Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK PRA SEKOLAH

OLEH
Miratun Nisa
NIM 192310111213

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PERKEMBANGAN ANAK
PRASEKOLAH
Oleh Miratun Nisa

1. Kasus (masalah utama) (Diagnosa Medis)


An D, anak laki-laki yang berusia 4 tahun. An D adalah anak pertama dari
pasangan Tn S dan Ny I . An D baru saja memasuki sekolah pendidikan anak
usia dini. An D adalah anak yang aktif.
2. Proses terjadinya masalah
a. Pengertian
Perkembangan adalah suatu proses yang dinamis dan berkeinambungan
seiring berjalannya kehidupan, ditandai dengan serangkaian kenaikan,
kondisi konstan, dan penurunan. Perkembangan anak adalah bagian
mendasar dari perkembangan manusia, menekankan bahwa arsitektur otak
dibentuk pada tahun-yahun pertama, dari interaksi warisan genetik dan
pengaruh lingkungan dimana anak tinggal. Perkembangan merupakan suatu
pola yang teratur terkait perubahan struktural, pikiran, perasaan, atau
perilaku yang dihasilkan dari proses pematangan, pengalaman, dan
pembelajaran (taylor et all., 2011).
Periode perkembangan anak secara umum terdiri atas
tahapan periode pranatal yaitu terdiri dari fase geminal,
embrio, dan fetal ; periode bayi yang terdiri atas periode
neonatus (0-28 hari) dan bayi (1-12 bulan); periode
kanak-kanak awal yang terdiri dari usia anak 1-3 tahun
yang disebut Toddler dan anak usia 3-6 tahun yang di
sebut prasekolah; periode kanak-kanak pertengahan
yang di mulai dari usia anak 6-11 tahun atau 12 tahun;
periode kanak-kanak akhir yang merupakan masa
transisi, yaitu anak mulai memasuki usia remaja pada
usia 11 atau 12 tahun sampai 18 tahun (Supartini, 2004).
b. Perkembangan pada anak prasekolah
Perubahan perkembangan terjadi pada individu baik
secara kognitif, keterampilan bahasa, dan sosial. Teori
membantu menjelaskan banyak faktor yang membentuk
kepribadian kita dan proses yang mempengaruhi
pertumbuhan kita. Perkembangan mengacu pada
perubahan kualitatif yang dipandang sebagai indiviu
memperoleh keterampilan baru.
1) Perkembangan otak anak : penelitian
menunjukkan dampak mendalam dari pengalaman
awal pada perkembangan otak telah menjelaskan
hubungan interaksi alam dan pengasuhan. Penelitian
Neuroscience menunjukkan bahwa perkembangan
otak selama 5 tahun pertamana lebih cepat, intensif
dan sesitif terhadap pengaruh internal atau
lingkungan. Dengan mengikuti pendidikan usia
prasekolah, hal tersebut dapat bermanfaat dalam
tahapan pembelajaran terbaik perkembangan otak
anak. Kulitas pengasuh utama (ibu dan bapak) dapat
memiliki dampak penting bagi pembelajaran anak.
Pendidikan prasekolah membantu anak
mengembangankan keterampilan fungsi kognitif,
motorik, dan fungsi eksekutif yang merupakan dasar
membangun kecerdasan intelektual dan kecerdasan
emosional yang baik. Anak usia prasekolah serigkali
dapat membantu mengetahui apakah seorang anak
memiliki kebutuhan dan memberikan kesempatan
untuk intervensi dini (Mansur, 2019).
2) Perkembangan psikososial : menurut erik erikson
tugas perkembangan psikososial pada usia
prasekolah adalah membangun rasa inisiatif versus
rasa bersalah, anak usia prasekolah adalah siswa
yang ingin tahu, mereka sangat antusia mempelajari
hal-hal baru. Anak usia prasekolah ingin
mengembangkan dirinya melebihin kemampuannya,
kondisi ini dapat menyebabkan dirinya merasa
bersalah. Pelatihan toilet (toilet training) memainkan
peran utama: belajar mengendalikan fungsi tubuh
seseorang mengarah pada perasaan kontrol dan rasa
kemandirian. Melakukan toilet training memang
harus melihat kesiapan anak secara fisik dan mental
serta kesiapan orangtua. Tetapi prosesnya juga tidak
boleh terlambat dilakukan. Usia 2-3 tahun harus
sudah dikenalkan ke toilet, apa itu BAK dan BAB. Jika
sudah lewat dari usia 3 tahun, apalagi ketika akan
memasuki masa sekolah, namun belum diberi toilet
training, itu akan berpengaruh terhadap
perkembangan sosial si kecil. (ibudanaku, 2014). Apa
yang dimaksud Erikson dengan rasa bersalah? Pada
dasarnya anak-anak yang gagal mengembangkan
rasa inisiatif pada tahap ini dapat muncul dengan
rasa takut mencoba hal yang baru .Ketika mereka
berupaya langsung melakukan sesuatu yang dituju,
mereka mungkin merasa bahwa mereka melakukan
sesuatu yang salah. Sementara kesalahan tidak
dapat dihindari dalam hidup, anak-anak yang sukses
mencapai tahap inisiatif akan memahami bahwa
kesalahan terjadi dan mereka hanya perlu mencoba
lagi. Sebaliknya, anak-anak yang mengalami
kesalahan akan menafsirkan kesalahan sebagai tanda
kegagalan pribadi, dan mungkin dibiarkan dengan
perasaan bahwa mereka adalah sangat jelek atau
buruk (Cherry, 2019). Tugas orang tua pada tahap
perkembangan ini adalah :
 Orang tua mengetahui bahwa anak usia
prasekolah belajar mengendalikan diri melalui
interaksi dengan orang lain.
 Orang tua mulai memberikan informasi
pendidikan seks sesuai dengan tingkat
pemahaman anak.
 Orang tua harus membiasakan membacakan buku
cerita untuk anak.

3) Perkembangan kognitif : Menurut teori Jean Piaget


anak usia prasekolah berada di tahap praoperasi.
Pemikiran pra operasi mendominasi selama tahap ini
dan didasarkan pada pemahaman dunia yang
mementingkan diri sendiri. Pada fase prakonseptual
pra operasi berpikir, anak tetap egosentris dan
mampu mendekati masalah hanya dari satu sudut
pandang. Anak dalam fase intuitif dapat menghitung
10 atau lebih objek, dengan benar menyebutkan
setidaknya empat warna, dan lebih memahami
konsep waktu, dan dia tahu tentang hal-hal yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti
peralatan, uang, dan makanan. Anak dalam fase
intuitif dapat menghitung 10 atau lebih objek, dengan
benar menyebutkan setidaknya empat warna, dan
lebih memahami konsep waktu, dan dia tahu tentang
hal-hal yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
seperti peralatan, uang, dan makanan. Perluasan
kosa kata memungkinkan anak usia prasekolah untuk
maju lebih jauh dengan pemikiran simbolis. Pada usia
ini, anak belum sepenuhnya memahami konsep
kematian atau sifatnya permanen. Mereka mungkin
bertanya kapan kakek atau nenek mereka yang
meninggal akan kembali (Mansur, 2019).
4) Perkembangan moral dan spiritual : Anak usia
prasekolah mereka tunduk pada kekuasaan (orang
dewasa). Standar moral anak adalah standar orang
tua mereka atau orang dewasa lain yang
memengaruhi mereka, belum tentu milik mereka
sendiri. Anak usia prasekolah mematuhi standar-
standar itu untuk mendapatkan hadiah atau
menghindari hukuman. Sejak usia prasekolah anak
menghadapi tugas psikososial inisiatif versus rasa
bersalah, wajar bagi anak untuk mengalami rasa
bersalah ketika terjadi kesalahan. Penelitian
menunjukkan anak-anak mulai memahami kisah
moral sekitar usia 5 dan 6 tahun (Mansur, 2019).

5) Perkembangan keterampilan motorik kasar :


Ketika sistem muskuloskeletal anak prasekolah terus
matang, keterampilan motorik yang ada menjadi
lebih baik. Anak usia prasekolah memiliki kontrol
yang lebih besar atas gerakannya dan kurang grogi
dari pada anak balita. Keterampilan Motorik Kasar
Anak prasekolah gesit sambil berdiri, berjalan, berlari,
dan melompat. Dia bisa naik, turun tangga dan
berjalan maju dan mundur dengan mudah. Berdiri
berjinjit atau dengan satu kaki masih membutuhkan
konsentrasi ekstra. Anak usia prasekolah tampaknya
berada pada gerakan konstan. Ada banyak
keterampilan motorik kasar pada periode usia pra
sekolah fisik yang berkembang selama bermain
menggunakan motorik kasar seperti:
 Mengembangkan koordinasi otot besar melalui
aktivitas yang memungkinkan untuk menarik,
melempar, menangkap, dan menendang.
 Mengembangkan keterampilan bepergian dan
keterampilan gerak motorik untuk bermanuver di
lingkungan mereka dan dalam kelompok besar.
 Mengembangkan keterampilan mengendalikan
otot dan menyeimbangkan melalui aktivitas
seperti berjalan, melompat-lompat, berlari,
memanjat, meraih, dll.
 Mengembangkan koordinasi mata-tangan
6) Perkembangan keterampilan motorik halus :
Keterampilan motorik halus diperlukan untuk banyak
aspek perawatan diri seperti anak-anak, misalnya:
mengenakan sepatu, makan sendiri, membersihkan
gigi sendiri. Perkembangan motorik halus memiliki
implikasi penting bagi keterlibatan anak-anak dalam
seni rupa, menggambar, dan pengalaman menulis
yang muncul. Sekitar usia 3 hingga 4 tahun, anak-
anak mulai menggunakan ritsleting dan kancing, dan
terus mendapatkan kemandirian dalam berpakaian
dan membuka pakaiannya sendiri, Anak. berusia 3
hingga 4 tahun terus mengasah keterampilan makan
mereka dan dapat menggunakan peralatan seperti
garpu dan sendok. Anak juga dapat menggunakan
alat tulis yang lebih besar, seperti krayon.
7) Perkembangan sensorik : Anak-anak akan belajar
keterampilan penting seperti memecahkan masalah
dan berpikir kreatif. Caranya, dengan memanfaatkan
benda-benda yang ada di rumah. Justru dengan
memanfaatkan barang yang selalu digunakannya
anak akan lebih mengerti. Permainan ini punya efek
dahsyat bagi kemampuan kognitif, linguistik dan
sosial anak. Berikut ini adalah contoh permainan
sensorik menurut (Nugraheni, 2017). Sebagai orang
tua kita harus melakukan rangsangan terhadap
kemampuan sensorik anak seperti merangsang
kemampuan linguistik, mendorong besosialisai.
8) Perkembangan komunikasi dan bahasa : Pada
akhir periode usia prasekolah, anak menggunakan
kalimat yang terstruktur seperti orang dewasa. Anak
usia 3 hingga 6 tahun mulai mengembangkan
kemampuan untuk menghubungkan suara, suku kata,
dan kata-kata saat berbicara. Komunikasi pada anak
usia prasekolah bersifat konkret, karena mereka
belum mampu berpikir abstrak Pada anak usia
prasekolah, kemampuan berbahasa merupakan suatu
hal yang sangat penting karena dengan bahasa yang
digunakan, seorang anak prasekolah dapat
berkomunikasi dengan temantemannya atau orang-
orang dewasa di sekitarnya. Bahasa juga membantu
anak prasekolah untuk meminta dan meraih apa
yang diinginkan, mampu menjaga diri, serta melatih
kontrol diri (Bawono, 2017).
9) Perkembangan emosional dan sosial : Anak usia
prasekolah cenderung memiliki emosi yang kuat.
Mereka sangat bersemangat, bahagia, dan bingung
dalam satu saat, kemudian merasa sangat kecewa
setelahnya. Anak usia prasekolah mampu membantu
orang lain dan terlibat dalam rutinitas, orang tua
dapat memberikan dukungan dan membantu anak
dengan mengembangkan keterampilan sosial dan
emosional yang akan dibutuhkan ketika itu anak
masuk sekolah. Menetapkan beberapa aturan
sederhana dan menegakkannya secara konsisten
memberi anak usia prasekolah struktur dan
keamanan yang mereka butuhkan untuk
mempromosikan perkembangan moral. Orang tua
atau pengasuh dapat membantu anak memberi nama
pada emosi yang sedang dialami. Anak usia
prasekolah juga belajar dari cara orang lain
merespons emosi mereka. Keterampilan sosial-
emosional terkait erat dengan keluarga anak, latar
belakang budaya, dan pengalaman awal
a) PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA PRASEKOLAH
(3-4) TAHUN
 Anak mampu menggunakan kata-kata untuk menggambarkan
perasaan dasar seperti sedih, bahagia, marah dan bersemangat
 Anak mampu merasa menyesal dan mengerti dia harus
meminta maaf ketika dia telah melakukan kesalahan -
meskipun Anda mungkin perlu memberikan banyak pengingat.
 Anak merasa murah hati dan menunjukkan bahwa dia
memahami bahwa dalam hidup kita harus saling berbagi
dengan orang lain tetapi jangan berharap dia berbagi sepanjang
waktu.
b) PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA PRASEKOLAH
(4-5) TAHUN
 Anak mampu menggunakan kata-kata untuk menggambarkan
perasaan yang lebih kompleks seperti frustrasi/Kegagalan,
jengkel dan malu
 Anak mampu menyembunyikan kebenaran tentang sesuatu,
jika dia merasa bersalah, malu atau takut.
 Anak mampu lebih baik dalam mengelola emosi yang kuat
seperti kemarahan, frustrasi dan kekecewaan, dan memiliki
lebih sedikit amarah. (Mansur, 2019).
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
Secara ilmiah, setiap individu akan melalui tahap pertumbuhan dan
perkembangan, kecepatan pertumbuhan dan perkembangan anak
sangatlah beragam dari satu anak dengan anak lainnya tergantung pada
beberapa hal yang mempengaruhinya (Supartini, 2004). Faktor-faktor
yang mempengaruhi tumbuh kembang anak antara lain :

1. Faktor genetik

Faktor genetik dalam tumbuh kembang anak antara lain berbagai


faktor bawaan yang normal dan patologi, jenis kelamin, ras atau
suku dan kebangsaan. Anak laki-laki akan cenderung lebih tinggi
dari pada anak perempuan, hal ini sampai waktu tertentu karena
perempuan akan mengalami masa pubertas lebih awal sehingga
kebanyakan pada usia tersebut perempuan akan nampak lebih
tinggi dan besar, akan tetapi ketika anak laki-laki mengalami masa
pubertas mereka juga akan tumbuh lebih tinggi dan lebih besar. Ras
atau suku dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak karena
beberapa suku akan menunjukkan karakteristik yang khas seperti
suku Asmat secara turun temurun akan berkulit hitam, begitu juga
kebanggsaan seperti bangsa Asia akan cenderung lebih pendek dan
kecil (Supartini,2004).
2. Faktor lingkungan.
Faktor lingkungan terbagi menjadi dua secara garis besar yaitu :

a. Faktor lingkungan pranatal seperti gizi ibu pada waktu hamil,


beberapa kondisi dalam uterus dapat menganggu pertumbuhan
dan perkembangan janin karena ibu kurang mendapatkan nutrisi
dan gizi, gangguan endokrin pada ibu seperti ibu menderita
dibetes melitus yang berarti apa yang dialami oleh ibu akan
berdampak pada tumbuh kembang janin.

b. Faktor lingkungan postnatal yang digolongkan menjadi dua


bagian yaitu

1) Faktor fisik seperti cuaca dan keadaan rumah, posisi anak


dalam keluarga dan status sosial ekonomi keluarga.

2) Faktor lingkungan biologis seperi olah raga/kegiatan fisik dan


asupan nutri yang diberikan (Soetjiningsih, 2012).
Banyaknya faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan,
salah satu faktor yang paling penting adalah asupan nutrisi dan gizi
(Hidayat, 2009). Masa tumbuh kembang bayi pada usia 12-24 bulan
membutuhkan nutrisi dan gizi untuk mencapai tumbuh kembang yang
optimal, hal tersebut dapat diperoleh melalui pemberian ASI secara
eksklusif oleh ibu (Pollard, 2015)

3. a. Pohon masalah

Faktor tumbuh
kembang

Faktor Herediter Faktor Lingkungan


Jenis Ras Suku Faktor Faktor
kelamin bangsa pranatal hormonal

Lingkungan
postnatal

Tumbuh
kembang
Prasekolah

Proses tumbuh kembang sesuai dengan Pemenuhan


usia kebutuhan
tumbuh
kembang tidak
tercapai Defisit
Kesiapan pengetahuan
Kesiapan Kesiapan
Peningkatan Peningkatan Peningkatan
Manajemen Gangguan
pengetahuan Konsep Diri
Kesehatan tumbuh
kembang

Kesiapan
Peningkatan
Nutrisi
b. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji
Pengkajian Identitas dan Riwayat Keperawatan
1. Identitas Anak dan/atau Orang Tua : Nama, Alamat, No telfon,
Tempat Tanggal Lahir, Jenis kelamin, Informan, Tanggal
wawancara
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit terdahulu
5. Pemeriksaan head to toe
6. Riwayat pengobatan keluarga
7. Riwayat Psikososial
8. Riwayat Keluarga
9. Pengkajiaan Nutrisi
10. Pengkajian Pertumbuhan dan Perkembangan
Hal-hal yang perlu dikaji adalah
1. Riwayat Pranatal
2. Riwayat Kelahiran
3. Pertumbuhan Fisik
 BB, TB, Lingkar Kepalah, Lingkar Lengan atas , Lingkar
dada.
4. Pemeriksaan Fisik
5. Perkembangan anak
6. Data penunjang

4. Diagnosis keperawatan
a. Gangguan tumbuh kembang
b. Defisit pengetahuan
c. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan
d. Kesiapan peningkatan konsep diri
e. Kesiapan peningkatan pengetahuan
5. Rencana tindakan keperawatan (masing masing diagnosa minimal 5 rencana tindakan)

No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Nama


&
paraf
1 Gangguan tumbuh Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 1x Pemantauan nutrisi : Nisa
kembang 24 jam di harapakan gangguan perkembangan tidak 1. Ukur antroprometri : BB,
terjadi dengan kriteria hasil: TB, lila, lingkar kepala,
lingkar dada dan tugor kulit
Skala
Awa Akhi 2. Kaji keadekuatan asupan
l r
nutrisi
Pertumbuhan 5
anak sesuai 3. Pantau kecenderungan
dengan peningkatan/ penurunan
usianya
berat badan
Perkembanga 5
n anak sesuai Pengajaran : untuk menstimulasi
dengan yang perkembangan anak
diharapkan
menurut usia 4. Kaji perkembangan anak
Kematangan 5 sesuai dengan tahaan usia
fungsi
mencapai 5. Beri maianan/ benda-benda
optimal yang mendukung tumbang
sesuai sesuai dengan
dengan usia perkembangan anak.
2 Defisit pengetahuan Setelah di lakukan tindkan keperawatan selama 1x Bimbingan Antisipatif Nisa
24 jam di harapakan difisit pengetahuan teratasi 1. Bantu klien mengidentifikasi
dengan kriteria hasil : kemungkinan perkembangan
siuasi krisis yang akan terjadi
Skala Keterangan
Indikator dan efek dari krisis yang
Awal Akhir skala
Praktek 5 1. Tidak pernah mungkin berdampak pada klien
gizi sehat menunjukka dan keluarga
Metode 5 2. Jarang
2. Ajarkan orang tua tentang tugas
keluarga menunjukka
perkembangan yang sesuai
berencana 3. Kadang –
kadang dengankelompok usia.
menunjukkan 3. Beri pendidikan kesehatan atau
4. Sering informasi mengenai
menunjukkan
pertumbuhandan perkembangan
5. Secara
konsisten anak.
menunjukkan 4. Instruksikan klien mengenai
Teknik 5
perilaku dan perkembangan
scrining
sendiri secara cepat
5. Bantu klien memutuskan
bagaimana masalah dipecahkan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama
3 Kesiapan Edukasi Kesehatan Nisa
3x24 jam, pasien dapat mempersiapkan
peningkatan 1. Identifikasi kesiapan dan
peningkatkan manajemen kesehatan. Dengan kriteria kemampuan menerima
manajemen
hasil : informasi
kesehatan
2. Identifikasi faktor yang dapat
L.12104 Manajemen Kesehatan meningkatkan dan menurunkan
Kriteria hasil Skala Skala Kete rangan motivasi perilaku hidup bersih
awal Akhir dan sehat.
1. Tidak pernah 3. Sediakan materi dan media
Melakukan 5
menunjukka Nisa pendidikan kesehatan.
tindakan
2. Jarang 4. Jadwalkan pendidikan
untuk
menunjukka kesehatan sesuai kesepakatan
mengurangi
3. Kadang –
faktor risiko 5. Ajarkan perilaku hidup bersih
kadang
Menerapka 5 menunjukkan dan sehat
n program 4. Sering
perawatan menunjukkan
Aktivitas 5. Secara
5 konsisten
hidup sehar-
menunjukkan
hari efektif
memenuhi
tujuan
kesehatan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama Dukungan Penampilan Peran
4 Kesiapan Nisa
3x24 jam, pasien dapat meningkatkan konsep diri. 1. Identifikasi peran yang sesuai
peningkatan konsep
Dengan kriteria hasil : tingkat perkembangan anak
diri
Skala 2. Fasilitasi bermain peran
Keterangan
Indikator Awa Akhi 3. Fasilitasi diskusi perubahan
l r
skala
Verbalisasi 1 5 1. Tidak peran anak
kepuasan pernah 4. Diskusikan perilaku yang
terhadap menunjukk
diri 2. Jarang diutuhkan untuk pengembangan
Verbalisasi 1 5 menunjukka peran
rasa 3. Kadang –
percaya kadang 5. Ajarkan perilaku baru yang
diri menunjukka dibutuhkan untuk memenuhi
n
4. Sering peran
menunjukka
n
5. Secara
konsisten
Verbalisasi 1 5
kepuasan
terhadap
penampila
n peran

Pendidikan kesehatan (5510)


5 Kesiapan Setelah di lakukan tindkan keperawatan selama 1x Nisa
1. Targetkan sasaran pada kelompok
peningkatan 24 jam di harapakan klien dapat berperilaku patuh beresiko tinggi dan rentang usia
yang akan mendapatkan manfaat
pengetahuan dengan kriteria hasil :
besar dari pendidikan kesehatan
Skala Keterangan 2. Identivikasi faktor internal atau
Indikator Awa Akhi eksternal yang dapat
l r
skala
meningkatkan atau mengurangi
Menanyakan 5 6. Tidak
motivasi untuk berperilkau sehat
pertanyaan pernah
3. Bantu individu, keluarga, dan
terkait menunjukka
kesehatan 7. Jarang masyarakat untuk memperjelas
Mendapatka 5 menunjukka keyakinan dan nilai-nilai
n alasan 8. Kadang – kesehatan
untuk kadang 4. Hindari penggunaan teknik
melakukan menunjukka dengan menakut-nakuti sebagai
perilaku n srategi untuk emotivasi orang
sehat 9. Sering agar mengubah perilaku
kesehatan atau gaya hidup
5. Rencanakan tindak lanjut jangka
panjang untuk memperkuat
menunjukka perilaku kesehatan atau adaptasi
n terhadap gaya hidup
10. Secara
Melakukan 5
skrining
sendiri
DAFTAR PUSTAKA
Bawoni, Y. 2027. Kemampuan bahasa pada anak prasekolah: sebuah kajian
pustaka. Prosiding Temu Ilmiah Nasional X Ikatan Psikologi Perkembangan
Indonesia,1.

Cherry, K. (2019). Learning How to Become Self-Reliant in Psychosocial Stage


2. Retrieved AuGUST 25, 2019, from verywell mind website : https://www.
Verywellmind.com/autonomy-versus-shame-and-doubt-2795733

Ibudanaku. 2014. Mengajarkan anak toilet training. Retrieved sepetember 25,


2019, from ibu dan aku-tempat informasi dan aktivitas seru mom dan si
kecil website : https://ibudanaku.com/ruangmom/artikel/mengajarkan-
anak-toilet-training

Mansur, Arif Rohman. 2019. Tumbuh kembang Anak Usia Prasekolah. Padang :
Andalah University Press

Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.

Taylor, C., Lillis, C., Lemone,P., &Lynn,P.A. 2011. Fundamentals of nursing: the
art and science of nursing care. Lippincott Philadelphia.
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK

Ruangan :-
Tgl/Jam MRS :-
Dx. Medis : -
No. Register :-
Tgl/Jam Pengkajian : selasa, 14 April 2020/ 15.00 WIB

A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama : An D
Nama Panggilan : An D
Umur / Tgl. Lahir : 4 thn/ 9 mei 2016
Jenis Kelamin : laki-laki

2. Identitas orang Tua


Nama Ayah : Tn S Nama Ibu : Ny I
Umur : 31 thn Umur : 24 Thn
Agama : islam Agama : islam
Suku : Madura Suku :Madura
Bahasa : Madura Bahasa : Madura
Pendidikan : S1 Pendidikan : SMA
Pekerjaan : wiraswata Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Penghasilan : 1.500.000/bln Penghasilan : -
Alamat : Ds Kembang, Alamat : Ds Kembang,Tlogosari,
Tlogosari, Bondowoso
Bondowoso

B. KELUHAN UTAMA
-
C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Orang tua mengatakan An D sedang mengalami batuk-batuk ringan
Upaya yang telah dilakukan :
Terapi yang diberikan : -
D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
1. Penyakit yang pernah diderita
Orang tua klien mengatakan An D tidak memiliki riwayat penyakit kronic.
2. Riwayat operasi
Orang tua klien mengatakan An D tidak memiliki riwayat operasi
3. Riwayat Alergi
Orang tua klien mengatakan An D tidak memiliki alergi terhadap obat-obatan,
makanan ataupun hal lainnya.
4. Riwayat Imunisasi
Orang tua klien mengatakan An D sudah melakukan imunisasi lengkap
E. RIWAYAT PERINATAL
1. Antenatal
Ibu dari An D mengatakan bahwa saat hamil ia mengalami kenaikan badan yang
signifikan, saat kehamilan ibu dari An D rutin memeriksakan kehamilannya.
2. Intra Natal
Ibu dari An D mengatakan An D lahir dengan cara normal, dan dalam keadaan
sehat. Ibu An D mengatakan bahwa saat melahirkan Ibu dari An D mengalami
pendahari sehingga harus di rawat.
3. Post Natal (0-7 hari)
Ibu An D mengatakan An D dirawat oleh neneknya selama ia di rawat di rumah
sakit, An D tidak memperoleh Asi ekslusif karena ibu dari An D harus dirawat, An
D diberikan susu formula.

F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Ayah dari An D tidak memiliki riwayat penyakit kronic, sedangkan Ibu dr An D
memiliki riwayat penyakit lambung
GENOGRAM
Keterangan:

= Laki-Laki = tinggal serumah

= Wanita = Pasien

= menikah

G. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN (Menggunakan KPSP)


1. Perkembangan
a. Adaptasi sosial : An D dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar, An D
terkadang malu saat bertemu dengan orang yang belum pernai ia temui. An D
lebih senang bermain dengan teman sebayanya dari pada bermain sendiri
b. Motorik kasar : An D tidak memiliki masalah dalam perkembangan motorik
kasar, An D sudah dapat mengayuh sepeda dengan 3 roda dalam jarak 3
meter. An D juga sudah dapat mencuci tangan sendiri
c. Motorik halus : An D dapat meniru mengambar lingkarang, An D juga dapat
menyusun kubus satu persatu tanpa menjatuhkan yang lainnya. hal tersebut
menunjukkan An D memiliki perkembangan motorik halus yang baik
d. Bahasa : An D sudah dapat berbicara dengan lanvar, ucapan An D
juga sudah dapat di mengerti tetapi An D masih tidak bisa menyebutkan
nama lengkapnya tanpa bantuan.
Interpretasi : setelah dilakukan scrining menggunakan KPSP usia 48 bulan
diperoleh hasil score 9 yang artinya perkembangan An D sesuai dengan usianya.
An D tidak dapat menjawab pada poit no 10.
H. Keadaan Lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit
Lingkungan tempat tinggal An D adalah tempat yang bersih, tempat tinggal An D
berada pada dataran yang cukup tinggi sehingga banyak tertadapat tangga-tangga.
jarang sepiteng kurang lebih 1 meter dari tempat tinggal An D.
I. POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Pola Persepsi dan Tata laksana kesehatan
Orang tua klien selalu membawa An D periksa ke dokter atau puskesmas jika An
D mengalami masalah kesehatan
2. Pola Nutrisi & Metabolisme
TB : 95 cm
BB : 16 kg
An D dapat makan 4x dalam satu hari, setiap makan An D selalu menghabiskan
makanannya, An D minum susu 2x dalam satu hari terkadang hanya 1 kali.
3. Pola eliminasi
An D BAK minimal 6x dalam satu hari, bau amoniak dengan warna kuning jernih,
An D sudah dapat BAK dengan mandiri hanya saj terkadang pada malam hari An
D masih sering ngompol
An D dalam satu hari Minimal BAB 1 kali, bau khas fases dengan karakter padat,
dan berwarna kuning. An D sudah dapat BAB di WC jongkok dengan mandiri
hanya saja An D masih Membutuhkan bantuan ketikan selesai BAB.
4. Pola aktifitas / bermain (termasuk kebersihan diri)
An D adalah anak yang aktiv, pada pagi hari An D bangun pukul 06.00 setelah
sarapan An D akan bermain dengan teman-temannya, An D mandi 1 kali dalam 1
hari yaitu pada sore hari setelah bermain. Pada malam hari An D pergi mengaji
ke musolla. An D dapat dengan mudah berinteraksi dengan teman-temannya
hanya saja terkadang An D terkadang malu terhadap orang-orang yang baru saja
di temui.
5. Pola Istirahat tidur
An D pada malam hari tidur pada jam 10.00 dan bangun pada jam 06.00 pagi
hari, An D tidak memiliki masalah dalam pola tidurnya
6. Pola kognitif dan persepsi sensori
An D dapat berkomunikasi dengan baik dan An D sudah memili lebih banyak
kosakata dari bahasa Indonesia dan bahasa madura, An D sangat senang bertanya
perihal hal-hal yang belum pernah ia ketahui, An D akan terus bertanya hingga ia
mendapatkan jawaban yang ia inginkan. An D juga dapat dengan mudah
mengingat hal-hal yang telah ia lakukan dalam satu hari, An D juga dapat
mengingat dimana ia meletakan maianan yang telah ia gunakan. An D akan
memberikan perhatian lebih terhadapa suatu hal yang baru ia lihat.
7. Pola konsep diri
An D adalah anak yang pemalu ketika bertemu dengan orang baru. Tetapi An D
berani untuk berkenalan dengan orang-orang baru, An D akan sangat senang
ketika bertemu dengan teman baru yang sebaya.
8. Pola Hubungan – Peran
An D dapat berinteraksi dengan mudah bersama teman-temannya, An D
melakukan perannya sebagai anak dengan cara bermain dan belajar. An lebih
senang bermain dengan teman-temannya dari pada bermain sendirian.
9. Pola Seksual – seksualitas
An D sudah menyedari bahwa jenis kelaminnya adalah laki-laki yang sama
dengan ayahnya dan berbeda dengan ibunya. An D sudah mengenali anggota
tubuhnya.
10.Pola Mekanisme Koping
An D akan selalu berusaha menyelesaikan suatu hal yang ia lakukan, ia akan
mencoba lagi jika ia gagal. An D akan semakin penasaran pada hal-hal yang
dilarang untuk dilakukan
11.Personal Nilai dan kepercayaan
An D belum memahami tentang nilai dan kepercaan, tetapi An D sering kali
menirukan ibu dan ayahnya saat melakukan solat. An D juga belajar membaca
alqoran.
J. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status kesehatan Umum
KeadaanUmum : An D tanpak sehat dan bugar
Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah :……mmHg Suhu : 36.0 °C
Nadi : 75 x/mnt RR : 20 x/mnt

Tinggi badan : 95 cm
Lingkar kepala : 49 cm
Lingkar dada :
Lingkar lengan atas: 16,70
Berat badan sebelum sakit: -
Berat badan saat ini : 16 kg
Berat badan ideal : 16 kg
Perkembangan BB :

2. Kepala
Inspeksi : bentuk kepala simetris, tidak ada benjolan, rambut berwarna hitam dan persebaran merata
Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
3. Leher
Inspeksi : kulit berwarna coklat, tidak ada benjolan dan luka, kiri dan kanan tampak simetris.
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
4. Thorax / dada
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat, bentuk dada simetris
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS 5
Perkusi : redup
Auskultasi : bunyi jantung terdengar S1 Dan S2
Paru-paru
Inspeksi :bentuk dada simetris antara kanan dan kiri, tidak terlihat otot-otot bantu pernafasan.
Palpasi :pergerakan dada saat ekspirasi dan inspirasi simetris kanan dan kiri, tidak terdapat benjolan,
tidak ada nyeri tekan
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
5. Abdomen
Inspeksi : Warna kulit coklat, tidak ada asites, tidak ada benjolan.
Auskultasi: bising usus 7-8x/ menit
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada daerah abdomen.
Perkusi : Timpani
6. Keadaan punggung
Inspeksi : warna kulit coklat, tidak ada memar, tidak ada benjolan, tidak ada kelainan
bentuk tulang
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi
7. Ekstremitas :
Ekstrenitas atas
Inspeksi : tangan kanan dan kiri simetris, warna kulit sama dengan warna kulit lain, integritas
kulit kering, kekuatan otot penuh.
Palpasi : ada denyutan arteri brakialis dan arteri radialis.
Ekstremitas bawah
Inspeksi : kaki kanan dan kiri simetris, warna kulit sama dengan warna kulit lain, integritas
kulit baik
Palpasi : ada denyutan arteri dorsalis pedis, tidak ada nyeri tekan dan benjolan.

8. Genetalia & Anus :


Inspeksi : tidak ada kelainan pada bentuk alat genalia dan anus, tidak ada
pembengkakan dan tidak ada memar
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
9. Pemeriksaan Neurologis :
K. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium -
2. Radiologi -
3. Lain – lain -
L. Terapi
1. Oral -
2. Parentera -
3. Lain – lain -

Mahasiswa, 14 April 2020

Miratun Nisa
NIM. 192311101213
ANALISA DATA

Tanggal No Data Fokus Problem Etiologi Nama


Terang dan
Tanda
Tangan
Mahasiswa

Selasa 1 DS : orang tua Kesiapan Perilaku upaya Nisa


14 April 2020 mengatakan selalu peningkatan peningkatan
memeriksakan An D pengetahuan kesehatan
ketika sakit. Orang tua
mengatakan An D sudah
melakkan imunisasi Melakukan
dengan lengkap pencegahan sejak
dini
DO : saat ini An D
sedang bersekolah di
pendidikian anak usia
dini Kesiapan
Td = .... mmHg peningkatan
Suhu = 36.0 °C pengetahuan
N = 75 x/menit
RR = 20x/menit
Selasa 2 DS : orang tua Risiko cidera Faktor Nisa
14 April 2020 mengatakan An D lingkungan
adalah anak yang sangat
aktif dan suka bermain.
Kurangnya
DO : An D tampak kesadaran akan
memiliki bekas luka bahaya
ringan pada bagian
tubuhnya. Tempat
tinggal An D terletak
pada dataran tinggi Resiko Cidera
sehingga banyak
dijumpai tangga-tangga
Td = .... mmHg
Suhu = 36.0 °C
N = 75 x/menit
RR = 20x/menit
Selasa 3 DS : orang tua klien Kesiapan Kesadaran akan Nisa
14 April 2020 mengatakan An D tidak Peningkatan pentingnya
sedang menderita suatu Manajemen kesehatan
penyakit apapun Kesehatan
DO: tidak ditemukan Tidak ada
adanya gejala masalah anggota keluarga
kesehatanatau penyakit yang sedang
yang terduaga menderita sakit
Td = .... mmHg
Suhu = 36.0 °C
N = 75 x/menit Kesiapan
RR = 20x/menit peningkatan
manajemen
kesehatan

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Tanggal No DIAGNOSA KEPERAWATAN Nama Terang dan


Muncul Tanda Tangan
Selasa 1 Kesiapan peningkatan pengetahuan Nisa
14 April 2020 berhubungan dengan Perilaku upaya
peningkatan kesehatan yang ditandai
dengan orang tua mengatakan selalu
memeriksakan An D ketika sakit. Orang
tua mengatakan An D sudah melakkan
imunisasi dengan lengkap, saat ini An D
sedang bersekolah di pendidikian anak usia
dini Td = .... mmHg, Suhu = 36.0 °C, N =
75 x/menit, RR = 20x/menit

Selasa 2 Resiko cidera berhubungan dengan faktor Nisa


14 April 2020 lingkungan yang ditandai dengan orang tua
mengatakan An D adalah anak yang sangat
aktif dan suka bermain, An D tampak
memiliki bekas luka ringan pada bagian
tubuhnya. Tempat tinggal An D terletak
pada dataran tinggi sehingga banyak
dijumpai tangga-tangga Td = .... mmHg,
Suhu = 36.0 °C, N = 75 x/menit, RR =
20x/menit
Selasa 3 Kesiapan Peningkatan Manajemen Nisa
14 April 2020 Kesehatan berhubungan dengan
kesadaran akan pentingnya kesehatan
berhubungan dengan, orang tua klien
mengatakan An D tidak sedang
menderita suatu penyakit apapun,
tidak ditemukan adanya gejala
masalah kesehatanatau penyakit yang
terduga
Td = .... mmHg, Suhu = 36.0 °C, N =
75 x/menit, RR = 20x/menit
INTERVENSI KEPERAWATAN

Tgl/ Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional Nama


jam Perawat/
Mhs
Selasa Kesiapan Setelah dilakukan intervensi I.12470 Promosi Kesiapan 1. Agar tidak salah Nisa
14 April peningkatan keperawatan selama 1x20 menit, Penerimaan Informasi
2020 pengetahuan menyampaikan informasi
16.00 diharapkan pasien dapat Observasi
2. Agar informasi yang
WIB mempersiapkan peningkatkan 1. Identifikasi informasi yang
pengetahuan. akan disampaikan diberikan dapat
Dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi kesiapan tersampaikan dengan baik
L.12111 Tingkat Pengetahuan penerimaan informasi
3. Agar mereka dapat
Kriteria hasil Skala Skala Terapeutik
awal akhir menerima informasi
3. Libatkan penguatan potensi
Kemampuan pasien dan keluarga untuk
menjelaskan dengan baik
pengetahuan menerima informasi
4. Agar terdapat
tentang suatu 4. Libatkan pengambilan
topik keputusan dalam keluarga pengambilan keputusan
Verbalisasi minat untuk menerima informasi yang baik untuk
dalam belajar Edukasi kedepanya
1 = menurun, 2 = cukup menurun, 3 = 5. Berikan informasi dalam
sedang, 4 = cukup meningkat, 5 = bentuk leaflet atau gambar 5. Agar mudah dalam
meningkat. memahami informasi
yang diperoleh
Selasa Risiko Cidera Setelah dilakukan intervensi I.14513 Manajemen Nisa
14 April 1. untuk mengetahui
keperawatan selama 1x24 jam, keselamatan lingkungan
2020 kebutuhan keselamatan
16.00 diharapkan risiko cidera menurun Observasi
WIB atau tidak terjadi. 1. Identifikasi kebutuhan klien
Dengan kriteria hasil : keselamatan ex : kondisi 2. untuk mengetahui status
L. 14126 keamanan lingkungan fisik, fungsi kognitif dan
riwayat perilaku keselamatan klien
rumah
2. Monitor perubahan status 3. menghindarkan klien dari
Skala Skala
Kriteria hasil keselamatan lingkungan bahaya lingkungan
awal akhir
Terapeutik
Keamanan area 4. untuk mengurangi risiko
3. Hilangkan bahaya
bermain anak keselamatan lingkungan cidera akbat lingkungan
4. Modifikasi lingkungan 5. untuk meningkatkan
Pemeliharaan
untuk meminimalkan
kewaspadaan invidu atau
rumah bahaya dan resiko
Edukasi anggota keluarga.
Pemeliharaan
5. Ajarkan individu, keluarga
peralatan rumah
atau kelompok resiko inggi
1 = menurun, 2 = cukup menurun,
bahaya lingkungan
3 = sedang, 4 = cukup meningkat,
5 = meningkat.

Selasa Kesiapan Setelah dilakukan intervensi I.12383 Edukasi Kesehatan 1. Agar informasi yang Nisa
14 April Peningkatan keperawatan selama 3x24 jam, pasien Observasi
diberikan dapat
2020 Manajemen dapat mempersiapkan peningkatkan 1. Identifikasi kesiapan dan tersampaikan dengan baik
16.00 Kesehatan manajemen kesehatan. kemampuan menerima2.
WIB Agar lebih mudah dalam
Dengan kriteria hasil : informasi
penyampain pendidikan
L.12104 Manajemen Kesehatan 2. Identifikasi faktor yang dapat
Kriteria hasil Skala Skala meningkatkan dan kesehatan
awal akhir menurunkan motivasi3. Agar dapat sama-sama
Melakukan perilaku hidup bersih dan
melakukan kegiatan
tindakan untuk sehat.
mengurangi Terapeutik pendidikan kesehatan
faktor risiko 3. Sediakan materi dan media4. Agar klien dan keluarga
Menerapkan pendidikan kesehatan.
mengetahui mengenai
program 4. Jadwalkan pendidikan
perawatan kesehatan sesuai kesepakatan pentingnya gizi seimbang
Aktivitas hidup Edukasi 5. Agar terhindar dari jajanan
sehar-hari 5. Ajarkan perilaku hidup bersih
efektif yang dapat membahayakan
dan sehat
memenuhi tubuh.
tujuan
kesehatan
1 = menurun, 2 = cukup menurun, 3 =
sedang, 4 = cukup meningkat, 5 =
meningkat.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tgl Jam No Dx Tindakan Perawatan Nama/ttd


mahasiswa
Rabu 16.00 Kesiapan Promosi Kesiapan Penerimaan Informasi Nisa
15 April peningkatan Observasi
2020 pengetahuan 1. Mengidentifikasi informasi yang perlu untuk di
disampaikan
2. Mendentifikasi kesiapan penerimaan informasi
Terapeutik
3. Melibatkan penguatan potensi pasien dan keluarga untuk
menerima informasi
4. Melibatkan pengambilan keputusan dalam keluarga untuk
menerima informasi
Edukasi
5. Memberikan informasi dalam bentuk gambar dan materi

Risiko Cidera Manajemen keselamatan lingkungan Nisa


Observasi
1. Mengidentifikasi kebutuhan keselamatan ex : kondisi
fisik, fungsi kognitif dan riwayat perilaku
2. Memonitor perubahan status keselamatan lingkungan
Terapeutik
3. Menghilangkan bahaya keselamatan lingkungan
4. Memoodifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya
dan resiko
Edukasi
5. Mengajarkan individu, keluarga atau kelompok resiko
tinggi bahaya lingkungan
Kesiapan Edukasi Kesehatan Nisa
peningkatan Observasi
manajemen kesehatan 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
2. mengidentifikasi faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat.
Terapeutik
3. Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan.
4. Membuat Jadwal pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

Kamis 14.00 Wib Kesiapan Terepeutik Nisa


16-04-2020 peningkatan
pengetahuan 1. Melakukan terapi bermain susun pazel bersama klien
Edukasi
2. Mengevaluasi tentang informasi yang telah diterima
keluarga pada implementasi hari sebelumnya .
Kesiapan Edukasi Nisa
peningkatan
manajemen kesehatan 1. Melakukan kegiatan pendidikan kesehatan seperti yang
dijadwalkan pada implementasi keperawatan
sebelumnya
2. Mengajarkan pentingnya perilaku hidup sehat dan bersih.
EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/Tgl Diagnosa Evaluasi Nama
/jam Perawat/Mhs
Kamis / Kesiapan S : penerima informasi mengatakan bahwa ia sudah memahami tentang Nisa
16 April peningkatan informasi yang diberikan
2020/ pengetahuan O : penerima informasi dapat mengulangi apa yang telah diinformasikan
16.00 oleh perawat
A : Masalah Teratasi
P : hentikan Intervensi

Risiko Cidera S : keluarga mengatakan sudah menyediakan tempat untuk bermain anak Nisa
dan keluarga mengatakan sudah menyimpan benda-benda yang dapat
menimbulkan risiko cidera terhadap Anak, Keluarga juga mengatakan akan
menemani anak ketika akan menuruni atau meiki tangga
O : tidak terlihat benda-benda yang memici Risiko cidera
A : masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
Kesiapan S : klien mengatakan sudah menerima dan mengankap informasi yang Nisa
peningkatan telah diberikan oleh perawat, klien mengatakan akan mengajarkan
Manajemen perilaku hidp sehat dan bersih terhadap anak.
Kesehatan O : klien dapat menyebutkan dan mengulangi apa yang telah disampaikan
oleh perawat. Pendidikan kesehatan dapat dilakukan satu bulan 1 kali
berdasarkan kesepakatan.
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
DOKUMENTASI

Proses pengkajian bersama ibu dan An D


Proses Skrining menggunakan KSPS usia 48 Bulan
Implementasi Keperawatan kepada keluarga An D

Implementasi : Terapi bermain Susun pazel


Pendidikan kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat

Anda mungkin juga menyukai