DISUSUN OLEH :
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN JIWA SEHAT
PADA USIA PRA SEKOLAH
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KHATULISTIWA
Telah disetujui
I
.Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik/CI
1. PENGERTIAN
Usia pra sekolah menurut PMK no. 66 tahun 2014 tentang Pemantauan
Pertumbuhan, Perkembangan, dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak adalah usia 36
tahun. Anak pada usia ini disebut juga anak usia dini. Perry dan Potter dalam Ahyani
(2018) menyebutkan usia anak prasekolah merupakan masa kanak-kanak awal, yaitu
berada pada usia 3 sampai 6 tahun.
Awal masa kanak-kanak dimulai sebagai penutup masa bayi, usia dimana
ketergantungan secara praktis sudah dilewati, diganti dengan tumbuhnya kemandirian
dan berakhir di sekitar usia masuk sekolah dasar. Anak mulai memiliki kesadaran
tentang dirinya sebagai pria atau wanita, dapat mengatur diri dalam buang air (toilet
training), dan mengenal beberapa hal yang dianggap berbahaya ( mencelakakan
dirinya). Potensial mengembangkan rasa inisiatif adalah tahap perkembangan anak usia
3-6 tahun dimana pada usia ini anak akan belajar berinteraksi dengan orang lain,
berfantasi dan berinisiatif, pengenalan identitas kelamin, meniru (yahya, 2011).
Perkembangan psikososial adalah proses perkembangan kemampuan anak dalam
berinisiatif menyelesaikan masalahnya sendiri sesuai dengan pengetahuannya.
Kemampuan ini diperoleh jika konsep diri anak positif karena anak mulai berkhayal dan
kreatif serta meniru peran-peran di sekelilingnya. Anak berinisiatif melakukan sesuatu
dan memberi hasil. Anak merasa bersalah jika tindakannya berdampak negatif. Sikap
lingkungan yang suka melarang dan menyalahkan, membuat anakn kehilangan inisiatif.
Pada saat dewasa, anak akan mudah mengalami rasa bersalah jika melakukan kesalahan
dan tidak kreatif (Keliat et.al, 2011).
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan tahap perkembangan pra
sekolah merupakan tahap perkembangan anak usia 3-6 tahun dimana pada usia ini
merupakan penutup masa bayi dan awal dari masa anak-anak. anak pada masa ini akan
belajar berinteraksi dengan orang lain, berfantasi dan berinisiatif, pengenalan identitas
kelamin, meniru serta berfantasi, berkhayal, kreatif dan berinisiatif menyelesaikan
masalahnya sendiri dengan meniru peran-peran di sekitarnya.
Anak bertambah tinggi rata rata 2,5 inci dan bertambah berat antara 5-7 pon
pertahun. Meskipun demikian, pola pertumbuhan bervariasi secara individual.
Perbandingan tubuh sangat berubah dan penampilan bayi tidak tampak lagi. Wajah
tetap kecil tetapi dagu tampak lebih jelas dan leher lebih memanjang. Gumpalan
pada bagian-bagian tubuh berangsur berkurang dan tubuh cenderung berbentuk
kerucut, dengan perut yang rata (tidak buncit), dada yang lebih bidang dan bahu
lebih luas dan lebih persegi. Lengan dan kaki lebih panjang dan lebih lurus, tangan
dan kaki tumbuh lebih besar. Postur tubuh ada yang posturnya gemuk lembek
( endomorfik), ada yang kuat berotot (mesomorfik) dan ada lagi yang relatif kurus
( ektomorfik ).
Kebiasaan fisiologis meliputi nafsu makan, kebiasaan tidur, toileting. Nafsu
makan anak sering diwarnai dengan perkembangan minat terhadap makanan yang
disukai dan yang tidak disukai. Jumlah tidur yang dibutuhkan sehari-hari berbeda,
tergantung pada berbagai faktor tertentu, misal banyaknya latihan di siang hari dan
macam kegiatan yang dilakukan. Pada usia 3 atau 4 tahun anak sudah harus dapat
mengendalikan kantung kemih meski belum sempurna, sehingga sekalipun merasa
lelah dan mengalami ketegangan emosi, anak-anak akan tetap tidak mengompol.
b. Perkembangan Motorik
Ketrampilan motorik kasar meningkat secara dramatis selama masa awal anak
anak. Anak anak menjadi lebih berani ketika keterampilan motorik kasar mereka
meningkat. Kehidupan anak anak sangat aktif, lebih aktif daripada titik lain mana
pun pada siklus kehidupan. Ketrampilan motorik halus juga meningkat secara
substansial selama masa pra sekolah. Penguasaan keterampilan yang umum pada
masa ini adalah (Ahyani, 2018) :
1) Keterampilan tangan
Antara usia 5 dan 6 tahun, sebagian besar anak-anak sudah pandai melempar
dan menangkap bola. Mereka dapat menggunakan gunting, dapat membentuk
tanah liat, membuat kue-kue dan menjahit. Dengan krayon, pensil dan cat
anakanak dapat mewarnai gambar, menggambar atau mengecat gambarnya
sendiri dan dapat menggambar orang
2) Keterampilan kaki
Pada usia antara 3 dan 4 tahun ia mulai naik sepeda roda tiga. Pada usia 5 atau 6
tahun ia belajar melompat dan berlari cepat. Mereka juga sudah dapat memanjat,
lompat tali, keseimbangan tubuh dalam berjalan di atas dinding atau pagar,
sepatu roda, menari dan sebagainya.
c. Perkembangan kognitif
Pada masa ini, anak mulai memperhatikan hal-hal kecil yang tadinya tidak
diperhatikan. Dengan demikian, anak-anak tidak lagi bingung kalau menghadapi
benda-benda, situasi atau orang-orang yang memilki unsur-unsur yang sama. Piaget
menamakan tahap berpikir praoperasional, suatu tahap yang berlangsung dari usia 2
atau 3 tahun sampai 7 atau 8 tahun. Piaget dalam Ahyani (2018) membagi
perkembangan kognitif tahap praoperasi dalam dua bagian yaitu umur 24 tahun
dicirikan oleh perkembangan pemikiran simbolis. dan umur 4-7 tahu dicirikan oleh
perkembangan intuitif.
Karakteristik anak pada tahap praoperasional adalah mereka menanyakan
serentetan pertanyaan. Pertanyaan mereka memberi petunjuk akan perkembangan
mental mereka dan mencerminkan rasa ingin tahu intelektual. Pertanyaan ini
menandai munculnya minat anak anak akan penalaran dan penggambaran mengapa
sesuatu seperti itu.
d. Perkembangan bahasa
Keterampilan bahasa pada anak usia pra sekolah mengalami perkembangan yang
pesat, dimensi perkembangan bahasa pada usia ini mencakup (Ahyani, 2018):
1) Peningkatan dalam keterampilan berbicara
Pada usia pra sekolah merupakan saat berkembang pesatnya penguasaan tugas
pokok dalam belajar berbicara, yaitu menambah kosa kata, menguasai pengucapan
kata-kata dan menggabungkan kata-kata menjadi kalimat
2) Isi pembicaraan
Pada mulanya, pembicaraan anak-anak bersifat egosentris dalam arti ia
terutama bicara tentang dirinya sendiri, berkisar pada minat, keluarga dan
miliknya. Menjelang akhir awal masa kanak-kanak mulailah pembicaraan yang
bersifat sosial dan anak berbicara tentang orang lain di samping dirinya sendiri
3) Jumlah bicara
Awal masa kanak-kanak terkenal sebagai masa tukang ngobrol, karena
sekali anak dapat berbicara dengan mudah, ia tak putusputusnya bicara.
Sebaliknya, ada anak-anak lain yang relatif diam, yang tergolong pendiam.
e. Perkembangan psikososial
a) Perkembangan emosi
Emosi yang umum pada awal masa pra sekolah adalah (Ahyani,
2018) :
1) Amarah
Penyebabnya adalah pertengkaran mengenai permainan, tidak
tercapainya keinginan dan serangan yang hebat dari anak lain. Ia
mengungkapkan rasa marah dengan ledakan marah yang ditandai menangis,
berteriak, menggertak, menendang, atau memukul.
2) Takut
Pada mulanya reaksi anak terhadap rasa takut adalah panik, kemudian
berlari, menghindar dan bersembunyi, menangis dan menghindari situasi yang
menakutkan. Hal-hal yang menimbulkan rasa takut yang umum adalah
pengalaman yang kurang menyenangkan, seperti cerita-cerita, gambar, acara
radio,televisi dan sebagainya.
3) Cemburu
Hal ini diungkapkan dengan berbagai cara, dan yang paling umum
adalah mengeluh tentang benda miliknya, dengan mengungkapkan keinginan
untuk memiliki barang seperti dimiliki orang lain. Atau dengan mengambil
benda orang lain yang menimbulkan iri hatinya tersebut
6) Gembira
c) Perkembangan Moral
Menurut Piaget dalam Ahyani (2018) pada masa ini pengertian anak
tentang baik dan buruk, tentang keadilan, menjadi lebih beragam dan lentur.
Dalam hal penilaian baik-buruk ia mulai mempertimbangkan dampak dari situasi
khusus. Ia mulai memahami bahwa penilaian tentang baik dan buruk dapat
berubah, tergantung dari keadaan atau situasi munculnya perilaku itu. Piaget
percaya bahwa masa anak-anak awal ditandai oleh moralitas heteronom, tetapi
pada usia 10 tahun mereka beralih ke suatu tahap yang lebih tinggi yang disebut
moralitas otonom. Menurut Piaget, anak anak yang lebih tua memperhitungkan
maksud individu, percaya bahwa aturan dapat berubah, dan sadar bahwa
hukuman tidak selalu menyertai suatu perbuatan yang salah.
Pada usia ini anak sudah dapat mengikuti tuntutan dari orang tua atau
lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini, anak sudah dapat memahami alasan
yang mendasari suatu peraturan. Disamping itu anak sudah dapat
mengelompokkan setiap bentuk perilaku dengan konsep benar-salah.
1) Biologis
• Imunisasi lengkap
2) Psikologis
• Pencapaian 8 aspek perkembangan: kognitif, bahasa, komunikasi, emosi,
moral, spiritual, psikososial, fisik (motorik kasar dan halus)
• Kemampuan toilet training (pada usia 1-3 tahun)
3) Sosiokultural
• Dukungan keluarga dalam menstimulasi tumbang di usia 1-3 tahun
5. Faktor presipitasi
1) Biologis
• Pertumbuhan fisik sesuai usia
tidak ada keluhan fisik saat ini
• status nutrisi baik
• tidak ada gangguan tidur
belajar keterampilan fisik baru.
2) Psikologis
• diberi kesempatan bertanya
3) Sosiokultural
• mendapatkan kesempatan berteman, berinteraksi dengan orang lain
6. Penilaian stressor
1) Kognitif
Tidak percaya diri, malu untuk tampil, pesimis, tidak memiliki minat dan
keinginan, takut salah dalam melakukan sesuatu, sangat membatasi aktifitasnya
sehingga terkesan malas dan tidak mempunyai inisiatif
5) Respon sosial
7. Sumber koping
1) Personal ability
8. Mekanisme koping
1) Konstruktif
Mudah berpisah dengan orangtua, menghayal dan kreatif, bermain dengan
menggunakan alat-alat yang ada di rumah, belajar keterampilan fisik baru, melakukan
prilaku yang benar misal: mengikuti disiplin orangtua, mengidentifikasi jenis kelamin,
mengenal warna (minimal 4 warna), berbicara dalam kalimat panjang
2) Destruktif
Tidak percaya diri, malu untuk tampil, pesimis, tidak memiliki minat dan
keinginan, takut salah dalam melakukan sesuatu, sangat membatasi aktifitas sehingga
terkesan malas dan tidak punya inisiatif
9. Pengkajian
a. Identitas
Nama anak ,usia dan jenis Kelamin, nama dan pekerjaan orang tua/wali.
b. Keluhan
• Imunisasi lengkap
Psikologis
• Pencapaian 8 aspek perkembangan: kognitif, bahasa, komunikasi, emosi,
moral, spiritual, psikososial, fisik (motorik kasar dan halus)
• Kemampuan toilet training (pada usia 1-3 tahun)
Sosiokultural
• Dukungan keluarga dalam menstimulasi tumbang di usia 1-3 tahun
• Anak yang diinginkan
e. Faktor presipitasi
Biologis
• Pertumbuhan fisik sesuai usia tidak ada keluhan fisik saat ini
• status nutrisi baik
• tidak ada gangguan tidur belajar keterampilan fisik baru.
Psikologis
• diberi kesempatan bertanya
• diberi kesempatan bercerita tentang pengalamannya
• diberi kesempatn bermain dengan teman sebayanya
• diberi kesempatan berlatih mewarnai, membaca, menulis
Sosiokultural
• mendapatkan kesempatan berteman, berinteraksi dengan orang lain
• mudah adaptasi dengan lingkungan baru
• mengenal jenis kelamin
• mendapat kesempatan terlibat dalm pekerjaan rumah tangga sederhana
• diterima dan disayangi oleh lingkungan keluarga
• mendapat kesempatan mengenal hal baru
• mendapat feedback dari lingkungan sekitar
f. Penilaian terhadap stressor
Respon anak dalam menghadapi stressor baik respon kognitif, afektif, fisiologis
dan sosial
g. Sumber koping
Kemampuan yang dimiliki oleh anak dan orang tua untuk menghadapi
masalah/stressor, sumber daya lingkungan, dan asset material yang bisa digunakan
untuk mempertahankan kesehatan fisik dan mental anak.
h. Mekanisme koping
• Konstruktif
Mudah berpisah dengan orangtua, menghayal dan kreatif, bermain
dengan menggunakan alat-alat yang ada di rumah, belajar keterampilan fisik
baru, melakukan prilaku yang benar misal: mengikuti disiplin orangtua,
mengidentifikasi jenis kelamin, mengenal warna (minimal 4 warna), berbicara
dalam kalimat panjang
• Destruktif
Tidak percaya diri, malu untuk tampil, pesimis, tidak memiliki minat
dan keinginan, takut salah dalam melakukan sesuatu, sangat membatasi aktifitas
sehingga terkesan malas dan tidak punya inisiatif
Kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahyani, N.L, Astuti, D. (2018). Buku Ajar Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja. Penerbit : Badan Penerbit Universitas Muria Kudus. ISBN: 9 789021 180761.
Damayanti, R., Keliat. B.A.K., Hastono, S.P. (2010). Pengaruh Terapi Kelompok
Terapeutik (TKT) Terhadap Kemampuan Ibu dalam Memberikan Stimulasi
Perkembangan Inisiatif Anak Usia Pra Sekolah di Kelurahan Kedaung Bandar Lampung. FIK
UI : Jakarta
Muhmila M., Hardisana., dan Indria Dini. 2010. Psikologi Umum dan Anak:
AKBID YPSDMI GARUT;