Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa bayi berlangsung sejak mulai lahir sampai berumur 24 bulan atau dua tahun
pertama. Masa bayi merupakan masa setelah masa prenatal berakhir dan masa sebelum kanak-
kanak awal. Masa bayi, masa yang membutuhkan hal untuk lebih bisa mandiri. Dalam artian
masa bayi butuh banyak stimulasi baik dari orang tua dan lingkungannya untuk lebih
berkembang pesat. Selama beberapa bulan masa bayi, mulai berkembang dan semakin mampu
mandiri sehingga saat masa bayi berakhir pada ulang tahun kedua, ia menjadi seorang manusia
yang berbeda dengan awal masa bayi.
Masa bayi dianggap sebagai periode kritis dalam perkembangan kepribadian karena
merupakan periode dimana dasar-dasar dari awal kehidupan (Yusuf, 2006). Masa bayi dikatakan
sebagai golden age atau masa kecemasan karena pada masa ini perkembangan otak berlangsung.
Otak bayi mempunyai sifat plastisitas yaitu kemampuan system syaraf untuk menyesuikan diri
terhadap perubahan atau kerusakan yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal (Zero to
Three, 2012). Bayi – bayi memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal
pada masa kecemasan di awal kehidupan mereka (Potter & Perry,2005). Pemberian stimulus
yang diberikan sesaat setelah bayi lahir memberikan efek yang sangat penting pada
perkembangan kemampuan motorik dan adaptasi sosial di masa perkembangan bayi hingga
dewasa nanti (Jin Jing et al,2007). Dalam perkembangan seorang anak stimulasi adalah
merupakan kebutuhan dasar. Stimulasi memegang peran yang sangat penting untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi untuk dapat berkembang maksimal. Periode
bayi dan toddler: dari lahir hingga usia 18 – 24 bulan. Periode bayi adalah masa ketika seseorang
tergantung secara ekstrim pada orang dewasa untuk pemenuhan kebutuhan dasarnya, seperti
makanan, pakaian, tempat tinggal, dan afeksi. Pada masa ini ikatan yang erat dengan orang lain
terbentuk untuk pertama kali. Periode bayi berlangsung kurang lebih selama satu tahun pertama
kehidupan. Masa selanjutnya, disebut sebagai rentang periode toddler. Pada periode ini, seorang
anak mulai mengembangkan otonomi sejalan dengan kemampuannya untuk berbicara dan
melakukan mobilitas. Bagaimanapun mereka tetap membutuhkan orang tua dan pengasuh untuk
menyediakan lingkungan yang aman bagi mereka dalam melakukan berbagai hal.
Adapun perkembangan psikologi  pada bayi adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan Bicara
Bicara merupakan sarana berkomunikasi. Dalam berkomunikasi, minimal ada dua
ketrampilan yang perlu dikuasai; kemampuan menangkap ‘pesan’ dari orang lain dan
kemampuan menyampaikan ‘pesan’ kepada orang lain. Komunikasi ini diungkapkan dalam
berbagai macam bahasa: lisan, tertulis, bahasa isyarat tangan, mimik, dsb.
Tugas pertama dalam berkomunikasi adalah memahami maksud orang lain dan
menyampaikan maksud mereka dalam bentuk kata-kata sesuai dengan tahap
perkembangannya. Sampai dengan usia 18 bulan bayi masih membutuhkan penguatan
bahasa isyarat baik dengan tangan, mimik muka, serta gerak tubuh untuk memahami
komunikasi.
Tugas kedua dalam berkomunikasi adalah belajar berbicara. Karena belum mampu
berbicara, bayi mengembangkan pola komunikasi dengan cara mereka sendiri yang disebut
bentuk-bentuk prabicara (menangis, mengoceh, isyarat dan pengungkapan emosi). Jika
bentuk komunikasi prabicara ternyata menjadi pengganti bicara dan ternyata memuaskan,
maka motivasi bayi/anak kecil untuk belajar bicara menjadi menurun.
Setidaknya ada tiga tugas yang cukup sulit dalam belajar berbicara pada bayi. Bayi belajar
mengucapkan kata-kata, menggunakan kosa kata dan menghubungkan artinya agar dapat
menyampaikan maksudnya kepada orang lain, kemudian menggabungkan kata-kata menjadi
kalimat yang dimengerti orang lain.
Ada beberapa tugas yang terlibat dalam belajar bicara pada proses perkembangan psikologi
pada bayi :
2. Pengucapan
Bayi belajar mengucapkan kata-kata dengan coba-coba dengan meniru orang dewasa.
Banyak kata yang kurang berarti sampai dengan usia 18 bulan, tapi setelah itu akan terlihat
perkembangan yang mencolok. (Baca juga perkembangan emosi bayi 12 bulan)
a. Kosa kata
Kosa kata ini meningkat dengan bertamabahnya usia. Pertama diawali dengan nama
orang dan benda, kemudian kata kerja.
b. Kalimat
Kalimat bayi yang pertama muncul biasa terjadi diantara usia 12 dan 18 bulan, yang
terdiri satu kata dan disertai isyarat
c. Pola Emosi Pada Bayi
Pola emosi pada bayi didominasi dengan emosi menyenangkan dan emosi yang tidak
menyenangkan. Bayi yang mendapat perawatan fisik yang memadai, mendapatkan kasih
sayang dari orang-orang di sekitarnya akan menunjukkan emosi senang.
Sedangkan kondisi sebaliknya membuat bayi menunjukkan emosi tidak senang, sering
menangis karena marah atau takut, dalam kondisi tertentu menjadikan bayi tidak
bahagia atau bahkan sakit-sakitan. Kondisi yang demikian juga mempengaruhi
kebahagiaan orangtua atau orang-orang di sekitarnya.
Dalam kondisi tertentu, orangtua menjadi tidak sabar, merasa proses merawat bayi
menjadi beban bagi mereka, reaksi emosi tidak senang atau tidak sabar dari orangtua ini
selanjutnya juga berpengaruh terhadap emosi bayi.
3. Perkembangan Bermain
Ada beberapa pola bermain yang umum dari masa bayi dalam perkembangan psikologi pada
bayi :
a. Sensomotorik, merupakan bentuk permainan yang paling awal yaitu dengan gerakan
mengangkat tubuh, menendang, bergoyang-goyang, menggerakkan jari jemari,
berceloteh dan berguling.
b. Menjelajah, baik dengan menjelajahi bagian-bagian tubuhnya maupun benda-benda
yang ada di sekitarnya.
c. Meniru, menginjak tahun kedua bayi mulai meniru gerakan-gerakan orang di sekitarnya
seperti membaca, menyapu, dll.
d. Berpura-pura, pada tahun kedua bayi memberikan sifat hidup pada benda kesayangan
dan mainannya.
e. Permainan, sebelum berusia satu tahun bayi sudah menyukai permainan sembunyi
sembunyian, ciluk-ba, dan sebainya, yang dilakukan dengan orang dewasa atau kakak
kakaknya.
f. Hiburan, bayi senang diceritai, dinyanyikan dan dibacakan dongeng.

4. Kebahagiaan dalam Masa Bayi


Tahun pertama kehidupan dipandang sebagai masa yang paling bahagia sepanjang rentang
kehidupan. Hal ini disebabkan ketergantungan bayi menarik perhatian anak yang lebih
besar, ibu atau orang dewasa tertarik menggendong atau memenuhi segala kebutuhannya,
bahkan membiarkannya menangis atau beberapa perilaku mengganggu lainnya.
Ada beberapa sebab-sebab ketidakbahagiaan selama masa bayi, misalnya kesehatan yang
buruk (membuat bayi rewel dan mudah marah), tumbuhnya gigi (rasa tidak enak atau
kadang-kadang rasa sakit menyebabkan anak rewel dan mudah marah), keinginan mandiri
(dengan menolak bantuan orang lain atau bahkan mogok), kecewa akan peran orangtua,
permulaan disiplin, penganiayaan anak, dan meningkatnya kebencian antarsaudara (sibling
rivalry).

5. Perkembangan Sosialisasi
Pengalaman sosial pada masa ini banyak mempengaruhi pola hubungan sosial dan pola
perilaku di masa depan. Hanya ada sedikit bukti bahwa sikap sosial dan antisosial
merupakan sikap bawaan. Bahkan seseorang menjadi introvert atau ekstrovert lebih banyak
dipengaruhi pengalaman-pengalamam sosial awal, dimana ha lini banyak terjadi dalam
rumah.
Alasan lain mengapa dasar-dasar sosial pada masa ini penting adalah sekali terbentuk
cenderung akan menetap pada masa-masa berikutnya. Bayi yang banyak menangis
cenderung menjadi anak yang agresif atau mencari perhatian.
Sebaliknya bayi yang ramah dan bahagia biasanya memiliki penyesuaian sosial yang lebih
baik pada masa besarnya nanti. Perlu dicatat bahwa mungkin saja dilakukan perubahan,
tetapi tidaklah mudah mengadakan perubahan pada pola perilaku yang sudah menetap.
Masa bayi dianggap sebagai masa dasar, karena merupakan dasar periode kehidupan
yang sesungguhnya karena pada saat ini aspek-aspek perkembangan mulai dibentuk. Tentunya
masalah-masalah bisa ditimbulkan bayi sendiri dan orang tua, bahkan lingkungan. Seperti
halnya keluarga kurang menerima terhadap kehadiran bayi dan kurang persiapan dalam
menyambut kehadiran bayi disebabkan factor ekonomi. Masalah-masalah seperti itu dapat
membahayakan perkembangan bayi baik dari dalam perkembangan fisiknya ialah penyakit,
kecelakaan, kurang gizi, menjadi gemuk, tidak bisa berjalan pada waktunya.
Masalah perkembangan lainnya misalkan emosinya kurang teratur, tidak bisa
mengekspresikan bahasanya dan sulit beradaptasi dengan lingkungannya. Bahkan
ketidaknormalan pada perkembangan psikologis bayi lainnya. Maka dari itu ibu maupun orang
tua harus lebih banyak berperan dalam menanggulangi masalah-masalah yang terjadi pada bayi
dan pada perkembangan bayi. Salah satunya dengan cara memberikan perhatian lebih,
memberikan kontak mata yang baik, membentuk keadaan lingkungan yang kondusif serta ada
kerjasama antara ibu dan ayah.

Menyaksikan pertumbuhan dan perkembangan sang buah hati memang menjadi hal yang
membahagiakan. Orangtua akan menemani anak-anak dari mula mereka dilahirkan,
menggendong dan menyusuinya, mengajaknya bicara dan bercanda, hingga ia mulai bisa duduk
dan merangkak dan kemudian berjalan.Fase merangkak ini adalah fase perkembangan bayi yang
penting. Beberapa bayi mungkin melewatkan fase merangkak, dan langsung bisa berjalan.
Melansir Cogni Kids, bayi baru belajar dari usia enam bulan, atau kebanyakan pada usia 80-10
bulan. Namun hal ini bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti permukaan lantai rumah yang
licin dan dingin, atau orangtua yang terlalu protektif. Padahal orangtua harus membiarkan bayi
bisa merangkak, karena ada banyak manfaat yang bisa didapatkan.

Melatih Perkembangan Fisik

Saat bayi mulai merangkak, mereka mengalami perkembangan, seperti:Keterampilan Motorik


Kasar. Merangkak adalah gerakan yang melibatkan lengan, kaki, atau seluruh tubuh bayi.
Keterampilan-keterampilan ini penting karena mereka melatih fisik untuk dapat berjalan, berlari,
dan melompat.

Keterampilan Motorik Halus. Merangkak juga melibatkan penguatan otot-otot kecil di tubuh
seperti tangan dan jari. Otot-otot ini juga kelak berguna untuk memahami hal-hal lain,
menggerakkan mulut atau mengunyah, dan bahkan memakai pakaian.

Keseimbangan.
Saat mulai merangkak, bayi mencapai keseimbangan tubuhnya. Ini adalah persyaratan fisik yang
penting bagi bayi untuk mengumpulkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk melangkah ke
fase berikutnya yaitu berjalan.Koordinasi Tangan, Kaki, dan Mata. Mata berguna untuk
mengarahkan perhatian dan tangan untuk melaksanakan tugas. Koordinasi keduanya penting
untuk bayi kelak saat belajar menulis dan menendang bola.

Namun, jangan memaksa mereka untuk bisa melakukannya, biarkan mereka melakukannya jika
mereka mau. Orangtua juga harus selalu mengawasi bayi ketika hendak belajar merangkak atau
berjalan nantinya.

Pemahaman Spasial

Merangkak juga mengajarkan bayi untuk memahami konsep spasial. Ini memberikan anak
pemahaman dan orientasi fisik dari dunia di sekitar mereka serta hubungan mereka dengan dan
posisi di dalamnya. Contohnya, saat bayi merangkak, mereka sering memilih untuk 'melewati'
hal-hal daripada 'berkeliling'. Dengan latihan dan pengalaman, bayi belajar bagaimana
menegosiasikan jalur yang lebih efisien ke tujuan yang mereka inginkan.

Keterampilan Visual

Keterampilan visual bayi berkembang pesat ketika menemukan bahwa mainan favorit mereka
bisa dekat atau jauh. Ini disebut penglihatan binokular dan melibatkan bayi melatih matanya
untuk melihat ke kejauhan dan kemudian kembali ke tangannya sambil merangkak atau meraih
mainan itu.

Koordinasi Tubuh

Koordinasi otak kiri dan kanan kan meningkat saat bayi belajar merangkak, karena otak
diperlukan untuk memproses pendengaran, penglihatan dan pergerakan pada saat bersamaan.
Jadi, semakin banyak bayi berlatih merangkak, semakin baik keterampilan mereka untuk bisa
disinkronkan dan dikembangkan. Semua harus bekerja sama untuk bayi untuk mencapai
mobilitas. Lengan kiri dan lutut kanan digerakkan untuk satu gerakan ke depan. Kemudian,
lengan kanan dan lutut kiri untuk gerakan maju lainnya. Bahkan ketika bayi merangkak di lantai,
mereka juga menggunakan penglihatan dan pendengaran untuk mengidentifikasi tujuan yang
diinginkan

Kepercayaan Diri

Saat bayi merangkak, ia membangun kepercayaan diri dan membuat beberapa keputusan
pertama mereka. Mereka mengambil risiko fisik secara teratur dan dengan setiap keberhasilan
dan kegagalan, sehingga mereka menemukan potensi dan keterbatasannya. Ketika mereka
menjadi lebih berpengalaman dalam merangkak, mereka lebih tahu kapan harus melambat untuk
menghindari cedera, menavigasi langkah atau menyelidiki rintangan di hadapan mereka.
Kekuatan Fisik

Ketika bayi mulai mendapatkan lebih banyak gerakan fisik, mereka juga mendapatkan kekuatan
fisik yang signifikan. Ini berguna untuk mempersiapkan mereka untuk berjalan dalam waktu
beberapa bulan. bayi mulai menarik diri ke atas furnitur dan berdiri, lekuk normal di tulang
belakang mereka mulai berkembang dan otot-otot punggung dan kaki mereka mulai menguat.
Semakin banyak bayi merangkak, maka semakin banyak mereka berlatih dan bersiap untuk
berjalan dengan kaki sendiri.Itulah manfaat dan alasan fase merangkak menjadi hal yang penting
untuk bayi.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa pengertian dari masa bayi atau babyhood


b. Apa saja aspek-aspek perkembangan bayi
c. Apa saja masalah-masalah yang muncul dalam masa bayi
d. Peran orang tua dalam perkembangan bayi

1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui pengertian dari masa bayi


b. Untuk mengetahui aspek-aspek perkembangan dimasa bayi
c. Untuk mengetahui masalah-masalah dalam masa bayi
d. Bagaimana peran orang tua dalam perkembangan bayi

Anda mungkin juga menyukai