TINJAUAN TEORITIS
KONSEP ANAK
A. Definisi Anak
Dalam keperawatan anak yang menjadi individu (klien) adalah anak yang
diartikan sebagai seseorang yang usianya kurang dari 18 (delapan belas) tahun
fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Anak merupakan individu yang berada
dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga
remaja. Dalam proses berkembang anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep
diri, pola koping dan perilaku sosial. Ciri fisik pada semua anak tidak
Perkembangan konsep diri sudah ada sejak bayi akan tetapi belum
usia anak. Pola koping juga sudah terbentuk sejak bayi di mana bayi akan
menangis saat lapar. Perilaku sosial anak juga mengalami perkembangan yang
terbentuk mulai bayi seperti anak mau diajak orang lain. Sedangkan respons
emosi terhadap penyakit bervariasi tergantung pada usia dan pencapaian tugas
perkembangan anak, seperti pada bayi saat perpisahan dengan orang tua maka
responsnya akan menangis, berteriak, menarik diri dan menyerah pada situasi
proses kematangan yang berbeda dibanding orang dewasa karena struktur fisik
anak dan dewasa berbeda mulai dari besarnya ukuran hingga aspek
Kemampuan berpikir anak dengan dewasa berbeda dimana fungsi otak dewasa
pula dalam tanggapan terhadap pengalaman masa lalu berbeda, pada anak
menjadi kebutuhan fisik –biomedis (asuh) yang meliputi, pangan atau gizi,
kesegaran jasmani atau rekreasi. Kebutuhan emosi atau kasih sayang (Asih),
pada tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras antara
ibu atau pengganti ibu dengan anak merupakan syarat yang mutlak untuk
merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada
C. Tingkat Perkembangan
tingkat perkembangan:
pikirannya dengan kata kata. Oleh karena itu, komunikasi dengan bayi
lebih banyak menggunakan jenis komunikasi non verbal. Pada saat lapar,
haus, basah dan perasaan tidak nyaman lainnya, bayi hanya bisa
sebenarnya bayi dapat berespon terhadap tingkah laku orang dewasa yang
Ada beberapa respon non verbal yang bisa ditunjukan bayi misalnya
menggerakan badan, tangan dan kaki. Hal ini terutama terjadi pada bayi
kurang dari 6 bulan sebagai cara menarik perhatian orang. Oleh karena itu,
Karakteristik pada masa ini terutama pada anak di bawah 3 tahun adalah
sangat egosentris. Selain itu anak juga mempunyai perasaan takut pada
ketidaktahuan sehingga anak perlu diberi tahu tentang apa yang akan
terjadi padanya. Misalnya, pada saat akan di ukur suhu, anak akan merasa
melihat alat yang akan ditempelkan ke tubuhnya. Oleh karena itu jelaskan
berbahaya untuknya.
Dari hal bahasa, anak belum mampu berbicara fasih. Hal ini disebabkan
karena anak belum mampu berkata kata 900- 1200 kata. Oleh karena itu
saat menjelaskan, gunakan kata kata yang sederhana, singkat dan gunakan
malu, beri kesempatan pada yang lebih besar untuk berbicara tanpa
keberadaan orang tua. Satu hal yang akan mendorong anak untuk
Anak pada usia ini sudah sangat peka terhadap stimulus yang dirasakan
katanya sudah banyak sekitar 3000 kata dikuasai dan anak sudah mampu
Fase remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari akhir masa anak
anak menuju masa dewasa. Dengan demikian, pola pikir dan tingkah laku
anak merupakan peralihan dari anak anak menuju dewasa. Anak harus
Apabila anak merasa cemas atau stress, jelaskan bahwa ia dapat mengajak
keberadaan identitas diri dan harga diri merupakan hal yang prinsip dalam
bahagia.
Tugas perkembangan anak adalah tugas yang harus dilakukan dan dikuasai
2017):
diri sendiri, belajar bergaul dengan teman sebaya, memakai peranan sesuai
menyadari hubungan hubungan baru dengan teman sebaya dan kedua jenis
kelamin, menemukan diri sendiri berkat refklesi dan kritik terhadap diri
Konsep Meningitis
A. Pengertian
medulla spinalis dan dapat menginfeksi sistem saraf pusat (Ferasinta, 2022).
Nurarif dan Kusuma, 2016).Meningitis adalah infeksi akut yang mengenai selaput
B. Etiologi
berikut :
aureus.
dengan wanita
c. Faktor maternal, yaitu ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu
terakhir kehamilan
e. Anak dengan kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang
melindungi struktur syaraf yang halus, membawa pembuluh darah dan sekresi
cairan serebrospinal. Meningea terdiri dari tiga lapis, yaitu : (Prince, 2006)
terbagi lagi atas durameter bagian luar yang disebut selaput tulang tengkorak
Lapisan tengah ini disebut juga selaput otak. Lapisan tengah merupakan
sebuah kantung atau balon yang berisi cairan otak dengan meliputi seluruh
ruangan subdural yang berisi sedikit cairan jernih yang menyerupai getah
bening. Pada ruangan ini terdapat pembuluh darah arteri dan vena yang
serebrospinal.
darah kecil yang mensuplai darah ke otak dalam jumlah yang banyak. Lapisan
ini melekat erat dengan jaringan otak dan mengikuti gyrus dari otak. Ruangan
diantara arakhnoid dan piameter disebut sub arakhnoid. Pada reaksi radang
ruangan ini berisi sel radang. Disini mengalir cairan serebrospinalis dari otak
D. Patofisiologi
organ atau jaringan di dalam tubuh lainnya. Virus atau bakteri yang menyebar
perkontinuitatum dari peradangan organ atau jaringan yang ada di dekat selaput
otak, misalnya abses otak, otitis media, mastoiditis, thrombosis sinus kavernosus
dan sinusitis. Penyebaran kuman bisa terjadi akibat dari trauma kepala dengan
fraktur terbuka atau komplikasi bedah otak (Lewis, 2008). Invasi kuman-kuman
ke dalam ruang sub arakhnoid yang menyebabkan reaksi radang pada pia dan
hiperemi dalam waktu yang sangat singkat, lalu terjadi penyebaran sel-sel
eksudat, dalam beberapa hari terjadi pembentukan limfosit dan histiosit dalam
minggu kedua sel-sel plasma. Eksudat yang terbentuk terdiri dari dua lapisan
Proses radang selain pada arteri juga dapat terjadi pada vena-vena di
korteks yang dapat menyebabkan thrombosis, infark otak, edema otak dan
degenerasi neuron-neuron. Trombosis serta organisasi eksudat perineural dengan
E. Manifestasi Klinis
Gejala klinis yang timbul pada meningitis bacterial berupa sakit kepala,
lemah, menggigil, demam, mual, muntah, nyeri punggung, kaku kuduk, kejang,
peka pada awal serangan, dan kesadaran menurun menjadi koma. Gejala
meningitis akut berupa bingung, stupor, semi koma, peningkatan suhu tubuh
normal, klien biasanya menunjukkan gejala iritasi meningeal seperti kaku pada
leher, tanda Brudzinksi (Brudzinki’s sign) positif, dan tanda kernig (Kernig’s
F. Pemeriksaan Penunjang
Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa jumlah sel dan protein
tekanan intrakranial.
sel darah putih meningkat, glukosa dan protein normal, kultur (-)
b. Pada meningitis purulenta terdapat tekanan meningkat, cairan keruh,
jumlah sel darah putih dan protein meningkat, glukosa menurun, kultur
2) Pemeriksaan darah
3) Radiologi
intrakranial.
radang.
G. Penatalaksanaan
a) Farmakologi:
dan demam.
c. Eksisi tumor
d. Fenetrasi endoskopi.
serebral
atau osteomielitis.
c. Jika demam masih ada dan kondisi umum pasien tidak membaik
b) Non farmakologi
Mulai dari air putih, teh, jus jeruk ataupun minuman yang mengandung
gelas.
3. Diet makanan
H. Komplikasi
Menurut (Riyadi, dkk, 2009) komplikasi yang dapat muncul pada anak
produksi Liquor Cerebro Spinal (LCS). Cairan LCS pada meningitis lebih
intracranial.
d. Abses otak. Abses otak terjadi apabila infeksi sudah menyebar ke otak
tepat.
e. Epilepsi.
KONSEP HIDROSEFALUS
A. Pengertian
otak. Adanya kelainan tersebut membuat kepala menjadi besar dan terjadi
diseitar tsumsum tulang belakang & otak nir jalan berdasarkan otak
ketegangan yang meluas di kepala. Setiap kali tidak diobati, hidrosefalus dapat
menyebabkan kerusakan otak, hilangnya kapasitas mental dan aktual, dan bahkan
kematian. Dengan penemuan dini dan pengobatan yang tepat, bahaya ini dapat
dihindarkan. Ketika semuanya berjalan baik, CSF bergerak lewat ventrikel &
saluran terbatas yang mengisi tulang belakang dan otak juga. Serebrum kemudian
tali tulang belakang berkembang, daripada itu, pada saat itu, CSF digunakan
kembali sistem sirkulasi dengan asumsi ada penyumbatan di salah satu ventrikel,
B. Klasifikasi
yaitu adalah :
c. Non komunikans
serebrospinal yang disertai dengan penyumbatan pada sistem ventrikel itu sendiri.
atau sumbatan yang terdapat pada aliran cairan serebrospinal di dalam foramen
d. Hidrosefalus komunikans
yang tanpa disertai dengan penyumbatan pada sistem ventrikel itu sendiri. Artinya
distal sistem ventrikel yaitu ruang subarakhnoid atau pada granulatio arachnidea.
Sulastri, 2019).
C. Etiologi
Penyebab hidrosefalus pada anak secara garis besar dapat dibagi menjadi 2
1) Penyebab prenatal
lahir atau tidak lama setelah lahir. Beberapa penyebabnya adalah stenosis system
deformitas Arnold Chiari. Terlebih lagi ada dua jenis kelainan bentuk yang
berbeda yang jarang terjadi. Penyebab yang berbeda mungkin ingat untuk
kontaminasi rahim, cedera bencana dan variabel turun-temurun. Stenosis sistem
air sylvius berakibat sepuluh persen untuk kasus bayi. Mutasi menyebabkan
Arnold Chiari (tipe II), kondisi ini adalah korteks frontal vermis, batang otak, dan
2) Penyebab postnatal
D. Patofisiologi
CSS dibentuk, terutama pada sistem ventrikel dari PleB.css Plexus karena
gradien tekanan antara sistem ventrikel vena. Jarang teradi, jika hidrosefalus dapat
terkenal yang dialami adalah sifat pemarah dan anoreksia. Dalam beberapa kasus,
mengeluh sakit otak (ICP yang meningkat) dengan area abnormal dan naik-turun
menjelang awal hari. Selain itu, bergabung dengan keberatan dari dua visi yang
kurangnya nutrisi & oksigen pada otak, salah satu tanda hidroseefalus rata-rata,
a. Hidrosefalus Kongenital
b. Hidrosefalus Acquired
setelah masa kelahiran tiba, tidak tampak gejala apapun yang berhubungan
hidrosefalus selama periode prenatal, juga dapat digunakan untuk mengukur dan
sumber obstruksi. CT scan dapat digunakan untuk pemeriksaan secara praktis dan
fisik tetapi lebih buruk daripada MRI tetapi karena evaluasinya begitu lama bayi
G. Penatalaksanaan
1. Terapi sementara
dan hanya dapat diberikan sementara atau tidak dalam jangka panjang
karena risiko pengobatan. hidrosefalus ringan pada bayi dan anak-anak dan
kateter ventrikel atau yang lebih baik. Namun, operasi shunt dilakukan
tertinggi. Metode lain yang mirip dengan metode ini adalah dengan fungsi
merusak intelektual pada >11% anak pada usia 24 bulan. dan bahkan
kematian.
POST VP SHUNT
A. Definisi
untuk melepaskan tekanan dalam otak. VP shunt direkomendasi bagi pasien yang
cepat, sehingga memicu tekanan yang tak semestinya. Jika tidak segera ditangani,
saraf, karena berfungsi menciptakan bantalan bagi jaringan otak dan menyalurkan
zat gizi ke otak. Cairan ini mengalir di antara tulang belakang dan tengkorak
untuk memastikan bahwa volume darah intrakranial dalam kadar yang tepat. CSF
otak dan sumsum tulang belakang. Kemudian, cairan ini keluar melalui bagian
dasar otak dan diserap ke dalam aliran darah. Namun, karena kelainan tertentu,
hidrosefalus, yang menyerang satu dari 500 anak. Kondisi ini merupakan kondisi
bawaan (kongenital) atau didapat, dan indikasi yang paling nyata adalah
pertumbuhan lingkar kepala yang tidak wajar. Biasanya, gejala pada anak disertai
dewasa, gejala hidrosefalus adalah sakit kepala, mual dan muntah, saraf optik
membengkak, penglihatan kabur atau ganda, mudah marah, lesu, dan perubahan
pasti.
B. Tujuan
1. Untuk membuat saluran baru antara aliran likuor dengan kavitas drainase.
2. Untuk mengalirkan cairan yang diproduksi di dalam otak ke dalam rongga
1. Indikasi
berongga, malfungsi, atau migrasi dari shunt. Migrasi dapat terjadi pada
selang shunt, reservoir dan atau kultur darah dengan gejala dan tanda klinis
atau gejala yang tidak spesifik seperti nyeri kepala, muntah, perubahan
ditakutkan pada kelompok usia muda. Sebagian besar infeksi terjadi dalam 6
seperti Escherichia coli. Shunt yang terinfeksi harus dikeluarkan, CSS harus
disterilkan, dan dilakukan pemasangan shunt yang baru. Terapi shunt yang
dapat di tekan untuk jangka waktu yang lama dan bakteri kembali saat
antibiotik diberhentikan.
karena meskipun bakteri dapat ditekan untuk jangka waktu tertentu, namun
pemberian antibiotik sesuai hasil tes sensitivitas bakteri. Hal ini dilakukan
agar tetap terjadi drainage dari cairan serebrospinal yang belebihan agar
dengan perkembangan kepala yang telah lengkap. Insiden ini dapat dikurang
2. Kontra Indikasi
umumnya, ada komplikasi dan resiko yang mungkin terjadi. Resiko bedah
b) Penggumpalan darah
d) Pembengkakan otak
perut, sakit kepala, serta kenaikan denyut jantung dan tekanan darah
1. Posisi kepala pasien supine dengan kepala diganjal dengan bantal bulat
(donat).
12. Rawat pendarahan dengan kauter bipolar, irigasi dengan larutan NaCl
yang sudah dimasukkan dalam soft tissue ( dibawah fat diatas fasia).
21. Seide no 1 ditarik ke bagian bawah (insisi pada abdomen) ventrikel VP-
23. Berikan bor set craniotomi untuk bor hole kemudian rawat pendarahan
24. Berikan desector dan klem pean bengkok untuk ambil sisa tulang
peritonium ± 1 cm.
35. Berikan benang absorbable untuk jahit fasia, fat pada kepala dan
abdomen.
E. Pemeriksaan penunjang
2. Transimulasi
selama 3 menit. Alat yang dipakai lampu senter yang dilengkapi dengan
rubber adaptor. Pada hidrosefalus, lebar halo dari tepi sinar akan terlihat
3. Lingkaran kepala
lingkar kepala melampaui satu atau lebih garis-garis kisi pada chart
(jarak antara dua garis kisi 1 cm) dalam kurun waktu 2-4 minggu. Pada
anak yang besar lingkaran kepala dapat normal hal ini disebabkan oleh
4. Ventrikulografi
akan terlihat kontras mengisi ruang ventrikel yang melebar. Pada anak
telah ditinggalkan.
5. Ultrasonografi
6. CT Scan kepala
pelebaran dari ventrikel lateralis dan ventrikel III. Dapat terjadi di atas
ventrikel lebih besar dari occipital horns pada anak yang besar. Ventrikel
sumbatan.
A. Pengkajian
1. Biodata Klien dan penanggung jawab (nama, usia, jenis kelamin, agama,
alamat)
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
ini sebelumnya
3. Pemeriksaan Fisik
a. Pengkajian umum
1) Tingkat kesadaran :
(Rohmah,2012).
2) Keadaan umum :
Mengkaji keadaan atau penampilan klien lemah, sakit ringan, sakit
3) Tanda-tanda vital :
indera
3) Pemeriksaan dada
a) Paru-paru
timpani)
b) Jantung
c) Pemeriksaan abdomen
d) Pemeriksaan ekstremitas
bantu.
Shunt
1) Riwayat prenatal :
2) Riwayat kelahiran :
3) Pertumbuhan fisik :
4) Pemeriksaan fisik :
d. Riwayat imunisasi
Yang perlu dikaji adalah pola makan biasa dan masukan cairan klien,
g. Pola eliminasi
Yang perlu dikaji adalah pola defekasi klien, berkemih, penggunaan
Yang perlu dikaji adalah pola aktivitas klien, latihan dan rekreasi,
melakukan aktivitas.
bagaimana kualitas dan kuantitas tidurk lien, apa ada gangguan tidur
Yang perlu dikaji adalah fungsi indra klien dan kemampuan persepsi
klien.
identitas diri, ideal diri, harga diri dan peran diri. Biasanya anak akan
RS.
B. Diagnosa keperawatan
5. Defisit nutrisi
6. Hipertermis
C. Intervensi Keperawatan
NO Diangnosa keperawatan (DO & DS) Tujuan Dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
(SDKI)
5. Defisit nutrisi
C. Implementasi
Implementasi merupakan suatu penerapan atau juga sebuah tindakan yang dilakukan dengan berdasarkan suatu rencana yang
telah/sudah disusun atau dibuat dengan cermat serta juga terperinci sebelumnya. Pendapat lain juga mengatakan bahwa
pengertian implementasi merupakan suatu tindakan atau juga bentuk aksi nyata dalam melaksanakan rencana yang sudah
dirancang dengan matang. Dengan kata lain, implementasi ini hanya dapat dilakukan apabila sudah terdapat perencanaan serta
Evaluasi adalah suatu proses identifikasi untuk mengukur/menilai apakah suatu kegiatan atau juga program yang dilaksanakan itu
sesuai dengan perencanaan atau tujuan yang ingin dicapai. Terdapat juga yang mengatakan bahwa arti evaluasi ini ialah suatu
kegiatan atau aktivtias mengumpulkan informasi mengenai kinerja sesuatu (metode, manusia, peralatan), yang mana informasi itu
akan dipakai untuk bisa menentukan alternative terbaik didalam membuat keputusan.