Anda di halaman 1dari 8

Nama : Rusmaniar

NIM : 856731603
MK : Metode Pengembangan Sosial Emosional
Semester : I ( BI )
Dosen : Erfan Ramadhani, M.Pd., Kons

1. Konsep perkembangan sosial emosional secara tepat.


Jawab:
Perkembangan sosial dan emosional memiliki arti yang sama penting dengan
perkembangan kognitif atau motoriknya. Pada dua tahun pertama bayi serta balita
telah mampu menunjukkan tempat ekspresi emosional dasar yaitu : bahagia, sedih,
marah dan takut. Seiring pertambahan usiannya, anak akan belajar mengembangkan
ekspresinya, emosi lainnya, seperti rasa malu, rasa bangga, rasa bersalah, merasa
dihina, serta kecewa.
Perkembangan sosial dan emosional meliputi kemampuan komunikasi,
memahami diri sendiri dan orang lain, kemampuan untuk mengendalikan emosi atau
perasaan, bersimpati dan berempati terhadap orang lain, membangun interaksi sosial
yang hangat dan berkualitas dengan orang lain, serta mampu menunjukkan sikap dan
perilaku yang penuh penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain serta sesuai
dengan aturan masyarakat disekitarnya.

2. Karakteristik perkembangan sosial emosional anak TK.


Jawab:
Karakteristik perkembangan sosial emosional anak usia dini (anak TK).
Definisi karakteristik adalah fitur pembeda dari seseorang atau sesuatu yang menjadi
ciri khas dari dari seseorag. Karakteristik didefinisikan sebagai kualitas atau sifat,
contoh dari karakteristik adalah kecerdasan.
Anak usia dini mempunyai karakteristik umum sebagai berikut:
1. Unik, artinya setiap anak tidak ada yang sama antara satu dan lainnya.
2. Egosentris, anak akan melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandangnya
sendiri.
3. Aktif, anak usia dini sangat lazim jika melakukan banyak aktivitas dan terlihat
bersemangat, namun waspadai ciri-ciri anak hiperaktif jika anak sama sekali tidak
bisa tenang.
4. Rasa Ingin Tahu, anak usia dini ini mempunyai rasa ingin tahu yang kuat terhadap
segala hal yang membuatnya antusias, namun mempunyai rentang fokus yang
pendek.
5. Eksploratif, anak usia dini biasanya senang menjelajah dan mencoba berbagai hal
baru.
6. Spontan, anak menampilkan perilaku yang tidak ditutupi sebagai cermin dari apa
yang dirasakannya pada saat itu. Sehingga terkadang kurang mempertimbangkan
akibat dari perbuatannya.

3. Keterkaitan perkembangan sosial emosional dengan bidang perkembangan lain.


Jawab:
Perkembangan sosial emosional berperan penting dalam kehidupan anak,
selain itu dapat berpengaruh pada dimensi dan aspek perkembangan lainnya.
Keterkaitan perkembangan sosial emosional dengan perkembangan lainnya
adalah :
1) Keterkaitan perkembangan sosial emosional dengan perkembangan fisik, mental
maupun psikologi anak.
2) Keterkaitan perkembangan sosial emosional dengan aktivitas dan kehidupan
anak.
3) Keterkaitan perkembangan karakter dengan aktivitas dan kehidupan anak.

4. Faktor dan kondisi yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak.


Jawab:
 Ada tiga faktor yang dapat memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan
sosial dan emosi anak usia dini sebagai berikut:
1) Faktor hereditas
Biasanya ada yang menyebut faktor hereditas ini sebagai istilah nature. Faktor
ini merupakan karakteristik bawaan yang diturunkan dari orang tua biologis
atau orang tua kandung kepada anaknya. Jadi dapat dikatakan faktor hereditas
merupakan pemberian biologis sejak lahir. Pembawaan yang telah ada sejak
lahir itulah yang menentukan perkembangan anak untuk dikemudian hari.
2) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan sering disebut dengan istilah nurture. Faktor ini bisa
diartikan sebagai kekuatan kompleks dunia fisik dan sosial yang memiliki
pengaruh dalam susunan biologis serta pengalaman psikologis, termasuk
pengalaman sosial dan emosi anak sejak sebelum ada dan sesudah dia lahir.
Faktor ini meliputi semua pengaruh lingkungan temasuk didalamnya
pengaruh-pengaruh berikut ini:
 Keluarga
Keluarga menjadi lingkungan yang pertama dan utama. Keluarga memiliki
peran yang utama dalam menentukan pengembangan sosial dan emosi anak.
Di lingkungan keluarga inilah anak pertama kali menerima pendidikan
sedangkan orang tua mereka merupakan pendidik bagi mereka.
 Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan kedua bagi anak setelah lingkungan
keluarga. Di sekolah anak berhubungan dengan guru dan teman-teman
sebayanya. Hubungan antara guru dan anak dengan teman sebaya dapat
mempengaruhi perkembangan emosi dan sosial anak. Guru merupakan
wakil dari orang tua saat berada di sekolah serta pola asuh dan perilaku
yang ditampilkan oleh guru dihadapan anak juga dapat mempengaruhi
emosi dan sosial anak.
 Masyarakat
Secara sederhana, masyarakat disini diartikan sebagai kumpulan individu
atau kelompok yang diikat oleh kesatuan negara, kebudayaan, dan agama.
Budaya, kebiasaan, agama, dan keaadaan demografi pada suatu masyarakat
diakui ataupun tidak memiliki pengaruh dalam perkembangan sosial dan
emosi anak usia dini.
3) Faktor umum
Faktor umum maksudnya di sini merupakan unsur-unsur yang dapat
digolongkan ke dalam kedua faktor di atas ( faktor hereditas dan faktor
lingkungan ). Faktor umum adalah faktor campuran dari faktor hereditas dan
faktor lingkungan. Faktor umum juga dapat mempengaruhi perkembangan
anak usia dini.

 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak adalah:


1. Kematangan
2. Belajar: pembiasaan dan contoh
3. Inteligensi
4. Jenis kelamin
5. Status ekonomi
6. Kondisi fisik
7. Posisi anak dalam keluarga

 Kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi emosi pada anak sebagai berikut:
1) Daerah yang terlalu padat.
Daerah yang terlalu padat dengan beragam ciri khas penduduk akan banyak
mengganggu perkembangan emosi anak. Apalagi jika pada lingkungan
tersebut perbandingan antara anak-anak yang dapat dijadikan sebagai teman
sebaya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kumpulan orang-orang dewasa.
Hal ini akan mengakibatkan anak mendapatkan jauh lebih banyak tekanan dari
orang-orang dewasa yang berada disekitarnya, hal ini tentu akan berbeda
dengan anak yang hidup di lingkungan yang tidak terlalu padat, yang
tekanannya menjadi lebih sedikit.
Anak yang hidup dilingkungan padat, apalagi terlalu banyak orang
dewasanya, cenderung lebih banyak mendapat stimulasi negative dari
lingkungan tsb. Sedikit saja kesalahan yang dilakukan anak akan
menimbulkan kemaran dari orang dewasa. Anak dengan kondisinya yang
masih lemah sering kali mendapat tekanan dalam bentuk cacian, pemaksaan
perintah, ancaman, bahkan mungkin juga tontonan perilaku yang tidak
selayaknya ditampilkan oleh orang dewasa. Segala stimulasi negative akan
sering diterima anak.
2) Daerah yang memiliki angka kejahatan tinggi.
Kejahatan perilaku orang dewasa baik langsung maupun tidak langsung
yang menyangkut anak-anak prasekolah akan sangat berpengaruh pada
mereka. Secara umum, dilingkungan anak yang rawan tindakan kejahatan akan
mengakibatkan para keluarga yang tinggal disana selalu diliputi kekhawatiran,
kecemasan, dan ketakutan. Ketakutan dari keluaraga tsb akan menjalar atau
dirasakan juga oleh anak, apalagi jika keluarga tersebut kuat dalam
mengekspresikan rasa takutnya. Akibatnya anak akan menjadi pribadi yang
penakut, tingkat kecemasannya selalu tinggi, tidak mandiri secara social
maupun secara emosi, takut ditinggal atau berpergian sendiri. Jika berlangsung
lama maka hal tersebut akan mengganggu pada kehidupan dewasanya kelak.
3) Kurangnya fasilitas rekreasi.
Kegiatan rekreatif sangat berguna bagi pengembangan emosi anak. Anak
yang sering diajak ke tempat rekreasi oleh orang tua maupun gurunya akan
lebih banyak mendapatkan stimulus yang menyenangkan. Stimulus tersebut
sangat berguna bagi pengembangan dan pematangan emosi anak. Anak yang
dalam kehidupannya difasilitasi dengan rekreatif cenderung memiliki emosi
yang lebih seimbang dibandingkan dengan anak yang jarang atau bahkan tidak
pernah mendapatkannya. Kesenangan-kesenangan yang didapatkan melalui
rekreasi, bukan hanya membantu anak dalam mengatur dan mengendalikan
emosinya, tetapi juga sangat positif dalam menunjang pembentukan
kecerdasan pada otak anak. Kegiatan menyenangakan akan memperkuat daya
tahan otak formal dan cara kerjanya
4) Tidak adanya aktivitas-aktivitas yang diorganisasi dengan baik untuk anak.
Anak adalah sosok yang aktif. Lihatlah gerak mereka, bahkan jika ada
anak yang tidak menunjukan keaktifan maka kita harus menyimpulkan bahwa
anak tsb sedang memiliki masalah! Dinamika dan spontanitas untuk bergerak
pada anak pra sekolah sangat tinggi sehingga banyak yang menyimpulkan
bahwa periode prasekolah adalah periode bermain. Hampir setiap saat anak
bermain dan aktif, baik pada kegiatan mandiri, kegiatan kolompok, maupun
bersama dengan orang dewasa. Tetapi patut disayangkan potensi anak untuk
bergerak aktif masih kurang mendapatkan sentuhan-sentuhan bermakna dari
orang dewasa sehingga sering sekali aktivitas anak yang berada di sekitar kita
cendrung liar, tidak terkendali dan berkembang apa adanya.

5. Pentingnya perkembangan sosial emosional anak.


Jawab:
Perkembangan sosial emosional pada anak penting di kembangkan, karena
pertama semakin banyaknya permasalahan yang terjadi di sekitar anak, misalnya
lingkungan yang tidak baik ataupun perkembangan teknologi yang semakin canggih
seperti televisi yang akan membawa dampak luar biasa pada anak karena tontonan
yang tidak layak akan mempengaruhi perkembangan emosi anak. Di kembangkannya
sosial emosional agar ada penanaman kesadaran bahwa anak adalah penerus,
pencipta, pengevaluasi, investasi masa depan yang perlu dipersiapkan secara
maksimal, baik aspek perkembangan emosinya maupun keterampilan sosialnya,
kemudian perkembangan emosi perlu di kembangkan sejak dini karena anak memiliki
masa emas perkembangan sosial emosional sesuai tahap perkembangannya. Jadi,
harus di lengkapi kebutuhannya seoptimal mungkin agar tidak ada satu tahapan pun
yang terlewatkan, yang terakhir karena anak tidak akan berkembang baik apabila
hanya IQ saja yang di kembangkan.

6. Prinsip-prinsip pengembangan sosial emosional anak.


Jawab:
Adapun prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini menurut Bredekamp dan
Coople (Siti Aisyah dkk., 2007 : 1.17– 1.23) adalah sebagai berikut:
1) Perkembangan aspek fisik, sosial, emosional, dan kognitif anak saling berkaitan
dan saling mempengaruhi satu sama lain.
2) Perkembangan fisik/motorik, emosi, social, bahasa, dan kgnitif anak terjadi
dalam suatu urutan tertentu yang relative dapat diramalkan.
3) Perkembangan berlangsung dalam rentang yang bervariasi antar anak dan antar
bidang pengembangan dari masing-masing fungsi.
4) Pengalaman awal anak memiliki pengaruh kumulatif dan tertunda terhadap
perkembangan anak.
5) Perkembangan anak berlangsung ke arah yang makin kompleks, khusus,
terorganisasi dan terinternalisasi
6) Perkembangan dan cara belajar anak terjadi dan dipengaruhi oleh konteks social
budaya yang majemuk.
7) Anak adalah pembelajar aktif, yang berusaha membangun pemahamannya
tentang tentanglingkungan sekitar dari pengalaman fisik, social, dan
pengetahuan yang diperolehnya.
8) Perkembangan dan belajar merupakan interaksi kematangan biologis dan
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
9) Bermain merupakan sarana penting bagi perkembangan social, emosional, dan
kognitif anak serta menggambarkan perkembangan anak.
10) Perkembangan akan mengalami percepatan bila anak berkesempatan untuk
mempraktikkan berbagai keterampilan yang diperoleh dan mengalami tantangan
setingkat lebih tinggi dari hal-hal yang telah dikuasainya.
11) Anak memiliki modalitas beragam (ada tipe visual, auditif, kinestetik, atau
gabungan daritipe-tipe itu) untuk mengetahui sesuatu sehingga dapat belajar hal
yang berbeda pula dalam memperlihatkan hal-hal yang diketahuinya.
12) Kondisi terbaik anak untuk berkembang dan belajar adalam dalam komunitas
yang menghargainya, memenuhi kebutuhan fisiknya, dan aman secara fisik dan
fisiologis.

7. Cara pengembangan sosial emosional pada anak TK secara tegas.


Jawab:
Pengembangan sosial emosional pada anak TK secara tegas dilakukan dengan
cara :
1) Empati (melibatkan perasaan orang lain)
2) Dalam mengungkapkan dan memahami perasaan
3) Dalam mengalokasikan rasa marah
4) Kemandirian
5) Dalam kemampuan menyesuaikan diri
6) Disukai atau tidak
7) Dalam kemampuan memecahkan masalah antar pribadi
8) Ketekunan
9) Kesetiakawanan
10) Kesopanan
11) Sikap hormat

8. Cara menerapkan metode pengembangan emosi anak TK yang tepat.


Jawab:
Menerapkan metode pengembangan emosi anak TK yang tepat dilakukan
dengan cara :
1) Bernyanyi dan bermain musik
2) Bermain peran
3) Bercerita
4) Permainan Hand Puppet
5) Latihan relaksasi dan meditasi dengan musik
6) Bermain gerak dan lagu
7) Permainan Feeling band
8) Demonstrasi
9) Permainan Personifikasi

Anda mungkin juga menyukai