktor pembawaan
yang bersifat kodrati tidak dapat diubah oleh alam sekitar atau pendidikan.
Dengan tegas Arthur Schaupenhaur menyatakan yang jahat akan menjadi jahat
dan yang baik akan menjadi baik. Pandanga ini sebagai lawan dari optimisme
yaitu pendidikan pesimisme memberikan dasar bahwa suatu keberhasilan
ditentukan oleh faktor pendidikan, ditentukan oleh anak itu sendiri. Lingkungan
sekitar tidak ada, artinya sebab lingkungan itu tidak akan berdaya dalam
mempengaruhi perkembangan anak.
Walaupun dalam kenyataan sehari-hari sering ditemukan secara fisik anak
mirip orang tuanya, secara bakat mewarisi bakat kedua orangtuanya, tetapi bakat
pembawaan genetika itu bukan satu-satunya faktor yang menentukan
perkembangan anak, tetapi masih ada faktor lain yang mempengaruhi
perkembangan dan pembentukan anak menuju kedewasaan, mengetahui
kompetensi dalam diri dan identitas diri sendiri (jatidiri).

2. Faktor Perkembangan Manusia Dalam Teori Nativisme


a. Faktor genetik
Adalah faktor gen dari kedua orangtua yang mendorong adanya suatu
bakat yang muncul dari diri manusia. Contohnya adalah Jika kedua orangtua
anak itu adalah seorang penyanyi maka anaknya memiliki bakat pembawaan
sebagai seorang penyanyi yang prosentasenya besar.
b. Faktor Kemampuan Anak
Adalah faktor yang menjadikan seorang anak mengetahui potensi yang
terdapat dalam dirinya. Faktor ini lebih nyata karena anak dapat
mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Contohnya adalah adanya
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang mendorong setiap anak untuk
mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya sesuai dengan bakat dan
minatnya.
c. Faktor Pertumbuhan Anak
Adalah faktor yang mendorong anak mengetahui bakat dan minatnya
di setiap pertumbuhan dan perkembangan secara alami sehingga jika
pertumbuhan anak itu normal maka dia kan bersikap enerjik, aktif, dan
responsive terhadap kemampuan yang dimiliki. Sebaliknya, jika
pertumbuhan anak tidak normal maka anak tersebut tidak bisa mngenali
bakat dan kemampuan yang dimiliki.

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Menurut Aliran Empirisme


Aliran empirisme merupakan kebalikan dari aliran nativisme. Para ahli yang
mengikuti aliran empirisme berpendapat bahwa perkembangan individu itu
sepenuhnya ditentukan oleh factor lingkungan/pendidikan, sedangkan faktor
dasar/pembawaan tidak berpengaruh sama sekali. Aliran ini menjadikan factor
lingkungan dalam menentukan perkembangan seorang individu.
Aliran empirisme mengemukakan bahwa anak yang baru lahir laksana kertas
kosong (blank slate/black table) yang putih bersih atau semacam tabula rasa
(tabula=meja, rasa=lilin), yaitu meja yang bertutup lapisan lilin. Kertas putih bersih
dapat ditulis dengan tinta warna apa pun, dan warna tulisannya akan sama dengan
warna tinta tersebut. Begitu halnya dengan meja berlilin, dapat dicat dengan warna-
warni, sebelum ditempelkan. Anak diumpamakan bagaikan kertas putih yang bersih,
sedangkan warna warna tinta, diumpamkan sebagai lingkungan (pendidikan) yang
akan memberi pengaruh padanya, sudah pasti tidak mungkin tidak, pendidikan dapat
memegang peranan penting dalam perkembangan anak, sedangkan bakat pembawaan
bisa ditutup dengan serapat-rapatnya oleh pendidikan itu.
Teori tabula rasa ini diperkenalkan oleh John Locke untuk mengungkapkan
pentingnya pengaruh pengalaman dan lingkungan hidup terhadap perkembangan
anak. Ketika dilahirkan, seorang anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka
terhadap rangsangan yang berasal dari lingkungan. Orang tua menjadi tokoh penting
yang mengatur rangsangan-rangsangan dalam mengisi “secarik kertas” yang bersih
ini. Ini disebut juga dengan sosiologisme, karena sepenuhnya mementingkan atau
menekan pengaruh dari luar.

Lingkungan secara garis besarnya dapat dibedakan:


a. Lingkungan fisik, yaitu lingkungan yang berupa alam, misalnya keadaan tanah,
keadaan musim dan sebagaianya. Lingkungan alam yang berbeda akan
memberikan pengaruh yang berbeda pula kepada individu.

b. Lingkungan sosial, yaitu merupakan lingkungan masyarakat. Dalam lingkungan


masyarakat ini adaanya interaksi individu atu dengan individu lain.
Hubungan individu dengan lingkungannya ternyata tidak hanya berjalan searah,
dalam arti hanya lingkungan saja yang mepunyai pengaruh terhadap individu.
Hubungan antara individu dengan lingkungannya terdapat hubungan yang saling
timbal balik, yaitu lingkungan dapat mempengaruhi individu, tetapi sebalaiknya
individu juga dapat mempengaruhi lingkungan.

c. Lingkungan Keluarga
Udardja Adiwikarta (1988:66-67) dan Sigelmn & Shaffer (1995: 390-391)
berpendapat bahwa “ keluarga merupakan unit sosial terkecil yang bersifat
universal, artinya terdapat pada setiap masyarakat di dunia atau suatu sistem
sosial yang terpancang (terbentuk) dalam sistem sosial yang lebih besar
 Peranan dan Fungsi keluarga
Secara pikologis keluarga berfungsi sebagai:
1) Memberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya.
2) Sumber pemenuhan kebutuhan, baik fisik maupaun psikis.
3) Sumber kasih sayang dan penerimaan.
4) Model pola perilakunyang tepat baginanak untuk belajar menjdi anggta
masyarakat yang baik.
5) Pemberi bimbingan bagi pengembanagan perilaku yang secara sosial
dianggap tepat.
6) Membantu anak dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
7) Memberi bimbingan dalam belajar
8) Stimul,ator bagi pengebangan kemampuan anak untuk mencapai pretasi,
baik disekolah maupun di masyarakat.
9) Pembimbing dalam mengembngkan aspirasi.
10) Sumber persahabatan bagi anak.
Sedangkan dari sudut pandang sosiologis, fungsi keluarga sebagai berikut:
1) Fungsi biologis
Keluarga member kemudahan bagi para anggotanya untuk memenuhi
kebutuhan dasar biologisnya, meliputi kebutuhan (sandang, pangan,
papan, hubungan seksual suami-istri, dan reproduksi/pengembangan
keturunan).
2) Fungsi ekonomis
Keluarga (ayah) mempunyai kewajiban untuk menafkahi anggota
keluarganya (istri dan anak).
3) Fungsi pendidikan (edukatif)
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi
anak.
4) Fungsi sosialisasi
Keluarga berfungsi sebagai miniature masyarakat yang
mensosialisasikan nilai-nilai atau peran-peran hidup dalam masyarakat
yang harus dilaksanakan oleh para anggotanya.
5) Fungsi perlindungan (protektif)
Keluarga berfungsi sebagai pelindung bagi para anggota keluarganya
dari gangguan, ancaman atau kondisi yang menimbulkan ketidak
nyamanan (fisik-psikologis) para anggotanya.
6) Fungsi rekreatif
Keluarga harus diciptakan sebagai lingkungan yang memberikan
kenyamanan, keceriaan, kehangatan, dan penuh semangat dari
anggotanya.
7) Fungsi agama (religious)
Keluarga berfungsi sebagai penanaman nilai-nilai agama kepada anak
agar mereka memiliki pedoman hidup yang benar.

d. Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis
melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka
membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik menyangkut
aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.
Mengenai peranan sekolah dalam mengembangkan kepribadian anak. Hurlock
(1986:322) mengemukakan bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi
perkembangan kepribadian anak., baik cara berpikir, bersikap maupun cara
berperilaku. Ada beberapa alasan, mengapa sekolah memainkan peranan yang
berarti bagi perkembangan kepribadian anak, yaitu: para siswa harus hadir di
sekolah, sekolah memberikan pengaruh kepada anak secara dini, anak-anak
banyak menghabiskan waktunya di sekolah daripada di tempat lain di luar rumah,
dan sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk meraih sukses. Sekolah
yang efektif juga harus didukung oleh kualitas para guru, baik menyangkut
karakteristik pribadi maupun kompetensinya. Karakteristik pribadi dan
kompetensi guru ini sangat berpengaruh terhadap kualitas perubahan kelas.

e. Kelompok Teman Sebaya


Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja mempunyai
yang cukup penting bagi perkembangan kepribadiannya. Peranannya itu semakin
penting, terutama pada saat terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat.
Aspek kepribadian remaja yang berkembang secara menonjol dalam
pengalamannya bergaul dengan teman sebaya, adalah:
 Social Cognition: kemampuan untuk memikirkan tentang pikiran, perasaan
dan tingkah laku dirinya dan orang lain. Kemampuannya memahami orang
lain, memungkinkan remaja untuk lebih mampu menjalin hubungan sosial
yang lebih baik dengan teman sebayanya.
 Konformitas: motif untuk menjadi sama, sesuai, seragam, dengan nilai-nilai,
kebiasaan, kegemaran (hobi), atau budaya teman sebayanya.
Hasil penelitian yang dikemukakan oleh Hans Sobald, bahwa teman sebaya
lebih memberikan pengaruh dalam memiliki: cara berpakaian, hobi, perkumpulan
(club), dan kegiatan sosial lainnya. Peranan kelompok teman sebaya bagi remaja
adalah memberikan kesempatan untuk belajar tentang:(1) bagaimana berinteraksi
dengan orang lain,(2) mengontrol tingkah laku sosial, (3) mengembangkan
keterampilan dan minat,(4) saling bertukar perasaan dan masalah.
Pengaruh kelompok teman sebaya terhadap remaja itu ternyata berkaitan
dengan iklim keluarga remaja itu sendiri. Remaja yang memiliki hubungan yang
baik dengan orangtuanya (iklim keluarga sehat) cenderung dapat menghindarkan
diri dari pengaruh negatif teman sebayanya, dibandingkan dengan remaja yang
hubungan dengan orangtuanya kurang baik. Judith Brook dan koleganya
menemukan, bahwa hubungan orangtua dan remaja yang sehat dapat melindungi
remaja tersebut dari pengaruh teman sebaya yang tidak sehat (Sigelman &
Shaffer, 1995:380).
Uraian diatas, menunjukkan bahwa kelompok teman sebaya itu mempunyai
kontribusi yang sangat positif terhadap perkembangan kepribadian remaja.
Namun di sisi lain, tidak sedikit remaja yang berperilaku menyimpang, karena
pengaruh teman sebayanya.

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Menurut Aliran


Konvergensi
Aliran ini merupakan perpaduan antara aliran nativime dan empirisme, yang
keduanya dipandang sangat berat sebelah. Aliran ini menggabungkan arti hereditas
(pembawaan) dengan lingkungan sebagai pengaruh dalam perkembangan manusia.
Tokoh aliran ini Louis William Stern (1871), seorang filosof sekaligus psikolog
Jerman. Dalam menetapkan factor yang mempengaruhi perkembangan manusia, tidak
hanya berpegang pada pembawaan saja, tetapi berpegang pada kedua factor yang
sama pentingnya. Factor pembawaan tidak berarti apa-apa tanpa factor pengalaman.
Demikian pula sebaliknya, factor pengalaman tanpa factor pembawaan tidak akan
mampu mengembangkan manusia yang sesuai dengan harapan.
Di Indonesia sendiri, teori konvergensi inilah yang dapat diterima dan
dijadikan pedoman seperti yang diungkapkan oleh Ki Hadjar Dewantara: “Tentang
hubungan antara dasar dan keadaan ini menurut ilmu pendidikan ditetapkan adanya
“konvergensi” yang berarti bahwa kedua-duaya saling mempengaruhi, sehingga garis
dasar keadaan itu selalu tarik-menarik dan akhirnya satu”.
Factor bawaan dan lingkungan berkerja sama untuk menghasilkan kecerdasan
temperamen, tinggi badan, berat badan, kecakapan membaca, dan sebaginya. Tanpa
gen, tidak aka nada perkembangan, tanpa lingkungan tidak ada pula perkembangan
karena pengaruh lingkungan tergantung pada karakteristik genetic bawaan, jadi dapat
kita katakana bahwa factor-faktor di atas saling berinteraksi.

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Menurut Aliran


Kontemporer
Aliran yang terbaru yaitu kontemporer, yakni Teori pembelajaran yang
dilakukan guru dan siswa hendaknya menarik, merangsang siswa untuk berpikir dan
guru dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna. Teori kontemporer yang
bermunculan saat ini cukup banyak, di antaranya teori belajar sibernetik. Teori ini
berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi. Menurut
teori Sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Teori ini mempunyai kesamaan
dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar.
Proses belajar memang penting dalam teori sibernetik namun yang lebih penting lagi
adalah sistem informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa. Informasi inilah
yang akan menentukan bagaimana proses belajar akan berlangsung. Belajar sangat
ditentukan oleh sistem informasi yang dipelajari. Tokoh teori ini Gage dan Berliner,
Biehler, Snoman, Baine, dan Tennyson. Aplikasi teori ini, untuk mendukung proses
pembelajaran dalam kegiatan belajar hendaknya menarik perhatian, memberitahukan
tujuan pembelajaran kepada siswa, merangsang ingatan pada prasyarat belajar,
menyajikan bahan perangsang, memberikan bimbingan belajar, mendorong untuk
kerja, memberikan balikan informatif, serta meningkatkan retensi dan alih belajar.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan pada bab – bab sebelumnya dapat disimpulkan hal –
hal sebagai berikut : Perkembangan dipengaruhi oleh beberapa factor . beberapa
diantaranya dijelaskan oleh Aliran – Aliran Aliran Nativisme adalah aliran yang
berpendapat bahwa perkembangan kepribadian dan pendidkan setiap manusia hanya
dipengaruhi oleh factor pembawaan lahir. Lingkungan dan pendidikan hanya
bertujuan untuk memelihara dan mengembangkan potensi yang dibawa sejak lahir.
Tokoh utama aliran ini Schopen Hauwer (Jerman : 1788-1860). Pelopor utama Aliran
Empirisme adalah John Lock, filosof Inggris yang hidup pada tahun 1632 -1704.
Aliran empirisme berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi dewasa
dipengaruhi oleh lingkungan atau pengalaman dan pendidikan yang diterimanya sejak
kecil. Pada dasarnya manusia itu bisa dibimbing apa saja menurut kehendak
lingkungan atau pendidikannya. Aliran Konvergensi merupakan kombinasi dari aliran
Nativisme dan Empirisme. Aliran ini berpendapat bahwa anak lahir telah memiliki
bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi
oleh lingkungan, pendidikan serta kemungkinan - kemungkinan yang dibawa sejak
lahir itu merupakan petunjuk nasib manusia yang akan datang. Tokoh aliran
Konvergensi adalah William Stem. la seorang tokoh pendidikan Jerman yang hidup
tahun 1871 - 1939. Aliran kontemporer merupakan teori pembelajaran yang dilakukan
guru dan siswa yang diharapkan menarik, merangsang siswa untuk berpikir dan guru
dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna. Salah satu teorinya adalah teori
belajar sibernetik yang menenekankan belajar adalah proses pengolahan informasi.
Tokoh teori ini Gage dan Berliner, Biehler, Snoman, Baine, dan Tennyson.

3.2 Saran
Pembawaan tidak akan berkembang dengan baik manakala tidak ada
dukungan pendidikan dan atau lingkungan. Sebaliknya pendidikan dan atau
lingkungan tidak akan berlangsung dengan baik manakala pada diri anak tidak ada
pembawaan yang mendukungnya. Dari pembuatan artikel ini saya menyarankan pada
pembaca untu memberikan masukan atau kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk yang lebih baik lagi kedepan.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. Syamsu Yusuf LN., M.Pd, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2009

M. Nur Ghufron, “Psikologi”, Kudus: Nora Media Enterprise 2011

Muzdalifah M Rahman, S.Psi, M.Si., “Psikologi Perkembangan”, Kudus: Nora Media


Enterpise

Prof. Dr. Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Andi Offset, Yogyakarta, 2002

Anda mungkin juga menyukai