Anda di halaman 1dari 8

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul :
B. Kegiatan Belajar : KB 2 (KB 1/2/3/4)

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


ASESMEN DALAM KURIKULUM MERDEKA

A. Konsep Asesmen dalam Kurikulum Merdeka

Prinsip-prinsip pembelajaran yang digandengkan dengan


prinsip-prinsip asesmen mengindikasikan pentingnya
pengembangan strategi pembelajaran sesuai dengan tahap
capaian belajar peserta didik atau yang dikenal juga dengan
istilah teaching at the right level (TaRL). Pembelajaran ini
dilakukan dengan memberikan materi pembelajaran yang
bervariasi sesuai dengan pemahaman peserta didik. Dengan
demikian, pembelajaran yang berorientasi pada kompetensi
membutuhkan asesmen yang bervariasi dan berkala.
Siklus perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
assesment:
1. Pendidik menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran,
termasuk di dalamnya rencana asesmen formatif yang akan
dilakukan di awal
2. Pendidik melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk
Konsep (Beberapa istilah
1 menilai
dan definisi) di KB
3. Berdasarkan hasil asesmen, pendidik memodifikasi rencana
yang asesmen formatif untuk memonitor kemajuan belajar;
4. Melaksanakan pembelajaran dan menggunakan berbagai
metode asesmen formatif untuk memonitor kemajuan belajar;
5. Melaksanakan asesmen di akhir pembelajaran untuk
mengetahui Asesmen ini dapat digunakan sebagai asesmen
awal pada pembelajaran berikutnya.
asesmen sebagai proses pembelajaran (Assessment as
Learning), asesmen untuk proses pembelajaran (Assessment
for Learning), dan asesmen pada akhir proses pembelajaran
(Assessment of Learning). Selama ini pelaksanaan asesmen
cenderung berfokus pada asesmen Hasil asesmen belum
dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk perbaikan
pembelajaran. Pada pembelajaran paradigma baru, pendidik
diharapkan lebih berfokus pada asesmen formatif.

B. Prinsip-prinsip Asesmen Pembelajaran

Agar dapat berfungsi untuk perbaikan proses pembelajaran,


ada beberapa prinsip asesmen yang harus diperhatikan, yaitu:
holistik sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan
orang implikasi yang harus dilakukan oleh guru, yaitu:
1. Pendidik menguatkan asesmen di awal pembelajaran yang
digunakan untuk merancang pembelajaran sesuai dengan
kesiapan peserta didik;
2. Pendidik merencanakan pembelajaran dengan merujuk
pada tujuan yang hendak dicapai dan memberikan umpan balik
agar peserta didik dapat menentukan langkah untuk perbaikan
kedepannya;
4. Pendidik melibatkan peserta didik dalam melakukan
asesmen, melalui penilaian diri, penilaian antar teman, refleksi
diri, dan pemberian umpan balik antar teman; 5. Pendidik
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berefleksi
tentang kemampuan mereka, serta bagaimana meningkatkan
6. Pendidik merancang asesmen untuk mendorong peserta
didik terus meningkatkan kompetensinya melalui asesmen
dengan tingkat kesulitan yang tepat dan umpan balik yang
membangun; asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk
menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar
efektif mencapai tujuan pembelajaran. Dari prinsip pertama ini,
ada beberapa implikasi yang harus dilakukan oleh guru, yaitu:
asesmen dan memberikan kejelasan pada peserta didik
mengenai tujuan asesmen di awal pembelajaran; Pendidik
menggunakan teknik asesmen yang beragam sesuai dengan
fungsi dan tujuan asesmen. keputusan tentang langkah dan
sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang
sesuai selanjutnya. Dari prinsip ketiga ini, ada beberapa
implikasi yang harus dilakukan oleh guru, yaitu: Pendidik
menyediakan waktu dan durasi yang cukup agar asesmen
menggunakan kriteria yang serupa dan sesuai dengan tujuan
asesmen; Pendidik menggunakan hasil asesmen untuk
menentukan tindak lanjut pembelajaran. Dari prinsip keempat
ini, ada beberapa imlikasi yang harus dilakukan oleh guru,
yaitu: Pendidik memberikan umpan balik secara berkala
kepada peserta didik dan mendiskusikan tindak lanjutnya
bersamasama beserta orang tua. Kelima, hasil asesmen
digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan,
dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk Dari prinsip
kelima ini, ada beberapa implikasi yang harus dilakukan oleh
guru, yaitu: Pendidik menyediakan waktu bagi guru untuk
membaca, menganalisis, dan melakukan refleksi hasil
asesmen; Pendidik menggunakan hasil asesmen sebagai
bahan diskusi untuk digunakan sebagai refleksi oleh peserta
didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua untuk
meningkatkan mutu pembelajaran; 3. Pendidik memberikan
umpan balik secara berkala kepada peserta didik dan
mendiskusikan tindak lanjutnya bersamasama orang tua.

C. Jenis-jenis Asesmen dalam Kurikulum Merdeka

Secara umum asesmen dalam Kurikulum Merdeka Belajar


terdiri dari 3 jenis, yaitu asesmen diagnostik, asesmen formatif,
dan asesmen sumatif. Asesmen diagnostik bertujuan untuk
mengidentifikasi pendidik sebagai rujukan dalam
merencanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran peserta didik. motivasi belajar, minat peserta
didik, dan beberapa informasi lainnya tentang anak didik dapat
dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam kognitif dan
asesmen diagnostik non kognitif. a. Asesmen diagnostik non
kognitif Asesmen diagnostik non kognitif adalah asesmen yang
bertujuan untuk mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial
emosi peserta didik, mengetahui aktivitas selama belajar di
rumah, belakang pergaulan peserta didik, dan mengetahui
gaya, karakter, serta minat peserta didik. Tahapan dalam
asesmen diagnostik non kognitif terdiri dari persiapan,
pelaksanaan, dan tindak lanjut. Pada tahap persiapan, ada
beberapa hal yang harus membuat daftar pertanyaan kunci
mengenai aktivitas siswa dan Contoh beberapa pertanyaan
kunci: Apa saja kegiatanmu dan tidak menyenangkan ketika
belajar di rumah? Sedangkan contoh pertanyaan panduan:
Apa yang sedang Ada beberapa strategi tanya jawab yang
harus diperhatikan, yaitu: memastikan bahwa pertanyaan jelas
dan yang dapat membantu siswa menemukan jawabannya,
Berikut ini adalah beberapa teknik tanya jawab yang dapat
Pada tahap pelaksanaan, guru meminta peserta didik Ada
beberapa cara yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk
menceritakan perasaannya, yaitu dengan bercerita,
menggambar, dan menulis. dilakukan oleh guru, di antaranya:
Mengidentifikasi peserta didik dengan ekspresi emosi negatif
dan ajak berdiskusi empat dengan peserta didik serta orang
tua bila diperlukan; Mengulangi pelaksanaan asesmen non-
kognitif pada awal b. Asesmen diagnostik kognitif Asesmen
diagnostik kognitif adalah asesmen yang bertujuan untuk
mendiagnosis kemampuan dasar pesera didik dalam topik
Asesmen diagnostik juga bertujuan untuk mengidentifikasi
capaian kompetensi peserta didik, menyesuaikan
pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata-rata peserta
didik, peserta didik yang kompetensinya di bawah rata-rata.
Asesmen diagnostik kognitif dapat dilaksanakan secara rutin
yang disebut asesmen diagnostik kognitif berkala, pada awal
Satu catatan dalam asesmen diagnostik kognitif bahwa guru
melakukan asesmen untuk menyesuaikan tingkat
pembelajaran dengan kemampuan peserta didik, bukan untuk
mengejar target Tahapan pelaksanaan asesmen diagnostik
kognitif terdiri dari persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.
persiapan dan pelaksanaan, asesmen diagnostik kognitif dapat
dilakukan dengan beberapa hal sebagai berikut: - 2 pertanyaan
sesuai kelasnya dengan topik capaian - 6 pertanyaan dengan
topik satu kelas di bawahnya - 2 pertanyaan dengan topik dua
kelas di bawahnya Dari semua pola pertanyaan tersebut, satu
hal yang harus diperhatikan bahwa pertanyaan harus
disesuaikan dengan topik yang menjadi prasyarat untuk bisa
mengikuti pembelajaran pada Pada tahap tindak lanjut, ada
beberapa hal yang dapat 1) Melakukan pengolahan hasil
asesmen dengan membuat 2) Membagi peserta didik menjadi
tiga kelompok dengan kategori: - Peserta didik dengan nilai
rata-rata kelas akan mengikuti pembelajaran dengan ATP
sesuai fasenya; - Peserta didik dengan nilai di bawah rata-rata
mengikuti pembelajaran dengan diberikan pendampingan pada
- Siswa dengan nilai di atas rata-rata mengikuti pembelajaran
3) Melakukan penilaian pembelajaran topik yang sudah
diajarkan sebelum memulai topik pembelajaran baru, untuk
menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan rata-rata
kemampuan peserta didik; 4) Mengulangi proses diagnosis ini
dengan melakukan asesmen formatif (dengan bentuk dan
strategi yang variatif), sampai siswa mencapai tingkat
kompetensi yang diharapkan. Penilaian atau asesmen formatif
bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses
pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan
Asesmen ini dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan
belajar peserta didik, hambatan atau kesulitan yang mereka
hadapi, dan juga untuk mendapatkan informasi perkembangan
peserta didik. Informasi tersebut merupakan umpan balik bagi
peserta didik dan juga Berikut ini adalah beberapa karakteristik
asesmen formatif: Terintegrasi dengan proses pembelajaran
yang sedang berlangsung, sehingga asesmen formatif dan
pembelajaran menjadi satu kesatuan. Demikian juga
perencanaan asesmen formatif dibuat menyatu dengan
Melibatkan peserta didik dalam pelaksanaannya, misalnya
melalui belajar, sehingga dibutuhkan metode atau strategi
pembelajaran serta dan instrumen penilaian yang tepat;
Asesmen sumatif adalah asesmen yang dilakukan pada akhir
Asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan
pembelajaran dan/atau CP peserta didik sebagai dasar
penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan dari satuan
pendidikan. belajar peserta didik dilakukan dengan
membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan
kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. digunakan untuk
mengetahui capaian perkembangan peserta didik dan bukan
sebagai hasil evaluasi untuk penentuan kenaikan kelas atau
Asesmen sumatif berbentuk laporan hasil belajar yang
berisikan laporan pencapaian pembelajaran dan dapat
ditambahkan dengan informasi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Berikut ini adalah beberapa karakteristik
asesmen sumatif: Dilakukan setelah proses pembelajaran
berakhir, misalnya satu peserta didik, serta kepada pemanggu
kepentingan (stake holdser); d. Digunakan oleh sekolah dan
pendidik untuk mengevaluasi efektivitas

D.Merencanakan assesment pembelajaran

Namun, bagi pendidik yang mengembangkan sendiri rencana


pelaksanaan pembelajaran dan/atau modul ajar, maka dia
perlu merencanakan asesmen formatif yang akan digunakan.
Tahapan yang dapat dilakukan dalam merencanakan asesmen
adalah Setelah tujuan dirumuskan, pendidik memilih dan/atau
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
memilih/mengembangkan instrumen, antara lain: karakteristik
peserta didik, kesesuaian asesmen dengan rencana/tujuan
pembelajaran dan tujuan asesmen, kemudahan penggunaan
instrumen untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik
dan pendidik. Berikut adalah contoh instrumen penilaian atau
asesmen yang dapat 1. Rubrik, yaitu pedoman yang dibuat
untuk menilai dan mengevaluasi kualitas capaian kinerja
peserta didik sehingga pendidik dapat Rubrik juga dapat
digunakan oleh pendidik untuk memusatkan perhatian pada
kompetensi yang harus dikuasai. Capaian kinerja dituangkan
dalam bentuk kriteria atau dimensi yang akan dinilai yang
dibuat secara bertingkat dari kurang sampai terbaik; teknik
asesmen yang dapat diadaptasi, yaitu: Observasi, yaitu
penilaian peserta didik yang dilakukan secara Observasi dapat
difokuskan untuk semua peserta didik atau perindividu.
Observasi dapat dilakukan dalam tugas atau aktivitas 2.
Kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik untuk
Asesmen kinerja dapat berupa praktik, menghasilkan produk,
melakukan projek, atau membuat portofolio; 3. Projek, yaitu
kegiatan penilaian terhadap suatu tugas meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan, yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu; 4. Tes tertulis, yaitu
tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis untuk
mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan
peserta didik. 5. Tes lisan, yaitu pemberian soal/pertanyaan
yang menuntut peserta didik menjawab secara lisan, dan dapat
diberikan secara klasikal ketika 6. Penugasan, yaitu pemberian
tugas kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan dan
memfasilitasi peserta didik memperoleh atau meningkatkan
pengetahuan; 7. Portofolio, yaitu kumpulan dokumen hasil
penilaian, penghargaan, dan karya peserta didik dalam bidang
tertentu yang mencerminkan Asesmen dapat dilakukan secara
berbeda di jenjang tertentu, sesuai Ragam bentuk asesmen
yang dapat dilakukan, antara lain: catatan anekdot, ceklis, hasil
karya, portofolio, dokumentasi, dll. Untuk mengetahui apakah
peserta didik telah berhasil mencapai tujuan Kriteria ini
dikembangkan saat pendidik merencanakan asesmen yang
dilakukan saat pendidik menyusun perencanaan pembelajaran,
baik dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran
ataupun modul ajar. Kriteria ketercapaian ini juga menjadi
salah satu pertimbangan dalam memilih/membuat instrumen
asesmen, karena belum tentu suatu asesmen sesuai dengan
tujuan dan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. Dengan
demikian, pendidik tidak disarankan untuk menggunakan
angka mutlak (misalnya, 75, 80, dan sebagainya) sebagai
kriteria. Yang paling disarankan adalah menggunakan
deskripsi, namun jika dibutuhkan, maka pendidik
diperkenankan untuk menggunakan interval nilai (misalnya 70 -
85, 85 - 100, dan sebagainya). Dengan demikian, kriteria yang
digunakan untuk menentukan apakah peserta didik telah
mencapai tujuan pembelajaran dapat dikembangkan pendidik
dengan menggunakan beberapa pendekatan, di antaranya: (1)
menggunakan deskripsi sehingga apabila peserta didik tidak
mencapai kriteria tersebut maka dianggap belum mencapai
tujuan pembelajaran, (2)menggunakan rubrik yang dapat
mengidentifikasi sejauh mana peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran, (3) menggunakan skala atau interval nilai, atau
pendekatan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan
pendidik dalam

E. Bentuk-bentuk Assesment dalam kurikulum merdeka

Namun, bagi pendidik yang mengembangkan sendiri rencana


pelaksanaan pembelajaran dan/atau modul ajar, maka dia
perlu merencanakan asesmen formatif yang akan digunakan.
Tahapan yang dapat dilakukan dalam merencanakan asesmen
adalah Setelah tujuan dirumuskan, pendidik memilih dan/atau
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
memilih/mengembangkan instrumen, antara lain: karakteristik
peserta didik, kesesuaian asesmen dengan rencana/tujuan
pembelajaran dan tujuan asesmen, kemudahan penggunaan
instrumen untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik
dan pendidik. Berikut adalah contoh instrumen penilaian atau
asesmen yang dapat 1. Rubrik, yaitu pedoman yang dibuat
untuk menilai dan mengevaluasi kualitas capaian kinerja
peserta didik sehingga pendidik dapat Rubrik juga dapat
digunakan oleh pendidik untuk memusatkan perhatian pada
kompetensi yang harus dikuasai. Capaian kinerja dituangkan
dalam bentuk kriteria atau dimensi yang akan dinilai yang
dibuat secara bertingkat dari kurang sampai terbaik; teknik
asesmen yang dapat diadaptasi, yaitu: Observasi, yaitu
penilaian peserta didik yang dilakukan secara Observasi dapat
difokuskan untuk semua peserta didik atau perindividu.
Observasi dapat dilakukan dalam tugas atau aktivitas 2.
Kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik untuk
Asesmen kinerja dapat berupa praktik, menghasilkan produk,
melakukan projek, atau membuat portofolio; 3. Projek, yaitu
kegiatan penilaian terhadap suatu tugas meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan, yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu; 4. Tes tertulis, yaitu
tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis untuk
mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan
peserta didik. 5. Tes lisan, yaitu pemberian soal/pertanyaan
yang menuntut peserta didik menjawab secara lisan, dan dapat
diberikan secara klasikal ketika 6. Penugasan, yaitu pemberian
tugas kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan dan
memfasilitasi peserta didik memperoleh atau meningkatkan
pengetahuan; 7. Portofolio, yaitu kumpulan dokumen hasil
penilaian, penghargaan, dan karya peserta didik dalam bidang
tertentu yang mencerminkan Asesmen dapat dilakukan secara
berbeda di jenjang tertentu, sesuai Ragam bentuk asesmen
yang dapat dilakukan, antara lain: catatan anekdot, ceklis, hasil
karya, portofolio, dokumentasi, dll. Untuk mengetahui apakah
peserta didik telah berhasil mencapai tujuan Kriteria ini
dikembangkan saat pendidik merencanakan asesmen yang
dilakukan saat pendidik menyusun perencanaan pembelajaran,
baik dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran
ataupun modul ajar. Kriteria ketercapaian ini juga menjadi
salah satu pertimbangan dalam memilih/membuat instrumen
asesmen, karena belum tentu suatu asesmen sesuai dengan
tujuan dan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. Dengan
demikian, pendidik tidak disarankan untuk menggunakan
angka mutlak (misalnya, 75, 80, dan sebagainya) sebagai
kriteria. Yang paling disarankan adalah menggunakan
deskripsi, namun jika dibutuhkan, maka pendidik
diperkenankan untuk menggunakan interval nilai (misalnya 70 -
85, 85 - 100, dan sebagainya). Dengan demikian, kriteria yang
digunakan untuk menentukan apakah peserta didik telah
mencapai tujuan pembelajaran dapat dikembangkan pendidik
dengan menggunakan beberapa pendekatan, di antaranya: (1)
menggunakan deskripsi sehingga apabila peserta didik tidak
mencapai kriteria tersebut maka dianggap belum mencapai
tujuan pembelajaran, (2)menggunakan rubrik yang dapat
mengidentifikasi sejauh mana peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran, (3) menggunakan skala atau interval nilai, atau
pendekatan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan
pendidik dalam

F.Penyusunan Instrumen Penilaian

Dari beberapa bentuk asesmen di atas, berikut ini adalah


proses Tes tertulis dapat dirumuskan dalam bentuk tes objektif
maupun Untuk soal bentuk tes objektif, pilihan ganda adalah
salah satu bentuk tes objektif yang sering digunakan dalam
asesmen yang bersifat nasional, karena penilainnya dijamin
objektif. Tetapi tes objektif juga bisa dirumuskan dalam bentuk
true-false (benar salah), matching test (menjodohkan), fill-in
atau completion (melengkapi), dan short answer (jawaban
pendek). Sedangkan untuk tes subjektif, tes tertulis dapat
dirumuskan dalam Dalam Kurikulum Merdeka, tes tertulis juga
dapat dilakukan dengan meminta siswa untuk membuat poster,
esai, dan jurnal yang Sikap adalah perasaan (suka atau tidak
suka) yang terkait dengan Sikap dapat dibentuk, sehingga
terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan. Dalam
Kurikulum Merdeka, untuk melakukan asesmen terhadap
sikap, dapat digunakan teknik self assessment (penilaian diri),
peer assessment (penilain antarteman), observasi, ceklist, dan
catatan anecdotal sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas.

G.Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen

Hasil asesmen peserta didik pada periode waktu tertentu dapat


dijadikan sebagai umpan balik bagi pendidik untuk melakukan
refleksi dan evaluasi. Asesmen terhadap perencanaan
pembelajaran dapat dilakukan dengan 1. Refleksi diri terhadap
perencanaan dan proses pembelajaran. 2. Refleksi diri
terhadap hasil asesmen yang dilakukan oleh sesama Pendidik
perlu melakukan refleksi diri terhadap perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran dan asesmen yang telah dilakukan.
Pendidik yang bersangkutan perlu melakukan refleksi paling
sedikit satu kali dalam satu semester. Dalam melakukan
refleksi diri terhadap proses perencanaan dan proses
pembelajaran, pendidik dapat menggunakan pertanyaan-
pertanyaan berikut untuk membantu melakukan proses
refleksi. Apa yang saya sukai dari proses belajar mengajar
semester/tahun ini? 3. Aspek/hal apa dalam pengajaran dan
asesmen yang berhasil? 4. Aspek/hal apa dalam pengajaran
dan asesmen yang perlu peningkatan? 5. Apa yang perlu saya
lakukan tahun ini untuk hal yang lebih baik tahun depan? 6.
Apa saja tantangan terbesar yang saya hadapi dalam
semester/tahun ini? dapat digunakan oleh sesama pendidik
dan kepala sekolah. pendidik atas perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik yang
bersangkutan. Sebagaimana refleksi diri, refleksi sesama
pendidik dilakukan paling sedikit satu kali dalam satu semester.
Berikut adalah tiga hal yang dapat dilakukan oleh sesama
peserta didik. Berdiskusi mengenai proses perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran (dapat menggunakan/
menyesuaikan pertanyaan untuk refleksi diri). Melakukan
refleksi terhadap perencanaan dan pelaksanaan Membangun
suasana pembelajaran yang partisipatif dan untuk memberi
umpan balik kepada pendidik dan peserta didik. Dalam
pelaksanaannya pendidik dapat membuat questioner yang
dapat memberikan informasi tentang evaluasi perencanaan
dan pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan refleksi ini paling
sedikit dilakukan satu kali dalamsatu semester. sesama
pendidik, kepala sekolah, pengawas/penilik, dan peserta didik;

Daftar materi pada KB Bedanya assesmen yang digunakan pada kurikulum 2013
2
yang sulit dipahami dengan kurikulum merdeka apa ya

Daftar materi yang sering


Assessment dan evaluasi sering terjadi miskonsepsi
3 mengalami miskonsepsi
kurmer dengan merdeka belajar
dalam pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai