Pendidikan dalam lingkungan keluarga (non formal) memiliki peranan yang sangat
penting. Ini karena setiap individu mendapatkan pendidikan yang pertama berasal dari
lingkungan keluarga. Selain dari keluarga pendidikan dapat diperoleh pula dari
lingkungan formal, dalam hal ini sekolah atau lembaga formal lainnya yang
berkompeten dalam bidang pendidikan. Dalam lingkungan formal ini setiap individu
akan mendapatkan pendidikan yang lebih luas mengenai pedoman dan etika moral
kemanusiaan untuk bekalnya dalam menghadapi pergaulan di masyarakat.Lingkungan
ketiga yang menjadi penentu sukses tidaknya pendidikan iindividu adalah lingkungan
masyarakat (informal), lingkungan ini menuntut pengaplikasian pendidikan yang telah
didapat oleh seorang individu baik dari lingkungan keluarga maupun dari lingkungan
formal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendidikan
Tujuan pendidikan adalah suatu factor yang amat sangat penting di dalam pendidikan,
karena tujuan merupakan arah yang hendak dicapai atau yang hendak di tuju oleh
pendidikan. Begitu juga dengan penyelenggaraan pendidikan yang tidak dapat
dilepaskan dari sebuah tujuan yang hendak dicapainya. Hal ini dibuktikan dengan
penyelenggaraan pendidikan yang di alami bangsa Indonesia. Tujuan pendidikan yang
berlaku pada waktu Orde Lama berbeda dengan Orde Baru. Demikian pula sejak Orde
Baru hingga sekarang, rumusan tujuan pendidikan selalu mengalami perubahan dari
pelita ke pelita sesuai dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan kehidupan
masyarakat dan negara Indonesia.
2. M.J. Longeveled
Pendidikan adalah usaha , pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada
anak agar tertuju kepada kedewasaannya, atau lebih tepatnya membantu anak agar
cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
4. Frederick J. Mc Donald
Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah tabiat
(behavior) manusia.
5. H. Horne
Pendidikan adalah proses yang terus-menerus dari penyesuaian yang berkembang
secara fisik dan mental yang sadar dan bebas kepada Tuhan.
7. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani
anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak
yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
8. Ahmad D. Marimba
Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan
jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Pendidikan adalah proses pembelajaran yang didapat oleh setiap manusia (Peserta
Didik) untuk dapat membuat manusia (Peserta Didik) itu mengerti, paham, dan lebih
dewasa serta mampu membuat manusia (Peserta Didik) lebih kritis dalam berpikir.
Makin bertambah usia manusia, peranan sekolah dan masyarakat luas makin penting,
namun peranan keluarga tidak terputus. Di dalam UU RI No. 2 tahun 1989 tentang
Sisdiknas, peranan ketiga dari pusat pendidikan itu menjiwai berbagai ketentuan di
dalamnya. Pasal 1 ayat 3 menetapkan bahwa Sisdiknas adalah satu keseluruhan yang
terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan yang
lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional, pasal
selanjutnya, menetapkan tentang dua jalur pendidikan, yakni jalur pendidikan sekolah
dan jalur pendidikan luar sekolah (meliputi keluarga, kelompok belajar, dan
sebagainya).
Pendidikan merupakan hal mutlak yang harus dipenuhi oleh setiap individu, baik anak-
anak, dewasa maupun orang tua. Ada istilah mengatakan tidak ada kata terlambat
untuk belajar Betapa penting dan perlunya pendidikan itu bagi anak-anak. Dan jelaslah
pula mengapa anak-anak itu harus mendapat pendidikan. Pendidikan ialah segala
usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin
perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. Pendidikan ialah
pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam
pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi
masyarakat.
Lingkungan adalah kesatuan tempat dan unsur yang membentuk dan mendukung suatu
komunitas baik kecil maupun besar yang menjadi pendukung hidup dalam kehidupan
suatu makhluk hidup. Lingkungan dapat berupa biotik (hidup) maupun abiotik (tak
hidup). Selain unsur yang nampak ada juga unsur yang tidak nampak seperti sifat,
kelakuan, pola pikir, ideolodi, keyakinan, dan sebagainya. Selain itu lingkungan dapat
diartikan pula sebagai tempat berkumpulnya satu individu dengna individu lainnya.
Di antara tiga pusat pendidikan, sekolah merupakan sarana yang secara sengaja
dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Seperti telah dikemukakan bahwa karena
kemajuan zaman, keluarga tidak mungkin lagi memenuhi seluruh kebutuhan dan
aspirasi generasi muda terhadap iptek. Semakin maju suatu masyarakat semakin
penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam
proses pembangunan masyarakat itu.
Dari sisi lain, sekolah juga menerima banyak kritik atas berbagai kelemahan dan
kekurangannya, yang mencapai puncaknya dengan gagasan Ivan Illich untuk
membebaskan masyarakat dari wajib sekolah dengan buku yang terkenal Bebas dari
Sekolah. Meskipun gagasan itu belum dapat diwujudkannya, termasuk di negara
Meksiko, namun kritik terhadap sekolah patut mendapat perhatian.
Oleh karena itu, kajian ini terutama diarahkan kepada pencarian berbagai upaya yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan peranan dan fungsi sekolah untuk tantangan.
Asumsi kajian ini adalah sekolah harus diupayakan sedemikian rupa agar
mencerminkan suatu masyarakat Indonesia di masa depan itu, sehingga peserta didik
memperoleh peluang yang optimal dalam menyiapkan diri untuk melaksanakannya
peran itu. Oleh karena itu, sekolah seharusnya menjadi pusat pendidikan untuk
menyiapkan manusia Indonesia sebagai individu, warga masyarakat, warga negara dan
warga dunia di masadepan.
b. Lingkungan Non Formal (Keluarga)
Adalah lungkungan atau tempat berkumpulnya individu satu dengan individu lainnya
dalam satu keluarga. Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari
sejumlah kecil orang karena hubungan semenda dan sedarah. Keluarga dapat berbentuk
inti maupun keluarga yang diperluas . Pada umumnya jenis kedualah yang banyak
ditemui dalam masyarakat Indonesia. Meskipun ibu merupakan anggota keluarga yang
mula-mula paling berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, namun pada akhirnya
seluruh anggota keluarga itu ikut berinteraksi dengan anak.
Di samping faktor iklim sosial itu, faktor-faktor lain dalam keluarga itu ikut pula
mempengaruhi tumbuh kembangnya anak, seperti kebudayaan, tingkat kemakmuran,
keadaan perumahannya, dan sebaginya. Dengan kata lain, tumbuh kembang anak
dipengaruhi oleh keseluruhan situasi dan kondisi keluarga.
Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi yaitu:
1. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik dilembagakan maupun yang
tidak dilembagakan.
2. Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di masyarakat, baik
langsung maupun tidak langsung, ikut mempunyai peranan dan fungsi edukatif.
3. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang maupun
yang dimanfaatkan. Perlu pula diingat bahwa manusia dalam bekerja dan hidup sehari-
hari akan selalu berupaya memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya itu untuk
meningkatkan dirinya. Dengan kata lain, manusia berusaha mendidik dirinya sendiri
dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia di masyarakatnya dalam
bekerja, bergaul, dan sebagainya.
2.3 Masalah-Masalah Yang Mempengaruhi dalam Lingkungan Pendidikan
a. Masalah pendidikan Formal
Pendidikan formal umumnya didirikan oleh pemerintah atau lembaga tertentu yang
berkompeten dalam bidang pendidikan. Contohnya Taman Kanak-Kanak, Sekolah
Dasar, Sekolah Dasar Luar Biasa, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan seterusnya.
Pendidikan formal ini selain didirikan oleh pihak pemerintah juga didirikan pula oleh
Pihak Swasta. Keberadaan pihak swasta menjadikan pendidikan formal semakin mudah
untukdidapat.Dari keberadaan pendidikan formal, masalah yang sering muncul adalah
kurangnya tenaga pendidik yang profesional. Banyak para guru dalam mengajar tidak
menggunakan metode pengajaran yang baik dan kurangnya jiwa pendidik, mereka
hanya bisa mengajar tapi tidak bisa mendidik.
b. Masalah Pendidikan Non Formal
Pendidikan Non Formal berada dalam lingkungan keluarga. Baik buruknya pendidikan
keluarga ditentukan oleh kepala keluarga masing-masing dalam memanajemen
keluarganya. Masalah yang sering muncul dalam lingkungan pendidikan non formal
adalah kurangnya perhatian keluarga kepada anak, minimnya keadaan keuangan
keluarga sehingga banyak anak-anak mereka yang tidak mampu mengenyam
pendidikan tinggi.
Dalam lingkungan pendidikan formal ini seorang individu akan diajarkan banyak sekali
pengetahuan yang belum pernah ia miliki, dari pengetahuan pribadi, sosial, keagamaan
sampai ke pengetahuan yang berasal dari luar kebudayaannya. Di sini seorang individu
akan mendapat pengakuan dan legalitas dengan didapatkannya surat tanda tamat
belajar setelah ia berhasil melewati proses pembelajaran dengan kurun waktu tertentu.
Dengan pendidikan yang di dapatkan dari sekolah , seorang anak akan menjadi cerdas
emosinya. Kecerdasan emosi adalah bekal terpenting dalam mempersiapkan anak
menyongsong masa depan, karena dengannya seseorang akan dapat berhasil dalam
menghadapi segala macam tantangan, termasuk tantangan untuk berhasil secara
akademis.
Sebuah buku yang baru terbit berjudul Emotional Intelligence and School Success
(Joseph Zins, et.al, 2001) mengkompilasikan berbagai hasil penelitian tentang pengaruh
positif kecerdasan emosi anak terhadap keberhasilan di sekolah. Dikatakan bahwa ada
sederet faktor-faktor resiko penyebab kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor resiko
yang disebutkan ternyata bukan terletak pada kecerdasan otak, tetapi pada karakter,
yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul, kemampuan
berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan berkomunikasi. Hal ini sesuai dengan
pendapat Daniel Goleman tentang keberhasilan seseorang di masyarakat, ternyata 80
persen dipengaruhi oleh kecerdasan emosi, dan hanya 20 persen ditentukan oleh
kecerdasan otak (IQ).
Anak-anak yang mempunyai masalah dalam kecerdasan emosinya, akan mengalami
kesulitan belajar, bergaul dan tidak dapat mengontrol emosinya. Anak-anak yang
bermasalah ini sudah dapat dilihat sejak usia pra-sekolah, dan kalau tidak ditangani
akan terbawa sampai usia dewasa. Sebaliknya para remaja yang berkarakter atau
mempunyai kecerdasan emosi tinggi akan terhindar dari masalah-masalah umum yang
dihadapi oleh remaja seperti kenakalan, tawuran, narkoba, miras, perilaku seks bebas,
dan sebagainya.
Di dalam keluarga individu dididik untuk menjadi seorang anak yang baik, yang tahu
sopan santun dan etika serta mempunyai moral sifat yang terpuji. Selain dari keluarga
pendidikan etika dan moral ini diperoleh juga dari pendidikan formal di sekolah dan
pendidikan informal di masyarakat.
Dari mulai lahir seorang anak akan didik dalam lingkungan keluarga (non formal) dari
yang tidak mengerti menjadi mengerti dan seterusnya hingga mereka dapat mengerti
benar tentang bagaimana cara hidup yang baik, berprilaku dan bersopan santun.
Selanjutnya seorang individu akan memasuki pendidikan Formal setelah mengalami
penggembelengan dalam lingkungan pendidikan keluarga.
Pendidikan innformal adalah pendidikan yang dilakukan secara teratur, dengan sadar
dilakukan, tetapi tidak terlalu ketat mengikuti peraturan-peraturan yang tetap seperti
pada pendidikan formal di sekolah. Karena pendidikan informal pada umumnya
dilaksanakkan tidak dalam lingkungan fasik sekolah, maka pendidikan informal
diidentik dengan pendidikan luar sekolah. Oleh karena itu pendidikan informal
dilakukan diluar sekolah, maka sasasran pokok adalah angota masyarakat.
Sebab itu program pendidikan informal harus dibuat sedermikian rupa agar bersifat
luess tetapi lugas, mnamun tetap menarik minap para konsumen pendidikan.
Berdasakan penelitian dilapangan, pendidikan informal sangat dibutuhakan oleh
angota masyarat yang belum sempat mendapat kesempatan untuk mengikuti
pendidikan formal karena sudah perlanjur lewat umur atau terpaksa putus sekolah,
karena suatu hal. Akhirnyan tujuan terpenting dari pendidikan informal adalah
program-program yang didasarkan kepada masyarakat harus sejalan dan trintegrasi
dengan program-program pembagunan yang di butuhkan oleh rakyat.
Ketiga lingkungan pendidikan baik Formal, Non Formal dan Informal sangat
berpengaruh besar terhadap perkembangan dan keberhasilan pendidikan seorang
individu. Dari uraian di atas jelas pembelajaran yang didapatkan dari seorang individu
tidak hanya berasal dari satu lingkungan pendidikan saja, melainkan dari ketiga
lingkungan pendidikan sehingga antara yang satu dengan yang lain saling
menyempurnakan dan akhirnya akan menghasilkan didikan yang ideal atau dalam
istilah lain akan dihasilkan seorang insan kamil (manusia yang sempurna yang berguna
bagi bangsa dan agama).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan adalah usaha manusia dalam meningkatkan pengetahuan tentang alam
sekitarnya. Pendidikan diawali dengan proses belajar untuk mengetahui suatu hal
kemudian mengolah informasi tersebut untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari.
Lingkungan pendidikan sendiri dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
a. Pendidikan Formal
b. Pendidikan Informal
c. Pendidikan Non Formal
Dalam pergaulannya di masyarakat, individu harus mempunyai etika dan sopan santun.
Untuk mendapatkan pembelajaran sopan santun dan etika ini dimulai dari pendidikan
nonformal dalam keluarga, dari pendidikan formal di sekolah dan pendidikan informal
di masyarakat.
B. Saran
Untuk peningkatan prestasi belajar individu dalam menempuh pendidikan yang
berkualitas, maka saran yang penulis berikan antara lain :
a. Meningkatkan ketertarikan individu terhadap pendidikan dengan berusaha
mengambil hikmah dan pelajaran yang berasal dari ketiga lingkungan pendididikan.
b. Berusaha meningkatkan iman dan taqwa, sehingga individu dapat berperilaku dan
berbuat sesuai dengan ajaran agama yang mulia.
c. Meningkatkan peran serta lingkungan pendidikan semaksimal mungkin untuk dapat
membimbing dan mengarahkan individu untuk lebih berprestasi dalam pendidikan
mereka.
Daftar pustaka
Bolandcapzlock 2011. Pengaruh Pendidikan Formal, Non Formal Dan Informal
Terhadap Prestasi Pendidikan http://bolandcapzlock.wordpress.com/
Sejathi 2011. Tujuan Pendidikan http://id.shvoong.com/social- sciences/education
/2108589-tujuan-pendidikan/#ixzz1QlE3dtDW
Iconhamzah 2011. Pengertian Pendidikan Nonformal http://id.shvoong.com/writing-
and-\speaking/2147682-pengertian-pendidikan- nonformal /#ixzz1QlbWJ9kS
Atmie aisty 2009. Pengaruh Pendidikan Keluarga Terhadap Perkembangan Moral
Remaja.http://aizholic.blogspot.com/2009/11/pengaruh pendidikan-
keluargaterhadap.html
pondokibu.com. 2009. Dampak Pendidikan Karakter Terhadap Akademi Anak
http://pondokibu.com/parenting/pendidikan-psikologi-anak/dampak- pendidi kan -
karakter-terhadap-akademi-anak/
Sumber: https://ariefrahmans.wordpress.com/2012/01/01/pengaruh-pendidikan-formal-non-formal-
dan-informal-terhadap-prestasi-pendidikan/