Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI PRASEKOLAH

Anak prasekolah adalah anak yang berumur antara 3-6 tahun, pada masa ini anak-anak
senang berimajinasi dan percaya bahwa mereka memiliki kekuatan. Pada usia prasekolah,
anak membangun kontrol sistem tubuh seperti kemampuan ke toilet, berpakaian, dan makan
sendiri (Potts & Mandeleco, 2012). Menurut Montessori (dalam Noorlaila 2010), bawa usia 3-
6 tahun anak-anak dapat diajari menulis, membaca, dan belajar mengetik. Usia prasekolah
merupakan kehidupan tahun-tahun awal yang kreatif dan produktif bagi anak-anak.
Masa pra sekolah merupakan masa anak memiliki perkembangan psikososial yang
disebut dengan masa inisiatif. Pada masa inisiatif ini, anak berusaha menyelesaikan
masalahnya sendiri tanda ada merasa bersalah, kemampuan ini akan dicapai jika anak
mempunyai konsep diri yang positif karena anak mulai berkhayal/kreatif serta meniru
peran orang-orang disekitarnya (Keliat, 2013).
Anak mengalami proses perubahan dalam pola makan dimana anak pada umumnya
mengalami kesulitan untuk makan. Proses eliminasi pada anak sudah menunjukkan
proses kemandirian dan masa ini adalah masa dimana perkembangan psikososial pada
anak sudah menunjukkan adanya rasa inisiatif, konsep diri yang positif serta mampu
mengidentifikasi identitas dirinya (Hidayat,2008)

B. KLASIFIKASI PRASEKOLAH

Patnomodewo (2010) mengemukakan ciri-ciri anak prasekolah (3- 6tahun) yang biasanya
ada di TK meliputi aspek fisik, emosi, sosial, dan kognitif anak. Ciri fisik anak prasekolah
dalam penampilan maupun gerak gerik yaitu umumnya anak sangat aktif, mereka telah
memiliki penguasaan (kontrol) terhadap tubuhnya. Ciri sosial anak prasekolah biasanya
bersosialisasi dengan orang disekitarnya. Umumnya anak pada tahap ini memiliki satu atau
dua sahabat, kadang dapat berganti, mereka mau bermain dengan teman.
a. Aspek fisik (motorik). Perkembangan motorik ini merupakan perkembangan daerah
sensori dan motorik pada korteks yang memungkinkan koordinasi lebih baik antara apa yang
diinginkan oleh anak dan apa yang dilakukannya, seperti mengancingkan baju dan melukis
gambar yang melibatkan koordinasi mata, tangan dan otot kecil. Perkembangan ini
merupakan bentuk keterampilan motorik halus. Keterampilan ini memberikan kesiapan anak
agar dapat belajar dan mandiri untuk memasuki usia sekolah (Wong, 2008). Motorik anak
usia prasekolah mampu memanipulasi objek kecil, menggunakan balok-balok dalam berbagai
ukuran dan bentuk. Anak usia prasekolah melakukan gerakan dasar seperti berlari, berjalan,
memanjat dan melompat (Hurlock, 2007).
b. Aspek sosial. Aspek sosial anak usia prasekolah mampu menjalani hubungan sosial
dengan orang-orang yang ada diluar rumah, sehingga anak mempunyai minat yang lebih
untuk bermain dengan teman sebaya, orang-orang dewasa yang ada disekitarnya dan saudara
kandung didalam keluarganya (Hurlock, 2007). Umumnya pada tahapan ini anak memiliki
satu atau dua sahabat, akan tetapi sahabat ini biasanya cepat berganti. Mereka umumnya
sangat cepat menyesuaikan diri secara sosial. Sahabat yang dipilih biasanya yang memiliki
jenis kelamin yang sama yang nantinya berkembang pada sahabat yang berjenis kelamin
berbeda. Anak yang lebih muda seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih

1
besar (Patmonodewo, 2003). Anak prasekolah dapat berhubungan dengan orang yang tidak
dikenal dengan mudah dan dapat mentoleransi perpisahan singkat dari orangtua dengan
sedikit atau tanpa protes. Tahap ini anak mampu melewati banyak ketakutan, fantasi, dan
kecemasan yang tidak terselesaikan melalui permainan (Wong, 2008).
c. Aspek kognitif. Usia prasekolah umumnya telah mampu berbahasa, sebagian dari mereka
senang berbicara, khususnya dalam kelompoknya. Anak usia prasekolah harus dilatih untuk
dapat menjadi pendengar yang baik (Patmonodewo, 2003). Anak usia prasekolah berasumsi
bahwa setiap orang berpikir seperti yang mereka pikirkan dan penjelasan singkat mengenai
pikiran mereka dipahami orang lain. Anak usia prasekolah lebih banyak menggunakan bahasa
tanpa memahami makna dari kata-kata tersebut, terutama konsep kanan kiri, sebab akibat, dan
waktu (Wong, 2008)

C. KARAKTERISITIK PRASEKOLAH
a. Keturunan Karakteristik yang diturunkan mempunyai pengaruh besar pada
perkembangan. Jenis kelamin anak, yang ditentukan oleh seleksi acak pada waktu
konsepsi, mengarahkan pola pertumbuhan dan perilaku orang lain terhadapa anak.
Kebanyakan karakteristik fisik termasuk pola dan bentuk gambaran, bangun tubuh, dan
keganjilan fisik, diturunkan dan dapat mempengaruhi cara pertumbuhan dan integrasi
anak dengan lingkungannya.
b. Faktor Neuroendokrin Kemungkinan semua hormon mempengaruhi pertumbuhan dalam
beberapa cara. Tiga hormon yaitu hormon pertumbuhan, hormon tiroid, dan androgen,
ketika diberikan pada individu yang kekurangan hormon ini, merangsang anabolisme
protein dan 13 karenanya menghasilkan elemen esensial untuk pembangunan protoplasma
dan jaringan bertulang.
c. Nutrisi Nutrisi mungkin merupakan satu-satunya pengaruh paling penting pada
pertumbuhan. Selama masa bayi dan kanak-kanak, kebutuan terhadap kalori relatif besar,
seperti yang dibuktikan oleh peningkatan tinggi dan berat badan. Pengaruh nutrisi juga
baik mempengaruhi perkembangan, terutama untuk perkembangan kognitif anak, untuk
perkembangan IQ anak..
d. Hubungan Interpersonal Hubungan dengan orang terdekat memainkan peran penting
dalam perkembangan, terutama dalam perkembangan emosi, intelektual, dari kepribadian.
Melalui individu ini anak belajar untuk mempercayai dunia dan merasa aman untuk
menjelajahi hubungan yang semakin luas.
e. Tingkat Sosioekonomi Tingkat sosioekonomi keluarga anak mempunyai dampak
signifikan pada pertumbuhan dan perkembangan. Pada semua usia anak dari keluarga
kelas atas dan menengah mempunyai tinggi badan lebih dari anak dari keluarga dengan
strata sosioekonomi rendah. Keluarga dari kelompok sosioekonomi rendah mungkin
kurang memiliki pengetahuan atau sumber daya yang diperlukan untuk 14 memberikan
lingkungan yang aman, menstimulasi dan kaya nutrisi membantu perkembangan optimal
anak.
f. Penyakit Perubahan pertumbuhan dan perkembangan adalah salah satu manifestasi dalam
sejumlah gangguan herediter. Gangguan pertumbuhan terutama terlihat pada gangguan
skeletal.
g. Bahaya Lingkungan Bahaya dilingkungan adalah sumber kekhawatirkan pemberi asuhan
kesehatan dan orang lain yang memperhatikan kesehatan dan keamanan. Sebagai contoh
anak-anak yang tinggal di daerah industri, dari segi kesehatan anak akan menghirup udara
yang kurang bersih karena udara sudah tercemar oleh asap-asap pabrik menyebabkan
anak menjadi jarang keluar rumah dan sulit untuk bertemu teman-teman sebaya.

2
h. Stress Pada Masa Kanak-Kanak Stress adalah ketidakseimbangan antara tuntutan
lingkungan dan sumber koping individu yang menganggu ekuilibrium individu tersebut.
Meskipun semua anak mengalami stres, beberapa anak muda tampak lebih rentan
dibandingkan yang lain.
i. Pengaruh Media Massa Media dapat memberikan pengaruh besar pada perkembangan
anak, tidak diragukan lagi bahwa media memberikan 15 anak suatu cara untuk
memperluas pengetahuan mereka tentang dunia tempat mereka hidup dan berkontribusi
untuk mempersempit perbedaan antar kelas. Citra perilaku berisiko yang ditampilkan oleh
media dapat berperan dalam membentuk atau menguatkan persepsi anak tentang
lingkungan sosial mereka. Anak-anak masa kini cenderung memilih media dan figure
olahraga sebagai model peran ideal mereka, sedangkan di masa lalu mayoritas anak
memilih orang tua atau wali orang tua mereka sebagai orang yang paling ingin mereka
contoh.
D. PERUBAHAN PADA PRASEKOLAH
Potts dan Mandleco (2012) membangi perkembangan pra sekolah menjadi 5 yaitu
perkembangan fisik, psikoseksual, kognitif, psikososial dan moral sebagai berikut :
a. Perkembangan Fisik
Pada usia 3 tahun, pertumbuhan rata-rata berat badan 14,6 kg dengan tinggi
badan 95 cm, anak mampu mengontrol BAB dan BAK malam hari, mampu
berjalan, berlari, melompat dan mengangkat satu kaki dalam beberapa detik,
anak mampu menumpuk 9-10 kubus, mampu membuat coretan lingkaran namun
belum mampu membuat garis. Pada umur 4 tahun, pertumbuhan anak pra
sekolah ditandai dengan rata-rata berat badan 16,7 kg, tinggi badan 103 cm,
mampu berdiri dengan satu kaki, berjalan melingkar, jinjit, menangkap bola
dengan 2 tangan, menggambar garis dengan 3 bagian dan memakai sepatu
dengan model sederhana. Pada usia 5 tahun pertumbuhan rata-rata berat badan
anak 18,7 kg, gigi sudah mulai keropos atau geripis, mampu melompat tinggi,
belajar berenang, menangkap dan melempar bola, mampu berlari dengan mengkoordinasikan
lengan dan tangan, menggunakan pensil secara baik,
menggunting dan menggambar orang dengan 6 bagian tubuh.
b. Perkembangan Psikoseksual
Pada usia 3 tahun, anak mampu mengenal jenis kelamin sendiri dan orang lain
dan mulai meniru peran dan sikap di lingkungan sekitarnya. Pada usia 4 tahun,
perkembangan seksual semakin matang ditandai dengan kemampuan mengenal
dan menjelaskan perbedaan jenis kelamin, serta bermain peran sesuai dengan
jenis kelaminnya. Pada usia 5 tahun, anak mulai belajar memahami peran dari
setiap jenis kelamin dan dapat menerima penjelasan tentang adanya
kemungkinan kekerasan seksual pada anak.
c. Perkembangan Kognitif
Karakteristik perkembangan kognitif anak pra sekolah adalah berkembangnya
pemikiran pra operasional yang ditandai dengan pemikiran yang berpusat pada
diri sendiri (egosentris), berpikir nyata, memahami alasan dan berkhayal. Pada
usia 3 tahun, anak mulai belajar melihat dan meniru sesuatu di sekitarnya,
memahami konsep waktu, banyak bertanya tentang lingkungan, takut pada
sesuatu yang spesifik, berimajinasi dan belajar mengenal warna dan angka. Pada
usia 4 tahun, egosentris anak mulai berkurang, perhatian terhadap lingkungan
berkembang, beranalogi dengan sifat yang berlawanan semisal panas dan dingin,
lebih memahami konsep waktu dan konsep ukuran atau bentuk seperti panjang,

3
pendek dan berat. Pada usia 5 tahun, anak mulai belajar memahami peran dalam
lingkungannya, mengelompokkan benda sesuai dengan persamaannya.
Perkembangan bahasa pada usia 3 tahun ditandai dengan anak mengerti nama,
umur, membuat kalimat dari 3-4 kata, banyak bertanya, dan mempunyai
kosakata + 900 kata. Sedangkan di usia 4 tahun, perkembangan bahasa terlihat
dari kemampuan membuat kalimat panjang yang terdiri 4-5 kata, mengerti
minimal 1 warna dan mempunyai 1500 kosakata. Pada usia 5 tahun,
perkembangan bahasa semakin meningkat dengan 2100 kosakata, mengenal
minimal 4 warna, mengenal nama hari dalam seminggu, nama bulan dan dapat
mengikuti 3 perintah sekaligus.
d. Perkembangan Psikososial
Menurut Erikson (dalam Pott dan Mandleco, 2012), karakteristik perkembangan
psikososial anak pra sekolah adalah rasa inisiatif vs rasa bersalah, dimana anak
sangat energik dalam bermain dan merasa puas dengan aktivitasnya. Anak mulai
belajar bermain dengan meniru sikap orang dewasa, bermain bersama teman,
berbagi mainan dan bermain dengan aturan sederhana. Pada usia 3 tahun, anak
senang melewatkan waktu bersama orang tua, cemburu atau sibling terhadap
adiknya, mampu mengerjakan pekerjaan rumah yang sederhana, mempunyai
cara penyelesaian masalah yang cenderung regression, denial, projection,
displacement, attack, ratinalization dan sublimation. Pada usia 4 tahun, rasa
sibling semakin terlihat dengan munculnya rasa bersaing dengan saudara, dan
dapat berkembang menjadi perasaan frustasi terhadap orang tua dan saudara,
namun demikian anak mulai mandiri dalam berpakaian dan makan, mudah
bercerita terhadap orang lain, dan mulai mengungkapkan rasa takut terhadap
hewan, kondisi gelap dan rasa sakit. Pada usia 5 tahun, anak merasa nyaman
bersama orang tua, senang beraktivitas dengan keluarga, belajar menjalankan
aturan, belajar bertanggungjawab, dan mampu mengungkapkan secara verbal
tentang perasaannya.
e. Perkembangan Moral
Anak usia pra sekolah mulai belajar meminta maaf, mengucapkan terima kasih
dan mulai perhatian terhadap orang lain. Spiritual anak pun mulai berkembang
dengan meniru kegiatan agama, sikap orang tua, dan belajar memahami konsep
Tuhan dalam bahasa anak.

4
E. PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

a. Definisi
Menurut Bastable (Yuniartiningsih 2012) perkembangan psikososial adalah proses
penyesuaian psikologis dan sosial sejalan dengan perkembangan seseorang sejak bayi sampai
dewasa berdasarkan delapan tahap kematangan psikologis dan sosial manusia. Periode awal
dari usia prasekolah dimulai ketika anak mulai menghadapi dunia yang baru dan tuntutan
sosialisasi yang lebih kompleks.
Selama periode prasekolah, antara usia 3-6 tahun, mereka memikirkan skema untuk diri
mereka sendiri dalam menghadapi lingkungan sosial (Keliat, 2011). Erik Erikson menyatakan
bahwa pada usia 3-6 tahun, anak sedang dalam tahapan perkembangan yang ketiga dari
delapan tahap perkembangan. Di dalam proses perkembangan anak terdapat masa-masa
kritis, dimana pada masa tersebut diperlukan suatu stimulasi yang berfungsi agar potensi si
anak berkembang. Perkembangan anak akan optimal jika terdapat interaksi sosial yang sesuai
dengan kebutuhan anak di berbagai tahap perkembangannya seperti aspek progesif adaptasi
terhadap ingkungan yang bersisfat kualitatif.
Contoh dari perubahan kualitatif ini adalah peningkatan kapasitas fungsional, dan
penguasaan terhadap beberapa keterampilan yang lebih kecil. Perubahan kualitatif yang dapat
dilihat untuk anak pra sekolah adalah anak ikut serta dalam percakapan dengan orang tua
mereka. Selain itu Maslow mendefinisikan perkembangan sebagai peningkatan keterampilan
dan kapasitas anak untuk berfungsi secara bertahap dan terus menerus.
Jadi, yang dimaksud dengan perkembangan adalah suatu proses untuk menghasilkan
peningkatan kemampuan untuk berfungsi pada tingkat tertentu. Oleh karena itu,
perkembangan secara luas memperlihatkan keseluruhan proses dari kemampuan yang dimiliki
individu dan terlihat dalam kualitas kemampuan, sifat, dan ciri-ciri yang baru
(Yuniartiningsih, 2012).

b. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Psikososial


Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikososial anak usia 3-6 tahun
berdasarkan Santrock (2011) adalah:
1) Diri (Self) Diri merupakan pemahaman seorang anak terhadap diri mereka sendiri,
tentang cara anak menggambarkan diri mereka. Dalam diri anak-anak usia 3-6 tahun
berkembang beberapa pemahaman, yaitu:
a) Pemahaman diri Pada maa kanak-kanak awal, anak berpikir bahwa diri mereka dapat
dijelaskan melalui banyak karakteristik material, seperti ukuran, bentuk, dan warna.
Selain itu, anakanak juga sering menggambarkan diri mereka dalam bentuk aktivitas
permainan.
b) Harga diri Harga diri adalah bagian dari evaluasi konsep diri, penilaian yang dibuat anak
mengenai seberapa berharganya mereka. Harga diri pada masa kanak-kanak awal bersifat
tidak ada perbedaan ”saya baik” atau “saya jahat”.
c) Pemahaman dan pengaturan emosi Pemahaman dan pengaturan emosi akan
meningkatkan kemampuan sosial anak dan kemampuan untuk menjalin hubungan baik
dengan orang lain. Hal ini membantu anak 18 dalam mengatur perilaku dan
mengungkapkan tentang perasaan-perasaan mereka.
2) Gender Identitas gender adalah kesadaran yang berkembang pada masa kanak-kanak awal
bahwa seseorang adalah laki-laki atau perempuan. Identitas gender melibatkan kesadaran
gender seseorang, termasuk pengetahuan, pemahaman dan penerimaan sebagai laki-laki
atau perempuan. (Santrock, 2011) menyatakan anak-anak sudah menunjukkan gambaran

5
bahwa mereka menghabiskan waktu bersama temanteman bermain berjenis kelamin
sama sejak anak usia sekitar 3 tahun. Dari 4-12 tahun gambaran untuk bermain bersama
dalam kelompok yang berjenis kelamin sama meningkat, dan selama tahun-tahun sekolah
dasar, anak-anak mengahabiskan sebagian besar waktu luang mereka bersama anak-anak
yang berjenis kelamin sama.
3) Permainan Permainan adalah sebuah aktivitas yang menyenangkan dengan terlibat
didalamnya, ketika fungsi serta bentuknya bervariasi. Bermain adalah pekerjaan seorang
anak, dan hal ini berkontribusi dterhadap seluruh aspek perkembangan. Menurut Rudiati
(2010) yang bertujuan untuk menganalisa perbedaan perkembangan psikososial anak di
TK dengan 19 playgroup dan tanpa playgroup dan hasilnya terdapat perkembangan
psikososial antara anak TK dengan kelompok bermain dan tanpa kelompok bermain.
Perkembangan psikosisal anak TK dengan kelompok bermain berada dalam kategori
baik sedangkan anak TK tanpa kelompok bermain dalam kategoi kurang baik.
4) Pengasuh Salah satu faktor dalam keluarga yang mempunyai peranan penting dalam
pembentukan perkembangan psikososial anak adalah praktik pengasuhan anak. Keluarga
adalah lingkungan yang pertama kali menerima kehadiran anak.
5) Hubungan dengan anak lain Hampir smua karakteristik aktivitas dan perilaku melibatkan
anak lain. Melalui bersaing dan membandingkan diri sendiri dengan anak lain, anak-anak
dapat menilai kompetensi fisik, sosial, kognitif, dan bahasa, serta dapat memperoleh
perasaan diri yang lebih realistis.
6) Media Elektronik atau Televisi Banyak anak menghabiskan lebih banyak waktu didepan
televisi daripada bercakap-cakap dengan oangtuanya. Televisi adalah salah satu media
masa yang paling banyak mempengarhi perilaku anak-anak. Televisi dapat memiliki efek
negatif pada anak-anak karena, televisi menjadikan anak-anak pembelajar 20 pasif. Akan
tetapi televisi dapat memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan anak, melalui
program pendidikan yang akan diberikan pada anak
KASUS KEPERAWATAN JIWA PADA PRASEKOLAH

Seorang anak usia 5 tahun mengalami tempramen yang buruk apabila sang anak tidak dituruti
apa kemauannya, ibu anak tersebut mengatakan bahwa anak itu akan marah besar seperti
memukul dan teriak hingga nangis, namun sangat pendiam saat ditempat umum dan tidak
ingin bersosialisasi

6
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

PADA PRASEKOLAH

A. Perkenalan orientasi
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi ibu, perkenalkan nama Saya perawat Dyah saya mahasiswa dari
institut Medika drg Suherman yang saat ini bertugas di rumah sakit sumber waras,
Boleh saya tau nama ibu siapa? Ibu senangnya dipanggil apa? Baiklah ibu saya
ingin mengajak ibu untuk berbincang dan berdiskusi tentang perkembangan ibu
saat ini kontrak waktunya 15-20 menit “
2. Evaluasi keluhan utama/data
Bagaimana keadaan ibu dan anak ibu hari ini? Kalo boleh saya tau siapa nama
anak ibu? Berapa umur anak ibu saat ini? Apakah ada masalah selama ini dalam
merawat anak ibu?
3. Validasi

7
Apakah yang sudah ibu lakukan dalam menghadapi masalah tersebut? Apakah
manfaat yang sudah ibu lakukan tentang hal itu? Apa yang sudah ibu lakukan
dalam meredakan emosi anak? Apakah ibu memiliki solusi terhadap antisosial
anak?
4. Kontrak waktu dan tempat
Baiklah ibu, bagaimana kalua hari ini kita berbincang-bincang tentang halyang ibu
rasakan dan lakukan serta perkembangan Anak ibu?
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Baiklah ibu, kita akan berbincang-
bincang selama lebih 30 menit, kira-kira kita bias berbincang-bincang dimana ya
bu? Baiklah disini saja ya bu
Nanti saya akan bantu ibu, namun ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan
terlebih dahulu untuk menentukan bantuan yang tepat dalam mengalami kesulitan
dalam menghadapi emosi anak ibu“

B. Kerja
Prasekolah

No Tugas perkembangan Ya Tidak

1 Mencoba keterampilan fisik yang baru belajar


keseimbangan dan koordinasi

2 Daya inisiatif/gagasan/ ide tinggi, kreatif dan


berkhayal

3 Mengenal 4 warna

4 Merangkai kata menjadi kalimat

5 Berani mengungkapkan pendapat dan cerita

7 Memahami gender/kelamin

8 Melakukan perkerjaan sederhana,berinisiatif


bermain

8
9 Mudah berpisah dengan orang tua dan
bersosialisasi dalam kelompok

C. Terminasi
1. Evaluasi
Baik bu bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang selama lebih kurang 30
menit tadi. Coba ibu sebutkan kembali apa saja yang dilakukan untuk membantu
dalam mengalami kesulitan pada emosi dan bersosialisasi anak ? “ ya ibu bagus,
tepat sekali!
2. Rencana tindak lanjut
Saya akan meninggalkan leaflet ini, silahkan ibu baca dan dapat mencoba
membantu menangani kesulitan menahan emosi dan bersosialisasi anak. Semoga
berhasil ya ibu
3. Kontrak yang akan dating
“baik ibu, kurang lebih sudah 30 menit kita berbincang-bincang . minggu depan
saya akan kesini lagi ya bu. Saya akan mengevaluasi perkembangan anak ,
bagaimana bu? Ibu setuju.. baiklah kalau begitu. Ibu mau hari apa? Jam berapa
bu? Baik ibu terimakasih atas waktunya , saya pamit dulu ya bu”

Anda mungkin juga menyukai