Anda di halaman 1dari 4

RUANG KOLABORASI

A. Pilihlah Usia Peserta Didik yang Anda Harapkan Bisa Mengajarnya Suatu Hari Nanti

8 Tahun

B. Buatlah Daftar Karakteristik Anak Tersebut Menurut Teori.

1. Teori Perkembangan Piaget

Teori perkembangan kognitif Jean Piaget atau teori Piaget menunjukkan


bahwa kecerdasan berubah seiring dengan pertumbuhan anak. Perkembangan kognitif
seorang anak bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan, anak juga harus
mengembangkan atau membangun mentalnya (Jarvis, M., 2000).

Tahapan perkembangan Kognitif menurut Piaget adanya tahapan tahapan perkembangan


ini bersifat hirarkis artinya setiap tahap meberikan landasan-landasan bagi tahap-tahap
selanjutnya dan anak-anak melewatinya dalam tahapan tertentu.

Pada usia 8 tahun memasuki tahap Operasional Konkret perkembangan kognitif anak di
tahap ini berlangsung sekitar usia 7 hingga 11 tahun, dan ditandai dengan perkembangan
pemikiran yang terorganisir dan rasional. Piaget menganggap tahap konkret sebagai titik
balik utama dalam perkembangan kognitif anak, karena menandai awal pemikiran
logis. Pada tahapan ini, Si Kecil cukup dewasa untuk menggunakan pemikiran atau
pemikiran logis, tapi hanya bisa menerapkan logika pada objek fisik. Anak mulai
menunjukkan kemampuan konservasi (jumlah, luas, volume, orientasi). Meskipun anak
bias memecahkan masalah dengan cara logis, mereka belum bisa berpikir secara abstrak
atau hipotesis.

2. Teori Perkembangan Sosial-Emosional Bronfenbrenner.

Dalam Tahap operasional Formal sebagai guru kita meminta siswa untuk tergerak
berpikir konsep yang sangat menarik tetapi agak abstrak. Namun Pieget menyarankan
bahwa anak-anak tidak dapat terlibat dalam pemikiran yang benar-benar kompleks tentang
konsep-konsep asbtrak sebelum mereka mencapai tahap yang dikenal Operasi Formal.
Teori Ekologi Bronfenbrenner memfokuskan pada konteks social anak tinggal dan orang-
orang yang saling mempengaruhi perkembangan anak. Teori ini terdiri dari lima system
lingkungan yang terdiri dari mikrosistem, mesosistem, ekosistem, makrosistem, dan
kronosistem.

3. Teori Perkembangan sosial-emosional Menurut Erikson

Tahap perkembangan menurut Erikson, usia 8 tahun ada pada tahap IV.
Tahap IV: Latency (masa kanak-kanak hingga akhir). Tahap ke empat oleh Erikson
disebut sebagai Kerja Keras versus Rasa Inferior. Tahap ini terjadi kira-kira pada masa
Sekolah Dasar, dari usia enam tahun hingga usia puber atau awal remaja. Inisiatif anak
membuat mereka berhubungan dengan banyak pengalaman baru. Saat mereka masuk
sekolah dasar mereka menggunakan energinya untuk menguasai pengetahuan dan
ketreampilan intelektual. Masa kanak-kanak akhir adalah masa dimana anak paling
bersemangat untuk belajar, saat imajinasi mereka berkembang. Bahaya masa ini muncul
perasaan rendah diri, ketidak produktivan dan inkompetensi.

C. Daftar Karakteristik Anak Terkait Pengalaman Masa Kecil Sendiri

1. Tahap Operasional Formal :


Pada tahap ini saya merasa sudah bisa memahami pelajaran yang lebih rumit seperti
pecahan. Sudah dapat mengemukakan gagasan atau ide yang tidak berdasar pada realitas
fisik.
2. Teori Perkembangan Sosio-Emosional Bronfenbrenner :
Karakteristik terkait pengalaman masa kecil sendiri:
a. Mikrosistem:
1) Orang tua menanamkan kedisiplinan
2) Bermain dengan teman sebaya baik di sekolah ataupun saat pulang sekolah
3) Merasa senang menjalin interaksi dengan tetangga.

b. Mesosistem :
Orang tua selalu mengajarkan kedisiplinan sehingga di sekolah selalu
disiplin seperti dating tepat waktu ke sekolah.
c. Makrosistem:
1) Menggunakan baju adat Sulawesi selatan saat mengikuti lomba-lomba
kesenian seperti menyanyi dan menari.
2) Belajar bahasa daerah.
3. Teori Perkembangan Sosio-Emosional Erikson :
a. Sudah ada upaya untuk berkompetisi
b. Semangat belajar mulai tumbuh.

D. Upaya apa yang dilakukan untuk mengembangkan Kognitif serta Sosio-Emosionalnya?


Kognitif itu merupakan suatu pengetahuan atau pemahaman yang dimiliki seseorang,
dengan pengetahuan atau pemahaman ini, manusia dapat mengembangkan kemampuan
akalnya. Cara yang biasanya digunakan untuk mengembangkanya, salah satunya adalah
melalui sebuah permainan. Dimana dalam permainan tersebut kita mempunyai kesempatan
sepenuhnya untuk bisa mengembangkan kreativitas, entah itu melalui imajinasi atau melalui
sesuatu yang dilihat karena hal tersebut mampu memicu perkembangan kognitif. Untuk
pengembangan kreativitas sendiri harus dimulai sejak usia dini karena pada usia tersebut,
anak memiliki banyak sekali imajinasi yang mungkin lebih banyak dari orang dewasa,
dengan imajinasi itulah anak mampu mengembangkan kreativitas mereka. Orang tua ataupun
guru diharapkan tidak melarang atau membatasi anak untuk berkreativitas cukup diberi
bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Pada fase usia 8 tahun, tahap perkembangan social emosional akan banyak berada di
sekolah. Anak-anak akan belajar bagaimana beradaptasi dengan kelompok dan mulai
mengembangkan tiga keterampilan sosial:

1. Belajar mematuhi aturan-aturan yang berkaitan dengan pertemanan, misalnya saja ketika
mengingatkan teman yang terlambat, berpartisipasi pada kegiatan kelompok, dan lainnya.
2. Belajar mengenai bermain dengan aturan dan struktur tertentu.
3. Belajar mengenai mata pelajaran yang ada di sekolah serta mampu mendisiplinkan diri
untuk mempelajari materi-materi tersebut.
Bila perkembangan emosianal dapat berkembang dengan baik, maka anak-anak akan
merasa aman dan percaya pada lingkungannya. Mereka akan memiliki rasa kompetisi yang
unggul di dalam lingkungannya. Sebaliknya, bila perkembangan tak berjalan baik maka anak
akan muncul keraguan dalam diri anak. Mereka akan merasa malu, bersalah, hingga menjadi
pribadi inferior (kalah).

Anda mungkin juga menyukai