Anda di halaman 1dari 10

MERANGKUM BUKU

“PENDIDIKAN ANAK USIA DINI”


Disusun Sebagai Syarat Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. I Ketut Gading, M.Psi.
Dr. I Gede Astawa, S. Pd., M.Pd

Disusun oleh:
Ni Putu Manik Erlin Cahyani (2329171014)

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2023/2024
MERANGKUM BUKU

Judul : Pendidkan Anak Usia Dini


Penulis : Carol Seefeldt. Barbara A. Wasik
Penerjemah : Pius Nasar
Penerbit : PT MACANAN JAYA CEMERLANG

A. BAB 1
Dimulai dengan kelompok kecil enam anak, menggunakan materi Froebel dan
menghafal permainan jari di rumah Watertown milik Mrs. Margarethe Schurz tahun 1856,
sekolah untuk anak balita bertumbuh dan menyebar di Amerika. Disponsori oleh 50 negara
bagian, pembelajaran sekarang ini sudah umum untuk hampir semua anak usia lima tahun
dan untuk 60 % lebih anak usia empat tahun di Amerika. Program pendidikan anak usia
dini kadang disebut program prasekolah atau pengayaan, diberikan kepada banyak anak
usia tiga dan empat tahun Kendati kebanyakan dibiayai swasta, pemerintah federal
mendanai beberapa program bagi anak-anak yang dianggap terancam bahaya, maupun bagi
anak-anak dengan kebutuhan khusus untuk menjamin bahwa setiap anak di negara kita
akan menerima manfaat pendidikan.
Setelah didirikan di atas fondasi masa silam yang kuat serta penelitian dan teori
masa kini, program pendidikan anak ustad dini dewasa ini terus menjadi tempat khusus
dan khas bagi anak- anak usia di bawah enam tahun. Sekolah dewasa mi menekankan naluri
alami anak-anak kesukaan berteman keinginan melakukan kegiatan, cinta keindahan, dan
senang belajar (Vandewalker, 1980). Falsafah yang menghargai menghormati, dan
melindungi hak anak-anak balita untuk memalanı masa kanak-kanak mereka membuat
program-program pendidikam anak usia dini sekarang, seperti halnya di masa silam,
firdaus masa kanak-kanak (Wibe, 1869).
Dalam program untuk anak balita, para guru bependidikan tinggi membimbing dan
menantang anak-anak menghadapi cara belajar baru dengan menerapkan program
berdasarkan prinsip-prinsip yang serasi dengan perkembangan. Kelompok kecil
demokratis siswa terbentuk tatkala anak-anak berbagi gagasan, menyanyi bersama, serta
mendengarkan puisi dan cerita.
Penelitian dan teori mengenai daya kekuatan permainan dan kegiatan tatkala anak-
anak belajar mendukung kurikulum berdasarkan permainan anak-anak. Memahami bahwa
anak- anak itu belajar lewat kegiatan dan permainan mereka sendiri, para guru memberi
anak-anak perlengkapan dan alat-alat yang lazim tapi menantang di saat yang bersamaan.
Guru yang efektif melibatkan orang tua sebagai mitra dalam pendidikan anak-anak
mereka. Para orang tua diminta membuat keputusan mengenai pendidikan anak-anak
mereka dan untuk ambil bagian secara penuh. Dalam program untuk anak-anak balita
sekarang, praktik masa lampau masih hadir, dan digunakan sebagai pembuka masa depan.

B. BAB 2
Kesiapan belajar telah menjadi masalah terus-menerus dalam Pendidikan masa
kanak-kanak usia dini. Teori maturasionalisme, behaviorisme, dan konstruktivisme telah
dipakai untuk menjelaskan kesiapan belajar. Teori-teori ini, masing-masing memiliki
kekuatan dan kelemahan, telah diterapkan di sekolah untuk anak balita sekarang ini.
Pertumbuhan, pembelajaran, dan kesiapan belajar, menurut teori maturasionalisme,
disebabkan oleh mekanisme psikologi internal dan pertumbuhan mereka yang teratur dan
berurutan bukan oleh pengaruh lingkungan. Teori-teori behaviorisme mengakui bahwa
pembelajaran diletakkan dari luar ke individu lewat penguatan yang berasal dari
lingkungan sosial, fisik, dan psikis. Menurut Skinner, tidak ada kekhawatiran tentang
kesiapan belajar, hanya ada masalah tentang bagaimana cara memperkuat respon-respon
secara benar. Para penganut konstruktivisme percaya bahwa manusia berkembang lewat
serangkaian tingkat yang harus diperhitungkan, tetapi para anak didik bisa dibantu
membangun pengertian baru lewat kegiatan sosial, fisik, dan mental mereka sendiri dan
lewat interaksi dengan lingkungan. Pendapat ini memberi para guru suatu pandangan
optimistis tentang kesiapan belajar karena begitu mereka mengerti cara anak mengetahui
dunia, para guru bisa merencanakan perluasan pengetahuan ini dan membina cara belajar
baru.
Kekuatan-kekuatan sosial meningkatkan perhatian pada kesiapan bersekolah.
Masing-masing teori-teori itu telah memengaruhi praktik-praktik kesiapan bersekolah.
Baik teori maturasionalis maupun teori behavioris menyebabkan penundaan anak-anak
masuk Taman Kanak-Kanak, penahanan di Taman Kanak-Kanak, atau penempatan ke
kelas transisi sebelum masuk kelas satu.
Meskipun demikian, sekolah-sekolah untuk anak-anak balita sekarang ini berdiri
kokoh di atas dasar pandangan pembelajaran dan kesiapan belajar konstruktivis. Program-
program belajar usia dini terus mempersiapkan anak-anak dengan program dan kurikulum
yang direncanakan secara baik agar bisa memenuhi kebutuhan semua anak.

C. BAB 3
Ada keragaman besar dalam pertumbuhan dan perkembangan anak tasia tiga,
empat, dan lima tahun. Umur anak tidak mutlak meramal kompetensi anak itu.
Bagaimanapun, di bab ini, dipaparkan kesamaan dan perbedaan khas perkembangan fisik,
emosi, kognitif, dan sosial anak-anak usia empat dan lima tahun. Anak-anak usia tiga,
empat, dan lima tahun penuh dengan energi dan terus bergerak. Waktu mereka tumbuh,
keterampilan motorik kasar dan halus menjadi lebih tepat dan kemampuan mereka
melakukan tugas yang menuntut keselarasan, seperti naik sepeda dan melempar bola,
menjadi semakin baik. Anak-anak usia lima tahun yang mengembangkan pengendalian
lebih baik terhadap keterampilan fisik mereka mampu duduk tenang selama rentang waktu
panjang.
Anak-anak usia tiga, empat, dan lima tahun mengungkapkan sederetan panjang
emosi. Keadaan emosi mereka sangat khas dan bisa berubah dengan cepat ketika mereka
berpindah dari satu situasi ke situasi lain. Waktu anak-anak usia empat tahun berkembang
ke anak-anak usia lima tahun, terjadi peningkatan internalisasi dan pengaturan atas emosi
mereka. Anak-anak-usia lima tahun belajar lebih banyak pengendalian internal terhadap
emosi-emosi mereka dan telah mengembangkan kemampuan bahasa yang memungkinkan
mereka mengungkapkan keadaan emosi mereka secara verbal.
Ada perubahan penting dalam pertumbuhan kognitif anak- anak usia tiga, empat,
dan lima tahun. Anak-anak usia empat tahun memulai perkembangan berpikir simbolis,
yang bermuara dalam permainan khayalan. Pikiran egosentris adalah ciri khas berpikir
anak-anak usia empat dan lima tahun dan mereka mendapat kesulitan menerima sudut
pandang orang lain. Anak-anak usia tiga, empat, dan lima tahun berpikir dan bernalar
secara konkret dan sulit berpikir secara teoretis. Ketika anak-anak usia empat dan lima
tahun bertumbuh, mereka mulai jadi lebih yakin tentang apa yang nyata dan tidak nyata
dan mulai memperhalus pengaturan serta perkembangan konsep mereka.
Perkembangan sosial memainkan satu bagian dalam perkembangan anak-anak usia
tiga, empat, dan lima tahun. Anak- anak usia tiga tahun memulai sedikit minat dalam
bermain dengan anak-anak lain. Anak-anak usia empat dan lima tahun mulai belajar
bagaimana bersepakat dengan anak-anak lain dan mulai mengembangkan persahabatan.
Selain itu, anak-anak usia empat dan lima tahun mulai mengembangkan strategi berunding
untuk sepakat dengan orang lain. Ketika anak-anak berinteraksi dengan anak-anak lain,
mereka mulai mengembangkan arti konsep diri dan kemampuan diri. Para guru harus
mengembangkan makna nyata harapan perilaku untuk penyusunan kurikulum anak-anak
usia empat dan lima tahun yakni sesuai dengan tingkat perkembangan anak-anak.

D. BAB 4
Sebagaimana anak usia tiga, empat, dan lima tahun siap untuk belajar, demikian
pula sekolah siap untuk mereka. Dituntun oleh kebijakan negara bagian dan sekolah-
sekolah lokal anak balita sekarang ini dirancang khusus untuk menjawab kebutuhan
pelajar-pelajar usia balita. Kebijakan struktur yang ditetapkan di tingkat negara bagian
mencerminkan maksud Sasaran 2000: Bahwa semua anak harus berhasil di sekolah, dan
penentuan sasaran menyeluruh dari prasekolah dan Taman Kanak-Kanak, perimbangan
guru/anak, penyangga kurikulum, metode penilaian, dan keterlibatan keluarga. Secara
keseluruhan, saaran program pendidikan usia dini adalah lintas-dimensi berkisar sekitar
membina pengetahuan, keterampilan, dan sikap anak. Sasaran ini dianggap paling baik
yang dapat tercapai melalui kurikulum berlandaskan falsafah konstruktivisme atau teori-
teori interaksinya Dewey, Piaget, dan Vygotsky di ruang kelas dengan perimbangan kecil
guru/anak. Evaluasi dan penilaian mengikuti teori konstruktivisme dengan kebijakan yang
mengemukakan teknik penilaian yang otentik.
Daerah lokal dan tiap sekolah menetapkan sasaran lain. Sasaran ini menentukan
cara memanfaatkan ruang fisik di dalam sekolah, jadwal dan rutinitas sekolah dan ruang
kelas khusus anak-anak usia dini, bekerja dengan nara sumber dan staf pembantu, dan cara
melibatkan orang tua. Bekerja berdasar kebijakan lokal dan negara bagian, guru
menemukan bahwa mereka mampu menciptakan ruang kelas yang sesuai untuk anak-anak.
Mereka menyesuaikan jadwal dan rutinitas sekolah mereka beserta pembelajaran untuk
menggunakan secara penuh para nara sumber di dalam sekolah mereka agar mampu
menjawab kebutuhan anak-anak usia tiga, empat, dan lima tahun. Setelah mengerti bahwa
orang tua harus dilibatkan dalam pendidikan anak-anak mereka, para guru dari anak usia
tiga, empat, dan lima tahun menemukan segudang cara untuk melibatkan secara efektif
orang tua yang sibuk zaman ini sebagai mitra dalam pendidikan anak mereka.

E. BAB 5
Pendapat Froebel bahwa belajar lewat bermain dan kegiatan berlaku sekarang ini
seperti di masa silam. Sekolah-sekolah untuk anak-anak usia 3 - 4 tahun sekarang
berdasarkan penelitian dan teori yang memperlihatkan bahwa anak-anak belajar paling
baik lewat bermain dan kegiatan sosial, mental, dan fisik. Untuk memungkinkan anak
belajar lewat kegiatan mereka sendiri, ruang-ruang kelas harus ditata dengan pusat minat
minat. Jam atau pelajaran pusat telah disebut sebagai jantung kurikulum. Jelas sekali anak-
anak menyukai dengan jam pusat, khususnya mengurus rumah. Tetapi, jam pusat lebih dari
sekadar menyenangkan anak-anak. Ini adalah waktu belajar utama bagi mereka. Biasanya,
pusat minat meliputi sebuah arena permainan sosiodrama, potongan-potongan kayu,
perpustakaan, arena mertulis, seni, matematika dan manipulatif, musik, dan teknologi, dan
sebuah tempat untuk bersendiri. Bahan-bahan di pusat minat dipilih untuk memenuhi
tujuan-tujuan program belajar dini.
Muatan dari setiap pelajaran seperti juga keterampilan- keterampilan dan sikap-
sikap diajarkan selagi anak-anak bekerja dan bemain bersama atau sendirian di pusat minat.
Permainan di luar gedung sama nilainya dengan bekerja di pusat minat dalam gedung.
Meskipun permainan di luar gedung menawarkan kepada anak-anak kesempatan-
kesempatan untuk mengembangkan otot-otot besar dan keterampilan motorik dan
melepaskan energi yang terkekang, muatan dari setiap bidang pelajaran diajarkan selama
permainan di luar gedung. Bahan- bahan dan perlengkapan untuk anak-anak untuk ambil
bagian dalam kesenian, musik, permainan sosiodrama, dan ilmu-ilmu pengetahuan terdapat
di taman permainan. Para guru berpendapat bahwa dengan pusat minat yang bergulir-putar
untuk permainan luar gedung, mereka mencapai tujuan-tujuan mereka dan
mempertahankan minat dan motivasi tinggi anak- anak. Jam pusat dan permainan di luar
gedung merupakan waktu sibuk bagi para guru. Seperti dinyatakan oleh Dewey (1938),
peran guru lebih rumit dan lebih akrab bila anak-anak secara aktif terlibat dalam belajar.
Selama jam pusat dan permainan di luar gedung, para guru berinteraksi dengan individu-
individu dan kelompok- kelompok kecil anak-anak, mengajarkan mereka keterampilan-
keterampilan baru, menuntun mereka memecahkan masalah- masalah, dan
memperkenalkan kosa kata baru dan konsep-konsep dari setiap bidang pelajaran. Para guru
juga mengamati dan mengevaluasi selama jam pusat dan pemainan di luar gedung. Mereka
mengamati bukan saja untuk mengawasi dan memahami pertumbuhan anak, belajar, dan
kemajuan anak tetapi juga mengevaluasi pusat minat dan ruang-ruang belajar. Mereka
mencatat pusat minat mana dan arena luar gedung mana yang dilecehkan anak-anak dan
harus dibuat lebih rumit dan mana yang menyulitkan dan harus dihapuskan dan diganti
dengan pusat minat atau ruang-ruang lebih sesuai.

F. BAB 6
Anak-anak usia tiga, empat, dan lima tahun datang ke sekolah dengan "bateri
terpasang." Mereka ingin belajar dan penuh semangat dan vitalitas. Diperlukan jenis
pribadi khusus untuk membimbing anak-anak yang riang gembira ini. Para guru harus
mengerti dan menerima tingkat kematangan sosial anak-anak dan perilaku mereka yang
serba kanak-kanak. Para guru juga memerlukan keterampilan yang perlu untuk
membimbing perilaku anak lewat cara-cara yang memungkinkan mereka mempertahankan
rasa percaya diri yang sehat, belajar keterampilan sosial, dan menggunakan teknik
bimbingan yang spesifik jika memang dibutuhkan. Anak-anak yang merasa nyaman
tentang diri mereka sendiri biasanya mampu mengendalikan perilaku dan berhubungan
dengan orang lain secara efektif. Mereka membutuhkan guru yang mendukung, positif,
mengakui perasaan anak, memberi contoh perilaku yang cocok, dan menantang hal yang
stereotip. Tingkat keterampilan sosial yang anak-anak bawa serta ke TK diterima. Tingkat
ini diperluas dengan membantu anak- anak menjalin dan menjaga persahabatan dan dengan
mengajarkan keterampilan berpartisipasi dan bekerja sama di dalam kelompok.
Jika Anda mengamati sebuah program pembelajaran anak usia dini, mungkin Anda
ada kesulitan ketika mencatat teknik kedisiplinan guru karena kebanyakan masalah disiplin
dicegah sebelum mereka muncul. Para guru menata lingkungan; menetapkan rutinitas yang
konsisten dan jelas; merencanakan kurikulum super, menetapkan dan memperkuat batas-
batas terhadap perilaku anak-anak; dan mengembangkan strategi untuk menangani anak-
anak dalam kelompok. Masalah-masalah memang timbul sungguhan. Anak-anak yang
marah, agresif, pendiam, atau pemalu akan bersekolah ke TK. Dengan menggunakan
teknik behaviorisme, pendekatan psikoanalitis untuk membimbing, danteori kognitif, para
guru akhirnya bisa menangani kasus-kasus khusus ini dengan cara yang memampukan
semua anak merasa berhasil di sekolah.

G. BAB 7
Mengembangkan sebuah kurikulum terpadu merupakan komponen hakiki dalam
mengajar anak-anak belia. Bab ini kenyajikan sederetan panduan untuk merencanakan
kurikulu terpadu. Kalau dirangkum, inilah langkah-langkah penting dalam merencanakan
dan mengembangkan kurikulum terpadu:
1. Memilih topik. Pastikan bahwa topik itu sesuai dengan usia dan tingkat keterampilan
anak-anak. Pastikan bahwa topik itu menarik dan bisa menyenangkan anak-anak.
2. Memilih sasaran-sasaran tema. Begitu sebuah topik ditetap kan, apa yang Anda
inginkan anak ketahui tentang topik itu atau hal-hal apa yang mereka ingin ketahui
tentang topik itu? Gunakan lembar kertas besar untuk membuat sketsa sasaran- sasaran
tema yang potensial untuk unit itu.
3. Mengkoordinasikan sasaran-sasaran tema dan keterampilan. Bagaimana keterampilan-
keterampilan seperti mendengarkan, mencocokan, dan belajar huruf-huruf yang
disajikan Bersama sasaran-sasaran tema.
4. Sebuah rencana harian. Sebuah rencana harian mengambil bentuk berupa jadwal atau
sebuah kerangka kerja yang membimbing kegiatan-kegiatan harian itu. Rencana harian
itu bukan sebuah jadwal yang kaku tetapi sebuah panduan untuk merencanakan
ketatnya waktu yang dihadapi dalam sehari.
5. Menyusun kegiatan-kegiatan. Sebagai bagian dari perencanaan, Anda memutuskan
kegiatan-kegiatan mana berlangsung paling baik di kelompok-kelompok kecil dan
besar dan di dalam pusat-pusat. Ada keuntungan-keuntungan bagi kegiatan- kegiatan
baik di kelompok kecil maupun di kelompok besar. Selain itu, pusat-pusat
memungkinkan anak-anak belia untuk melakukan kegiatan-kegiatan secara mandiri.
6. Evaluasi. Evaluasi adalah aspek penting dari perencanaan kurikulum terpadu. Apakah
kegiatan-kegiatan itu bisa melibatkan anak-anak, dan apakah anak-anak belajar dari
regiban kegiatan itu? Apakah kegia apa yanahan itu se dengan usia dan keterampilan?
Hal-hal apa yang harus berubah dan apa yang tetap dipertahankan untuk waktu yang
akan datang? Apakah Sally bermain dengan yang lain hari ini? Apakah Ted mampu
menghitung jumlah biji-biji benih waktu bekerja di pusat? Tentukan mana kekuatan-
kekuatan dan kelemahan dari unit itu yang akan membuat Anda seorang guru yang
lebih baik.

H. BAB 8
Penilaian terhadap anak-anak 3-5 tahun itu perlu. Hasil penilaian memberitahu guru
tentang kemajuan dan kebutuhan anak-anak dan cara mereka memperbaiki kurikulum dan
progam mereka. Terlepas dari itu, ketika menilai anak-anak itu kita menghadapi berbagai
masalah. Teknik, metode, dan sumber informasi yang banyak harus dilibatkan pada
penilaian itu. Teknik penilaian otentik sangat berguna dalam memberitahu para guru secara
terus-menerus mengenai kemajuan, kekuatan, dan kebutuhan anak-anak. Para guru
mengamati anak-anak dan mencatat kemajuan, kekurangan, dan kekuatan mereka. Secara
berkala, para guru mengumpulkan sampel karya anak-anak, membuat foto mereka ketika
menyelesaikan tugas atau melibatkan diri dalam kegiatan tertentu, atau menulis cerita
pendek lucu tentang cara anak-anak menguasai tugas atau keterampilan tertentu.
Hal-hal ini ditaruh ke dalam portofolio anak dan, bila saatnya dianalisis bersama,
akan memberi gambaran yang tepat mengenai pertumbuhan dan pembelajaran anak. Sistem
sekolah juga perlu mengetahui cara kelompok anak mencetak keberhasilan dan membuat
kemajuan di prasekolah dan TK. Untuk melakukan itu, sistem sekolah boleh
menyelenggarakan tes standar, yang mencakup tes kesiapan belajar, kemajuan belajar,
diagnostik, dan tes kecerdasan. Baik teknik penilaian otentik maupun tes standar itu tidak
sempurna adanya. Tidak bisa secara tunggal digunakan untuk membuat keputusan
mengenai penempatan tingkat, penundaan, atau penempatan ke kelompok khusus.
Membuat keputusan yang mengubah kehidupan seperti ini menuntut lebih banyak daripda
hanya satu angka nilai tes tunggal atau hasil temuan dari penilaian otentik dan harus
dilaksanakan sesudah berkonsultasi dengan para guru, personil sumber informasi, dan
orang tua.

I. BAB 9
Berilah kepercayaan kepada anak-anak usia tiga, empat, dan lima tahun asuhan
Anda dan mereka akan memberi penghargaa kepada Anda berupa karya-karya seni yang
gemilang. Dengan memahami dan menghargai tahapan-tahapan seni dan menawarkan
kepada anak-anak motivasi berdasarkan pengalaman sendiri dan pengalaman orang lain,
bahan-bahan yang tepat, bimbingan, dan strategi mengajar yang peka, mereka akan
menghasilkan kesenian yang sangat menakjubkan/mengagumkan. Mulailah dengan
mengenali nilai-nilai seni di dalam kurikulum dan pertimbangkan standar nasional untuk
memandu Anda dalam merancang seni bagi anak-anak usia 3-5 tahun. Anak-anak tidak
memerlukan media berlebihan tetapi lebih membutuhkan waktu untuk mengembangkan
kontrol saat menggambar dan teknik-teknik menggunakan bahan-bahan ini dan punya ide,
perasaan, atau pikiran untuk diungkapkan, maka mereka akan menciptakan karya-karya
seni yang pantas untuk masuk museum. Akan tetapi, anak-anak usia 3-5 tahun tidak
melakukannya jika diminta untuk mengikuti gagasan orang dewasa tentang bagaimana
membuat seekor kura-kura atau orang luar angkasa atau diminta untuk mewarnai lembar
kerja yang sudah kusut. Ini semua bisa memupus percaya diri psikologis anak, kemampuan
mereka untuk menaruh kepercayaan kepada diri sendiri dan gagasan mereka dan cara-cara
mereka untuk mencari tahu, dan kesediaan mereka untuk mengambil risiko dan
mengekspresikan diri sepenuhnya dan sebebasnya.

Anda mungkin juga menyukai