Anda di halaman 1dari 11

PERKEMBANGAN SELAMA MASA ANAK-ANAK DAN REMAJA

A. PERKEMBANGAN ANAK SELAMA MASA PRASEKOLAH


Anak-anak dapat dikatakan masa prasekolah ketika mereka berusia 3
sampai 5 tahun. Anak-anak menguasai kebanyakan kemampuan motor pada akhir
periode ini dan dapat menggunakan kemampuan fisik mereka untuk mencapai
berbagai jenis tujuan. Secara kognisi mereka mulai mengembangkan pemahaman
tentang kelomok dan hubungan serta menyerap banyak informasi tentang dunia
sosial dan fisik mereka.

1. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik ini menjelaskan tentang perubahan fisik anak-anak dan
juga kemampuan motoriknya. Selama masa prasekolah, urutan yang di alami anak
ketika mengembangkan kemampuan motorik pada umumnya sama, walaupun
beberapa anak menguasai kemampuan lebih cepat dibandingkan anak yang lain.
Usia Kemampuan
2 Tahun Berjalan dengan kaki mengandang dan tubuh berayun. Dapat
memanjat, mendorong, menarik berlalari, bergantung dengn
kedua tangan. Mempunyai sedikit daya tahan. Meraih benda
dengan kedua tangan.
3 Tahun Lebih merapatkan kedua kaki ketika berjalan dan berlari. Dapat
berlari dengan bergerak lebih mulus. Meraih benda dengan satu
tangan.
4 Tahun Dapat mengubah irama berlari, melompat dengan janggal.
Mempunyai kekuatan, daya tahan, dan koordinasi yang lebih
besar. Menggambar bagun dan bentuk sederhana.
5 Tahun Dapat berjalan di balok keseimbangan, melompat dengan mulus,
berdiri pada satu kaki, dapat menggunakan perkakas dan alat
dengn benar.

2. Perkembangan Kognisi
Penguasaan bahasa sejak lahir hingga usia sekitar 2 tahun, bayi memahami
dunianya dengan alat indera mereka. Ketika anak megalami peralihan dari tahap
sensorimotor ke tahap operasional dan mulai berbicara, menggunakan simbol-
simbol mental mereka dapat menggunakan pemikiran konsep dunia mereka.
Walaupun ada perbedaan masing-masing orang menyangkut tingkat kecepatan
anak menguasai kemampuan bahasa, namun urutan pencapaiannya hampir sama.

1
Selama masa prasekolah, perbendaharaan kata anak-anak bertambah, bersama
pengetahuan mereka tentang aturan bahasa lisan.
Bahasa Lisan perkembangan bahasa lisan, atau bahasa yan diucapkan tidak
hanya mengharuskan untuk mempelajari kata-kata tetapi juga mempelajari
pembentukan kata dan kalimat. Anak-anak pada usia tiga tahun biasanya dapat
mengungkapkan pemikiran yang agak rumit, meski kalimat yang mereka
ungkapkan masih belum mmepunyai kata-kata seperti suatu dan tersebut. Pada
dasarnya perkembangan bahasa lisan sangat dipengaruhi oleh jumlah dan kualitas
pembicaraan yang dilakukan orang tua dan anak-anak mereka.
Membaca belajar membaca pada kelas-kelas awal sekolah dasar adalah
salah satu yang penting dari semua tugas perkembangan, karena mata pelajaran lain
bergantung pada membaca. Riset tentang kemelekhurufan usia dini yaitu tentang
pengetahuan dan kemampuan anak-anak prasekolah terkait dengan membaca
(Glazer & Burke, 1994; Pressley, 2003) memperlihatkan bahwa pengetahuan dan
kemmapuan yang terkait dengan membaca yang biasanya dikembangkan anak-
anak dari pengalaman dengan buku dan media cetak lain sebelum awal pengajaran
membaca formal di sekolah.
Menulis kemampuan menulis anak mengikuti urutan perkembangan.
Kemampuan ini muncul dari coretan sebelumnya dan pada awalnya tersebar acak
diseluruh halaman. Karakteristik ini mencerminkan pemahaman yang tidak lengkap
tentang batas-batas kata dan juga ketidakmampuan menciptakan baris ke dalam
pikiran untuk menempatkan huruf. Anak-anak menemukan menemukan ejaan
dengan melakukan penilaian tentang bunyi dan dengan menghubungkan bunyi
yang mereka dengar dengan huruf yang mereka kenal.

3. Perkembangan Sosioemosional
Kehidupan sosial anak-anak kecil berkembang dengan cara yang relatif
dapat diprediksi. Teori Erik Erikson tentang perkembangan pribadi dan sosial
mengatakan bahwa, selama masa prasekolah anak-anak harus menuntaskan krisis
kepribadian antara inisiatif versus rasa berasalah. Keberhasilan anak menuntaskan
tahap ini menghasilkan rasa inisiatif dan abisi yang diperkuat oleh pemahaman
yang masuk akal tentang apa yang dibolehkan. Pendidikan anak usia dini dapat

2
mendorong pemusatan ini dengan memberi kesempatan pada anak-anak untuk
mengambil inisiatif, ditantang dan berhasil.
a) Hubungan Teman Sebaya
Selama masa pasekolah teman sebaya mempunyai peran penting dalam
perkembanga sosial dan kognisi anak. Permaianan dengan teman sebanya
memungkinkan anak-anak berinteraksi dengan orang lain yang tingkat
perkembangan mirip dengan tingkat perkembangan mereka. Konfik yang terjadi
dengan teman sebaya juga mempertinggi kepekaan anak mengenai akibat perilaku
mereka terhadap orang lain. Dengan ini, hubungan teman sebaya membantu anak
untuk mengatasi egosentrisme yang dijelaskan Piaget sebagai karakteristik
pemikiran praoperasi, dan membantu mereka melihat bahwa orang lain mempunyai
sudut pandang yang berbeda dengan sudut pandang mereka.
b) Perilaku Prososial
Perilaku prososial adalah tindakan sukarelawan terhadap orang lain.
Beberapa faktor yang terkait dengan perilaku prososial menurut Eisenberg (2001)
antara lain: 1) teknik disipliner orang tua, 2) kontang dengan orang dewasa bahwa
mereka mengharapkan perhatian, 3) kontang denga orang dewasa yang
menghubungkan karakteristik yang positif ke anak-anak ketika merekaberperilaku
baik.
c) Permainan
Menurut (Mildred Palten, 1992) mengkatagorikan permaian menjadai
empat bagian yang mencerminkan peningkatakan kadar dan kecanggihan interki,
diantaranya: 1) permainan soliter yaitu permainan yang terjadi sendirian, 2)
permaian paralel yaitu permaianan yang melibatkan anak-anak dalam kegiatan
yang sama dan saling bredampingan tetapi dengn interksi dan pengaruh satun ama
lain yang sangat sedikit. 3) permaianan asosiatif yaitu permaiana yang menyerupai
permainan paralel tetapi adanya peningkatan interaksi. 4) permaianan kooperatif
yaitu diaman anak-anak bergabung nutu mencapai tujuan bersama.

JENIS PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


Hampir pada semua Negara di dunia, anak-anak mengawali sekolah formal
pada umur 6 tahun. Lalu, jika memang ada, sekolah manakah yang dibutuhkan

3
untuk anak-anak dibawah usia 5 tahun. Muncul program penitipan anak
berkelompok dan program prasekolah. Sehingga kualitas sejumlah pengalaman
anak telah makin tinggi.
1. Program Penitipan Anak
Program ini menyediakan layanan pengasuhan anak bagi orang tua yang
bekerja. Mulai dari jasa pengasuhan bayi hingga program prasekolah yang
terorganisir. Riset memperlihatkan bahwa kualitas perawatan anak usia dini dapat
mempunyai dampak yang berlangsung lama.
2. Prasekolah
Prasekolah lebih mungkin menyediakan program terencana yang dirancang
untuk menumbuhkan perkembangan social dan kognisi anak-anak kecil. Focus
utama pendidikan nya adalah pelatihan kesiapan: Siswa mempelajari kemampuan
yang diharapkan untuk menyiapkan mereka bagi pengajaran formal. Anak juga
didorong agar tumbuh secara emosi dan berkembang konsep dirinya positif serta
meningkatkan kemampuan otot besar dan otot kecil. Terdiri dari kegiatan
terstruktur, mulai dari proyek seni, diskusi kelompok, hingga permainan yang tidak
terstruktur.
3. Program Prasekolah Kompensansi
Program pendidikan masa anak-anak awal dirancang untuk meningkatkan
kesiapan sekolah. Pada umumnya menemukan dampak positif pada kemampuan
kesiapan anak-anak dan pada banyak hasil lain. Dampak partisipasi masa anak-anak
awal masih dapat dideteksi pada usia 27 dan 40 tahun. Riset tenatang pendidikan
masa anak-anak awal kompensasi mungkin tampak menunjukkan bahwa program
prasekolah sangat berperan bagi semua siswa. Namun, banyak peneliti mengajukan
hipotesis bahwaprogram prasekolah lebih berperan penting bagi anak-anak kelas
social rendah, karena banyak diantara pengalaman yang disediakan prasekolah
biasanya sitemukan dalam keluarga kelas menengah tapi mungkin tidak ada dalam
keluarga yang berstatus sosioekonomi kelas rendah.
4. Intervensi Dini
Banyak peneliti percaya bahwa intervensi lebih dini perlu bagi anak-
anakyang berisiko terbesar gagal sekolah. Program telah dikembangkan untuk
dimulai oleh anak-anak sejak usia 6 bulan. Program intensif stimulasi bayi,

4
prasekolah bermutu tinggi, dan pelayanan keluarga memungkinkan anak-anak
berkinerja memadai selama sekolah dasar; hampir semua anak dalam kelompok
pembanding ditempatkan ke dalam program pendidikan khusus.
5. Program Taman Kanak-Kanak
Tujuan semula taman kanak-kanak ialah menyiapkan siswa mengikuti
pengajaran formal dengan mendorong perkembangan keammpuan social, tetapi
belakangan ini fungsi tersebut diambil oleh program prasekolah. Taman kanak-
kanak telah banyak terfokus pada masalah akademis dengan menekankan
kemampuan membaca dan matematika serta perilaku yang pantas di sekolah. Riset
menunjukkan bahwa siswa dengan status sosioekonomi lebih rendah memperoleh
lebih banyak manfaat dari program taman kanak-kanak sehari penuh. Intervensi
membaca di taman kanak-kanak dirancang untuk membantu anak-anak
mempelajari cara penggabungan bunyi ke dalam kata-kata terbukti mempunyai
dampak jangka panjang.
6. Praktik yang Sesuai dengan Perkembangan
Ini adalah pengajaran yang didasarkan pada karakteristik dan kebutuhan
masing-masing siswa, bukan usia mereka. National Association for the Education
of Young Children (NAEYC) telah menjelaskan praktik yang sesuai dengan
perkembangan bagi siswa yang berusia 5 sampai 8 tahun sebagai berikut.
Tiap-tiap anak dipandang sebagai orang yang unik dengan pola dan waktu
pertumbuhan masing-masing. Tingkat kemampuan, perkembangan, dan gaya
belajar berbeda harus diterima. Hal-hal tersebut digunakan untuk merancang
kurikulum. Anak-anak dimungkinkan maju dengan kecepatan mereka sendiri
dalam mempelajari kemampuan penting.
Dianjurkan banyaknya penggunaan proyek, permainan, penjajakan, kerja
kelompok, pusat belajar dan lainnya. Namun studi yang berlangsung lama terhadap
anak-anak yang mengikuti program lain yasng sesuai dengan perkembangan atau
prasekolah menemukan sedikit perbedaan yang bertahan hingga kelas-kelas awal
sekolah dasar.

5
B. PERKEMBANGAN ANAK SELAMA MASA-MASA SEKOLAH DASAR
Anak-anak yang memasuki kelas satu berada dalam periode transisi dari
pertumbuhan pesat masa anak anak awal ke tahap perkembangan yang lebih
bertahap. Perubahan perkembangan mental maupun sosial menjadi ciri khas
perkembangan masa awal sekolah. Beberapa tahun kemudian, ketika anak anak
mencapai kelas kelas sekolah dasar yang lebih tinggi, mereka mendekati masa akhir
anak anak dan mulai memasuki masa praremaja. Keberhsilan anak anak di sekolah
sangat berperan penting selama masa sekolah awal, karena pada kelas kelas sekolah
dasar lah mereka mendefinisikan diri sebagai siswa.

1. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik anak pada masa sekolah dasar akan mengalami
perlambatan jika di bandingakan dengan masa anak-anak awal. Pada saat anak
memasuk sekolah dasar, mereka telah mengembangkan banyak kemampuan
motorik dasar yang mereka butuhkan untuk menyeimbangkan badan, berlari,
melompat, dan melempar. Pria berada 12 hingga 18 bulan di belakang wanita dalam
pertumbuhan fisik, sehingga anak laki-laki yang mengalami kedewasaan dini
sekalipun tidak memulai dorongan pertumbuhan mereka hingga 11 tahun. Bagi
anak laki-laki, akhir masa praremaja dan permulaan masa remaja awal di ukur oleh
ejakulasi pertama yang terjadi anatara 13-16 tahun.

2. Perkembangan Kognisi
Antara usia 5-7 tahun, proses pemikiran anak-anak mengalami perubahan
penting. Ini adalah periode peralihan dari tahap pemikiran praoperasi ke tahap
operasi konkret. Selain masuk pada tahap operasi konkret, anak-anak usia sekolah
dasar dengan pesat mengembangkan kemampua daya ingat dan kognisi, termasuk
kemampuan meta kognisi, yaitu kemampuan memikirkan pemikiran mereka sendiri
dan memelajari cara belajar.

3. Perkembangan Sosioemosi
Ketika anak-anak memasuki sekolah dasar, mereka telah mengembangkan
kemampuan pemikiran, tindakan, dan pengaruh sosial yang lebih rumit. Masa
sekolah dasar biasanya di habiskan untk melewati tahap ke empat Erickson

6
kemegahan vs inferioritas. Selama tahap ini anak-anak mulai mencoba
membuktikan bahwa mereka tumbuh dewasa. Selan itu tahap ini juga meliputi
pertumbuhan tindaka mandiri, kerja sama dengan keompok dan tampil dengan cara
yang daapat di terima secara sosial dengan perhatian pada tindakan yang adil.

C. PERKEMBANGAN ANAK SELAMA MASA SEKOLAH MENENGAH


PERTAMA DAN MENENGAH ATAS
Periode perkembangan remaja dimulai dengan pubertas. Periode pubertas
atau masa remaja awal adalah waktu perkembangan fisik dan intelektual yang pesat.
Dalah pembahasan ini, kita akan membahas perubahan utama yang terjadi ketika
anak tersebut menjadi remaja dan kita akan mempelajari bagaimana perkembangan
remaja mempengaruhi struktur pengajaran, kurikulum dan struktur sekolah.

1. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik selama remaja dimulai dari masa pubertas. Pubertas
adalah serangkaian perubahan fisiologis yang mengakibatkan organism yang tidak
matang snggup melakukan reproduksi. Anak pra-puber dan pasca-puber berbeda
penampilan luar karna perubahan tinggi badan dan proporsi tubuh dan
perkembangan cirri-ciri seks primer dan sekunder.
Wanita rata-rata memulai perubahan pubertas 1 sampai 2 tahun lebih awal
dari pada pria. Namun, dalam masing-masing jenis kelamin, rentang usia
permulaan yang lazim adalah 6 tahun. Beberapa orang hanya membutuhkan 18
hingga 24 bulan untuk mengalami perubahan pubertas menuju kematangan
reproduksi, yang lain mungkin memerlukan 6 tahun untuk melewati tahap yang
sama. Perbedaan ini berarti orang dapat saja benar benar sudah dewasa sebelum
orang lain dengan usia yang sama memulai pubertas sekalipun. Usia keragaman
maksimum adalah 13 tahun untuk pria dan sekitas 11 tahun untuk wanita.
Orang yang mengalami kedewasaan lebih dini mugkin merasa tidak nyaman
berada di tengah-tengah mayoritas orang yang kurang dewasa sehingga
menimbulkan kenakalan dan masalah bagi lingkungan nya (teman dan guru).

7
2. Perkembangan Kognisi
Ketika seluruh bagian tubuh lain berubah pada masa pubertas, otak dan
fungsi lain juga berubah, dan waktu perubahan intelektual sangat berbeda-beda
seluruh individu. Pada usia 12 hingga 15 tahun manusia paling banyak berfluktuasi
sehingga beberapa peneliti menyebutnya dorongan pertumbuhan intelektual.
Remaja mulai menyadari keterbatasaan pemikiran mereka. Mereka bergumul
dengan konsep yang dihilangkan dari pengalamaan mereka sendiri. Perkembangan
kongnisi ini dicirikan dengan pertumbuhan pemahaman dan kemampuan yang
terus-menerus
Penalaran hipotetis-deduktif
Pada usia ini terjadi perubahan dan pemikiran operasi konkret ke operasi
formal.
Penalaran hipotesis-deduktif penalaran ini terjadi pada tahap pemikiran
operasi formal.
Piaget menemukan bahwa penggunaaan operasi formal tergantung pada
ketidakasingan pelajar pada mata pelajaran tertentu.
Penggunaan pemikiran perasi formal berbeda-beda menurut tugas
pengetahuan, latar belakang dan perbedaan individu.

3. Perkembangan Sosioemosional
Pada masa remaja, anak-anak juga mengalami perubahan penting dalam
kehidupan sosial dan emosi mereka. Sebagian besar akibat dari struktur fisik dan
kongnisi mereka sedang berubah, anak-anak pada kelas akhir sekola dasar berupaya
tampil lebih dewasa. Mereka menginginkan orang tua mereka memperlakukan
mereka dengan berbeda, walaupun banyak orang tua mereka tidadak bersedia
memperlakukan dengan berbeda. Walaupun mereka percaya orang tua mereka
memahami mereka, mereka tidak berpendapat orang tua mereka memahami
mereka. Penolakan dapat menimbulkan persoalan emosi yang serius. Disinilah
terletak penyebab utama perubahan hubungan praremaja dengan orang tua.
a. Perkembangan Identitas
Salah satu tanda pertama masa remaja awal ialah kehadiran daya refleksi,
yaitu kecenderungan memikirkan apa yang terjadi ke dalam benak sendiri dan

8
mempelajari diri sendiri. Mereka mulai menyadari bahwa terdapat perbedaan dari
apa yang mereka pikirkan danrasakan serta bagaimana mereka berprilaku. Disinilah
remaja cenderung merasakan ketidak puasan terhadap dirinya.
b. Empat status identitas james Marcia
Berdasarkan karya Erikson, James Marcia (1991) megidenfikasi empat
status identitas melalui wawancara yang mendalam dengan remaja
1. Penutup diri: pembentukan identitas prematur remaja yang berdasar pada
pilihan orang tua, buakn pilihannya sendiri.
2. Difusi identitas: ketidakmampuan mengembangkan arah yang jelas atau
pemahaman akan diri.
3. Moratprium: eksperimen dengan pilihan pekerjaan dan ideology tanpa
komitmen yang pasti
4. Pencapaian identitas: keadaan konsolidasi yang mencerminkan keputusan yang
sadar dan jelas mengenai pekerjaan dan ideologi
c. Konsep diri dan harga diri
Konsep ini juga berubah ketika anak-anak memasuki dan menjalani masa
remaja. Perubahan kea rah gambaran yang lenih abstrak yang dimulai pada masa
anak-anak pertengahan berlanjut dan gambaran diri remaja sering meliputi sifat-
sifat pribadi (ramah, menjengkelkan), emosi (tertekan, ketakutan) dan keyakinan
pribadi (liberal, konservatif). Karya Susan Harter telah ngidentifikasi 8 aspek
konsep diri remaja: kompetensi sekolah, kompetensi kerja, kompotensi atletik,
penampilan fisik, penerimaan sosial, persahabatan erat, dan daya tarik romantis.
Marsh (1993) mengidentifikasi 5 konsep diri yang berbeda: verbal akademis,
matematis akademis hubungan orang tua, jenis kelamin kelamin yang sama dan
jenis kelaminyang berbeda.
Harga diri juga mengalami fluktuasi dan perubahan masa remaja. Harga diri
mencapai titik terendah ketika anak-anak memasukin sekolah menengah pertama
atau sekolah menengah atas dan ketika awal pubertas.
d. Hubungan sosial
Ketika anak-anak memasuki masa remaja, perubahan hakikat persahabatan
terjadi. Pada umumnya, jumlah waktu yang dihabiskan bersama teman meningkat

9
tajam, remaja menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman sebaya mereka
dari pada bersama anggota keluarga atau sendirian.
e. Hubungan dengan teman sebaya
Hakikat hubungan dengan teman sebaya pada masa remaja dicirikan
berdasarkan statuss sosial dan pertemanan akrab sebaya. Status sosial atau tingkat
penerimaan teman oleh teman sebaya, dipelajari oleh kaitannya dengan kelompok
status yang sama, yang diidentifikai pada masa anak-anak pertengahan. Seperti
pada anak-anak sekolah dasar, remaja yang popular dan diterima dengan baik
cenderung memperlihatkan penyelesain konflik dan kemampuan akademis yang
positif, perilaku prososial dan sifat kepemimpinan, sedangkan anak-anak yang
ditolak dan kurang diterima cenderung memperlihatkan prilaku agresif dan
antisocial dan tingkat kinerja akademis yang rendah.
f. Perkembangan emosi
Bagi kebanyakan remaja, tekana emosi bersifat sementara dan dapat ditangani tapi
bagi beberapa orang tekanan tersebut mengakibatkan kenakalan, penyalahgunaan
obat-obatan dan percobaan bunuh diri.
g. Masalah-masalah masa remaja
Masa remaja dapat menjadi saat yang berisiko besar bagi banyak orang karena
anak-anak usia belasan tahun kini dapat untuk pertama kali terlibat perilaku atau
mengambil keputusan yang mempunyai konsekuasi negative jangka panjang.
1. Gangguan emosi: Guru sekolah seharusnya memahami bahwa prilaku yang
tertekan, putus asa tau marah tanpa alas an dapat menjadi petunjuk bahwa
remaja tersebut membutuhkan bantuan pembimbing sekolah atau orang dewasa
yang memiliki pelatihan pikologi lain.
2. Bullying (Gertakan): Ejekan, pelecehan dan serangan terhadap teman sebaya
yang lebih lemah dapat menjadi serius ketika anak-anak memasuki remaja awal
3. Putus sekolah: Putus sekolah pada sekolah menengah pertama dapat beresiko
seperti: memperoleh pekerjaan rendah, mengganggur dan mengalami
kemiskinan.
4. Penyalahgunaan obat-obatan dan alcohol: Penyalahgunaan zat tersebar secara
bebas di kalangan remaja. Penyalahgunaan obat-obatan dan alcohol sangat
terkait dengan kegagalan sekolah

10
5. Kenakalan: Kenakalan pada remaja biasanya merupakan kenakalan kelompok
dan merupakan salah satu masalah yang paling berbahaya.
6. Resiko kehamilan: Kehamilan dan kelahiran anak adalah masalah yang serius
dikalangan semua kelompok remaja wanita, tetapi khususnya di kalangan
remaja yang berasal dari keluarga miskin.
7. Resiko penyakit menular seksual: Yang memperparah resiko kegiatan seksual
dini tradisioanal adalah peningkatan AIDS dan penyakit seksual lain
8. Identitas sosial: Orang mulai menjajaki identitas seksual mereka selama masa
remaja, termasuk orang muda yang mulai menyadari dirinya berorientasi
homoseksual atau lesbian. Kesadaran ini dapat mengakibatkan tekanan remaja
dan orang tua. Keadaan ini dapat mengakibatkan ketegangan dengan kelompok
sebaya dan dapat terlibat pada penghinaan, penolakan dan bahkan perilaku
kejam.

11

Anda mungkin juga menyukai