Anda di halaman 1dari 19

UTS

” PEMBELAJARAN MELALUI APE (PUZZEL STICK ICE CREAM) DAPAT


MENGEMBANGKAN 5 SEKALIGUS MATERI AJAR DI PAUD”
Disusun Sebagai Syarat Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar PAUD

Dosen Pengampu:
Dr. Putu Aditya Antara, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:
Ni Putu Manik Erlin Cahyani (2329171014)

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan small research yang berjudul “Pembelajaran
Melalui Ape (Puzzel Stick Ice Cream) Dapat Mengembangkan 5 Sekaligus Materi Ajar Di
PAUD”. Adapun maksud tujuan dari small research ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Konsep Dasar PAUD. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr.
Putu Aditya Antara, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pengampu mata kuliah Konsep Dasar PAUD.
Penulis berharap semoga small research ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi
penulis dan masyarakat pada umumnya. Dengan menyadari ketidak sempurnaan adalah dinamika
kita sebagai manusia biasa, maka penulis memohon maaf apabila terjadi kesalahan-kesalahan
dalam menyusun makalah ini, serta kritik maupun saran akan sangat penulis hargai sebagai
perbaikan untuk kedepanya. Sekali lagi penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang telah terlibat dalam penyelesaian makalah “Pembelajaran Melalui APE (Puzzel Stick
Ice Cream) Dapat Mengembangkan 5 Sekaligus Materi Ajar Di PAUD”.

Gianyar, 29 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................................ 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................................................... 7
3.1 Deskripsi Teoritik............................................................................................................. 7
3.2 Deskripsi Teoritik........................................................................................................... 12
2.2.1 Cara membuat dan mengoperasikan APE (puzzel stick ice cream)............................ 12
3.3 Kerangka Berpikir .......................................................................................................... 13
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................................... 14
4.1 Rancangan Penelitian ..................................................................................................... 14
4.2 Subjek Penelitian ............................................................................................................ 14
4.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................................................ 14
4.4 Metode Analisis Data ..................................................................................................... 14
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................................................... 15
5.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian...................................................................................... 15
5.2 Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................................................... 16
BAB V PENUTUP ....................................................................................................................... 17
5.1 Rangkuman..................................................................................................................... 17
5.2 Kesimpulan..................................................................................................................... 17
5.3 Saran ............................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bermain (play) merupakan istilah yang digunakan secara bebas sehingga makna
esensinya menjadi hilang. Bermain dilakukan secara sukarela dan tidak ada paksaan atau
tekanan dari luar atau kewajiban (Khobir, 2009). Fungsi utama bermain adalah merangsang
perkembangan sensoris-motorik, perkembangan intelektual, perkembangan sosial,
perkembangan moral, dan bermain sebagai terapi.
Anak dan permainan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Berpikir mengenai anak selalu menimbulkan asosiasi mengenai bermain dan dalam
bermain tersebut membutuhkan suatu alat atau benda yang mengandung unsur pendidikan
dan dapat membantu efektifitas anak dalam bermain dan belajar. Sebab, anak-anak
menghabiskan lebih banyak waktunya di luar rumah untuk bermain dengan teman-
temannya dibanding terlibat dengan aktivitas lainnya. Karena itu, permainan bagi anak-
anak adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan secara sukarela, menyenangkan dan
bukan karena ingin memperoleh suatu hasil dari aktivitas tersebut. Hal ini sering disebut
Alat dan atau Aktivitas Permainan Edukatif (APE).
Alat Permainan Edukatif menunjuk pada benda yang difungsikan, yang dibedakan
menjadi Alat Permainan dan Alat Peraga. Alat permainan merupakan fasilitas yang sudah
dibuat sedemikian rupa, misalnyaa menjadi permainan bongkar-pasang, sehingga anak
belajar dengan memainkan fasilitas tersebut. Sedangkan Alat Permainan Edukatif (APE)
dirancang untuk tujuan meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak (Nuryati, 2022).
Manfaat alat permainan edukatif diantaranya adalah dapat melatih kemampuan motoric
anak, melatih konsentrasi pada anak, meningkatkan kemampuan sosialisasi anak, melatih
kemampuan bahasa anak, mengembangkan kemampuan kognitif, dan afektif anak.
Dari hasil observasi dan wawancara yang saya lakukan Bersama Kepala Sekolah di
satuan TK Sari Mekar, beliau mengemukakan bahwa masalah yang paling sering muncul
selama pembelajaran adalah kekurang pahaman guru terhadap media dan alat permainan
yang akan digunakan. Oleh karena itu sangat dibutuhkan pemahaman guru PAUD tentang
ketepatan dalam menggunakan alat permainan yang bernilai pendidikan atau disebut
dengan alat permainan edukatif. Seperti hal nya yang kita ketahui bahwa alat permainan
edukatif dapat mengembangkan 5 materi ajar dalam PAUD, seperti matematika, sains,
studi social, bahasa, dan seni. Sehingga peneliti berinisiatif untuk membuat APE yang
mengandung 5 materi ajar dalam PAUD.
Dari uraian latar belakang tersebut, menjadi alasan yang logis bagi peneliti untuk
pembelajaran melalui APE (puzzel stick ice cream) dapat mengembangkan 5 sekaligus
materi ajar di PAUD menjadi solusi permasalahan dalam pembelajaran di PAUD.
khususnya mengenai alat permainan edukatif.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yang dapat
dirumuskan sebagai berikut:

1.2.1. Apa pengertian dari alat permainan edukatif dan materi ajar dalam PAUD?
1.2.2. Bagaimana cara membuat dan mengoperasikan APE (puzzel stick ice cream)?
1.2.3. Bagaimana efektifitas pembelajaran melalui APE (puzzel stick ice cream) dapat
mengembangkan 5 sekaligus materi ajar di PAUD?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan yang dalam peneltian ini
sebagai berikut:
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian dari alat permainan edukatif dan materi ajar dalam
PAUD.
1.3.2. Untuk mengetahui cara membuat dan mengoperasikan APE (puzzel stick ice
cream).
1.3.3. Untuk mengetahui efektifitas pembelajaran melalui APE (puzzel stick ice cream)
dapat mengembangkan 5 sekaligus materi ajar di PAUD?
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
1. Memberikan pengetahuan tentang alat permainan edukatif dan materi ajar
dalam PAUD.
2. Memberikan pengetahuan cara membuat dan mengoperasikan APE (puzzel
stick ice cream).
3. Menjadikan penelitian ini sebagai rujukan efektifitas pembelajaran melalui
APE (puzzel stick ice cream) dapat mengembangkan 5 sekaligus materi ajar
di PAUD
1.4.2. Manfaat Praktis
1. Bagi peneliti, penelitian ini memberikan pengalaman dan pemahaman baru
tentang pembelajaran melalui APE (puzzel stick ice cream) dapat
mengembangkan 5 sekaligus materi ajar di PAUD.
2. Bagi Pusat Belajar/sekolah, penelitian ini dapat dijadikan media evaluasi
untuk pengembangan APE yang inovatif.
3. Bagi masyarakat, memberi pemahaman tentang pembelajaran melalui APE
(puzzel stick ice cream) dapat mengembangkan 5 sekaligus materi ajar di
PAUD.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

3.1 Deskripsi Teoritik


2.1.1 Hakikat Alat Permainan Edukatif Dan Materi Ajar Dalam PAUD
A. Hakikat Alat Permainan Edukatif
Kemendikbud Ditjen PAUD (2016), APE PAUD adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan sebagai sarana atau peralatan bermain anak usia dini, yang mengandung nilai
pendidikan dan dapat mengoptimalkan perkembangan anak. Alat Permainan Edukatif
(APE) adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai sarana atau peralatan
untuk bermain yang mengandung nilai pendidikan dan dapat merangsang pertumbuhan
otak anak mengembangkan seluruh aspek kemampuan (potensi) anak.
Adapun Manfaat Alat Permainan Edukatif (APE) adalah sebagai berikut :
1. APE untuk pengembangan fisik motoric yang artinya anak usia dini terutama usia
taman kanak-kanak adalah anak yang selalu aktif. Karenanya, sebagian besar alat
bermain diperuntukkan bagi pengembangan koordinasi gerakan otot kasar.
Penyediaan peralatan untuk melatih gerakan otot kasar, misalnya kegiatan naik turun
tangga, meluncur, akrobatik, memanjat, berayun dengan papan keseimbangan dan
sebagainya.
2. APE untuk pengembangan kognitif yang artinya kemampuan kognitif yang dapat
dikembangkan melalui kegiatan bermain diantaranya, kemampuan mengenai
sesuatu, mengingat barang, menghitung jumlah dan memberi penilaian. Kegiatan
bermain dilakukan dengan mengamati, seperti melihat bentuk, warna dan ukuran.
Sedangkan kegiatan mendengar dilakukan dengan mendengar bunyi, suara dan
nada. Bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk mengembangkan aspek kognitif
diantaranya papan pasak kecil, papan pasak berjenjang, papan tongkat, warna,
menara gelang bujur sangkar, balok ukur, papan hitung dan lainnya.
3. APE untuk pengembangan kreatifitas yang artinya, ciri-ciri anak kreatif adalah
kelenturan, kepekaan, penggunaan daya imajinasi, ketersediaan mengambil resiko
dan menjadikan diri sendiri sebagai sumber dan pengalaman. APE semacam tanah
liat, cat, krayon, kertas, balok-balok, air, dan pasir dapat mendorong anak untuk
mencoba cara-cara baru dan dengan sendirinya akan meningkatkan kreatifitas anak.
4. APE untuk pengembangan Bahasa yang artinya, bahan dan peralatan yang dapat
digunakan untuk pengembangan keterampilan bahasa adalah segala sesuatu yang
dapat mengembangkan gambaran mental tentang apa yang didengar seperti suara
angin, suara mobil, dan suara-suara lain yang bisa langsung didengar anak. Dalam
kaitannya dengan pengembangan bahasa ekspresif, meliputi benda-benda yang ada
di sekitar anak, baik benda, kata kerja maupun kata sifat atau keadaan. Sedang
kaitannya dengan penguasaan cara berkomunikasi dengan orang lain, yang dapat
dilakukan antara lain dengan bermain sosiodrama atau dengan bermain peran.
5. APE untuk pengembangan social yang artinya, bahan dan peralatan yang dapat
digunakan untuk mengembangkan kemampuan sosial adalah buku cerita, buku
bergambar, bahan teka-teki, kuda-kudaan, dan telepon mainan. Peralatan tersebut
dapat digunakan secara perorangan maupun bersama-sama untuk memperoleh
pengalaman bahwa anak dapat berinteraksi dan bekerjasama dengan anak yang lain,
dengan teman-teman disekolah maupun dilingkungan mereka.
6. APE untuk pengembangan emosional yang artinya, bahan dan pelatan yang dapat
mengembangkan keterampilan emosi anak antara lain tanah liat dan lumpur, balok-
balok, hewan piaraan, bermain drama, dan buku cerita yang menggambarkan
perwatakan dan situasi perasaan tertentu yang sedang dialami atau dirasakan oleh
anak. Oleh karena itu, tema-tema yang dipilih dan diramu haruslah relevan dengan
pengetahuan dan budaya anak setempat, atau lingkungan di mana anak tinggal.
B. Hakikat Materi Ajar Dalam PAUD
Materi ajar adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai
oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar. Menurut Sitohang (2014), bahwa materi ajar
adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Sedangkan menurut Sorraya (2014),
materi pelajaran adalah seperangkat pembelajaran yang disusun secara sistematis,
menampilkan sosok utuh dari kompotensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan
sikap, tindakan, dan keterampilan yang berisi pesan, informasi dan ilustrasi berupa fakta,
konsep, prinsip, prosedur atau proses, dan nilai, serta keterampilan yang terkait dengan
pokok bahasan tertentu yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan materi ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau
kompetensi dasar secara runtut dan sistematis, sehingga secara akumulatif mampu
menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Materi ajar merupakan informasi,
alat, dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran. Dari berberapa pendapat di atas dapat disaringkan bahwa materi ajar
adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta lingkungan
atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.
Materi ajar dalam pendidikan anak usia dini dibagi menjadi lima pokok matei ajar
yaitu sebagai berikut:
1. Matematika Anak Usia Dini
Menurut Principles and Standards For School Mathematics (NCTM,2000)
menyatakan bahwa, “Dasar bagi perkembangan matematika anak-anak dibangun
pada tahun-tahun dini. Matematika dingangun oleh ke ingin tahuan dan semangat
anak-anak dan tumbuh secara alami dari pengalaman mereka.” Adapun standar
matematika untuk anak usia dini, yaitu bilangan, aljabar, geometri, pengukuran,
analisis data.
2. Sains Anak Usia Dini
Sains di kelompok bermain bukan hanya sekedar mencari tahu tentang daur
hidup kupu–kupu maupun terjadinya gunung meletus, akan tetapi sains juga
mempelajari pengetahuan berupa fakta atau gejala dari lingkungan sekitar dan juga
bagaimana berbagai pengetahuan tersebut menjadi berguna bagi kehidupan. Agar
gejala yang ada dilingkungan anak tersebut berguna, maka arah kegiatan sains di
kelompok bermain akan memadukan antara konsep pengetahuan dan keterampilan
berpikir sebagai ilmuwan muda. Anak memerlukan bantuan dari pendidik dan
orang tua untuk mengarahkan rasa ingin tahunya.
Oleh karena itu seorang pendidik di kelompok bermain perlu mengetahui
berbagai konsep sains dan juga keterampilan berpikir seorang ilmuwan. Pendidik
juga harus memahami bagaimana cara untuk merancang kegiatan bermain sains,
menata lingkungan bermain, dan juga memberikan dukungan pada saat anak
sedang melakukan kegiatan. Kegiatan belajar kali ini akan membantu anda untuk
memahami lebih daam mengenai konsep pengetahuan sains dan memahami
berbagai keterampilan berpikir yang digunakan oleh anak pada saat anak sedang
memenuhi rasa keingtahuannya akan dunia di sekitarnya.
3. Studi Sosial Anak Usia Dini
Pengetahuan sosial pada hakikatnya merupakan pengetahuan yang
digunakan untuk memberikan informasi sosial agar anak mengenal lingkungan dan
dunia secara sederhana sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak. National
Council for the Social Studies (NCSS) mendefinisikan ilmu sosial adalah ilmu yang
terintegrasi dari ilmu pengetahuan sosial dan humanistik untuk memajukan
kompetensi yang sifatnya kewarganegaraan.
Pengetahuan sosial yang sesuai untuk anak antara lain kebudayaan,
sosiologi, ekonomi, politik, antropologi, sejarah, psikologi, geogrofi dan lain-lain.
Berdasarkan Curriculum Standards for Social Studies yang dibuat oleh National
Council for the Social Studies pada tahun 1994 mengidentifikasi bahwa ada 10
(sepuluh) hal yang dapat dipelajari anak melalui pembelajaran sosial. Pengetahuan
sosial yang anak pelajari ini dapat menjadi pengetahuan yang akan terus
berkembang sesuai dengan usia dan tahapan perkembangan anak. Adapun 10
(sepuluh) pengetahuan yang dapat dipelajari anak, yaitu: kebudayaan, waktu,
kelestarian, dan perubahan, orang-orang, tempat, dan lingkungan, identitas dan
perkembangan individu, individu-individu, kelompok-kelompok, dan lembaga-
lembaga, kekuatan, wibawa, dan kuasa, produksi, distribusi, dan konsumsi, sains,
teknologi, dan masyarakat, hubungan global, kewarganegaran.
4. Bahasa dan Literasi PAUD
Literasi (Literacy) secara sederhana diartikan sebagai kemampuan untuk
membaca, menulis dan berhitung. Bagi orang dewasa yang buta aksara\ kecakapan
literasi tidak hanya sekedar dapat membaca, menulis dan berhitung, akan tetapi
lebih menekankan fungsi dalam kehidupan sehari-hari (Archer, 1996). Pada usia 6
tahun, seorang anak biasanya telah berbicara dengan 2600 katadan memahami lebih
dari 20000 kata (Owens, 1996). Bahasa merupakan kemampuan berkomunikasi
dengan menyampaikan serangkaian simbol untuk berpikir dan berinteraksi dengan
orang lain, (Sonawat & Francis, 2007).
Perkembangan bahasa dan literasi pada anak terjadi sejak lahir dan
berkesinambungan. Pada perkembangannya bahasa dan literasi memiliki lima jenis
pengetahuan dan keterampilan yang perlu dikuasai oleh anak. adapun ke-lima
pengetahuan itu yaitu Bahasa oral/ verbal, print awareness (kepekaan terhadap
gambar dan tulisan), pengetahuan tentang buku, pengetahuan tentang huruf, dan
kepekaan terhadap bunyi (phonological awareneness). Adapun standar dari
pengembangan Bahasa dan Literasi yaitu: menyimak dan berbicara, membaca, dan
menulis
5. Seni PAUD
Kegiatan seni memiliki banyak manfaat bagi anak dalam perkembangannya, antara
lain:
a. Anak dapat menyalurkan ekstra tenaganya melalui kegiatan bernyanyi,
menggerakkan badan mengikuti irama, membuat gambar, dan memainkan
peran.
b. Anak dapat mengekspresikan dirinya secara bebas, menghubungkan apa yang
ada dalam pikiran mereka dalam bentuk hasil karya.
c. Anak juga dapat mengungkapkan ide dan gagasan tentang suatu hal melalui
kegiatan seni. Hasil karya seni nya pun terkadang di luar dugaan kita sebagai
guru.
d. Kegiatan seni juga menjadi sarana komunikasi bagi anak untuk melakukan
interaksi sosial, misalnya memuji hasil karya orang lain dan berani
menunjukkan hasil karyanya pada orang lain.
e. Kegiatan seni juga akan menstimulus semua aspek perkembangan anak secara
menyeluruh, baik perkembangan kognitif, bahasa, sosial emosional, fisik
motorik, serta nilai moral dan agama.

Kegiatan seni meliputi 3 (tiga) hal yaitu seni rupa atau visual art, music dan gerak,
serta drama atau bermain peran. Berikut penjelasan tentang kegiatan seni yang
dapat dikembangkan pada anak usia dini: seni music, seni gerak, seni peran atau
bermian drama.
3.2 Deskripsi Teoritik
Cara membuat dan mengoperasikan APE (puzzel stick ice cream)
Adapun cara membuat APE (puzzel stick ice cream) adalah sebagai berikut:
1. Memperisapkan stick ice cream bekas ataupun baru, dan alatpendukungnya (pensil,
cat air, spidol, isolasi)

2. Dan mulailah dengan merekatkan 1-10 batang, dan di tempelkan dengan pipih serta
diberi angka 1-10. Gambarlah sebuah objek yang menarik seperti, ulat, kupu-kupu,
buah-buahan dan lainnya. Selanjutnya tulis nama benda dengan 1 batang stick ice
cream berisi satu fonem atau huruf.

Adapun cara menggunakan mengoperasikan APE (puzzel stick ice cream)


1. Berikan 1 set puzzle yang berisi 10 batang stick ice cream yang sudah digambarkan
benda sepeti jeruk atau bunga.
2. Selanjutnya anak akan menyusun puzzle melalui angka yang terdapat pada puzzle.
3. Anak akan mulai menyusun gambarnya.
4. Dan setelah selesai anak membaca huruf yang ada di setiap batang stick ice cream.
3.3 Kerangka Berpikir
Pembelajaran pada anak usia dini harus berlandaskan bermain sambal belajar dengan kita
memanfaatkan benda yang ada di sekitar kita. Sebagai guru TK harus banyak mempunyai
ide kreatifitas untuk memberikan stimulus kepada anak melalui berbagai media bermain.
Salah satu contoh menggunakan APE (alat permainan edukatif) seperti Puzzle Stick Ice
Cream. Menggunakan alat bermain membuat anak lebih tertarik dalam belajar tetapi harus
ada umpan balik yang diberikan.

Dalam satu APE bisa mewakili 5 materi ajar untuk anak usia dini. Materi ajar adalah segala
sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan
kompetensi dasar. Ada 5 materi ajar dalam PAUD yaitu, matematika, sains, studi social,
Bahasa dan literasi, dan seni.

Observasi dilakukan pada guru TK Sari Mekar pada hari Rabu, tanggal 20 Desember 2023
dengan metode observasi dan wawancara. Kajian pustaka khususnya mengenai efektivitas
APE Puzzle Stick Ice Cream yang dibuat untuk anak usia dini.
BAB III
METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang bermaksud untuk menjabarkan
hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran melalui APE (puzzel stick ice cream) dapat
mengembangkan 5 sekaligus materi ajar di PAUD. Penelitian ini tidak menggunakan dan
tidak menguji hipotesis karena merupakan observasi mini untuk mengamati apakah
kegiatan yang menggunakan APE efektif kepada siswa. Penelitian ini menggunakan
pendekatan survey dengan mengamati persiapan guru, pelaksanaan kegiatan, serta
keterlibatan siswa dalam kegiatan proyek.

4.2 Subjek Penelitian


Subjek dari penelitian ini adalah 10 orang siswa TK Sari Mekar yang berusia antara 5 – 6
tahun beserta 2 orang guru yang terdiri dari 1 orang guru inti dan 1 orang guru pendamping.
Penelitian dilakukan di TK Sari Mekar selama 6 hari sekolah, yaitu Senin – Sabtu, 20 – 26
November 2023, dari jam 8:00 – 10:00 wita.
4.3 Metode Pengumpulan Data
Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah dengan observasi pelaksanaan
kegiatan Pembelajaran menggunakan APE dimulai dari perencanaan sampai akhir
kegiatan. Wawancara terhadap guru dan siswa, dokumentasi selama kegiatan, serta studi
kepustakaan untuk mempelajari referensi serta teori yang relevan dan mengkaitkannya
dengan kegiatan yang sudah dilaksanakan.

4.4 Metode Analisis Data


Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis Miles dan
Huberman. Miles & Huberman (1992:19), mengemukakan tiga tahapan yang harus
dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu (1) reduksi data (data
reduction); (2) paparan data (data display); dan (3) penarikan kesimpulan dan verifikasi
(conclusion drawing/verifying).
BAB IV
HASIL PENELITIAN

5.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian


Kegiatan : Bermain APE Puzzle Stick Ice Cream
Tempat : TK Sari Mekar
Waktu : Sabtu, 25 November 2023, 08:00 – 10:00 wita
Guru : Kembaradewi (guru inti) & Luh Putu Pebri (guru pendamping)
Siswa : 10 anak
Kegiatan Pembuka:
➢ Pukul 08:00
Anak berkumpul di kelas (circle up) dipimpin oleh guru inti. Berdoa bersama dan
pemanasan sekitar 10 menit. Dan dilanjutkan dengan menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan pada hari itu, yaitu senam dan bermain Puzzle Stick Ice Cream. Guru juga
menyampaikan langkah-langkah apa saja yang yang akan dilakukan.
Kegiatan Inti
➢ Pada 08:15 sampai 09:00 Guru kelas mencontohkan cara bermain puzzle dan guru
pendamping membagikan kepada anak didik 1 set puzzle.
➢ Anak mulai menyusun puzzle dengan semangat sekali, karena merupakan permaian
baru dan menantang.
➢ Mulai menghitung angka yang ada pada puzzle
➢ Selesai menyusun puzzle, anak diajak menyebutkan angka dan huruf apa saja yang ada
dalam puzzle yang telah di susun dan menyebut nama gambarnya.
➢ Ketika anak mendapatkan gambaran kupu-kupu, anak diajak menyanyikan lagu
“Kupu-kupu yang lucu”
➢ Dan menulis nama benda yang ada pada puzzle
➢ Pada pukul 09:00-09.30 anak-anak istirahat, berdoa dan makan. Ketika selesai makan
anak lagi bermain puzzle stick ice cream
Kegiatan Penutup
➢ Pada pukul 09:30 sampai 09:50
Anak melakukan refleksi kepada anak, menanyakan bagaimana perasaan bermain hari
ini. Setelah itu doa dan pulang.
5.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Selama pengamatan, penulis mengamati beberapa hal berikut:

1. Anak-anak sangat antusian mendengarkan ibu guru menjelaskan cara menyusun puzzle
2. Anak juga sangat aktif bertanya dan menunjukan sikap ketertarikan kepada APE yang
dibuat oleh guru.
3. Guru pendamping mempersiapka alat permaian edukatif dan sigap menanggapi
pertanyaan anak-anak.
4. Ketika anak sudah mendapatkan 1 set puzzle, anak sangat bersemangat menyusun
puzzle dengan berbagai cara. Seperti: menyusun melalui mengurut angka dalam puzzle
1-10, ada yang menyusun melalui pecahan gambar-gambar, dan ada juga melalui huruf
yang ada dalam puzzle.
5. Anak berlomba-lomba menyusun puzzle dan saling bergantian
6. Anak perempuan cendrung lebih mengayati dan mengerjakan sambal bersenandung
kecil.
7. Guru sangat mampu mengendalikan kelas dengan baik
BAB V
PENUTUP

5.1 Rangkuman
Dunia anak usia dini ialah dunia bermain. Bermain sambil belajar adalah semboyan
yang sering disuarakan kepada guru TK. Sebagai Guru TK wajib memiliki kreatifitas untuk
membagun sebuah permainan yang mempunyai manfaat untuk aspek perkembangan anak.
Salah satu metode adalah memberikan alat permainan yang edukatif yang sering disebut
dengan APE. Alat Permainan Edukatif (APE) adalah segala sesuatu yang dapat
dipergunakan sebagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung nilai
pendidikan dan dapat merangsang pertumbuhan otak anak mengembangkan seluruh aspek
kemampuan (potensi) anak. Menggunakan APE (puzzle stick ice cream) kita bisa
memasukan materi ajar yang harus ada dalam pendidikan PAUD. Dengan materi ajar
memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara
runtut dan sistematis, sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi
secara utuh dan terpadu. Materi ajar merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan
guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Dari berberapa
pendapat di atas dapat disaringkan bahwa materi ajar adalah seperangkat materi yang
disusun secara sistematis sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan
siswa untuk belajar. Adapun bagian dari materi ajar adalah matematika, sains, studi social,
Bahasa dan literasi, beserta seni.
5.2 Kesimpulan
Dari pengamatan yang telah dilakukan, penulis menemukan hal-hal berikut:
1. Anak-anak sangat antusian mendengarkan ibu guru menjelaskan cara menyusun
puzzle. Anak juga sangat aktif bertanya dan menunjukan sikap ketertarikan kepada
APE yang dibuat oleh guru. Ini membuktikan efektifitas dari APE sangat besar.
2. Guru mempunyai bahan pembelajaran yang praktis dengan 1 set puzzle sudah bisa
mewakili 5 materi ajar yang ada dalam PAUD.
5.3 Saran
Ada beberapa saran yang penulis sampaikan dalam laporan observasi ini untuk
meningkatkan kreatifitas guru TK Sari Mekar untuk pembelajaran melalui APE yaitu,
1. Cara membuat APE seperti ini bisa dibagikan kepada orang tua ketika anak-anak
belajar dirumah
2. Siapkan APE dengan berbagai gambaran yang menarik dan dibuat dnegan jumlah
banyak.
3. Dapat membagikan informasi tentang APE puzzle stick ice cream kepada rekan sejawat
maupun saat pertemuan gugus.
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, P. D., Muslihin, H. Y., & Rahman, T. (2022). Efektivitas alat permainan edukatif
(APE) terhadap perkembangan kognitif anak usia dini. AS-SABIQUN, 4(2), 443-455.

Lestari, S., & Fathiyah, K. N. (2023). Analisis Pembelajaran dalam Meningkatkan Kemandirian
pada Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(1), 398-
405.

Seefleldt, Carol dkk. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta. PT Indeks

TIM GTK Diknas. 2021. Modul Belajar Mandiri diakses pada https://cdn-
gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/TKPAUD/Modul%20Bahan%20Belajar_P3K-TK_2021.pdf

Baharun, Hasan, Zamroni Zamroni, Amir Amir, and Latifatus Saleha. "Pengelolaan APE Berbahan
Limbah untuk Meningkatkan Kecerdasan Kognitif Anak." (2021).

Anda mungkin juga menyukai