0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
115 tayangan4 halaman
Jurnal ini membahas tentang perkembangan emosi pada anak dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Emosi akan berkembang seiring bertambahnya usia, melalui fase-fase
tertentu. Faktor internal maupun eksternal seperti lingkungan keluarga dan sekolah berpengaruh
pada perkembangan emosi. Pemahaman terhadap hal ini penting bagi pendidik untuk
mengakomodasi perkembangan peserta didik.
Jurnal ini membahas tentang perkembangan emosi pada anak dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Emosi akan berkembang seiring bertambahnya usia, melalui fase-fase
tertentu. Faktor internal maupun eksternal seperti lingkungan keluarga dan sekolah berpengaruh
pada perkembangan emosi. Pemahaman terhadap hal ini penting bagi pendidik untuk
mengakomodasi perkembangan peserta didik.
Jurnal ini membahas tentang perkembangan emosi pada anak dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Emosi akan berkembang seiring bertambahnya usia, melalui fase-fase
tertentu. Faktor internal maupun eksternal seperti lingkungan keluarga dan sekolah berpengaruh
pada perkembangan emosi. Pemahaman terhadap hal ini penting bagi pendidik untuk
mengakomodasi perkembangan peserta didik.
a. Konsep Perkembangan Emosi: Perkembangnan merupakan suatu bentuk proses perubahan yang dialami seorang individu sejak lahir sampai akhir hayatnya. Perkembangan tersebut merupakan proses yang terjadi secara progresif dan sistematis dalam dirinya. Proses perkembangan tersebut pasti terjadi dan bisa diamati. Meskipun bersifat kualitatif dan sangat berhubungan dengan proses kematangan seseorang. Demikian juga Emosi seseorang, pun berkembang sedemikian rupa seiring bertambahnya usia seseorang. Emosi diartikan sebagai sesuatu yang mendorong terhadap sesuatu. Atau emosi adalah setiap perbuatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, atau setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Bentuk dari ekspresi emosi misalnya, rasa senang, sedih, takut, marah, atau yang lainnya dan hal tersebut secara biologis akan bisa diamati misalnya bagian wajah, senyuman, tatapan mata dsb. b. Fase Perkembangan Emosi: Emosi setiap orang mangalami perkembangan sejak masih bayi sampai usia lanjut. Para ahli psikologi mengamati bahwa ada fase-fase tertentu yang dialami seseorang terkait perkembangan emosi tersebut. Bagi anak yang mengalami perkembangan secara normal, tentu fase-fase tersebut tidak akan jauh berbeda mereka alami. Meskipun kualitas emosinya berbeda akan tetapi fase perkembangannya akan mengalami kemiripan. Fase-fase ini penting untuk dipahami bagi orang tua, atau orang dewasa dalam hal ini juga bisa seorang pendidik untuk memahaminya. Fase-fase perkembangan emosi anak berdasarkan rentan usia dan tingkat perkembangan fisik dan kognitifnya tentu akan sangat berpengaruh terhadap kematangan emosi anak atau peserta didik. Pada umumnya masa bertumbuhnya manusia secara linear yang utama terjadi pada usia 18 tahun pertama. Oleh sebab itu, pada masa tersebut sangat dibutuhkan pemeliharaan yang ajeg, karena akan berdampak pada tumbuh kembang yang sehat pada diri seseorang. Termasuk perkembangannya dalam hal emosi, direntan usia tersebut seseorang akan sangat progresif berkembang emosinya. Dan disitulah saat dimana mereka mengalami proses pembelajaran. c. Fungsi Emosi dan Macam-macam Ekspresi Emosi : Emosi yang merupakan sesuatu yang bergejolak pada diri seseorang memiliki fungsi penting atas respon dirinya orang lain atau sebagai bentuk penyesuaian dirinya terhadap lingkungan. Maka, secara tidak langsung bisa dipahami bahwa emosi ini memiliki fungsi sebagai bentuk ekspresi berkomunikasi baik dengan orang lain ataupun lingkungannya. Emosi ini juga dapat berpengaruh terhadap iklim psikologis lingkungannya. Emosi yang ditunjukkan berulang-ulang atas stimulus yang sama akan menjadi kebiasaan dan menjadi sebuah karakter bagi seorang anak. Serta ketegangan emosi anak akan sangat mempengaruhi kinerja motorik dan mental anak. Pada umumnya, berdasarkan penelitian dalam jurnal tersebut, ekspresi emosi yang ditunjukkan oleh anak-anak usia MI diantaranya adalah rasa takut, khawatir, cemas, marah, cemburu, merasa bersalah, sedih, ingin tahu, gembira dan kasih sayang. Ekespresi emosi tersebut sebagaimana dijelaskan diatas bahwa emosi akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan dirinya termasuk perkembangan motorik dan mental seorang anak. Maka menjadi lumrah ketika pendidik harus mampu memahami kondisi perkembangan para peserta didiknya untuk kemudian mampu mengakomodir seluruh peserta didiknya yang berbeda- beda dalam pelaksnaan pembelajaran. d. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi: Perkembangan emosi seorang anak akan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut bisa muncul baik dari dalam diri anak tersebut sendiri, lingkungan keluarga ataupun masyarakat dan proses pengkondisian yang terjadi di sekolah. Faktor-faktor yang berpengaruh pada perkembangan seorang anak tersebut seharusnya kita perhatikan sehingga ketika pada fase masa perkembangannya, orang tua atau para pendidik bisa membantu anak untuk berkembang kearah yang positif dan tidak membiarkan kondisi emosi yang buruk pada anak yang disebabkan karena adanya konflik kemudian mengganggu perkembangan anak. e. Perhatian Islam dalam Pendidikan Emosi: Sungguh Islam merupakan agama yang sangat sempurna. Kesempurnaannya ditunjukkan melalui banyak hal. Sebagaimana yang sering kita pahami bahwa “Islam itu akan senantiasa sesuai dimanapun dan kapanpun”. Mungkin tidak banyak diantara kita yang memperhatikan hal ini sampai pada dunia psikologi. Selama ini banyak orang yang terjebak pada hal-hal yang sifatnya ritual semata tanpa melihat makna yang lebih dalam yang sesungguhnya justru menjadi hal yang essensi dibalik pelaksanaan ritual keagamaan misalnya sholat, wudhu, puasa dsb. Pun, termyata Islam mengajarkan bagaimana kita mengolah emosi, bahkan sejak perkembangan masa awal pun, kita diberikan panduan bagaimana cara untuk mengawal perkembangan emosi pada anak-anak kita ataupun peserta didik. 2. Refleksi dan Evaluasi: Refleksi: Penelitian dalam jurnal tersebut memberikan gambaran dan wawasan serta cakrawala tertkait dengan pertumbuhan anak atau peserta didik. Emosi seorang anak akan sangat berimplikasi pada tingkat kematangan peserta didik. Pemahaman terhadap perkembangan Emosi ini tentu sangat dibutuhkan dalam rangka mengetahui dan memahami fase-fase pertumbuhan peserta didik yang nantinya akan sangat berguna bagi pengembangan konsep pendidikan kita termasuk pendidikan agama islam. Evaluasi: kadang kita selama ini mungkin masih kerap kali acuh dan abai. Anak dengan kondisi perkembangan emosi yang berbeda belum kita identifikasikan dengan baik. Bahkan bisa jadi justru kita sebagai pendidik yang kadang menjadi penyebab perkembangan emosi seoranng peserta didik kita mengalami problem. Konflik yang seringkali terjadi pada diri anak, baik yang disebabkan karena persoalan dengan teman sebayanya atau barangkali dari rumah atau mungkin justru dengan pendidiknya sendiri, kita tidak mampu melihat, membaca, merekam atau mengidentifikasi. Dan hal ini akan sangat memungkinkan peserta didik kita berkembang dengan tidak seimbang. Yang justru akan menyebabkan kerugian pada peserta didik kita. 3. Kelebihan dan Kekurangan: Kelebihan : Jurnal ini mampu memberikan kasanah pemahaman bagi pendidik. Acapkali pendidik kurang memperhatikan kondisi emosi peserta didiknya. Sehingga ketika kondisi anak secara emosi tidak kondusif, pendidik harus segera untuk mampu mengambil langkah-langkah untuk mengembalikan kondisi emosi peserta didik sebelum nantinya melaksanakan proses pembelajaran. . Kekurangan : Dalam jurnal tersebut kurang dijelaskan faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab ekspresi anak lebih terperinci. Terlebih dengan perkembangan dunia saat ini dimana generasi peserta didik yang masuk kategori generasi Z dan Alpha. Tentu emosi peserta didik bisa berubah kapan saja dan mengalami fase perkembangan yang tidak sama dengan generasi-generasi sebelumnya. 4. Keterkaitan Isi Bahan Ajar dengan Moderasi Beragama: Moderasi beragama yang membawa semangat kepada pemahaman agama yang moderat tentu akan lebih mudah diaktualisasikan dengan adanya pemahaman kita terhadap perkembangan psikologi anak didik kita. Korelasi diantara keduanya saya yakin sangat erat. Mengingat dalam praktik keagamaan seseorang, tentu faktor emosi akan sangat mempengaruhi. Bagaimana emosi seoranng pelajar remaja yang masih meluap-luap, membara dan penuh rasa ingin tahu yang tinggi sangat memungkinkan seorang pelajar tersebut untuk mudah dipengaruhi. Ketika setiap orangtua, setiap pendidik atau pemegang kebijakan dalam dunia pendidikan mampu memahami tingkat perkembangan peserta didiknya dalam hal emosi ini, maka kita tentu akan mampu mengolah dan mengarahkan serta mendidik anak-anak kita dengan muatan-muatan moderasi beragama lebih mudah.