MENGATASINYA
Makalah
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konsling yang diampu
oleh Ibu Dr. Euis Kumiati. M.Pd
disusun oleh:
Kelompok 6
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt., karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan makalah mengenai “Memahami Kesulitan
Belajar Siswa dan Cara Mengatasinya” ini dengan lancar meski pun masih jauh dari
kata sempurna.
Makalah “Memahami Kesulitan Belajar Siswa dan Cara Mengatasinya” ini
ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konsling. Makalah ini
tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Yang Terhormat:
1. Ibu Dr. Hj. Meta Arief M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi
Universitas Pendidikan Indonesia;
2. Ibu Dr. Euis Kumiati. M.Pd. selaku dosen mata kuliah Bimbingan dan Konsling;
3. Rekan-rekan penulis, khususnya rekan-rekan kelas penulis yang selalu
memotivasi penulis untuk menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan. Hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan sumber yang
dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mohon maaf atas segala kekurangan yang
terdapat dalam makalah ini. Penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun
untuk perbaikan di masa mendatang.
Besar harapan penulis, semoga makalah ini memberikan banyak manfaat,
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
B. Saran .................................................................................................................. 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang untuk mencapai
kenerja akademik yang memuaskan. Namun dari kenyataan sehari-hari tampak jelas
bahwa siswa itu memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan
fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan siswa dengan siswa lainnya.
Melihat kenyataan yang terjasdi pada diri siswa mengenai kesulitan belajar
menunjukkan bahwa banyak masalah yang dihadapi para siswa dalam menenpuh
pendidikan. Penyelenggara pendidikan di sekolah-sekolah pada umumnya hanya
ditujukan kepada para siswa yang berkemampuan rata-rata, sehingga yang
berkmampuan lebih atau yang berkemampuan kurangterabaikan
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana makna kesulitan belajar?
2. Bagaimana ciri-ciri kesulitan belajar?
3. Bagaimana tujuan identifikasi kasus?
4. Bagaimana cara-cara identifikasi masalah?
5. Bagaimana tujuan layanan diagnostik?
6. Bagaimana tujuan layanan prognosis?
7. Bagaimana contoh-contoh penyebab kesulitan belajar?
8. Bagaimana cara-cara menangani kesulitan belajar?
9. Bagaimana cara membuat rekomendasi pembelajaran diagnostik?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1
2
Yusuf dkk (2003:7). Anak yang karena satu dan lain hal secara signifikan
menunjukkan kesulitan dalam mengikuti pendidikan pada umumnya, tidak mampu
mengembangkan potensinya secara maksimal, prestasi belajar yang dicapai berada
dibawah potensinya sehingga mereka memerlukan perhatian dan layanan khusus
untuk mendapatkan hasil yang terbaik sesuai dengan bakat dan kemampuanya.
Jadi, ksulitan belajara adalah kondisi dimana siswa tidak dapat menerima
transfer ilmu yang diberikan oleh gurunya, atau suatu kondisi dimana peserta didik
mengalamai hambatan-hambatan dalam proses pembelajaran.
5. Sering melamun
6. Ceroboh dan tidak teliti
7. Tidak termotivasi untuk belajar
8. Mudah menyerah
9. Sulit duduk tenang untuk jangka waktu yang lama
10. Banyak berbicara
11. Sulit menunggu giliran
12. Suka jail, iseng dan impulsive
13. Susah untuk fokus
14. Mengalami kesulitan dalam mengikuti perintah yang diberikan
15. Sulit mengerti tentang konsep waktu
Masalah belajar banyak ragamnya, yang pada umumnya dapat digolongkan atas :
Dari semua bidang studi yang diikutinya atau angka nilai rata-rata prestasi (mean)
dari setiap bidang studi kalau kebetulan kasusnya adalah kelas maka dengan
mudah kita akan menemukan pada bidang studi manakah individu atau kelas itu
mengalami kesulitan.
2. Mendeteksi pada kawasan tujuan belajar dan bagian ruang lingkup bahan
pelajaran manakah kesulitan terjadi
Pada langkah ini pendekatan yang paling tepat (kalau ada) seyogyanya
menggunakan tes diagnostik. Dengan demikian, dalam keadaan belum tersedia tes
diagnostik yang khusus dipersiapkan untuk keperluan ini maka analisis masih
tetap dapat dilangsungkan dengan menggunakan naskah jawaban (answer sheets)
tes ulangan umum (TPB) triwulan atau semesteran.
Melalui tes hasil belajar akan diketahui sejauh mana siswa telah mencapai
tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Siswa dikatakan telah mencapai
tujuan pengajaran apabila dia telah menguasai sebagian besar materi yang telah
diajarkan. Ketentuan penguasaan bahan ditentukan dengan menetapkan patokan,
yaitu persentase minimal yang harus dikuasai oleh siswa (misalnya 75%). Siswa
yang belum menguasai bahan pelajaran sesuai patokan yang ditetapkan, dikatakan
belum menguasai tujuan pengajaran. Siswa yang seperti ini diduga siswa yang
mengalami kesulitan belajar dan memerlukan bantuan khusus.
Belajar merupakan tugas seorang siswa, oleh karena itu seorang siswa perlu
memiliki kebiasaan belajar yang baik sehingga dapat mencapai prestasi yang
optimal. Kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor penen-tu keberhasilan
belajar. Hasil penelitian yang dilakukan Rosmawati (dalam Amti,1993),
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang berarti antara kebiasaan belajar
dengan hasil belajar. Hal ini berarti siswa yang mempunyai kebiasaan belajar
yang baik cenderung memperoleh hasil belajar yang baik
9
Kasus kesulitan belajar itu dapat pula di deteksi dengan catatan observasi atau
laporan proses kegiatan belajarnya. Diantara catatan proses belajar itu ialah : (1)
cepat-lambat (berapa lama) menyelesaikan pekerjaan (tugasnya); (2) Ketekunan
atau persistensi dalam mengikuti pelajaran (berapa kali tidak hadir, alpha, sakit,
izin); (3) partisipasi dan kontribu-sinya dalam pemecahan masalah atau
mengerjakan tugas kelompok; (4)kemampuan kerjasama dan penyesuaian
sosialnya.
Dilihat dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa diagnostik secara umum
bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan peserta didik mengalami
kesulitan belajar.
dari dalam diri anak itu sendiri) yang meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis
serta faktor ekstern yang meliputi faktor sosial dan faktor non sosial.
Faktor intern
1. Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor fisik dari peserta didik itu sendiri. Sebagai
contoh sederhana adalah apabila peserta didik sakit, tentunya kemampuan peserta
didik tersebut untuk menerima materi pelajaran menjadi terganggu.
2. Faktor Psikologis
Faktor psikologis adalah berbagai hal yang berkenaan dengan perilaku yang
dibutuhkan dalam belajar. Contoh faktor psikologis yang mempengaruhi kesulitan
belajar peserta didik adalah rasa aman, motivasi, inteligensi, bakat, minat, dan
sebagainya.
Faktor Ekstern
1. Faktor-faktor Sosial
2. Faktor-faktor non-sosial
Setiap kegiatan yang dilakukan mempunyai tujuan yang baik yang ingin dicapai,
dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, begitu pula dengan kegiatan
12
ini. Pelaksanaan kegiatan Diagnosis Kesulitan Belajar melibatkan guru dan siswa,
maka tujuan yang ingin dicapai juga berbeda antara guru dan siswa.
1. Siswa
1. Pengajaran perbaikan
2. Kegiatan pengayaan
a. belajar berarti melibatkan diri secara penuh, lebih dari sekadar membaca
bahan-bahan yang tercetak dalam buku-buku teks.
b. efisiensi belajar akan meningkat apabila perbuatan belajar itu didasarkan
atas rencana atau tujuan yang nyata dan hasil dapat diukur.
c. kata-kata, ungkapan-ungkapan, dan kalimat-kalimat yang ada dalam bahan
yang dipelajari harus dibaca dengan penuh pengertian
d. sebagaian bahan belajar hanya dapat dipelajari dengan baik kalau
menggunakan seluruh metode belajar
e. belajar dalam suasana terpaksa tidak memberikan harapan besar untuk
berhasil dengan baik.
f. untuk dapat melaksanakan kegiatan dan mencapai hasil belajar yang baik
diperlukan adanya suasana hati yang aman, kesehatan yang baik, tidur
teratur, dan rekreasi yang memadai.
7. tidak segan-segan untuk bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui kepada
guru, teman. Atau siapapun.
Selain upaya-upaya diatas, guru juga dapat melakukan beberapa strategi belajar yang
disesuaikan dengan masalah belajarnya, seperti :
5. Pelaksanaan bantuan
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari langkah sebelumnya, yakni
melaksanakan kemungkinan usaha bantuan. Pemberian bantuan diaksanakan
secara terus-menerus dan terah dengan disertai penilaian yang tepat sampai
pada saat yang telah diperkirakan.
6. Tindak lanjut
Tujuan langkah ini untuk menilai sampai sejauh manakah tindakan pemberian
bantuan telah mencapai hasil yang diharapkan. Tindak lanjut dilakukan secara
17
Secara khusus rencana kegiatan dapat diberikan oleh guru yang tahu persis
tentang berbagai kesulitan yang bisa di alami siswa dalam mata pelajarannya.
Ilustrasi Kasus
Terdapat seorang Siswi dari Sekolah SMA Negeri di Kota Bandung. Sekarang kelas
XI Jurusan yang diambil adalah IPA. Dia tinggal bersama Orang tuanya. Pekerjaan
Orang tuanya adalah buruh. Dia tugasnya sebagai pelajar tetapi dia juga membantu
orang tuanya untuk menambah ekonomi keluarganya dengan menyanyi di tempat
makan/lestoran dan sering kali dapat panggilan menyanyi di tempat hajatan.
Dia tidak bisa mengatur waktu antara tugasnya sebagai pelajar dan pekerjaannya
sebagai penyanyi, karena dia sering izin tidak masuk sekolah dikarenakan ada
tawaran menyanyi, padahal tugas utama dia adalah sebagai pelajar. Dan dia
mempunyai masalah dalam belajarnya, susah memahami pelajaran yang diterimanya.
Dia malas belajar atau mengulang kembali pelajaran yang diterimanya di rumah dan
dia belajar saat ada tugas rumah dan mau ujian, dia mempunyai alasan susah paham
dan cepat lupa pelajaran yang dipelajarinya sebelum ujian berlangsung, sehingga
dalam ujian dia hanya mendapatkan nilai rata-rata tidak maksimal.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Kesulitan belajara adalah kondisi dimana siswa tidak dapat menerima transfer
ilmu yang diberikan oleh gurunya, atau suatu kondisi dimana peserta didik
mengalamai hambatan-hambatan dalam proses pembelajaran.
Seorang guru harus mampu memahami penybab-penybab mendasar siswanya
mengalami kesulitan belajar. Siswa yang mengalami kesulitan dapat diatasi dengan
berbagai cara diantaranya dengan melaksanan layanan diagnosis dan remidial. Guru
juga harus memahami serta menciptakan kondisi lingkungan yang baik dan kondusif
agar siswa mampu belajar lebih baik sehingga meminimalisasi terjadinya kesulitan
belajar. Bangun motivasi belajar siswa, temukan motif belajarnya dan jadilah teman
yang baik bagi siswa agar ia tak sungkan dalam menyampaikan setiap kesulitannya.
B. Saran
Setelah adanya makalah ini, penulis berharap pembaca dapat memahami dan
mengaplikasikan materi mengenai Memahami Kesulitan belajar Siswa dan Cara
Mengatasinya agar pembaca dapat memahami penyebab-penyebab siswa mengalami
kesulitan belajar sehingga bisa megatasinya dengan baik. Selain itu penulis berharap
pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun di masa yang
akan datang.
19
DAFTAR PUSTAKA
Etika, Nimas Mita .(2017). Ciri-ciri Anak Anda Mengidap Gangguan Kesulitan
Belajar.[Online].Trsdia:https://hellosehat.com/parenting/tips-
parenting/kesulitan-belajar-anak/.[01 Maret 2018]
Hallen A. 2005. Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Quantum Teaching
20