Anda di halaman 1dari 4

 

Lima Konsep yang Saya Temukan:


a. Konsep Perkembangan Emosi:
Perkembangnan merupakan suatu bentuk proses perubahan yang dialami seorang individu sejak
lahir sampai akhir hayatnya. Perkembangan tersebut merupakan proses yang terjadi secara
progresif dan sistematis dalam dirinya.
Proses perkembangan tersebut pasti terjadi dan bisa diamati. Meskipun bersifat kualitatif dan
sangat berhubungan dengan proses kematangan seseorang.
Demikian juga Emosi seseorang, pun berkembang sedemikian rupa seiring bertambahnya usia
seseorang. Emosi diartikan sebagai sesuatu yang mendorong terhadap sesuatu. Atau emosi
adalah setiap perbuatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, atau setiap keadaan mental
yang hebat dan meluap-luap.
Bentuk dari ekspresi emosi misalnya, rasa senang, sedih, takut, marah, atau yang lainnya dan hal
tersebut secara biologis akan bisa diamati misalnya bagian wajah, senyuman, tatapan mata dsb.
b. Fase Perkembangan Emosi:
Emosi setiap orang mangalami perkembangan sejak masih bayi sampai usia lanjut. Para ahli
psikologi mengamati bahwa ada fase-fase tertentu yang dialami seseorang terkait perkembangan
emosi tersebut. Bagi anak yang mengalami perkembangan secara normal, tentu fase-fase tersebut
tidak akan jauh berbeda mereka alami.
Meskipun kualitas emosinya berbeda akan tetapi fase perkembangannya akan mengalami
kemiripan.
Fase-fase ini penting untuk dipahami bagi orang tua, atau orang dewasa dalam hal ini juga bisa
seorang pendidik untuk memahaminya.
Fase-fase perkembangan emosi anak berdasarkan rentan usia dan tingkat perkembangan fisik dan
kognitifnya tentu akan sangat berpengaruh terhadap kematangan emosi anak atau peserta didik.
Pada umumnya masa bertumbuhnya manusia secara linear yang utama terjadi pada usia 18 tahun
pertama.
Oleh sebab itu, pada masa tersebut sangat dibutuhkan pemeliharaan yang ajeg, karena akan
berdampak pada tumbuh kembang yang sehat pada diri seseorang.
Termasuk perkembangannya dalam hal emosi, direntan usia tersebut seseorang akan sangat
progresif berkembang emosinya. Dan disitulah saat dimana mereka mengalami proses
pembelajaran.
c. Fungsi Emosi dan Macam-macam Ekspresi Emosi :
Emosi yang merupakan sesuatu yang bergejolak pada diri seseorang memiliki fungsi penting atas
respon dirinya orang lain atau sebagai bentuk penyesuaian dirinya terhadap lingkungan.
Maka, secara tidak langsung bisa dipahami bahwa emosi ini memiliki fungsi sebagai bentuk
ekspresi berkomunikasi baik dengan orang lain ataupun lingkungannya. Emosi ini juga dapat
berpengaruh terhadap iklim psikologis lingkungannya.
Emosi yang ditunjukkan berulang-ulang atas stimulus yang sama akan menjadi kebiasaan dan
menjadi sebuah karakter bagi seorang anak. Serta ketegangan emosi anak akan sangat
mempengaruhi kinerja motorik dan mental anak.
Pada umumnya, berdasarkan penelitian dalam jurnal tersebut, ekspresi emosi yang ditunjukkan
oleh anak-anak usia MI diantaranya adalah rasa takut, khawatir, cemas, marah, cemburu, merasa
bersalah, sedih, ingin tahu, gembira dan kasih sayang.
Ekespresi emosi tersebut sebagaimana dijelaskan diatas bahwa emosi akan sangat berpengaruh
terhadap perkembangan dirinya termasuk perkembangan motorik dan mental seorang anak.
Maka menjadi lumrah ketika pendidik harus mampu memahami kondisi perkembangan para
peserta didiknya untuk kemudian mampu mengakomodir seluruh peserta didiknya yang berbeda-
beda dalam pelaksnaan pembelajaran.
d. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi:
Perkembangan emosi seorang anak akan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut bisa muncul baik dari dalam diri anak tersebut sendiri, lingkungan keluarga ataupun
masyarakat dan proses pengkondisian yang terjadi di sekolah.
Faktor-faktor yang berpengaruh pada perkembangan seorang anak tersebut seharusnya kita
perhatikan sehingga ketika pada fase masa perkembangannya, orang tua atau para pendidik bisa
membantu anak untuk berkembang kearah yang positif dan tidak membiarkan kondisi emosi
yang buruk pada anak yang disebabkan karena adanya konflik kemudian mengganggu
perkembangan anak.
e. Perhatian Islam dalam Pendidikan Emosi:
Sungguh Islam merupakan agama yang sangat sempurna. Kesempurnaannya ditunjukkan melalui
banyak hal. Sebagaimana yang sering kita pahami bahwa “Islam itu akan senantiasa sesuai
dimanapun dan kapanpun”.
Mungkin tidak banyak diantara kita yang memperhatikan hal ini sampai pada dunia psikologi.
Selama ini banyak orang yang terjebak pada hal-hal yang sifatnya ritual semata tanpa melihat
makna yang lebih dalam yang sesungguhnya justru menjadi hal yang essensi dibalik pelaksanaan
ritual keagamaan misalnya sholat, wudhu, puasa dsb.
Pun, termyata Islam mengajarkan bagaimana kita mengolah emosi, bahkan sejak perkembangan
masa awal pun, kita diberikan panduan bagaimana cara untuk mengawal perkembangan emosi
pada anak-anak kita ataupun peserta didik.
2. Refleksi dan Evaluasi:
Refleksi: Penelitian dalam jurnal tersebut memberikan gambaran dan wawasan serta cakrawala
tertkait dengan pertumbuhan anak atau peserta didik. Emosi seorang anak akan sangat
berimplikasi pada tingkat kematangan peserta didik.
Pemahaman terhadap perkembangan Emosi ini tentu sangat dibutuhkan dalam rangka
mengetahui dan memahami fase-fase pertumbuhan peserta didik yang nantinya akan sangat
berguna bagi pengembangan konsep pendidikan kita termasuk pendidikan agama islam.
Evaluasi: kadang kita selama ini mungkin masih kerap kali acuh dan abai. Anak dengan kondisi
perkembangan emosi yang berbeda belum kita identifikasikan dengan baik.
Bahkan bisa jadi justru kita sebagai pendidik yang kadang menjadi penyebab perkembangan
emosi seoranng peserta didik kita mengalami problem.
Konflik yang seringkali terjadi pada diri anak, baik yang disebabkan karena persoalan dengan
teman sebayanya atau barangkali dari rumah atau mungkin justru dengan pendidiknya sendiri,
kita tidak mampu melihat, membaca, merekam atau mengidentifikasi.
Dan hal ini akan sangat memungkinkan peserta didik kita berkembang dengan tidak seimbang.
Yang justru akan menyebabkan kerugian pada peserta didik kita.
3. Kelebihan dan Kekurangan:
Kelebihan : Jurnal ini mampu memberikan kasanah pemahaman bagi pendidik. Acapkali
pendidik kurang memperhatikan kondisi emosi peserta didiknya.
Sehingga ketika kondisi anak secara emosi tidak kondusif, pendidik harus segera untuk mampu
mengambil langkah-langkah untuk mengembalikan kondisi emosi peserta didik sebelum
nantinya melaksanakan proses pembelajaran. .
Kekurangan : Dalam jurnal tersebut kurang dijelaskan faktor-faktor yang mungkin menjadi
penyebab ekspresi anak lebih terperinci.
Terlebih dengan perkembangan dunia saat ini dimana generasi peserta didik yang masuk kategori
generasi Z dan Alpha. Tentu emosi peserta didik bisa berubah kapan saja dan mengalami fase
perkembangan yang tidak sama dengan generasi-generasi sebelumnya.
4. Keterkaitan Isi Bahan Ajar dengan Moderasi Beragama:
Moderasi beragama yang membawa semangat kepada pemahaman agama yang moderat tentu
akan lebih mudah diaktualisasikan dengan adanya pemahaman kita terhadap perkembangan
psikologi anak didik kita.
Korelasi diantara keduanya saya yakin sangat erat. Mengingat dalam praktik keagamaan
seseorang, tentu faktor emosi akan sangat mempengaruhi. Bagaimana emosi seoranng pelajar
remaja yang masih meluap-luap, membara dan penuh rasa ingin tahu yang tinggi sangat
memungkinkan seorang pelajar tersebut untuk mudah dipengaruhi.
Ketika setiap orangtua, setiap pendidik atau pemegang kebijakan dalam dunia pendidikan
mampu memahami tingkat perkembangan peserta didiknya dalam hal emosi ini, maka kita tentu
akan mampu mengolah dan mengarahkan serta mendidik anak-anak kita dengan muatan-muatan
moderasi beragama lebih mudah.

Anda mungkin juga menyukai