Anda di halaman 1dari 29

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI /Satu
Materi Pokok : Momentum, Impuls, dan Tumbukan
Sub Materi : Momentum dan Impuls
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran


Tujuan
Aspek Kompentensi Dasar Indikator
Pembelajaran
Spiritual 1.1 Menyadari 1.1.1 Bersyukur atas 1. Melalui kegiatan
kebesaran Tuhan manfaat dari pembelajaran,
yang konsep momentum siswa mampu
menciptakan dan dan impuls. menunjukkan rasa

1
mengatur alam syukur dengan
jagad raya berdoa sebelum
melalui dan sesudah
pengamatan pembelajaran.
fenomena alam
fisis dan
pengukurannya.
Sosial 1. Menunjukkan 2.1.1 Menunjukkan 1. Melalui
perilaku ilmiah sikap rasa ingin demonstrasi
(memiliki rasa tahu dan kritis virtual, diskusi,
ingin tahu; dalam dan presentasi
objektif; jujur; mengumpulkan kelompok, siswa
teliti; cermat; dan menganalisis mampu
tekun; hati-hati; informasi tentang menunjukkan
bertanggung momentum dan sikap rasa ingin
jawab; terbuka; impuls. tahu dan kritis
kritis; kreatif; dalam
inovatif dan mengumpulkan
peduli dan menganalisis
lingkungan) informasi tentang
dalam aktivitas impuls dan
sehari-hari momentum.
sebagai wujud 2.1.2 Menunjukkan 1. Melalui diskusi
implementasi sikap bekerjasama dan presentasi
sikap dalam dan bertanggung- kelompok, siswa
melakukan jawab dalam mampu
percobaan, melakukan menunjukkan
melaporkan, dan praktikum virtual, sikap bekerjasama
berdiskusi. diskusi, dan dan
presentasi bertanggungjawab
kelompok. .

2
Pengetahuan 3.5 Mendeskripsika 3.4.1 Mendefinisikan 1. Melalui
n momentum momentum dan demonstrasi
dan impuls, impuls virtual dan
hukum diskusi kelompok,
kekekalan siswa mampu
momentum, mendefinisikan
serta momentum.
penerapannya 2. Melalui
dalam demonstrasi
kehidupan virtual dan
sehari-hari diskusi kelompok,
siswa mampu
mendefinisikan
impuls.
3.4.2 Menganalisis 1. Melalui
faktor-faktor yang demonstrasi
mempengaruhi virtual dan
besar momentum diskusi kelompok,
dan impuls. siswa mampu
menganalisis
faktor-faktor yang
mempengaruhi
besar momentum.
2. Melalui
demonstrasi
virtual dan
diskusi kelompok,
siswa mampu
menganalisis
faktor-faktor yang
mempengaruhi
besar impuls.

3
3.4.3 Menghitung 1. Melalui diskusi
besaran-besaran kelompok, siswa
fisika dalam mampu
persamaan menghitung besar
momentum dan momentum yang
impuls. dimiliki benda
bermassa m yang
bergerak dengan
kecepatan v.
2. Melalui diskusi
kelompok, siswa
mampu
menghitung besar
impuls yang
dimiliki benda
akibat bekerjanya
gaya F selama
selang waktu t.
3. Melalui diskusi
kelompok, siswa
mampu
menghitung besar
impuls yang
dimiliki benda
yang mengalami
perubahan
kecepatan.
Keterampila 4.4 Memodifikasi 4.4.1 Mempresentasika 1. Melalui
n roket sederhana n hasil diskusi demonstrasi
dengan kelompok. virtual dan
menerapkan diskusi kelompok,
hukum siswa terampil

4
kekekalan mempresentasika
momentum. n hasil diskusi
kelompok.
2. Melalui presentasi
kelompok, siswa
terampil
berargumentasi.

C. Isu-isu Teknologi
1. Petinju yang memakai sarung pada tangannya
2. Desain mobil yang memperhatikan faktor keselamatan bagi pemakai.
3. Helm pengendara motor diberi lapisan lunak pada bagian dalamnya.

D. Materi Pembelajaran
MOMENTUM DAN IMPLUS
PENDAHULUAN
Fisika adalah salah satu disiplin ilmu yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
contohnya dalam hal mekanika klasik yang membahas karakteristik mekanik dari suatu benda
berkecepatan rendah jika dibandingkan dengan kecepatan cahaya. Penerapan dari hukum-
hukumnya ada di sekitar kita, bahkan pada hal yang disepelekan sekalipun.
Salah satu penerapan dari ilmu fisika adalah penggunaan sistem Air Bag pada mobil yang
berguna sebagai perlindungan bagi pengguna ketika mengalami tabrakan. Pada tahun 2002
lebih dari 60% dari semua kendaraan di Amerika Serikat telah dilengkapi dengan kantong
udara untuk pengemudi. Administrasi Keselamatan dan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional
(NHTSA, National Highway Traffic and Safety Administration) memperkirakan bahwa pada
tahun 2002, Air Bag telah menyelamatkan nyawa lebih dari 9.000 orang di Amerika Serikat.
Desain mobil yang mudah penyok tidak cukup untuk menjamin keselamatan pengemudi
pada saat tetabrak. Benturan yang keras penggemudi dengan bagian dalam mobil dapat
membahayakan keselamatan pengemudi. Untuk meminimalisir resiko kecelakaan tersebut,
pabrikan mobil ternama menydiakan Air Bag di dalam mobil (biasanya di bawah setir), Ketika
terjadi kecelakaan Air Bag udara akan mengembang, sehingga waktu sentuh antara kepala atau
bagian tubuh yang lain lebih lama dan gaya yang diterima lebih kecil.

5
PENGERTIAN AIRBAG
Air Bag, adalah perangkat keamanan yang terdiri dari sebuah tas kain besar yang berisi
udara dan memberikan perlindungan bagi kepala dan tubuh bagian atas pengemudi selama
tabrakan. Air Bag berfungsi melindungi daerah kepala, leher, dan dada. Air Bag umumnya akan
mengembang dari roda kemudi atau dari dashboard beberapa milidetik setelah tabrakan.
Ketika kepala pengemudi telah mengenai Air Bag, Air Bag mulai mengempis perlahan
sehingga memungkinkan pengemudi keluar dari mobil. Namun Air Bag saja belum memadai,
pengemudi dan penumpang tetap diharuskan mengenakan sabuk pengaman. Hal ini disebabkan
karena Air Bag terutama dimaksudkan untuk melindungi kepala pengemudi membentur
kemudi saat terjadi tabrakan. Air Bag tidak berfungsi mencegah pengemudi terlempar dari
mobil. Itu sebab, selain Air Bag, sabuk pengaman tetap diperlukan.

Gambar 1. Simulasi Air Bag


Sumber: http://www.amazine.co/

Kantong udara tersebut dirancang untuk mencegah pemngemudi atau penumpang depan
menabrak kaca depan atau dashboard kendaraan, sehingga mengurangi cedera mereka. Air Bag
juga dikenal sebagai sistem pengendalian tambahan (SRS, supplemental restrain system), atau
pembatasan tambahan karet (SIR, supplemental inflatable restrain). Ada beberapa jenis
kantung udara, yakni:
1. Air Bag yang disimpan di dalam setir mobil.
Air Bag ini akan mengembang selama tabrakan frontal untuk mencegah sopir menabrak
kemudi atau dashboard. Sebuah Air Bag untuk penumpang disimpan di dalam panel instrumen

6
atau dashboard. Kantung ini mengembang selama tabrakan frontal untuk mencegah kepala
penumpang depan memukul kaca depan atau dashboard. Air Bag penumpang lebih besar
daripada Air Bag pengemudi dan memiliki bentuk yang berbeda.
2. Air Bag yang disimpan di samping.
Beberapa kendaraan juga memiliki Air Bag samping di dalam pintu, arm rest, kursi
depan, atau tempat duduk belakang. Air Bag samping akan mengembang saat terjadi tabrakan
di samping.
3. Air Bag yang disimpan dari atas jendela.
Sebuah desain yang terbaru adalah Head restrain system yang mengembangkan kantung
udara dari atas jendela samping untuk perlindungan tambahan dalam benturan samping.
Namun, semua Air Bag tampaknya tidak dirancang untuk menggelembung atau untuk
melindungi penumpang dalam benturan belakang atau roll-overs.

PRINSIP KERJA SECARA FISIKA


Pernahkah menyaksikan tabrakan antara dua kendaraan di jalan? Apa yang terjadi ketika
dua kendaraan bertabrakan? Kondisi mobil atau sepeda motor mungkin hancur berantakan.
Kalau kita tinjau dari ilmu fisika, fatal atau tidaknya tabrakan antara kedua kendaraan
ditentukan oleh momentum dan impuls dari kendaraan tersebut.
Impuls
Impuls dinotasikan dengan I, satuannya N.s atau kg.m/s. Untuk membuat benda yang
diam menjadi bergerak, maka perlu dikerjakan gaya pada benda tersebut selama selang waktu
tertentu. Impuls adalah hasil kali gaya konstan sesaat (F) dengan selang waktu gaya bekerja
(∆t), dapat dituliskan sebagai berikut.
𝑰 = 𝑭 × ∆𝒕
Contoh penerapannya adalah pada matras yang sering dipakai ketika olahraga atau biasa
dipakai para pejudo. Matras dimanfaatkan untuk memperlama selang waktu bekerjanya gaya
impuls, sehingga tubuh kita tidak terasa sakit ketika dibanting. Bayangkanlah ketika dirimu
dibanting atau berbenturan dengan lantai? Ini disebabkan karena waktu kontak antara tubuhmu
dan lantai sangat singkat. Tapi ketika tubuh dibanting di atas matras maka waktu kontaknya
lebih lama, dengan demikian gaya impuls yang bekerja juga menjadi lebih kecil.
Momentum
Momentum dinotasikan dengan P, dengan satuan kg m/s. Sebuah benda bermassa m yang
bergerak dengan kecepatan v mempunyai momentum (disimbolkan p). Besar momentum
benda tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.

7
𝒑=𝒎×𝒗
Benda-benda yang massanya besar atau benda-benda yang bergerak dengan laju yang
besar, memiliki momentum yang besar. Contohnya, sebuah mobil bergerak dengan laju tertentu
kemudian menabrak sebuah pohon, semakin cepat mobil itu bergerak maka kerusakan yang
timbul semakin besar. Atau semakin besar massa mobil semakin besar pula kerusakan yang
ditimbulkan. Maka mobil dikatakan memiliki momentum yang besar.

Hukum Kekekalan Momentum


Besar Impuls dinyatakan sebagai perubahan momentum:
𝑭 × ∆𝒕 = ∆𝒑
Saat F = 0, maka ∆p = 0 atau p = konstan. Dapat disimpulkan jika suatu sistem tidak
mendapat gaya dari luar, momentum sistem selalu tetap. Hal itulah yang disebut Hukum
Kekekalan Momentum.
Jumlah Momentum awal kedua benda (sebelum tumbukan):
𝚺𝒑 = 𝒑𝟏 + 𝒑𝟐 = 𝒎𝟏 𝒗𝟏 + 𝒎𝟐 𝒗𝟐
Jumlah Momentum akhir kedua benda (sesudah tumbukan):
𝚺𝒑′ = 𝒑′ 𝟏 + 𝒑′ 𝟐 = 𝒎𝟏 𝒗′ 𝟏 + 𝒎𝟐 𝒗′ 𝟐
Hukum Kekekalan Momentum menyatakan: “Bila tidak ada gaya dari luar yang bekerja
pada benda–benda yang melakukan interaksi, atau resultan gaya dari luar yang bekerja pada
benda-benda adalah nol, maka jumlah momentum benda-benda sebelum mengadakan interaksi
selalu sama dengan jumlah momentum benda-benda setelah mengadakan interaksi.”
Hukum kekekalan Momentum berlaku pada peristiwa:
1. Tumbukan benda
2. Interaksi dua benda
3. Peristiwa ledakan
4. Peristiwa tarik-menaik
5. Peristiwa jalannya roket maupun jet
Contoh Penerapan dalam kehidupan sehari-hari konsep dari Hukum Kekekalan
momentum adalah ketika mobil melaju ke depan secara tiba-tiba maka benda yang ada di dalam
mobil akan terlempar ke belakang dengan momentum yang sama. Atau ketika mobil tertabrak
atau terhenti secara tiba-tiba, badan pengemudi akan terlempar ke depan.
Berdasarkan pada prinsip momentum dan impuls, dibuatlah sistem Air Bag untuk
meminimalisir efek dari tabrakan akibat kecelakaan yang telah banyak menimbulkan korban.

8
Karena secara teoritis badan pengemudi atau pengguna kendaraan akan terlempar ke depan
ketika terjadi tabrakan atau mobil terhenti secara tiba-tiba, Air Bag dipasang di depan badan,
yaitu pada setir pengemudi dan bagian dashboard. Dengan menggunakan Air Bag, selang
waktu kontak antara bagian mobil dan tubuh menjadi lebih lama sehingga efek yang
ditimbulkan dari benturan dapat dikurangi. Air Bag dimodifikasi untuk dapat bekerja sama
dengan sabuk pengaman yang menahan tubuh untuk tidak terlempar ke depan. Maka dari itu,
alangkah baiknya apabila setiap kita berkendara menggunakan mobil tetap menggunakan
sabuk pengaman, dengan tetap berhati-hati saat mengemudi.

MEKANISME SISTEM
Dalam tabrakan dari depan (head-on collision), biasanya pengemudi dan penumpang
akan terlempar ke depan di dalam kendaraan. Ketika Air Bag diaktifkan, Air Bag langsung
mengembang dan menciptakan penghalang yang melawan atau meredam gerakan maju dari
pengemudi atau penumpang depan.
Kondisi yang memicu menggelembungnya Air Bag
Mobil yang dilengkapi Air Bag, berarti memiliki sensor “MEMS accelerometer” yang
merupakan IC (integrated circuit) kecil. Sensor ini bekerja dengan mendeteksi rapid-
deceleration (perlambatan yang terlalu cepat), yang kemudian memerintahkan sistem untuk
menggelembungkan Air Bag.
Peraturan di Amerika Serikat berkata, deployment (pengembangan atau
penggelembungan) Air Bag dalam tabrakan, paling tidak sama dengan deceleration dengan
nilai 23 km/jam (14 mph), atau bisa disamakan dengan menabrak mobil dengan ukuran yang
sama dengan tabrakan bagian depan masing-masing kendaraan pada kecepatan dua kali dari
mobil satunya lagi.
Tapi tidak seperti test tabrakan pada dinding penghalang, tabrakan sebenarnya biasanya
terjadi pada sudut-sudut selain bagian depan mobil (full-front), dan gaya dari tabrakan biasanya
tidak disebarkan keseluruh bagian depan mobil dimana sensor itu berada. Akibatnya, kecepatan
relatif antara mobil yang menabrak dan yang ditabrak yang dibutuhkan untuk
menggelembungkan Air Bag dalam tabrakan sebenarnya bisa lebih tinggi dari persamaan
tabrakan dinding. Karena sensor Air Bag mengukur deceleration, kecepatan mobil dan
kerusakan bukanlah indikator yang bagus untuk kapan Air Bag harusnya menggelembung.
Air Bag bisa menggelembung saat mobil dengan keadaan under-carriage (beban kurang,
tidak ada penumpang) menabrak objek rendah yang menonjol diatas jalan yang bisa
menyebabkan perlambatan.

9
Gambar 2. Kondisi-kondisi yang memicu menggelembungnya Air Bag
Sumber: http://www.toyota.astra.co.id/

Proses Penggelembungan Air Bag (inflating)


Saat Air Bag akan menggelembung, sebuah sinyal dikirim ke unit inflator dalam Air Bag
control unit. Sebuah igniter atau penyulut, menyulut sebuah reaksi kimia yang sangat cepat
dan menghasilkan gas nitrogen (N2) untuk mengisi Air Bag dan membuatnya menggelembung
menerobos cover dari modul Air Bag.
Beberapa teknologi Air Bag menggunakan nitrogen terkompresi atau gas argon dengan
sebuah pyrotechnic operated valve (“hybrid gas generator”). Ada juga yang memakai sodium
azide (NaN3) yang sangat beracun (sangat biasa pada desain inflator model lama), tapi sudah
tidak digunakan lagi sejak tahun 90-an dalam pengembangan yang menjurus ke efisiensi, lebih
murah and dan kurang beracun.

10
Gambar 3. Urutan mengembangnya Air Bag
Sumber: http://www.toyota.astra.co.id/

Proses pengempesan Air Bag (deflating)


Reaksi kimia menghasilkan ledakan nitrogen disengaja untuk mengembangkan Air Bag.
Setelah Air Bag terkembang, deflasi dimulai segera saat gas keluar melalui lubang dalam kain
(atau, seperti yang kadang-kadang disebut, pori-pori kain) dan mendingin. Pengembangan
sering disertai dengan pelepasan partikel seperti debu dan gas dari dalam interior kendaraan
(disebut efluen). Sebagian besar debu ini terdiri dari tepung jagung, kapur perancis, atau bedak
talc, yang digunakan untuk melumasi Air Bag selama deployment/inflasi.
Desain yang terbaru menghasilkan limbah utama terdiri dari bedak/tepung jagung dan
gas nitrogen yang tidak berbahaya. Dalam desain yang lebih tua digunakan propelan berbasis
azida (biasanya NaN3), berbagai jumlah sodium hidroksida pada awalnya hampir selalu hadir.
Dalam jumlah kecil kimia ini dapat menyebabkan iritasi kecil untuk mata dan/atau luka
terbuka, namun dengan pemaparan ke udara, dengan cepat berubah menjadi natrium bikarbonat
(baking soda). Namun, transformasi ini tidak 100% selesai, dan selalu menyisakan jumlah sisa
ion hidroksida dari NaOH. Tergantung pada jenis sistem Air Bag, kalium klorida (sering
digunakan sebagai pengganti garam meja) juga bisa aja ada.

SISI NEGATIF
Bagi kebanyakan orang, efek yang muncul mungkin hanya debu yang menyebabkan
iritasi minor pada tenggorokan dan mata. Secara umum, gangguan kecil hanya terjadi ketika
penghuni tetap dalam kendaraan selama beberapa menit dengan jendela tertutup dan tidak ada
ventilasi. Namun, beberapa orang dengan asma dapat menyebabkan serangan asma berpotensi
mematikan dari menghirup debu tersebut.

11
Proses mengembangnya Air Bag ini terjadi dalam waktu hanya 0,25 detik dengan
kecepatan mengembang sebesar 180 – 200 mil/jam. Walaupun Air Bag ini berguna untuk
mencegah kecelakaan pada orang dewasa, namun Air Bag ini membahayakan untuk anak usia
balita. Hantaman dari Air Bag di desain untuk mengenai dada orang dewasa dengan jarak
sekitar 10 inchi dari setir kendaraan, jika hantaman ini mengenai anak balita akibatnya akan
mengenai bagian kepala balita tersebut yang dampaknya menyebabkan kecelakaan pada bagian
kepala. Karena itu di beberapa negara maju terdapat aturan-aturan khusus yang mengatur
mengenai sistem keamanan kendaraan ini, khususnya yang berhubungan dengan keselamatan
anak-anak.

KESIMPULAN
Air Bag adalah sistem modern pada hampir di setiap kendaraan roda empat ternama untuk
meminimalisir efek benturan ketika terjadi tabrakan atau ketika mobil di rem secara mendadak,
yang terdiri dari sebuah tas kain besar yang berisi udara dan memberikan perlindungan bagi
kepala dan tubuh bagian atas pengemudi selama tabrakan. Air Bag berfungsi melindungi daerah
kepala, leher, dan dada. Air Bag umumnya akan mengembang dari roda kemudi atau dari
dashboard beberapa milidetik setelah tabrakan. Ketika kepala pengemudi telah mengenai Air
Bag, Air Bag mulai mengempis perlahan sehingga memungkinkan pengemudi keluar dari
mobil. Prinsip kerja dari Air Bag ini berdasarkan teori dari momentum, impuls dan hukum
kekekalan momentum.

E. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model Pembelajaran : Science Tecnology Society (STS)/ Sains Teknologi Masyarakat
3. Metode : Demonstrasi virtual, diskusi, dan presentasi

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media : Powerpoint, Video Ilustrasi dan LKS
2. Alat dan Bahan
a. Alat :-
b. Bahan :-
3. Sumber Belajar :
a. Kanginan, M. 2014. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

12
b. Siswanto & Sukaryadi. 2013. Kompetensi Fisika. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
c. Tim MIPA. LKS Kreatif Fisika SMA/MA Kelas X Semester Gasal. Jawa Tengah: Viva
Pakarindo.

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kompetensi
Sintaks Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan yang
Model STM Waktu
dikembangkan
Pendahuluan 1. Guru menyampaikan salam Karakter: 10 menit
2. Guru dan siswa berdoa Rasa ingin tahu
sebelum memulai
pembelajaran.
3. Guru melakukan absensi.
4. Guru memberikan
apersepsi:
Sebuah truk bermassa 1000
kg bergerak dengan
kecepatan 10 m/s. Sebuah
mobil bermassa 100 kg
bergerak dengan kecepatan
yang sama. Manakah yang
lebih sulit dihentikan?
5. Guru melakukan
demonstrasi dengan
menampilkan simulasi
impuls dan momentum.
6. Guru menyampaikan
rencana kegiatan (tujuan
pembelajaran).
7. Guru mengarahkan siswa
untuk duduk berkelompok
sesuai dengan kelompok

13
yang telah dibentuk
sebelumnya
Kegiatan Inti Invitasi 1. Guru mengangkat sebuah Karakter: 70 menit
isu yang berkaitan dengan Rasa ingin tahu,
materi implus dan kritis
momentum yaitu Pendekatan:
mengenai “Teknologi Mengamati dan
Airbag Sang Penyelamat”. menanya
Selain itu guru juga bisa
menampilka video
simulasi terkait dengan
materi tersebut.
2. Guru mengarahkan dan
membimbing masing-
masing kelompok untuk
mendiskusikan isu yang
telah diberikan dengan
tujuan agar masing-masing
kelompok mampu
mengajukan pertanyaan-
pertanyaan spesifik terkait
dengan isu
3. Setiap siswa dapat
mengajukan pendapat
berkaitan dengan isu
Teknologi Airbag yang
ada dan mampu
merumuskan pertanyaan-
pertanyaan spesifik.
Pertanyaan spesifik yang
diharapkan muncul:
• Apa itu teknologi airbag?

14
• Apa manfaat teknologi
airbag?
• Bagaimana meknisme
kerja airbag?
• Konsep fisika apa yang
digunakan dalam
teknologi airbag?
Eksplorasi 1. Tahap curah gagasan Karakter:
tentang sumber-sumber Rasa ingin tahu,
informasi kritis,
2. Guru mengarahkan siswa bekerjasama,
untuk menemukan jawaban tanggungjawab
terkait pertanyaan spesifik Pendekatan:
yang muncul Mengasosiasi,
• Siswa melakukan mengkomunikas
pembagian tugas kepada ikan
anggota kelompok
masing-masing.
• Siswa melakukan
diskusi bersama
kelompoknya untuk
menemukan jawaban
pertanyaan yang telah
diajukan sebelumnya.
• Siswa memecahkan
permasalahan
berdasarkan sumber
pendukung seperti buku
atau internet.
• Perwakilan kelompok
menyampaikan hasil
diskusi, dan kelompok

15
lain menanggapi dan
guru memfasilitasi.
3. Guru melakukan observasi
penilaian sikap
Eksplanasi/So 1. Guru melakukan observasi Karakter:
lusi penilaian sikap dan Rasa ingin tahu,
keterampilan berdiskusi. kritis,
2. Siswa bersama dengan bekerjasama,
kelompoknya tanggung jawab
mengumpulkan informasi Pendekatan:
melalui literatur-literatur, Menalar,
internet dsb. menanya,
3. Siswa menemukan solusi mengomunikasi
penyebab permasalahan/
isu yang ada pada LKS
4. Guru mengarahkan salah
satu kelompok untuk
menyajikan hasil diskusi
jawaban pertanyaan-
pertanyaan spesifik terkait
isu yang diangkat dalam
pembelajaran.
5. Guru mengarahkan dan
membimbing terjadinya
interaksi antara kelompok
penyaji dan kelompok
lainnya
6. Siswa mensintesis dan
mengevaluasi informasi
yang telah terkumpul
menanggapi hasil yang
disampaikan oleh
kelompok penyaji melalui

16
diskusi kelas dengan guru
sebagai fasilitator.
7. Berdasarkan semua
informasi yang telah
terkumpul, guru
meluruskan konsep yang
keliru sehingga tidak
terjadi salah konsep pada
siswa.
Tindak Lanjut 1. Guru menanyakan kepada Karakter:
siswa tentang manfaat Kritis,
airbag dan mengapa airbag bekerjasama,
penting bagi kehidupan. bertanggung
2. Guru mengarahkan jawab
masing-masing kelompok
untuk memberikan Pendekatan:
kesimpulan terkait menalar,
kegiatan pembelajaran mengkomunikas
yang meliputi manfaat, ikan
cara kerja, dan konsep
fisika yang terkandung
dalam teknologi airbag
Evaluating 1. Guru memberikan KUIS Karakter:
(terlampir). Kritis, rasa ingin
2. Siswa mengerjakan KUIS. tahu,
tanggungjawab
Pendekatan:
Mengasosiasi,
menalar

Penutup 1. Guru memberikan Karakter: 10 menit


kesempatan kepada siswa Rasa ingin tahu,
kritis

17
untuk bertanya apabila ada
yang belum dimengerti.
2. Guru memberikan tugas
baca dan PR (buku ajar
halaman 8).
3. Guru memberikan salam
penutup

G. Penilaian

No Aspek Teknik Instrumen

1 Sikap
1. Rasa ingin tahu Observasi Lembar
2. Kritis dalam mengeksplorasi dan mengasosiasi Pengamatan
data Sikap
3. Bekerja sama dalam mengeksplorasi dan (terlampir)
mengasosiasi data
4. Bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan
5. Mengagumi kebesaran Tuhan.
2 Pengetahuan
1. Mendefinisikan momentum. Kuis, tes Kuis,
2. Mendefinisikan impuls. tertulis, dan Ulangan
3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penugasan Harian, PR
besar momentum. (terlampir)
4. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
besar impuls.
5. Menghitung besar momentum yang dimiliki
benda bermassa m yang bergerak dengan
kecepatan v.
6. Menghitung besar impuls yang dimiliki benda
akibat bekerjanya gaya F selama selang waktu t.
7. Menghitung besar impuls yang dimiliki benda
yang mengalami perubahan kecepatan.

18
3 Keterampilan
1. Terampil mempresentasikan hasil diskusi Observasi Lembar
kelompok. Pengamatan
2. Terampil berargumentasi. Psikomotor
(terlampir)

19
Lampiran I
PENILAIAN SIKAP
(OBSERVASI)
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester/Tahun Pel. :
Sub Materi : Momentum dan Impuls

N SKOR UNTUK SIKAP JML


NAMA SISWA NILAI PRED
O RIT Bkrjsm Tjwb Kritis Berdoa SKOR
1
2
3
4
5
dst ..

Rubrik Penilaian Sikap

Aspek Skor Indikator


4 Selalu bertanya dan mengeksplorasi informasi dari berbagai sumber.
Rasa ingin 3 Sering bertanya dan mengeksplorasi informasi dari berbagai sumber.
tahu 2 Kadang-kadang bertanya dan mengeksplorasi informasi dari berbagai sumber.
1 Tidak pernah bertanya dan mengeksplorasi informasi dari berbagai sumber.
4 Selalu bekerjasama dengan teman kelompok.

Bekerjasama 3 Sering bekerjasama dengan teman kelompok.


2 Kadang-kadang bekerjasama dengan teman kelompok.
1 Tidak pernah bekerjasama dengan teman kelompok.
4 Selalu bertanggungjawab atas tugas yang diberikan.
Tanggung 3 Sering bertanggungjawab atas tugas yang diberikan.
jawab 2 Kadang-kadang bertanggungjawab atas tugas yang diberikan.
1 Tidak pernah bertanggungjawab atas tugas yang diberikan.

20
Aspek Skor Indikator
4 Selalu kritis dalam mengasosiasi/menganalisis data dan menanggapi
pertanyaan/permasalahan.
3 Sering kritis dalam mengasosiasi/menganalisis data dan menanggapi

Kritis pertanyaan/permasalahan.
2 Kadang-kadang kritis dalam mengasosiasi/menganalisis data dan menanggapi
pertanyaan/permasalahan.
1 Tidak pernah kritis dalam mengasosiasi/menganalisis data dan menanggapi
pertanyaan/permasalahan.
4 Selalu berdoa diawal dan akhir pembelajaran dengan khusuk.
Berdoa
3 Sering berdoa diawal dan akhir pembelajaran dengan khusuk.
sebelum dan
sesudah 2 Kadang-kadang berdoa diawal dan akhir pembelajaran dengan khusuk.
pembelajaran
1 Tidak pernah berdoa diawal dan akhir pembelajaran dengan khusuk.

Keterangan:
1. Skor maksimal = 4 x 5 = 20
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
2. 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100
20

3. Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut:


SB = Sangat Baik = 80 – 100 C = Cukup = 60 - 69
B = Baik = 70 – 79 K = Kurang = < 60

21
Lampiran II
PENILAIAN KOGNITIF
KUIS
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester/Tahun Pel. :
Sub Materi : Momentum dan Impuls

KUIS/SOAL
NO NAMA SISWA SKOR NILAI
1 2 3 4 5 6 7
1
2
3
4
5
dst

𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉


𝑵𝑰𝑳𝑨𝑰 = × 𝟏𝟎𝟎
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎

22
Sub Bahasan : Momentum dan Impuls
Alokasi Waktu : 30 menit
Kelas :…
Semester :1

PETUNJUK UMUM
1. Kuis ini memuat 7 soal essay.
2. Tuliskan jawabanmu pada satu lembar kertas double folio dengan mencantumkan identitas
diri berupa nama, kelas, dan nomor absen di pojok kiri atas kertas double folio tersebut.
3. Kerjakanlah terlebih dahulu soal yang kamu anggap mudah.
4. Jawablah dengan jelas dan tepat.

SOAL
No Tujuan Pembelajaran Soal
1 Mendefinisikan momentum. Apa yang dimaksud dengan momentum dalam
fisika?
2 Mendefinisikan impuls. Apa yang dimaksud dengan impuls dalam fisika?
3 Menyebutkan faktor-faktor Faktor-faktor apa saja ayang mempengaruhi
yang mempengaruhi besar besar momentum? Bagaimana hubungan factor-
momentum. faktor tersebut terhadap besar momentum?
4 Menyebutkan faktor-faktor Faktor-faktor apa saja ayang mempengaruhi
yang mempengaruhi besar besar impuls? Bagaimana hubungan factor-faktor
impuls. tersebut terhadap besar impuls?
5 Menghitung besar momentum Sebuah truk bermassa 1 ton bergerak dengan
yang dimiliki benda bermassa kecepatan 36 km/jam ke utara. Hitung besar
m yang bergerak dengan momentum truk tersebut!
kecepatan v.

23
6 Menghitung besar impuls yang Sebuah balok di dorong dengan gaya 10 N ke
dimiliki benda akibat kanan dalam waktu 10 detik. Hitung impuls yang
bekerjanya gaya F selama dimiliki balok tersebut!
selang waktu t.
7 Menghitung besar impuls yang Sebuah bola kasti 0,5 kg dilempar ke kiri dengan
dimiliki benda yang mengalami kecepatan 10 m/s. Bola kasti itu dipukul
perubahan kecepatan. sehingga bergerak ke kanan dengan kecepatan 20
m/s. Hitung impuls yang diterima oleh bola kasti
tersebut!

KUNCI JAWABAN
NO SOAL SOLUSI SKOR
1 Apa yang dimaksud dengan Momentum adalah ukuran kesukaran untuk 10
momentum dalam fisika? menghentikan benda yang sedang
bergerak.
2 Apa yang dimaksud dengan Impuls adalah besaran yang menunjukkan 10
impuls dalam fisika? lamanya gaya bekerja pada suatu benda.
3 Faktor-faktor apa saja ayang Massa dan kecepatan. Besar momentum 20
mempengaruhi besar sebanding dengan besar massa dan
momentum? Bagaimana kecepatan benda.
hubungan factor-faktor
tersebut terhadap besar
momentum?
4 Faktor-faktor apa saja ayang Gaya, waktu, dan perubahan kecepatan. 20
mempengaruhi besar impuls? Besar impuls sebanding dengan besar
Bagaimana hubungan factor- gaya, waktu, dan perubahan kecepatan.
faktor tersebut terhadap besar
impuls?
5 Sebuah truk bermassa 1 ton Diketahui: 5,5
bergerak dengan kecepatan 36 m = 1 ton = 1000 kg
km/jam ke utara. Hitung besar v = 36 km/jam = 10 m/s
momentum truk tersebut! Ditanya:
p = …?

24
Jawab: 20
p = m.v
p = 1000 kg . 10 m/s = 10.000 kg m/s
6 Sebuah balok di dorong Diketahui: 1,5
dengan gaya 10 N ke kanan F = 10 N ke kanan
dalam waktu 10 detik. Hitung t = 10 s
impuls yang dimiliki balok Ditanya:
tersebut! I = …?
Jawab: 20
I = Ft
I = 10 N . 10 s = 100 N.s
7 Sebuah bola kasti 0,5 kg Diketahui: 1,5
dilempar ke kiri dengan v1 = - 10 m/s
kecepatan 10 m/s. Bola kasti v2 = 20 m/s
tersebut kemudian dipukul Ditanya:
sehingga bergerak ke kanan I = …?
dengan kecepatan 20 m/s. Jawab: 20
Hitung impuls yang diterima I = ∆p
oleh bola kasti tersebut! I = p2 – p1
I = mv2 – mv1
I = m (v2 – v1)
I = 0,5 (20 – (-10))
I = 15 kg m/s
SKOR MAKSIMUM 128,5

25
Lampiran III
PENILAIAN KETERAMPILAN
(OBSERVASI)
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester/Tahun Pel. :
Sub Materi : Momentum dan Impuls

Kinerja
presentasi/bertanya/ JML
NO NAMA SISWA NILAI PRE
menanggapi SKOR
Visualisasi Konten

dst …

Rubrik Penilaian Keterampilan Presentasi

Aspek Skor Indikator

4 Presentasi/bertanya/menanggapi dengan bahasa yang jelas dan lancar serta


menggunakan gestur.

3 Presentasi/bertanya/menanggapi dengan bahasa yang jelas dan lancar tanpa


Visualisasi
menggunakan gestur.

2 Presentasi/bertanya/menanggapi dengan bahasa yang tidak jelas dan lancar


serta menggunakan gestur.

26
Aspek Skor Indikator

1 Presentasi/bertanya/menanggapi dengan bahasa yang tidak jelas dan lancar


serta tidak menggunakan gestur.

4 Tepat, jelas, dan lengkap

3 Tepat, jelas, dan tidak lengkap


Konten
2 Tepat, tidak jelas, dan tidak lengkap

1 Salah, tidak jelas, dan tidak lengkap

Keterangan:
1. Skor maksimal = 2 x 4 = 8
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
2. 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100
8

3. Nilai keterampilan dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut:


SB = Sangat Baik = 80 – 100 C = Cukup = 60 - 69

B = Baik = 70 – 79 K = Kurang = < 60

27
Lampiran IV

Mata Pelajaran : Fisika


Sub Bahasan : Momentum & Impuls
Alokasi Waktu : 75 menit
Kelas :

PETUNJUK
1. Bentuk kelompok dengan anggota 5-6 orang, dengan ketentuan siswa yang pintar
menyebar ke setiap kelompok agar kelompok seimbang.
2. Diskusikan isu di bawah bersama anggota kelompokmu. Agar diskusi dapat terselesaikan
tepata waktu, maka semua anggota kelompok harus ikut berpartisipasi dalam menjawab
soal. Kemudian tulis hasil diskusimu pada kertas kosong yang sudah disediakan. (45
menit)
3. Setelah diskusi kelompok berakhir, akan diundi kelompok mana yang akan presentasi
(semua anggota kelompok harus mendapat giliran bicara), sedangkan kelompok yang lain
bertugas menjadi pendebat (bertanya, menyanggah, atau menambahkan). (30 menit)
4. Penilaian terletak pada keaktifan (bertanya, menanggapi), ketekunan (berusaha menjawab
semua soal sampai dapat jawaban), kedisiplinan (tepat waktu, serius), kritis, dan
bertanggungjawab.

Anggota Kelompok

1. …………………………………………………………………………………………….....
2. …………………………………………………………………………………………….....
3. …………………………………………………………………………………………….....
4. …………………………………………………………………………………………….....
5. …………………………………………………………………………………………….....
6. …………………………………………………………………………………………….....

28
ISU
AIRBAG SANG PENYELAMAT

Airbag sering digunakan di negara-negara maju seperti di Eropa dan Amerika. Di negara-
negara tersebut Airbag sering dikatakan sebagai “Sang Penyelamat”. Tidak berlebihan
memang mengingat manfaat airbag begitu besar terutama bagi keselamatan pengemudi.
Namun, lain halnya dengan kondisi di Indonesia. Walaupun sudah mulai dikembangkan,
beberapa mobil masih sangat jarang menggunakan teknologi airbag. Hal ini sungguh ironis
memang di tengah maraknya kasus-kasus kecelakaan pabrik-pabrik mobil terkemuka di
Indonesia belum mengoptimalkan penggunaan airbag pada mobil buatannya.

ANALISIS ISU
Konsep Isu Pertanyaan Solusi Sumber
Esensial Muncul Alternatif Informasi

Momentum Airbag Sang


dan Implus Penyelamat

29

Anda mungkin juga menyukai