Untuk lebih detailnya silakan simak ulasan dibawah ini dengan seksama.
Kematangan emosi merupakan kondisi dimana seorang individu bisa menerima suatu keasaan
atau kondisi dengan timbulnya emosi yang sesuai dengan apa yang terjadi pada dirinya tanpa
berlebihan atau meledak-ledak. Dan juga, individu tersebut dapat berifiir secara kritis terlebih
dahulu sebelum menyatakan apa yang dirasakannya sehingga dia bisa mengutarakan hal
tersebut di waktu yang tepat dan dengan cara yang dapat diterima orang lain.
Pengertian Kematangan emosi menurut Yustinus Semiun adalah mengacu pada kapasitas
seseorang untuk bereaksi dalam berbagai situasi kehidupan dengan cara-cara yang lebih
bermanfaat dan bukan dengan cara-cara bereaksi anak-anak.
2. Chaplin (2011:165)
Pengertian kematangan emosi menurut Chaplin adalah suatu keadaan atau kondisi mencapai
tingkat kedewasaan dari perkembangan emosional dan karena itu pribadi yang bersangkutan
tidak lagi menampilkan pola emosional yang pantas bagi anak-anak.
3. Morgan
Pengertian kematangan emosi menurut Morgan adalah keadaan emosi yang dimiliki
seseorang diman apabila mendapat stimulus emosi tidak menunjukkan gangguna emosi.
4. Hurlock
Pengertian kematangan emosi menurut Hurlock adalah suatu kondisi perasaan atau reaksi
perasaan yang stabil terhadap obyek permasalahan sehingga untuk mengambil suatu
keputusan atau bertingkah laku didasari dengan suatu pertimbangan dan tidak mudah
berubah-ubah dari satu suatsana hati ke dalam suasana hati yang lain.
Baca Juga: √ Pengertian Perusahaan Jasa, Tahapan Siklus Akuntansi & Penjelasannya
5. Kartono (1988:46)
Pengertian kematangan emosi menurut Kartono adalah kedewasaan dari segi emosional
dalam arti individu tidak lagi terombang-ambing oleh motif kekanak-kanakan.
Hurlock (1980) dalam Achmad Juantika Nurihsan (2011:67) menyatakn remaja yang sudah
mencapai kematangan emosional mempunyai ciri-ciri, jika mereka:
Di akhir masa remaja tidak meledakkan emosinya dihadapan orang lain namun
menunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk menyatakan emosinya dengan cara-
cara yang lebih bisa diterima.
Remaja menilai sesuatu dengan kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi dengan
emosional, tidak lagi bereaksi tanpa berfikir sebelumnya seperti anak-anak atau orang
yang tidak matang.
Remaja yang emosionya matang menyampaikan reaksi emosional yang stabil, tidak
berubah-ubah dari satu emosi atau suasana hati ke suasana hati yan glain, seperti
dalam periode sebelumnya.
Sebagian ahli menyatakan terdapat cara mencapai kematangan emosi siswa, antara lain:
Hurlock (1980:213)
Untuk mencapai kematangan emosi, remaja harus mendapatkan gambaran mengenai situasi-
situasi yang bisa memunculkan reaksi emosional dengan cara berbicara dengan orang lain
tentang pribadinya. Jika remaja henda meraih kematangan emosi, remaja juga harus belajar
memakai katarsis emosi untuk menyalurkan emosi yang dihadapinya.
Untuk mempunyai kematangan emosional ini dibutuhkan waktu yang panjang. Dalam proses
pengalaman yang tidak sebentar. Matang atau tidaknya emosi seseorang bisa terpengaruh dari
beberapa faktor seperti usia, sikap, perlakuan orang tua dan kualitas interaksi sosial
(komunikasi) baik dengan orang tua, teman sebaya atau orang lain yang berarti untuknya.
Remaja harus sudah bisa meninggalkan sifat-sifat kekanak-kanakannya dan mulai belajar
untuk bertingkah laku secara matang.
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori (2005) menyatakan dalam Renyep Proborini dkk
(2010:69) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan emosi adalah sebagai
berikut:
Realitas: Berbuat sesuai dengan kondisi, tahu dan bisa menfasirkan permasalahan
tidak hanya satu sisi.
Mengetahui mana yang harus didahulukan. Dapat menimbang dengan baik antara
beberapa hal dalam hidup. Tahu mana yang paling penting diantara yanag penting.
Mengetahui tujuan jangka panjang. Diwujudkan dengan kemampuan mengendalikan
kehendan atau kebutuhan demi kepentingan yang lebih penting di masa yang akan
datang.
Menerima tanggung jawah dan menunaikan kewajiban dengan teratur. Optimis dalam
menjalankan tugas, dan bisa hidup dibawah aturan tertentu.
Menerima kegagalan. Dapat bersikap dewasa pada kegagalan dalam menghadapi
semua kemungkinan yang tidak menentu untuk mencapai suatu kemakmuran, dan
juga mencurahkan segala potensi untuk meraih tujuan.
Hubungan emosional. Seseorang bukan saja mempertimbangkan diri sendiri tetapi
juga mulai membiarkan perhatiannya pada orang lain.
Bertahapn dalam menyampaikan reaksi. Dapat mengendalikan ketika kondisi
kejiwaan memuncak.