Anda di halaman 1dari 7

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : Perkembangan Peserta Didik


B. Kegiatan Belajar : KB 3 : Perkembangan emosi, sosial, dan spiritual peserta didik

C. Refleksi

BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI
1 Peta Konsep
(Beberapa A. Pengertian perkembangan emosi, sosial dan spiritual peserta
istilah dan didik.
definisi) di
modul bidang Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri individu, berupa
studi perasaan senang/tidak senang, perasaan baik/buruk.
Pondasi perkembangan psikososial mencakup emosi dan
pengalaman awal anak bersama orang tua. Anak memiliki kebutuhan
untuk berinteraksi dengan orang lain. Kebutuhan sebagai mahluk sosial
ini mulai aktif sejak anak lahir.
Pada usia 6 bulan, anak mampu mengenali ibu dan anggota
keluarga lain yang berinteraksi dengannya. Pada tahap ini anak mulai
bisa membedakan sinyal ekspresi sosial dari lingkungannya. Seperti
mengartikan senyum, marah, teriakan, kasih sayang dan sebagainya.
Kemampuan sosial dan emosi pada anak akan bersesuaian dengan
pengalaman yang ia peroleh dari interaksi mereka dengan orang lain,
semakin bertambah usianya maka kebutuhan dan hubungan sosialnya
akan semakin kompleks.

Perkembangan sosial merupakan kemampuan berprilaku sesuai


dengan tuntutan sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelmpok, moral dan tradisi,
meleburkan diri menjadi satu kesatuan, saling berkomunikasi dan bekerja
sama.
Spiritualitas merupakan aspek yang lebih banyak melihat lubuk hati,
riak getaran hati nurani pribadi dan sikap personal. Bisa diartikan juga
sebagai cita rasa totalitas kedalaman pribadi manusia.
Pijakan utama pendidikan berbasis spiritual adalah Al Quran dan
Hadits. Al Quran memuat nilai dan ketentuan lengkap dalam kehidupan
manusia.
Keseimbangan antara dunia dan akhirat menjadi suatu keharusan
yang ditanamkan sejak dini pada peserta didik.

B. Karakteristik perkembangan emosi, sosial dan spiritual

Lewis dan Rosenblam (stewart,1985) mengutarakan proses


terjadinya emosi atau mekanisme emosi mulai beberapa tahapan berikut :

Syamsudin (2000) menggambarkan mekanisme emosi dalam


rumusan yang lebih singkat, dibagi kedalam tiga variabel :
1. Variabel stimulus, merupakan rangsangan yang menimbulkan
emosi
2. Variabel organik, merupakan perubahan-perubahan fisiologis
yang terjadi saat mengalami emosi
3. Variabel respon, merupakan pola sambutan ekspresif atas
terjadinya pengalaman emosi

Perkembangan sosial emosianal anak memiliki keterkaitan dengan


aspek perkembangan lainnya, baik fisik maupun mental. Emosi juga
mempengaruhi kegiatan mental seperti konsentrasi, pengingatan, dan
penalaran. Anak dapat menghasilkan prestasi dibawah kemampuan
intelektualnya jika emosinya terganggu, secara psikologis efek dari
tekanan emosi akan berdampak pada sika, minat dan dampak psikologi
lainnya.
Proses pembentukan perkembangan social dimulai sejak bayi, dan
itu merupakan pondasi yang terus berlajut hingga lanjut usia. Jika tugas
psikososial tidak tuntas pada fasenya maka itu akan menjadi sumber
gangguan dalam gangguan perkembangan social.
Tokoh psikologi perkembangan, Erik Erikson berpendapat bahwa
sepanjang sejarah hidup manusia, setiap orang mengalami
perkembangan dari bayi hingga usia lanjut.
Berikut 8 tahapan perkembangan sepanjang hayat yang ia
kemukakan, yang masing-masing memiliki kekuatan yang membentuk
karakter positif atau sebaliknya.

Fase
Umur Perkembangan prilaku
Perkembangan
0-1 Trust vs Mistrust Tahap pertama adalah tahap pengembangan rasa
percaya diri kepada orang lain, sehingga mereka
sangat memerlukan sentuhan dan pelukan.
2-3 Autonomy vs Tahap ini bisa dikatakan sebagai masa
Shame pemberontakan anak atau masa “nakalnya”. Namun
kenakalannya tidak dapat dicegah begitu saja,
karena tahap ini anak sedang mengembangkan
kemampuan motorik dan mental, sehingga yang
diperlukan justru mendorong dan memberikan
tempat untukmengembangkan motorik dan mental.
Pada saat ini anak sangat terpengaruh oleh orang-
orang di sekitarnya, misal orang tua atau guru.
4-5 Inisiative vs Mereka banyak bertanya dalam segala hal,
Guilt sehingga terkesan cerewet. Mereka juga
mengalami perngembangan inisiatif/ide, sampai
pada hal-hal yang berbau fantasi.
6-11 Indusstry vs Mereka sudah bisa mengerjakan tugas-tugas
Inferiority sekolah dan termotivasi untuk belajar. Namun
masih memiliki kecenderungan untuk kurang hati-
hati dan menuntut perhatian.
12- Ego-identity vs Tahap ini manusia ingin mencari identitas dirinya.
18/20 Role Anak yang sudah beranjak menjadi remaja mulai
on fusion ingin tampil memegang peran-peran sosial di
masyarakat. Namun masih belum bisa mengatur
dan memisahkan tugas dalam peran yang berbeda.
18/19- Intimacy vs Memasuki tahap ini manusia sudah mulai siap
30 Isolation menjalani hubungan intim dengan orang lain,
membangun bahtera rumah tangga bersama calon
pilihannya
31-60 Generation vs Tahap ini ditandai dengan munculnya kepedulian
Stagnation yang tulus terhadap sesama. Tahap ini terjadi saat
seseorang telah memasuki usia dewasa
›60 Ego Integrity vs Masa ini dimulai pada usia 60-an, masa dimana
putus asa manusia mulai mengembangkan integritas dirinya.

Perkembangan spiritual keagamaan :


James Fowler merumuskan theory of faith didasarkan pada teori
perkembangan psikososial erikson, sebagai berikut :

C. Faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi, sosial, dan


spiritual peserta didik
1. Faktor yang mempengaruhi emosi
Perkembangan emosi peserta didik berbeda antara satu dengan
yang lainnya. Hal itu disebabkan adanya faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
2. Faktor yang mempengaruhi sosial

3. Faktor yang mempengaruhi spiritual


Faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan moral dan
spiritual seorang individu mencakup aspek psikologis, sosial, budaya
dan fisik kebendaaan baik yang terdapat dalam lingkungan keluarga,
sekolah atau masyarakat.
Peserta didik akan melihat dan memasukkan nilai-nilai yang ada
disekitarnya untuk dijadikan contoh. Oleh karenanya, Fitur guru
memiliki peranan sangat penting dalam perkembangan moral dan
spiritual anak.

D. Implikasi perkembangan emosi, sosial dan spiritual peserta didik


Golmen (1995) mengemukakan cara-cara yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kecerdasan emosi, yaitu :
1. Belajar mengembangkan kesadaran diri
2. Belajar mengambil keputusan pribadi
3. Belajar mengelola perasaan
4. Belajar menangani stress
5. Belajar berempati
6. Belajar berkomunikasi
7. Belajar membuka diri
8. Belajar mengembangkan pemahaman
9. Belajar menerima diri sendiri
10. Belajar mengemban tanggung jawab pribadi
11. Belajar mengembangkan ketegasan
12. Mempelajari dinamika kelompok
13. Belajar menyelesaikan konflik

Peserta didik memiliki emosi yang beragam, sehingga dibutuhkan


strategi untuk menangani perkembangan emosi peserta didik. Seperti
berikut ini :

Sekolah dituntut untuk membantu peserta didik dalam


mengembangkan moral spiritual, sehingga mereka dapat menjadi
manusia yang beradab. Peserta didik sebenarnaya telah memiliki dasar-
dasar kemampuan spiritual yang ia bawa sejak lahir. Untuk itu guru
diharapkan mampu memberikan ruang belajar yang sensitif terhadap
perkembangan spiritual peserta didik, dengan cara :

Sekolah dituntut untuk membantu peserta didik dalam


mengembangkan moral spiritual, sehingga mereka dapat menjadi manusia
yang beradab. Peserta didik sebenarnaya telah memiliki dasar-dasar
kemampuan spiritual yang ia bawa sejak lahir. Untuk itu guru diharapkan
mampu memberikan ruang belajar yang sensitif terhadap perkembangan
spiritual peserta didik, dengan cara:
Daftar materi
bidang studi
2 yang sulit Tidak ada
dipahami pada
modul

Daftar materi
yang sering
mengalami
3 Tidak ada
miskonsepsi
dalam
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai