1
Drs. H. M. Mustofa Huda, S.H., MA, Psikologi Belajar (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2014), 76.
2
Heeni Marsari.dkk, “Perkembangan Emosi Anak Usia Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Tambusai, Vol. 5 No. 1
(Juni 2021), 1818.
dalam bentuk perubahan bilogis yang muncul akibat dari prilaku individu baik berupa
perasaan, nafsu maupun suasana mental yang tidak terkontrol. Sehingga setiap anak pada fase
nya mengalami perkembangan emosi. Perkembangan emosi yang signifikan yang perlu
mendapatkan perhatian khusus dari orang tua, guru, dan pengasuh. Karakteristik utama
perkembangan emosi siswa sekolah dasar ditandai dengan siswa sudah memahami kaidah
dan aturang yang berada dilingkungan. Berikut adalah karakteristik emosional anak sebagai
berikut :
1. Berlangsung singkat dan berakhir tiba-tiba
2. Terlihat lebih hebat / kuat
3. Bersifat sementara / dangkal
4. Lebih sering terjadi
5. Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya.
Karakteristik emosi pada anak berbeda dengan karakteristik yang terjadi pada
orang dewasa. Emosi memiki peranan yang sangat penting dalam perkembangan anak, baik
pada usia prasekolah maupun pada tahap-tahap perkembangan selanjutnya, karena
memiliki pengaruh terhadap perilaku anak. Menginjak usia pra sekolah atau pada awal
menjadi peserta didik, peran orang tua semakin dibutuhkan agar si anak lebih termotivasi
untuk belajar. Berikut adalah karakteristik perkembangan emosi anak peserta didik secara
umum sebagai berikut :
1. Memiliki keinginan untuk menyenangkan hati teman
2. Mampu mengikuti aturan
3. Kemandirian dan ketergantungan
4. Kemampuan membaca situasi
5. Kemampuan menahan tangis dan kekecewaan
6. Kesabaran dalam menunggu giliran
7. Menunjukkan kasih sayang kepada saudara dan teman
8. Minat pada kegiatan orang dewasa
Untuk mengoptimalkan perkembangan emosi bukanlah pekerjaan yang mudah
dan cepat, melainkan pekerjaan yang membutuhkan proses panjang. Orang tua harus
sabar, telaten, dan istiqamah dalam melakukannya. Keberhasilan dari optimalisasi
perkembangan emosi anak peserta didik adalah anak mampu mengendalikan kecerdasan
emosi terhadap lingkungan sekitarnya kearah perilaku positif. Adanya koordinasi dua
arah antara pendidik dan orang tua anak adalah kunci utama dalam mengenalkan dan
membentuk perilaku moral baik anak.3
Sedangkan menurut Hurlock perkembangan emosi ini terlihat mencolok pada anak usia
2,5 - 3,5 tahun dan 5,5 - 6,5 tahun. Perkembangan emosi dipengaruhi oleh kematangan dan
belajar. Adapun karakteristik reaksi emosi sosial anak adalah sebagai berikut : 4
1. Reaksi emosi anak sangat kuat, dalam hal kekuatan, makin bertambahnya usia anak,
dan semakin bertambah matangnya emosi anak maka anak akan semakin terampil
dalam memiliki kadar keterlibatan emosionalnya.
2. Reaksi emosi seringkali muncul pada setiap peristiwa dengan cara yang
diinginkannya. Semakin emosi anak berkembang menuju kematangannya, mereka
akan belajar mengontrol diri dan memperlihatkan reaksi emosi dengan cara dapat
diterima lingkungan.
3. Reaksi emosi anak mudah berubah dari satu kondisi kekondisi lain.
4. Reaksi emosi bersifat individual
5. Keadaan emosi anak dapat dikenali melalui gejala tingkah laku yang ditampilkan.
Dari kedua uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri utama reaksi sosial
emosi pada anak adalah saling berkaitan diantara keduanya. Emosi sangat dipengaruhi oleh
sosial atau lingkungan anak, dan proses sosial anak pun bisa dipengaruhi oleh emosi yang
semakin berkembang. Semakin anak tumbuh maka semakin berkembang tingkat emosi sosial
anak. Pada masa anak ini, emosi masih belum matang artinya masih belum bisa ia
kendalikan. Reaksi sosial emosi anak tidak bisa dibuat-buat dan terjadi secara alami dalam
proses interaksi dengan teman sebaya atau orang dewasa.
3
Abd. Rahman. Dkk, “Optimalisasi Perkembangan Emosional Peserta Didik”, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
Vol. 4, No. 2, (Desember 2022), 332.
4
Sukatin. Dkk, “Analisis Perkembangan Emosi Anak Usia Dini”, Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini,
Vol. 5, No. 2 (Juni 2020), 83.