LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Mata Kuliah Pengantar Pendidikan
Dosen Pembimbing: Dr.Salahuddin,M.P.d
MAKALAH
Nama kelompok 4 :
1. Sahdan
2. Ayu Wandira
3. St.nur raidatul janah
4. Suci andari
5. Putri amira
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kepada Allah SWT,kami ucapkan atas
selesainya makalah (Lingkungan Pendidikan) ini.Tanpa ridho, hidayah, inayah-NYA
mustahil penulisan makalah ini bisa selesai secara tepat waktu.
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak/Ibu Dosen yang telah membimbing
dan mengajarkan Mata Kuliah Pengantar Pendidikan ini serta pihak-pihak yang
bersangkutan yang telah membantu,sehingga makalah ini bisa terselesaikan.
Meskipun demikian kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna ,oleh karena
itu saran dan kritik dari semua pihak,khususnya teman-teman seprofesi menjadi harapan bagi
kami guna perbaikan selanjutnya.
Akhirnya permohonan dan harapan semoga apa yang telah kami lakukan mendapat
ridho dan kebaikan dari Allah SWT, serta bermanfaat bagi para pembaca sebagai jembatan
ilmu pengetahuan. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
DAFTAR ISI
C. Tujuan................................................................................. 5
4. BAB II PEMBAHASAN.......................................................... 6
E. Apa Pengaruh Timbal Balik antara Ketiga Lingkungan Pendidikan Terhadap Perkembangan
Peserta Didik……………………. 12
A. Kesimpulan.......................................................................... 14
B. Saran.................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………. 15
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
a. Untuk mengetahui apa itu pendidikan.
b. Untuk mengetahui apa itu lingkungan pendidikan.
c. Untuk mengetahui Fungsi Lingkungan pendidikan.
d. Untuk mengetahui jenis-jenispendidikan.
e. Untuk mengetahui Pengaruh timbal balik antara ketiga lingkungan pendidikan terhadap
perkembangan peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha yang dijalankan seseorang atau kelompok orang lain agar
menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti
mental.
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia,
karena dimanapun dan kapanpun di dunia terdapat pendidikan. pendidikan pada hakikatnya
merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu untuk
membudayakan manusia.
B. Pengertian Lingkungan
Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala
benda,daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup
lainnya.
Lingkungan (envirement) meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara
tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes
kita. Jadi lingkungan adalah segala sesuatu yang mempengaruhi individu. Segala sesuatu
yang mempengaruhi itu mungkin berasal dari dalam diri individu (internal environment),
dan mungkin pula berasal dari luar diri individu (external environment). Indivividu dalam
hal ini dapat berbentuk orang atau lembaga. Lingkungan bagi seseorang sebagai individu
adalah segala sesuatu yang berasal dari dalam dirinya (fisik dan psikis) dan sesuatu yang
berada diluar dirinya seperti alam fisika (non manusia) dan manusia.
lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai berbagai faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan sebagai berbagai
lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian dari
lingkungan sosial.
C. Fungsi Lingkungan pendidikan
Fungsi suatu lingkungan tergantung pada jenis lingkungan tersebut. Sekolah sebagai
suatu lembaga pendidikan berfungsi antara lain sebagai :
1. pusat pendidikan formal,
2. pusat kebudayaan,
3. lembaga sosial.
D. Jenis-jenis lingkungan
1. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan pengelompokkan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang
yang mempunyai hubungan pertalian darah. Keluarga dikenal sebagai lingkungan
pendidikan yang pertama dan utama. Predikat ini mengindikasikan betapa esensialnya
peran dan pengaruh keluarga dalam pembentukan prilaku dan kepribadian anak.
Pandangan seperti ini sangat logis dan mudah dipahami karena beberapa alasan berikut
ini:
a. Keluarga merupakan pihak yang paling awal memberikan banyak perlakuan kepada
anak.
b. Sebagian besar waktu anak berada di lingkungan keluarga.
c. Karakteristik hubungan orang tua, anak berbeda dari hubungan anak dengan pihak
-pihak lainnya (guru, teman, dan sebagainya).
d. Interaksi kehidupan orang tua anak dirumah bersifat “asli”, seadanya dan tidak dibuat-
buat.
Dari berbagai definisi diatas jelaslah bahwa peranan keluarga sangatlah penting dalam
pencapaian tujuan pendidikan. Undang-undang sistem Pendidikan Nasional No. 2
Tahun 1989 menyatakan secara jelas dalam pasal 10 Ayat 4, bahwa keluarga
merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang memberikan keyakinan
agama, nilai budaya, nilai-nilai moral dan keterampilan, kepada anak. Keluarga
pengaruh yang kuat, langsung dan sangat dominan kepada anak, terutama dalam
pembentukan prilaku, sikap dan kebiasaan, penanaman nilai-nilai, prilaku-prilaku
sejenisnya, pengetahuan dan sebagainya.
Sehubungan dengan itu, Fuad Ichsan, (1995). Mengemukakan. Fungsi lembaga
pendidikan keluarga sebagai berikut :
a. Merupakan pengalaman pertama bagi masa kanak-kanak, pengalaman ini merupakan
faktor yang sangat penting bagi perkembangan berikutnya.
b. Pendidikan di lingkungan keluarga dapat menjamin kehidupan emosional anak untuk
tumbuh dan berkembang. Kehidupan emosional ini sangat penting dalam
pembentukan pribadi anak.
c. Di dalam keluarga akan terbentuk pendidikan moral, keteladanan orang tua dalam
bertutur kata dan berprilaku sehari-hari akan menjadi wahana pendidikan moral bagi
anak dalam keluarga tersebut guna membentuk manusia susila.
d. Di dalam keluarga akan tumbuh sikap tolong menolong, tenggang rasa, sehingga
tumbuhlah kehidupan keluarga yang damai dan sejahtera.
e. Keluarga merupakan lembaga yang berperan dalam meletakkan dasar-dasar
pendidikan agama.
f. Di dalam konteks membangun anak sebagai makhluk individu agar anak dapat
mengembangkan dan menolong dirinya sendiri, maka keluarga lebih cenderung untuk
menciptakan kondisi yang dapat menumbuhkembangkan inisiatif, kreativitas,
kehendak, emosi, tanggung jawab, keterampilan dan kegiatan lain.
Seifert & Hoffnung, 1991, menjelaskan enam kemungkinan cara yang harus dilakukan
orang tua dalam mempengaruhi anak yakni sebagai berikut:
a. Permodelan prilaku, baik disengaja atau tidak, orang tua dengan sendirinya akan
menjadi model bagi anak-anaknya.
b. Memberikan ganjaran dan hukuman (giving reward and punishments), yaitu orang tua
mempengaruhi anaknya dengan cara memberikan ganjaran terhadap prilaku-
prilakunya yang positif dan memberi hukuman terhadap prilakunya yang tidak di
inginkan.
c. Perintah langsung (direct instruction) memberi perintah secara sederhana seperti
“jangan malas belajar”, “cepat mandi”, nanti sekolahnya kesiangan dan sebagainya.
d. Menyatakan peraturan-peraturan (stating rules) yaitu membuat peraturan umum yang
berlaku dirumah walaupun secara tidak tertulis.
e. Nalar (reasoning), cara yang di gunakan orang tua untuk mempengaruhi anaknya,
dengan mempertanyakan kapasitas anak untuk bernalar.
f. Menyediakan fasilitas atau bahan dan dengan suasana yang menunjang. Orang tua
dapat mempengaruhi prilaku anak dengan mengontrol fasilitas atau bahan-bahan dan
dengan suasana.
2. Lingkungan sekolah
Sekolah adalah suatu hal yang tidak biasa di pungkiri lagi, karena kemajuan zaman,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, keluarga tidak mungkin lagi dapat
memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi gerasi muda akan pendidikan. Semakin maju
suatu masyarakat, semakin tinggi pula tuntutan pemenuhan kebutuhan anak akan
pendidikan. Kondisi masyarakat seperti ini mendorong terjadinya proses formalisasi
lembaga pendidikan yang lazim disebut sistem persekolahan.
Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan sekolah
melalui kegiatan belajar mengajar dengan organisasi yang tersusun rapi, berjenjang dan
berkesinambungan. Sifatnya formal, diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan pemerintah
dan mempunyai keseragaman pola yang bersifat nasional, dalam rangka meningkatkan
kualitas sumber daya manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil,
dan makmur.
Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional , maka pendidikan nasional harus
berfungsi:
1. Sekolah harus mampu menumbuh kembangkan anak sebagai makhluk individu melalui
pembekalan semua bidang studi.
2. Sekolah melalui teknik pengkajian bidang studi perlu mengembangkan sikap sosial, gotong
royong, toleransi dan demokrasi dan sejenisnya dalam rangka menumbuh kembangkan anak
sebagai makhluk sosial.
3. Sekolah harus berfungsi sebagai pembinaan watak anak melalui bidang studi yang relevan
sehingga akhirnya akan terbentuk manusia susila yang cakap yang mampu menampilkan
dirinya sesuai dengan nilai dan norma yang hidup dan berkembang di masyarakat.
4. Sekolah harus dapat menumbuhkembangkan anak sebagai makhluk yang religius dan
mampu menjadi pemeluk agama, yang baik, taat, soleh, dan toleran.
5. Di dalam konteks pembangunan nasional, pendidikan formal harus menghasilkan tenaga
kerja yang berkualitas yang mampu mensejahterakan dirinya dan bersama orang lain
mampu mensejahterakan masyarakat, bangsa dan negara.
6. Sekolah berfungsi konservatif, inovatif, dan selektif dalam mempertahankan atau
memelihara kebudayaan yang ada, melakukan pembaharuan dan melayani perbedaan
individu anak dalam proses pendidikan.
3. Lingkungan masyarakat
Masyarakat adalah salah satu lingkungan pendidikan yang besar pengaruhnya
terhadap perkembangan pribadi seseorang. Masyarakat mempunyai peranan yang penting
dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.
Kaitan antara masyarakat dengan pendidikan dapat ditinjau dari beberapa segi
yakni :
a. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang di lembagakan maupun yang
tidak di lembagakan.
b.Lembaga-lembaga kemasyarakatan atau kelompok sosial di masyarakat, baik langsung
maupun tidak langsung ikut mempunyai peran dan fungsi edukatif.
c. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar baik yang dirancang maupun
dimanfaatkan. Perlu pula di ingat bahwa manusia dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan
selalu berupaya memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya untuk meningkatkan
dirinya.
Dari ketiga kaitan antara masyarakat dan pendidkan tersebut dapat dilihat peran
yang telah disumbangkan dalam rangka tujuan pendidikan Nasional,yaitu berupa membantu
penyelenggaraan pendidikan, membantu pengadaan tenaga, biaya, prasarana, dan sarana,
menyediakan lapangan kerja, dan membantu mengembangkan profesi baik langsung maupun
tidak.
Secara kongkrit peran dan fungsi pendidikan kemasyarakatan dapat dikemukakan
sebagai berikut :
a. Memberikan kemampuan professional untuk mengembangkan karir melalui kursus
penyegaran, penataran, lokakarya, seminar, konperensi ilmiah dan sebagainya.
b. Memberikan kemampuan teknis akademik dalam suatu system pendidikan nasional seperti
sekolah terbuka, kursus tertulis, pendidikan melalui radio, dan televisi dan sebagainya.
c. Ikut serta mengembangkan kemampuan kehidupan beragama melalui pesantren, pengajian,
pendidikan agama di surau/langgar, biara, sekolah minggu dan sebagainya.
d. Mengembangkan kemampuan kehidupan sosial budaya melalui bengkel seni, teater,
olahraga, seni bela diri, lembaga pendidikan spiritual dan sebagainya.
e. Mengembangkan keahlian dan keterampilan melalui sistem magang untuk menjadi ahli
bangunan, muntir, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Lingkungan adalah sesuatu yang
dapat mempengaruhi individu, baik yang berasal dari dalam diri individu (interval
environment) maupun yang berasal dari luar diri individu (external individu).
Sekolah adalah lingkungan pendidikan yang memberikan arahan dan disinilah kita
mendapatkan pengajaran yang lebih efektif karena disekolah ada guru yang akan
mengajarkan kita tentang pendidikan.
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan paling utama
dalam pendidikan. Keluarga sebagai lingkungan pendidikan berfungsi (kedalam) antara
lain memberikan pendidikan yang mendasar (pondasi) dan masih bersifat umum kepada
anak-anaknya. Fungsi keluar membantu sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan formal/nonformal.
Masyarakat sebagai lembaga pendidikan nonformal antara lain berfungsi
membantu sekolah dan keluarga. Dengan demikian dapat kita simpulkan untuk
kesempurnaan pendidikan ketiga lingkungan pendidikan tersebut (keluarga sekolah dan
masyarakat) harus saling bekerja sama.
B. Saran
Melihat kenyataan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan yang maksimal
diperlukan sebuah hubungan timbal balik yang yang erat maka diperlukan sebuah
koordinasi antar lingkungan pendidikan. Dalam menentukan kurikulum lingkungan
formal (sekolah) baiknya untuk mempertimbangankan faktor lingkungan keluarga dan
masyarakat. Bahkan kalau memungkinkan melibatkan keluarga anak didik dan tokoh
masyarakat dalam merumuskan kurikulum pendidikan.
DAFTRA PUSTAKA
Depdikbud; 1982/1983 ; materi dasar pendidikan program Akta Mengajar V, (Buku II A),
Jakarta PPIPT Depdikbud.
Idris,Z Jamal, L, 1987 ; Dasar-dasar PendidikanBandung, Angkasa.
Tirta Rahardja, Umar la Sulo, 1994, Pengantar Pendidikan Jakarta, P3MTK
Bahan ajar tim bina mata kuliah Pengantar Pendidikan.