1. A. PERKEMBANGAN EMOSI
Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri kita. Dapat berupa perasaan senang atau
tidak senang,perasaan baik atau buruk.menurut Syamsudin (1990:69) mengemukakan
bahwa emosi merupakan suatu suasana yang kompleks (a complex feeling state) dan
getaran jiwa (stid up state) yang menyertai atau muncul sebelum atau sesudah
terjadinya suatu perilaku. Berdasarkan definisi tersebut kita dapat memahami bahwa
emosi merupakan suatu keadaan yang kompleks,dapat berupa perasaan ataupun
getaran jiwa yang di tandai oleh perubahan biologis yang muncul menyertai
terrjadinya suatu perilaku.
B. PERKEMBANGAN SOSIAL
Syamsudin (1995: 105) mengungkapkan bahwa sosialisasi adalah proses belajar untuk
menjadi makhluk sosial. Menurut Loree 91970:86) sosialisasi merupakan suatu proses
di mana individu terutama anak melatih kepekaan dirinya terhadap rangsangan-
rangsangan sosial terutama tekanan-tekanan dan tuntutan kehidupan (kelompoknya)
serta belajar bergaul dan bertingkah laku, seperti orang lain dengan lingkungan
sosialnya. Perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan berprilaku yang
sesuai dengan tuntutan sosial. Dan sosialisasi adalah kemampuan bertingkah laku
sesuai dengan norma, nilai atau harapan sosial.
C. PERKEMBANGAN KARAKTER
Perkembangan karakter anak dapat di lihat dari berbagai dimensi,baik dimensi
kronologis dan dimensi isi,perkembangan dari dimensi kronologis biasanya dikaitkan
dengan tingkatan usia sedangkan pada dimensi isi berkaitan dengan tugas
perkembangan karakter yang melekat pada level usia tersebut.
Lickona (1991) memandang dan mengenali perkembangan karakter seseorang
menganjurkan untuk melihatnya dari berbagai sudut pandang (multi dimensi).
Lickona menyarankan dalam melihat karakter, tidak hanya dari perilaku yang muncul
tetapi juga kacamata kognisi dan nilai-nilai afeksi seseorang. Sehingga aspek internal
dan eksternalnya dapat di kenali dengan advokasi secara berimbang. Ia menyarankan
untuk mengenali perkembangan dengan 4 pendekatan yaitu : 1. Ethical Sensistivity 2.
Ethical Judgment 3. Ethical Motivation 4. Ethical Action.
4. A. Menurut Setiawan faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak dan faktor
yang menimbulkan gangguan dan mencemaskan pendidik di antaranya:
1. Keadaan di dalam individu (pengaruh keadaan individu sendiri)
Hurlock 1980 yang dapat mempengaruhi perkembangan emosi individu yang
cukup menonjol terutama berupa cacat tubuh atau apapun yang di anggap oleh diri
anak sebagai sesuatu kekurangan pada dirinya, dan dapat berdampak lebih jauh
pada kepribadian anak. Dalam kondisi ini perilaku – perilaku umum yang biasanya
muncul seperti anak mudah tersinggung,merasa rendah diri atau menarik diri dari
lingkungannya. Dampak yang muncul akibat keadaan dirinya tersebut pada
tingkatan tertentu akan menjadi sangat membahayakan, terutama pada saat anak
mengidentifikasi diri dan menemukan bahwa hal tersebut merupakan faktor nyata
yang di anggap dapat merendahkan dirinya dalam lingkungannya.serta lingkungan
secara nyata memberikan reaksi penolakan.
2. Konflik-konflik dalam proses perkembangan
Setiap anak harus melalui beberapa macam konflik yang pada umuumnya dapat di
lalui dengan sukses, tetapi ada juga anak yang mengalami gangguan atau hambatan
dalam menghadapi konflik-konflik, dan anak yang tidak dapat mengatasi konflik-
konflik tersebut biasanya mengalami gangguan-gangguan emosi.
3. Sebab-sebab yang bersumber dari lingkungan
Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan aemosi
anak-anak,di sanalah pengalaman-pengalaman pertama di dapatkan oleh anak
dan keluarga sangat berfungsi dalam menanamkan dasar-dasar pengalaman
emosi.
Lingkungan sekitar
Berbagai stimulus yang bersumber dari lingkungan sekitarnya dapat memicu
anak dalam berekspresi,kondisi lingkungan yang akan mempengaruhi emosi
pada anak seperti daerah yang terlalu padat,daerah yang memiliki angka
kejahatan tinggi,kurangnya fasilitas rekreasi,tidak adanya aktivitas-aktivitas
yang di organisasi dengan baik untuk anak.
Lingkungan sekolah
Sekolah mempunyai tugas membantu anak-anak dalam perkembangan emosi
dan kepribadiannya dalam suatu kesatuan dan sekolah juga dapat menjadi
penyebab timbulnya gangguan emosi pada anak. Misalnya hubungan antara
guru dan anak yang kurang harmonis,dan hubungan yang kurang harmonis
dengan teman-temannya.
B. Kondisi yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak
Menurut Hurlock (1993) kondisi yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional
anak di antaranya:
Kondisi fisik
Apabilka kondisi keseimbangan tubuh terganggu karena kelelahan,Kesehatan yang
buruk atau perubahan yang berasal dari perkembangan,maka mereka akan
mengalami emosi yang meninggi,seperti Kesehatan yang buruk, kondisi yang
merangsang,gangguan kronis, perubahan kelenjar.
Kondisi psikologi
Kondisi psikologi dapat mempengaruhi emosi, antara lain tingkat
intelegensi ,tingkat aspirasi dan kecemasan,seperti tingkat intelektual di bawah
rata-rata,kegagalan mencapai tingkat aspirasi,kecemasan setelah pengalaman emosi
tertentu.
Kondisi lingkungan
Terlalu banyaknya kegelisahan yang merangsang anak secara berlebihan akan
berpengaruh pada emosi anak,seperti ketegangan yang di sebabkan oleh
pertengkaran dan perselisihan yang terus menerus,ketegangan yang berlebihan
serta disiplin yang otoriter,sikap orang tua yang selalu mencemaskan atau trrlalu
melindungi,suasana otoriter di sekolah.
C. Kondisi pendukung dan penghambat perkembangan karakter anak
Campbel dan Bond (1982) mengkaji tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
perkembangan karakter, moral dan perilaku individu diantaranya:
1. Keturunan (heredity)
Menurut Ki Hajar Dewantoro Faktor keturunan merupakan faktor yag sangat
penting dan mempengaruhi perkembangan karakter seorang anak, dan menurut
(Solehudin,1997) Hal yang menetap dan tidak bisa di ubah oleh Pendidikan yaitu
pembawaan anak atau kodrat diri dari seorang anak.Kita tidak bisa mengubah
karakter bawaan sang anak.
2. Pengalaman anak usia dini (early childhood experiences)
Pengalaman masa kecil bagi seorang individu ibarat melukis di atas batu artinya
pengalaman tersebut sangat kuat tertanam dalam benak anak,tidak ada bedanya
apakah itu pengalaman yang indah atau yang buruk, keduanya terpatri dengan kuat.
Jika pengalaman yang di alami anak buruk, maka secara otomatis memandang
kehidupan buruk masa lalunya,dan sebaliknya jika pengalaman masa kecilnya
indah dan membahagiakan maka itu pula yang akan menjadi landasan di
kehidupannya.
3. Model atau teladan dari orang dewasa atau orang yang di anggap penting
4. Pengaruh rekan atau teman sebaya (peer influence)
5. Kondisi umum fisik dan lingkungan sosial (the general physical and sosial
environment)
6. Media komunikasi (the communication media).
7. Nilai atau materi yang di ajarkan di lembaga pendidikan.
8. Situasi khusus dan peran yang memancing berperilaku.