Disusun oleh:
BANJARMASIN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanak-kanak merupakan masa pembentukan karakter yang paling credible, pada
tahap ini juga anak mudah sekali diajarkan sesuatu hal yang bahkan sering dianggap
sulit. Anak-anak sangat senang untuk mencoba sesuatu sekalipun ia tidak bisa karena
pada dasarnya anak-anak merasa tertantang. Dalam bermain pun anak-anak dipancing
oleh kemampuan motoriknya. Sehingga memunculkan kreativitas luar biasa.
Anak-anak perlu bimbingan dari orang tua maupun lingkungan dalam
mengembangkan kemampuan kognitif dan motorik mereka. Kemampuan yang terdapat
pada anak-anak berbeda satu dengan yang lain. Sehingga peran keluarga dan
lingkungan sangatlah penting untuk mengendalikan dan mengarahkan kemampuan
mereka.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan dan pertumbuhan fisik dan psikomotorik pada masa
kanak-kanak awal dan akhir?
2. Bagaimana perubahan sensori dan persepsi pada masa kanak-kanak awal dan
akhir?
3. Bagaimana perkembangan reflek, gerak, dan perilaku kompleks pada masa
kanak-kanak awal dan akhir?
4. Apa saja gangguan perkembangan pada anak?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan fisik dan psikomotorik pada
masa kanak-kanak awal dan akhir.
2. Untuk mengetahui perubahan sensori dan persepsi pada masa kanak-kanak awal
dan akhir.
3. Untuk mengetahui perkembangan reflek, gerak, dan perilaku kompleks pada
masa kanak-kanak awal dan akhir.
4. Untuk mengetahui jenis gangguan perkembangan pada anak.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut beberapa para ahli, tugas perkembangan pada masa kanak-kanak awal
yaitu belajar mengerti tentang perilaku seks yang benar, belajar membedakan benar
dan salah dalam hubungannya dengan orang-orang di luar rumah terutama di
lingkungan tetangga, sekolah, dan teman bermain, belajar mengembangkan hati
1
Miftahul Jannah, Tugas-Tugas Perkembangan pada Usia Kanak-Kanak, International Journal of
Child and Gender Studies Vol. 1 No. 2, 2015, 89.
nurani, dan belajar memberi dan menerima kasih sayang, toilet training, belajar
membedakan jenis kelamin, dan belajar kontak perasaan dengan orang lain.
Perkembangan pada masa kanak-kanak awal dibagi menjadi beberapa, yaitu:
A. Perkembangan Fisik
- Pertumbuhan tinggi mencapai 6,25 cm setiap tahun dan berat 2,5 – 3,5 kg
setiap tahun.
- Pada usia 6 tahun, berat harus kurang lebih mencapai tujuh kali berat
pada waktu lahir.
- Postur tubuh anak berbentuk gemuk (endomorfik), berotot (mesomorfik),
dan relatif kurus (ektomorfik).
- Tulang dan otot anak mengalami pengerasan.
- Wajah tetap kecil, dagu tampak jelas, dan leher memanjang. Gumpalan
tubuh berkurang dan tubuh cenderung berbentuk kerucut, dengan perut
yang rata, dan dada yang lebih bidang, bahu lebih luas dan persegi,
lengan dan kaki lebih panjang dan lurus, tangan dan kaki lebih besar.
B. Perkembangan Motorik
Awal masa kanak-kanak ialah masa paling menyenangkan bagi mereka untuk
mempelajari keterampilan tertentu. Guna mengeksplor kemampuan dan minat
anak-anak dari sesuatu yang mereka senangi sehingga bisa memunculkan
kreativitas yang bersifat keterampilan. Keterampilan pada dasarnya ada pada
tangan dan kaki, seperti keterampilan dalam aktivitas makan dan berpakaian
sendiri. Kemajuan terbesar keterampilan berpakaian pada kanak-kanak antara
usia 1,5 dan 3,5 tahun.2
2
Perkembangan Anak-anak Awal
- Usia 5 atau 6 tahun menyukai perlombaan, seperti balapan sepeda,
balaparan lari, dan kegiatan lainnya yang mengandung bahaya. Mereka
juga sudah pandai melempar dan menangkap, melompat, berlari cepat,
dan memanjat.
- Saat mencapai usia Taman Kanak-kanak, mereka harus bisa mandi dan
berpakaian sendiri, mengikat tali sepatu dan menyisir rambut dengan
sedikit atau tanpa bantuan.
- Keterampilan kaki yang sudah dikuasai yaitu lompat tali,
menyeimbangkan tubuh, sepatu roda, bermain sepatu es, dan menari.3
3
Sujarwo dan Cukup Pahala Widi, Kemampuan Motorik Kasar dan Halus Anak Usia 4-6 Tahun,
Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. Vol. 11 No. 2, 2015, 97.
4
Hiryanto, dkk, Masa Kanak-kanak Awal,
2. Masa Kanak-Kanak Akhir (Late Childhood)
Masa kanak-kanak akhir dialami pada usia 6 tahun sampai masuk ke masa
pubertas sekitar usia 11-13 tahun yang biasa disebut masa usia sekolah atau masa
intelektual, dimana anak sudah siap untuk mendapat pendidikan di sekolah. Orang
tua menyebut masa ini dengan usia yang menyulitkan dan usia yang tidak rapih
karena anak tidak mau menuruti perintah orang tua dan lebih banyak dipengaruhi
oleh teman sebayanya. Sedangkan para pendidik melabelkan masa ini dengan
periode kritis dalam dorongan prestasi. Ahli psikologi juga menyebut masa ini
sebagai usia berkelompok, usia penyesuaian diri, usia kreatif, dan usia bermain.5
Menurut Robert J. Havighurst, tugas perkembangan pada masa kanak-kanak
akhir yaitu:6
- Mempelajari dan mengembangkan keterampilan fisik maupun yang
diperlukan
untuk kehidupan sehari-hari
- Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri
- Belajar menyesuaikan diri dengan teman sebayanya
- Mengembangkan peran sosial gender yang tepat
- Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata, dan tingkatan nilai.
- Mencapai kebebasan pribadi
A. Perkembangan Fisik
- Pertumbuhan fisik lebih stabil
- Jaringan lemak berkembang lebih cepat dari pada jaringan otot
- Keterampilan gerak mengalami kemajuan pesat, semakin lancar, dan
lebih terkoordinasi dibanding masa sebelumnya.
- Pertumbuhan tinggi mencapai 2-3 inchi setiap tahun. Rata-rata anak
perempuan lebih tinggi daripada anak laki-laki.
- Rahang dan mulut bertambah besar, dahi melebar dan rata, bibir berisi,
hidung lebih besar dan membentuk, badan memanjang, leher lebih
panjang, dada melebar, perut tidak buncit, lengan dan tungkai
memanjang, tangan dan kaki dengan lambat tumbuh membesar.
5
Hurlock, Developmental Psychology: A Lifespon Approach, (Jakarta: Erlangga, 1990), 146-148.
6
Miftahul Jannah, Tugas-Tugas Perkembangan pada Usia Kanak-Kanak, International Journal of
Child and Gender Studies Vol. 1 No. 2, 2015, 91.
- Mempunyai 22 buah gigi tetap.7
B. Perkembangan Motorik
Selama masa anak-anak akhir, perkembangan motorik anak menjadi lebih
halus dan lebih terkoordinasi daripada masa awal kanak-kanak. Untuk
memperhalus keterampilan-keterampilan motorik mereka, anak-anak terus
melakukan berbagai aktivitas fisik. Aktivitas fisik ini dilakukan dalam bentuk
permainan yang bersifat informal maupun permainan yang diatur sendiri oleh
anak.
Anak-anak pada masa ini mengembangkan kemampuan dengan melakukan
permainan dengan peraturan, karena mereka sudah paham dan dapat menaati
peraturan dalam permainan tersebut. Pada waktu yang sama, anak-anak
mengalami peningkatan dalam koordinasi dan pemilihan waktu yang tepat dalam
melakukan berbagai cabang olahraga yang dapat membuat anak untuk belajar
bersaing, meningkatkan harga diri, dan memperluas pergaulan dengan teman
sebaya.
Keterampilan yang sudah dapat dilakukan yaitu:
- Usia 6 tahun, koordinasi antara mata dan tangan digunakan untuk
membidik, menyepak, melempar, dan menangkap sudah berkembang.
- Usia 7 tahun, tangan anak semakin kuat dan mereka lebih menyukai
menulis menggunakan pensil.
- Usia 8-10 tahun, tangan digunakan secara bebas, mudah, dan tepat. Anak
sudah bisa menulis dengan baik, ukuran huruf menjadi lebih kecil dan
lebih rapi.
- Usia 10-12 tahun, mulai memperlihatkan keterampilan yang menyerupai
kemampuan orang dewasa, seperti menghasilkan karya kerajinan atau
memainkan instrumen musik. Pada usia ini, anak-anak juga mempunyai
kegemaran membaca yang mencapai puncaknya.
- Sudah mempunyai kosa kata yang banyak sehingga kemampuan
berbicara atau komunikasinya lebih bermakna.
7
Zadit Alkaff, Akhir Masa Kanak-Kanak (Ilmu Jiwa Perkembangan), 2015 di
https://www.kompasiana.com/zadit/54f95a5aa3331176178b4c39/akhir-masa-kanakkanak-ilmu-jiwa-
perkembangan# pada 9 November 2020.
B. Perubahan Sensori dan Persepsi
1. Perkembangan Sensorik
2. Perkembangan Persepsi
Pendidikan anak usia dini merupakan dimana anak harus mulai melakukan
pembelajaran dengan baik. Ada beberapa aspek yang akan dipelajari oleh anak
usia dini salah satunya yaitu aspek persepsi. Aspek ini merupakan aspek penting
yang akan dipelajari oleh anak usia dini untuk mengembangkan pengetahuan
baginya. Terdapat pengertian persepsi yang dikemukakan menurut para ahli,
yaitu:
3. Menurut Linzdzey dan Aronson : Suatu proses yang terjadi dalam diri
sesorang yang bertujuan untuk mengetahui, menginterpretasi, dan
mengevaluasi orang lain yang di persepsi baik mengenai sifatnya,
kualitasnya, ataupun keadaan lain yang ada dalam diri orang yang di persepsi
sehingga terbentuk gambaran mengenai orang lain sebagai objek persepsi
tersebut.
9
https://www.zwitsal.co.id/archive/stimulasi-maksimal-pada-7-sistem-sensorik-bayi-?
#:‘:text=Memberi%20stimilasi%20pada%20sistem%20sensorik,%2C%20Visua%2C%20auditori%20dan
%20pengecapan
5. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Persepsi adalah
tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau proses seseorang
mengetahui beberapa hal melalui panca indera.
Persepsi bagi anak usia dini merupakan aspek yang paling dominan untuk
melakukan pembelajaran, karena persepsi memerlukan objek dan pancaindera.
Jadi untuk melakukan pembelajaran pada anak usia dini sebaiknya menggunakan
aspek persepsi ini, karena apa yang dilakukan anak pasti membutuhkan objek
dan panca indera. Persepsi juga memiliki beberapa jenis, antara lain :
Persepsi visual : persepsi visual yaitu dengan indera penglihatan. Persepsi ini
merupakan tahap awal bagi anak usia dini karena disini anak usia dini mulai
mengenal dunianya. Seperti melakukan kegiatan yang dilakukan sehari-hari .
seperti anak usia ini dengan memulai pembelajaran pastinya dengan
menggunakan indera penglihatan untuk melihat suatu objek yang akan
digunakan untuk media belajarnya.
Persepsi penciuman : persepsi penciuman yakni hidung, anak usia dini untuk
melakukan pembelajaran atau dapat mencium sesuatu misalnya bau yang ada
disekitarnya itu kan menggunakan indera penciuman yaitu hidung.
10
Putri Wulan, Aspek Persepsi bagi Anak Usia Dini, 2016, di
https://www.kompasiana.com/putri-wulan/56f34ce8f57a61fc04cee67f/aspek-persepsi-bagi-anak-usia-
dini?page=2 pada 10 November 2020.
Retardasi mental dapat disebabkan oleh aspek biologis, psikososial, atau
kombinasi keduanya. Penyebab biologis mencakup gangguan kromosom dan
genetis, penyakit infeksi, dan penggunaan alkohol pada saat ibu mengandung.
Meski demikian, masih banyak lagi kasus-kasus retardasi mental yang tidak
dapat dijelaskan, lebih utamanya retardasi mental yang ringan. Mungkin
penyebabnya merupakan dari unsur budaya atau keluarga, seperti pengasuhan
dalam lingkungan rumah yang miskin atau interaksi antar faktor psikososial dan
genetis. Namun gangguan ini dapat dicegah dan diobati.
Gejala ADHD pada bayi yaitu terlalu banyak bergerak, sering menangis,
mempunyai pola tidur yang buruk, sulit makan atau minum, sellau kehausan, dan
cepat marah. Sedangkan gejala ADHD pada balita yaitu sulit berkonsentrasi atau
mempunyai rentang konsentrasi yang sangat pendek, sangat aktif dan selalu
bergerak, impulsif, cenderung penakut, mempunyai daya ingat yang pendek,
tidak percaya diri, mempunyai masalah tidur, sulit makan, dan sangat cerdas
tetapi prestasi belajar tidak prima.
3. Autistik
Kelainan ini sering tidak diketahui atau tidak terdiagnosis sampai usia 2-3
tahun, penyebab utama karena label yang diberikan pada anak atau salah
diagnosis. Penyebab lain adalah tidak tersedianya alat untuk skrining yang dapat
digunakan secara rutin. Padahal diagnosis dini dan intervensi dini dapat
memperbaiki kondisi sebagian besar anak yang menderita autism, yaitu dengan
cara merencanakan pendidikan anak, dukungan dan pendidikan pada keluarga,
pengelolaan stres dan penderitaan bathin keluarga, dan memberikan pelayanan
kesehatan dan pengobatan pada anak.
Autisme adalah gangguan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya
gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku,
komunikasi dan interaksi sosial. Autisme atau gangguan autistic adalah salah
satu gangguan terparah dimasa kanak-kanak. Autism bersifat kronis dan
berlangsung sepanjang hidup. Anak-anak yang menderita autis tampak benar-
benar sendiri di dunia, terlepas dari upaya orang tua untuk menjembatani muara
yang memisahkan mereka.
Anak-anak autis sering digambarkan oleh orang tua sebagai “bayi yang baik”
diawal masa balita. Namun, setelah mereka berkembang, mereka mulai menolak
afeksi fisik seperti pelukan dan ciuman. Perkembangan bahasanya berada
dibawah standart. Biasanya mereka mulai menunjukkan jarak sejak tahun
pertama, seperti tidak mau memandang wajah orang lain.
1. Sikap anak yang menghindari tatapan mata (eye contaact) secara langsung
5. Hanya suka akan mainannya sendiri dan mainan itu saja yang dia mainkan.
7. Suka bermain air dan memperhatikan benda yang berputar, seperti roda
sepeda atau kipas angina
8. Kadang suka melompat, mengamuk atau menangis tanpa sebab. Anak autis
sangat sulit dibujuk, bahkan menolak untuk digendong dan dibujuk oleh
siapapun
ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai. Sistem yang dipakai adalah
memberi pelatihan khusus pada anak dengan memberikan positive
reinforcement (hadiah/pujian). Jenis terapi ini bisa diukur kemajuannya.
2. Terapi Wicara
Hampir semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan
berbahasa. Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak pula individu
autistik yang non-verbal atau kemampuan bicaranya sangat kurang. Kadang-
kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk
memakai bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain.
3. Terapi Okupasi
4. Terapi Fisik
5. Terapi Sosial
12
http://saradevina.wordpress.com/2010/06/04/autisme-retardasi-mental-dan-adhd/
Kekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam
bidang komunikasi dan interaksi. Banyak anak-anak ini membutuhkan
pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi dua arah, membuat teman, dan
main bersama ditempat bermain. Seorang terapis sosial membantu dengan
memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-teman sebaya
dan mengajari cara-caranya.
6. Terapi Bermain
7. Terapi Perilaku
8. Terapi Perkembangan
9. Terapi Visual
Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners atau
visual thinkers). Hal inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan
metode belajar komunikasi melalui gambar-gambar, Dan PECS (Picture
Exchange Communication System). Beberapa video games bisa juga dipakai
untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi.
Putri, Karinta Ariani Setia. (2020). Perkembangan Kemampuan Sensorik Bayi dan Cara
Mengasahnya di https://hellosehat.com/parenting/bayi/kemampuan-sensorik-
bayi/ pada 10 November 2020.
Sujarwo dan Cukup Pahala Widi. (2015). Kemampuan Motorik Kasar dan Halus Anak
Usia 4-6 Tahun. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. Vol. 11: 2.
Wulan, Putri. (2016). Aspek Persepsi bagi Anak Usia Dini, 2016, di
https://www.kompasiana.com/putri-wulan/56f34ce8f57a61fc04cee67f/aspek-
persepsi-bagi-anak-usia-dini?page=2 pada 10 November 2020.