PERKEMBANGAN SOSIOEMOSIONAL
Di susun oleh:
1. Alan pope
2. Mareza arisandi
1
Kata pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
PENGERTIAN PERKEMBANGAN SOSIOEMOSIONAL
TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN SOSIOEMOSIONAL
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
B. Rumusan Masalah
1.Apa pengertian dari perkembangan sosio-emosional ?
2.Bagaimana tahap-tahap perkembangan sosio-emosional ?
3.Faktor apa sajakah yang mempengaruhi perkembangan sosio-emosional?
4.Bagaimana perkembangan moral yang terjadi pada masa remaja ?
5.Apa saja cara yang dilakukan untuk mendorong perkembangan sosio-emosional?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sosio- emosional .
2. Untuk mengetahui tahapan perkembangan sosio-emosional.
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan sosio- emosional.
4. Untuk mengetahui perkembangan moral yang terjadi pada usia remaja.
5. Untuk mengetahui cara mendorong perkembangan sosio-emosional.
4
BAB II
PEMBAHASAN
orang lain.
Kasih sayang merupakan suatu aspek penting dari relasi keluarga selama
anak akan berkompeten secara sosial dan menyesuaikan diri dengan baik
5
2). Relasi saudara sekandung dan urutan kelahiran
Anak-anak juga lebih mematuhi perintah orang tuanya dari pada saudara
orang tua dan standar tinggi yang ditetapkan bagi anak-anak yang lahir
kurang lebih sama. Salah satu fungsi kelompok teman sebaya yang plaing
belajar banyak hal baru yang menarik. Dalam menjalin relasi anak-anak
untuk perkembangan relasi anak pada masa ini. Selain itu, anak-anak
6
digunakan oleh anak untuk berkomunikasi dengan orang tuanya sebelum
ditinggalkan, rasa tahu terhadap mimpi buruk, atau rasa takut pada gelap
dsb.
Remaja awal berumur mulai 12/13-17 tahun, dan remaja akhir berumur
17-21 tahun. Umumnya para remaja terjadi ‘sturm und drang’. Artinya
baru dan berlainan dari dirinya. Akan tetapi perlu kita ingat bahwa tidak
7
semua remaja mengalami strum und drang. Namun pada umumnya
emosi para remaja adalah semua hal yang bertentangan dengan diri
cinta, rindu, dan keinginan untuk berkenalan lebih intim dengan lawan
yang sensitive dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai situasi atau
8
bagi remaja. Proses pencapaian sangat dipengaruhi oleh kondisi
kurang mendapat perhatian dan kasih sayang orang tua atau pengakuan
dihadapan orang lain, melainkan menunggu saat dan tempat yang tepat
masalah pribadinya dengan orang lain. Hal ini dipengaruhi oleh pola
9
maka mereka akan mengalami emosi yang meninggi. Kondisi-kondisi fisik
yang mengganggu antara lain :
c. Gangguan kronis, seperti asma atau penyakit kencing manis. Penyakit
kronis kerap membuat seorang putus asa.
b. Kondisi Psikologi
c. Kondisi lingkungan
Ketegangan yang terus menerus, jadwal yang ketat dan terlalu banyak
pengalaman yang menggelisahkan yang merangsang anak secara berlebihan
akan berpengaruh pada emosi anak. Berikut penjelasanya.
10
a) Ketegangan yang disebabkan oleh pertengkaran dan penyelisihan yang
terus menerus. Pertengkaran atau perselisihan dalam konteks hubungan sosial
sebenarnya wajar akan tetapi jika konflik tersebut berlangsung secara terus
menerus akan menimbulkan emosi dan akibatnya rusaknya hubungan sosial
yang wajar.
b) Ketegangan yang disebabkan serta disiplin yang otoriter. Disiplin itu baik
tetapi jika dipaksakan akan menimbulkan dampak buruk bagi pihak yang
dikenalnya. Lama-kelamaan bisa menimbulkan pemberontakan serta
keinginan untuk keluar dari tata norma yang ada tersebut.
c) Sikap orang tua yang selalu mencemaskan atau terlalu melindungi, over
protective bisa mengakibatkan penolakan dari orang yang disayanginya.
Seolah-olah rasa sayang dibalas dengan rasa benci. Karena sesungguhnya
sudah menjadi sifat alamiah manusia tidak mau terlalu dilindungi dan diatur
4.Perkembangan Moral yang Terjadi pada Masa Kanak Kanak sampai Remaja
sebagai berikut :
11
Pada tingkat ini anak mengenal moralitas berdasarkan dampak yang
dua tahap :
ini didasarkan semata pada sakit atau kesenangan seseorang, dan tidak
Dalam tahap ini, ada pengakuan yang meningkat bahwa orang lain
apa yang adil, tetapi tidak menaruh perhatian pada keadilan sesungguhnya.
Suatu perbuatan dinilai baik oleh anak apabila mematuhi harapan otoritas
menyenangkan orang baik. Misalnya : kalau ayah tahu saya telah berbohong,
lain kali ayah tidak akan percaya lagi padaku, karena itu saya tidak akan
berbohong.
12
harus taat kepada hukum karena hal itu adalah kewajiban saya sebagai warga
negara yang baik. Hal itu akan membuat kehidupan yang lancar dan mudah
Pada tingkat ini aturan dan institusi dari masyarakat tidak dipandang sebagai
tujuan akhir, tetapi diperlukan sebagai subjek. Anak menaati aturan untuk
menghindari hukuman . dalam tingkat (level) ini juga dibagi menjadi dua
tahap :
b. Teori Bronfenbrenner
orientasi moral.
menghalanginya
sebuah moralitas konfermitas,di mana benar dan salah ditentukan tidak oleh
13
4. Moralitas beroriantasi kolektif. Tujuan utama moralitas ini adalah
Untuk dapat bermain dengan baik bersama orang lain, anak harus bisa
mengerti dan dimengerti oleh teman-temanya. Hal ini mendorong anak
untuk belajar bagaimana berkomunikasi dengan baik, bagaimana membentuk
hubungan sosial, bagaimana menghadapi dan memcahkan masalah-masalah
yang timbul dalam hubungan tersebut.
c. Belajar mengorganisasi
14
d. Lebih menghargai perbedaan/perbedaan orang lain
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada masa remaja dan kanak kanak , tingkat karakteristik emosional
akan menjadi drastis tingkat kecepatannya. Gejala-gejala emosional para
remaja seperti perasaan sayang, cinta dan benci, harapan-harapan dan putus
asa, perlu dicermati dan dipahami dengan baik. Sebagai calon pendidik dan
pendidik kita harus mengetahui setiap aspek yang berhubungan dengan
perubahan tingkah laku dalam perkembangan anak, serta memahami aspek
atau gejala tersebut sehingga kita bisa melakukan komunikasi yang baik
dengan remaja. Perkembangan emosi remaja merupakan suatu titik yang
mengarah pada proses dalam mencapai kedewasaan. Meskipun sikap kanak-
kanak akan sulit dilepaskan pada diri remaja karena pengaruh didikan orang
tua.
Faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan peserta didik pada
usia remaja dan kanak kanak yaitu diantaranya: didikan orang tua,
lingkungan sekitar tempat tinggal dan perlakuan guru di sekolah.
Pengaruh sosio-emosional yang baik pada remaja terhadap diri sendiri yaitu
untuk mengendalikan diri, memutuskan segala sesuatu dengan baik, serta
bisa lebih matang merencanakan segala hal yang akan diputuskannya,
sedangkan terhadap orang lain, yaitu mampu menjalin kerjasama yang baik,
saling menghargai dan mampu memposisikan diri di lingkungan dengan
baik.
Agar seorang peserta didik dapat memiliki kecerdasan emosi dengan
baik haruslah dibentuk sejak usia dini, karena pada saat itu amat sangat
menentukan pertumbuhan dan perkembangan manusia selanjutnya. Sebab
pada usia ini dasar-dasar kepribadian anak telah terbentuk.
16
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Syamsu L.N. dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
17