C. Refleksi
b. Pengertian Hadis
Pengertian Hadis dapat ditelusuri dari
pendapat para pakar ilmu Hadis. Menurut para
pakar ilmu Hadis, Hadis mempunyai beberapa
persamaan kata (sinonim/murâdif), yaitu Sunah,
Khabar, dan Atsar. Secara etimologi. Kata ‚Hadis‛
(Hadîts) berarti الجدة/( الجديدal-Jdîd/al-jiddah= baru),
atau ( الخبر والكالمal-khabar = berita, dan
pembicaraan/perkataan).
B. Aqidah Akhlak
a. Pengertian Aqidah
Aqidah berkaitan dengan prinsip kepercayaan
yang akan mengantarkan peserta didik dalam
mengenal dan meyakini Allah, para malaikat, kitab-
kitab Allah, Para Nabi dan Rasul, serta memahami
konsep tentang hari akhir serta qadlāʾ dan qadar.
Keimanan inilah yang kemudian menjadi landasan
dalam melakukan amal shaleh, berakhlak mulia dan
taat hukum.
Secara bahasa, Aqidah diambil dari kata al‘aqdu
yang merupakan bentuk infinitif (masdar) dari kata
‘aqoda ya’qidu yang berarti mengikat sesuatu.
Aqidah merupakan “amalun qolbiyun” atau
keyakinan dalam hati tentang sesuatu dan dia
membenarkan hal tersebut. Aqidah mengikat hati
seseorang dengan yang diyakininya sebagai Tuhan
yang Maha Esa yang ada yang wajib disembah yang
merupakan pencipta dan pengatur alam semesta
beserta isinya. Ikatan yang kuat tanpa ada keraguan
sedikitpun.
Sedangkan secara istilah aqidah adalah sesuatu yang
pertama kali harus diimani dengan yakin oleh
seorang mukmin dengan keyakinan yang pasti, ridho
dan menerima sepenuh hati serta merasa tenang
dengan keyakinannya tersebut. Atau secara
sederhana akidah Islam adalah iman kepada Allah,
malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Rasul-rasul Allah,
Hari akhir serta qada’ dan qadar, yang kemudian
dikenal dengan rukun Iman.
b. Pengertian Akhlak
Akhlak merupakan perilaku yang menjadi buah
dari ilmu dan keimanan. Akhlak akan menjadi
mahkota yang mewarnai keseluruhan elemen dalam
PAI. Ilmu akhlak mengantarkan peserta didik dalam
memahami pentingnya akhlak mulia pribadi dan
akhlak sosial, dan dalam membedakan antara
perilaku baik (maḥmūdah) dan tercela
(madzmūmah). Menurut bahasa kata Akhlak
dalam bahasa Arab merupakan jamak’ dari
خلق/khuluqun yang berarti budi pekerti, perangai,
tingkah laku, sopan santun atau tabiat. Kata tersebut
mengandung segi persesuaian dengan perkataan
خلق/khalqun berarti kejadian, yang juga erat
hubungannya dengan خالق/khaliq yang berarti
pencipta, demikian pula مخلوق/makhluqun yang
berarti yang diciptakan. Rumusan pengertian akhlak
timbul sebagai media yang memungkinkan adanya
hubungan baik antara khaliq dengan makhluk
(Mushtofa, Akhlak Tasawuf, 2008: 11).