HAKEKAT PENDIDIKAN
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Anak Agung Gede Agung, M.Pd.
Disusun oleh:
A. Pengertian Pendidikan
Dalam memaknai istilah pendidikan, maka dapat dilihat dari kata education,
yakni berasal dari bahasa latin educare diartikan sebagai proses bimbingan yang
konsisten (to lead forth) hal ini dapat mencerminkan sebuah sikap eksistensi pendidikan
dalam kehidupan manusia. Dengan demikian proses Pendidikan sangat erat dengan
kehidupan manusia sepanjang masa.
Adapun UU No. 20 Tahun 2003, bahwa pendidikan adalah usaha yang
dilakukan secara sadar serta terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara efektif mampu mengembangkan potensi dirinya
agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasaan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.
Untuk melihat dengan jelas apa makna pendidikan berikut ini akan dilihat dari
perspekif pengertian menurut para ahli sebagai berikut:
a. Langeveld, Menurut ahli pedagogik dari Belanda yang pendidikannya
berorientasi ke Eropa dan lebih menekankan kepada teori-teori (ilmu),
mengemukakan bahwa pengertian pendidikan merupakan suatu bimbingan
yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk
mencapai tujuan, yaitu kedewasaan.
b. John Dewey, Menurut ahli filsafat pendidikan Amerika pragmatisme dan
dinamis, pendidikan (education) diartikan sebagai “Proses pembentukan
kecakapan- kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah
alam dan sesama manusia”. Menurutnya hidup itu adalah suatu proses yang
selalu berubah, tidak satupun yang abadi. Karena kehidupan itu adalah
pertumbuhan, maka pendidikan berarti membantu pertumbuhan batin tanpa
dibatasi oleh usia. Dengan kata lain pendidikan adalah suatu usaha manusia
untuk membantu pertumbuhan dalam proses hidup tersebut dengan
membentukan kecakapan fundamental atau kecakapan dasar yang mencakup
aspek intelektual dan emosional yang berguna atau bermanfaat bagi manusia
terutama bagi dirinya sendiri dan bagi alam sekitar.
c. Ki Hajar Dewantara, sebagai Tokoh Pendidikan Nasional Indonesia, peletak
dasar yang kuat pendidikan Nasional yang progresif untuk generasi sekarang
dan generasi yang akan datang merumuskan pengertian pendidikan sebagai
berikut “Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan
bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek dan
tubuh anak); dalam Taman Siswa tidak boleh dipisah-pisahkan bagian-bagian
itu agar supaya kita memajukan kesempurnaan hidup , kehidupan dan
penghidupan anak-anak yang kita didik, selaras dengan dunianya”. Tokoh ini
adalah sebagai pelopor dan peletak dasar dari perguruan taman siswa. Dasar
itu kini terkenal dengan nama “Panca Darma”, dasar-dasar itu ialah ; dasar
kemerdekaan, dasar kebangsaan, dasar kemanusiaan, dasar kebudayaan dan
dasar kodrat alam. Dalam pelaksanaannya dasar kemerdekaan ini
dimaksudkan agar pendidik memberikan kebebasan kepada anak didik untuk
mengatur dirinya sendiri dan mengembangkan individunya sendiri, namun
harus berdasarkan nilai hidup yang tinggi, sehingga dapat terwujudnya
keseimbangan dan keselarasan baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat. Dengan konsepsi seperti yang telah diuraikan di atas, Dewantara
telah meletakkan dasar kodrat anak sebagai factor pertama dan utama yang
terkenal dengan semboyan “Marilah kita berhamba kepada sang anak” Cita-
cita ini akan terlaksana jika kepada anak diberikan kebebasan dan
kemerdekaan untuk menjadi manusia yang beradab sesuai dengan kebudayaan
dan menghormati bangsanya sendara sebagai bangsa Indonesia.
d. Pengertian pendidikan yang tertera dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara
(Tap MPR No.II/MPR/1988), dinyatakan sebagai berikut: Pendidikan pada
hakekatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dengan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup dan
dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu
pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat,
dan pemerintah.
e. Definisi Pendidikan Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
(UUSPN) No. 20 tahun 2003 Bab I, pasal 1 menggariskan pengertian:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Berbagai definisi di atas dapat disimpulkan esensi dari pendidikan itu adalah
suatu proses interaksi manusiawi antara pendidikan dengan subjek didik untuk
mencapai tujuan pendidikan. Proses itu berlangsung dalam lingkungan tertentu
dengan menggunakan bermacam-macam tindakan yang disebut alat pendidikan.
B. Ciri-ciri Pendidikan
c. Pendidikan Informal
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Pendidikan Informal adalah jalur
pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara
mandiri. Dan juga pendidikan informal merupakan pendidikan dimana warga
belajar tidak sengaja belajar dan pembelajaran tidak sengaja untuk membantu warga
belajar. Pendidikan informal bertujuan untuk menanamkan nilai agama, moral,
etika, pembentukan karakter dan kepribadian, sekaligus meningkatkan pengetahuan
serta keterampilan. Homeschooling atau sekolah rumah juga termasuk jalur
pendidikan informal. Pendidikan informal memiliki ciri-ciri:
1. Proses pendidikan tanpa terikat oleh ruang dan waktu.
2. Proses pendidikan bisa berlangsung tanoa adanya guru dan murid, tetapi antara
anggota keluarga.
3. Tidak menggunakan metode tertentu sebagaimana dikenal dalam dunia
pendidikan formal.
C. Tujuan Pendidikan
E. Jalur Pendidikan
Pengertian jalur pendidikan menurut ketentuan Pasal 1 angka 7 Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah wahana yang dilalui
oleh peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan
yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Jalur pendidikan terdiri dari:
1. Pendidikan formal; adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang
yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan
tinggi.
2. Pendidikan non formal; adalah jalur pendidikan di luar jalur pendidikan
formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
3. Pendidikan informal; adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
KESIMPULAN
A. Pendidikan adalah suatu upaya atau proses pembelajaran yang secara sadar, sistematis,
tercana, dan efektif yang diberikan orang dewasa kepada anak yang belum dewasa
untuk mengembangkan potensi diri, kemampuan spiritual, kecerdasan atau intelektual,
dan kepribadian menuju kedewasaan dan kelangsungan hidup.
B. Ciri-ciri pendidikan formal, pendidikan non-formal, dan pendidikan informal diatur
dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
C. Dalam UUD 1945 alenia ke-4 yang merupakan tujuan utama nasional, menggambarkan
cita-cita bangsa indonesia untuk mendidik dan menyamaratakan pendidikan ke seluruh
penjuru indonesia agar tercapai kehidupan berbangsa yang cerdas.
D. Jenjang pendidikan adalah suatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik serta keluasan dan kedalaman bahan
pengajaran. Jenjang pendidikan menurut ketentuan pasal 1 ayat 8 Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2023 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah tahapan pendidikan
yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan
dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.
E. Jalur pendidikan menurut ketentuan Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah wahana yang dilalui oleh peserta didik
untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan
tujuan pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Rembangsupu, A., Budiman, K., & Rangkuti, M. Y. (2022). Studi Yuridis Tentang Jenis Dan
Jalur Pendidikan Di Indonesia. al-Afkar, Journal For Islamic Studies, 91-100.
Widyastuti, M. (2021). Peran Kebudayaan dalam Dunia Pendidikan The Role Of Culture In
The World Of Education. JAGADDHITA: Jurnal Kebhinnekaan dan Wawasan Kebangsaan,
1(1).