Anda di halaman 1dari 17

Oleh: Karang, Zeny, dan Dananjaya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman dan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif ( E.B. Harlock ). Dimaksudkan juga bahwa perkembangan sosiemosional merupakan proes dimana individu anak melatih kepekaan d i r i n ya terhadapan rangsangan rangsangan sosial t e r u t a m a t e k a n a n tekanan dan tuntutan kehidupan serta belajar bergaul dengan bertingkah laku seperti orang lain didalam lingkungan social. Dari porses perkembangan pada anak dapat dikelompokan menjadi 3 aspek yaitu yang pertama aspek biologis(loree) .Aspek biologis tersebut merupakan perkembangan pada fisik individu, contohnya : bertambahnya berat badan dan tinggi badan yantg tentunya dapat kita ukur. Yang kedua ialah aspek kognitif meliputi perubahan kemampuan dan cara berfikir. Aspek ini merupakan perubahan dalam proses pemikiran yang merupakan hasil dari lingkungan sekitar. salah satunya yaitu anak mampu menyelesaikan soal matematika. Dan yang ketiga yaitu aspek psikososial dapat diartikan bahwa aspek ini merupakan perubahan aspek perasaan, emosi, dan hubungannya dengan orang lain. Dengan demikian aspek psikososial merupakan aspek perkembangan individu dengan lingkungan sekitar atau masyarakat. Dari semua aspek tersebut yaitu aspek biologis ( fisik ), aspek kognitif ( pemikiran ), dan aspek psikososial ( hubungan dengan masyarakat ) semuanya saling mempengaruhi sehingga apabila pada suatu aspek mengalami hambatan maka akan mempengaruhi perkembangan aspek yang lainnya. Dan pada perkembangan sosioemosional anak berlangsung sejak bayi secara bertahap dan melelui proses penanaman dan modeling (untuk ditiru). Interaksi Perkembangan Sosioemosional Pada Masa Umur 7-11 Tahun
1

Oleh: Karang, Zeny, dan Dananjaya

seorang bayi dengan ibunya misalnya, melalui penguatan positif dan negatif. Seorang bayi akan menarik perhatian ibunya dengan tersenyum, mengoceh dan menangis. Penguatan positif ditunjukan dengan senyuman dan ocehan bayi sedangkan penguatan negatif ditunjukan dengan menangis.Kemudian seiring dengan

bertambahnya usia pada anak, semakin berkembang pula emosional dan interaksi sosialnya. Ketika anak memasuki usia SD, perkembangan internal pribadi anak sendiri akan mendorong untuk memperluas lingkup pergaulan atau lingkungan sosialnya. Di sekolah anak akan mendapati lingkungan pergaulan baru, tidak hanya berinteraksi dengan keluarga, di sini ia mulai mengenal guru dan teman sekelasnya. Perkembangan emosi pada usia ini sudah nampak melalui perasaan rasa tidak menyukai suatu hal, rasa malu, cemas dan kecewa. Jika ada teman yang menyakitinya anak akan mempunyai perasaan tidak suka bermain dengan anak tersebut. Perasaan malu ketika anak tidak bisa mengerjakan soal di depan kelas. Perasaan cemas pada saat tidak bisa mengerjakan ulangan dan perasaan kecewa pada saat mendapatkan hasil ulangan yang tidak memuaskan. Dan disini anak mulai dengan menjalin hubungan pertemanan akan memperluas interaksi sosial anak. Dengan adanya pertemanan anak dapat menyalurkan keterampilan fisik dan komunikasi untuk memperluas hubungan dengan orang lain. Selain itu, anak juga dapat memenuhi kebutuhan sosial seperti kesamaan, harapan dan pola pikir. Sebagai seorang pendidik, kita seharusnya mengikuti dan memerhatikan perkembangan anak didik kita pada tahap operasional konkrit ini. Khususnya pada proses sosioemosianalnya, karena akan sangat berpengaruh terhadap prosess perkembangannya kelak. Apabila perkembangan sosiemosionalnya kurang, maka bisa jadi akan berpengaruh terhadap kepribadiannya dan termasuk pada kehidupanya kelak. Sehingga mereka akan tertinggal oleh teman teman sebayanya. B. Rumusan Masalah

Perkembangan Sosioemosional Pada Masa Umur 7-11 Tahun

Oleh: Karang, Zeny, dan Dananjaya

1. Apakah yang dimaksud dengan dengan perkembangan sosioemosional pada anak masa operasional kongkrit pada umur 7 11 tahun dan bagaimanakah perkembangan anak pada masa tersebut ? 2. Bagaimana dan apa sajakah gaya orang tua dalam mendidik anak anak ? 3. Bagaimana penerapan teori Hoffman dan Baumrind ? 4. Bagaimana persahabatan anak dalam masa anak anak pertengahan atau selama masa sekolah dasar (operasional konkrit pada umur 7 11) tahun ? 5. Bagaimana cara membantu anak anak untuk mengembangkan keterampilan keterampilan sosial ?

C. TUJUAN 1. Mengetahui dan memehami tentang pengertian perkembangan sosioemosional pada anak usia 7 11 tahun, supaya dari sana kita dapat mengetahui gambaran tehadap kemampuan anak pada masa sekolah dasar. 2. Mengetahui bagaimana cara orang tua dalam mendidik anak anaknya tentang perlaku yang diterima di lingkungan atau masyarakat sekitanya. 3. Mengetahui tentang teori Hoffman dan Baumrind. 4. Mengerti dan memahami persahabatan anak dalam masa anak anak pertengahan atau selama masa sekolah dasar (operasional konkrit pada umur 7 11) tahun. 5. Mengetahui bagaimana cara membantu anak anak untuk mengembangkan keterampilan keterampilan sosialnya. D. MANFAAT a. Bagi Mahasiswa sebagai calon pendidik : Memberikan gambaran pada

mahasiswa tentang perkembangan anak pada masa sekolah dasar sebagai Perkembangan Sosioemosional Pada Masa Umur 7-11 Tahun
3

Oleh: Karang, Zeny, dan Dananjaya

calon pendidik. Sehingga sebangai calon pendidik dapat memberikan materi yang sesuai dengan anak pada usia tersebut. b. Bagi Orang Tua : Mengetahui tentang tahap-tahap perkembangan anak anak dapat menolong orang tua untuk memahami tindakan setiap anak anak mereka dan memberikan pengalaman dan pembelajaran yang akan mendukung perkembangan sosial mereka yang positif.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Perkembangan sosioemosional pada masa sekolah dasar (konkrit operasional ,umur 7-11 tahun) Menurut Loree sosialisasi merupakan suatu proses dimana individu anak melatih kepekaan d i r i n y a t e r h a d a p a n r a n g s a n g a n r a n g s a n g a n s o s i a l t e r u t a m a t e k a n a n tekanan dan tuntutan kehidupan serta belajar bergaul dengan bertingkah laku seperti orang lain didalam lingkungan sosial. Dan arti dari Emosi adalah Suatu keadaan yang kompleksi dapat berupa perasaan atau pikiran yang di tandai oleh perubahan biologis yang muncul dari perilaku seseorang. Jadi perkembangan sosioemosional adalah perkembangan individu dalam suatu keadaan yaitu berupa kepekaan perasaan atau fikiran dalam kehidupan sosial, sehingga individu tersebut dapat diterima dalam lingkungan sosial. Dan dimasa pertengahan dan akhir kanak Perkembangan Sosioemosional Pada Masa Umur 7-11 Tahun
4

Oleh: Karang, Zeny, dan Dananjaya

kanak ialah periode perkembangan yang merentang dari usia sampai 7 - 11 tahun, yang kira - kira setara pada masa - masa sekolah dasar. Dan pada periode ini seringkali disebut periode sekolah dasar. Ketrampilan - ketrampilan fundamendal seperti membaca,menulis,berhitung telah dikuasai oleh anak anak. Disini prestasi menjadi hal yang paling sentral bagi anak, terutama pengendalian diri mulai meningkat pada diri anak anak. Bagi anak usia ini, orang tua tetap merupakan pemberi pengaruh yang penting dalam perkembangan kehidupan mereka, namun pertumbuhan mereka juga dibentuk oleh rangkaian teman - teman yang berada di sekeliling mereka. Pada periode ini, anak anak mulai mengembangkan keinginannya untuk membuat berbagai hal, dan tidak hanya sekedar membuatnya, keingintahuan mereka yang kuat adalah untuk mengetahui dan memahami. Setiap tahap perkembangan emosional anak memiliki karakteristik yang berbeda yang mempengaruhi bagaimana anak bereaksi pada pengalaman yang mereka hadapi. Pengetahuan akan tahap-tahap perkembangan ini dapat menolong kita untuk berinteraksi dengan anak-anak dengan cara yang terbaik yang dapat menunjang perkembangan emosional mereka yang sehat, dan dapat memperlengkapi kita untuk menciptakan suatu hubungan yang hangat dan konsisten dengan anak. Dengan cara yang sama, mengetahui bahwa anak usia 7-11 tahun (primary age-

children) mendefinisikan harga dirinya dengan apa yang mereka percaya dapat mereka ketahui dan lakukan, maka kita akan menyediakan aktifitas/kegiatan yang menunjang bagi anak usia ini sehingga mereka menagalami pencapaian penguasaan dan pemenuhan perkembangannya Tolak Ukur Perkembangan Emosi Anak usia 7 11 tahun : Cenderung aktif, lebih yakin dan ramah dalam bergaul, tegas Tertarik dan senang dengan hal-hal yang baru, seperti : keterampilan baru atau pelajaran baru

Perkembangan Sosioemosional Pada Masa Umur 7-11 Tahun

Oleh: Karang, Zeny, dan Dananjaya

Menunjukkan ketegasan, dan jika diberi kesempatan dapat menjadi bertahan (defensif) serta berbantah (argumentatif) Lebih mandiri, tetapi sewaktu-waktu mungkin merasa tidak aman Menolak untuk mengekspresikan kebutuhan akan kasih sayang dan persetujuan Mampu mengekspresikan bermacam jenis emosi Mampu mengenali campuran emosi Menjelang masuk SD, anak telah mengembangkan keterampilan berpikir, bertindak dan pengaruh sosial yang lebih kompleks. Sampai dengan masa ini, anak pada dasarnya egosentris (berpusat pada diri sendiri) dan dunia mereka adalah rumah, keluarga, dan taman kanak-kanaknya. Selama duduk di kelas SD, anak mulai percaya diri, tetapi juga sering rendah diri. Pada tahap ini mereka mulai mencoba membuktikan bahwa mereka dewasa. Mereka merasa Saya dapat mengerjakan sendiri tugas itu, karenanya tahap ini disebut tahap I can Do It My Self. Mereka dimungkinkan untuk diberi suatu tugas. Daya konsentrasi anak tumbuh pada kelas kecil SD. Mereka dapat meluangkan waktu lebih banyak untuk tugas-tugas yang mereka sukai, dan seringkali mereka dengan senang hati mengerjakannya. Dan juga termasuk tumbuhnya tindakan mandiri, kerjasama dalam kelompok, dan bertindak menurut cara-cara yang dapat diterima di lingkungan mereka. Mereka juga mulai peduli pada permainan yang jujur. Dan Selama masa ini mereka juga mulai menilai diri mereka sendiri dengan membandingkannya dengan orang lain.

Dan sebagai akibat dari perubahan struktur fisik dan kognitif mereka, anak pada kelas besar SD berupaya untuk tampak lebih dewasa. Mereka ingin diperlakukan sebagai orang dewasa. Terjadi perubahan-perubahan yang berarti dalam Perkembangan Sosioemosional Pada Masa Umur 7-11 Tahun
6

Oleh: Karang, Zeny, dan Dananjaya

kehidupan sosial dan emosional mereka.Di kelas besar SD, anak laki-laki dan perempuan menganggap keikutsertaan dalam kelompok menumbuhkan perasaan bahwa dirinya berharga. Tidak diterima dalam kelompok dapat membawa pada masalah emosional serius. Teman menjadi lebih penting daripada sebelumnya. 2.2 Gaya Orang Tua dalam Mendidik Anak - Anak Penelitan tenntang sosialisasi keluarga telah mengidentifikasikan tentang bagaimana sebagai orang tua dalam menyosialisasikan tentang perilaku yang diterima oleh masyarakat kepada anak anak mereka. Berbagai gaya interaksi orang tua dan anak anak yang dapat mempengaruhi seluruh aspek perkembangan anak anak. Dan selama dua dekade telah diteliti tentang gaya orang tua yang berhasil atau efektif dalam pendekatan kepada anak anak mereka. Penelitian terkenal tentang gaya gaya orang tua telah dilakukan oleh Diane Baumrind (1973), yang mengidentifikasikan tiga gaya utama yang dibedakan menurut derajat pengendalian orang tua, kejelasan komunikasi orang tua dengan anak, tuntunan kedewasaan orang tua, dan pengasuhan atau bagaimana orang tua mengasuh anak. Macam macam gaya orang tua dalam mengenalkan perilaku periaku yang baik yang diterima oleh lingkungan sekitar (muhammad nur.hal :39). : Orang tua yang otoriter : menjunjung tinggi kepatuhan dan bila perlu mengorbankan otonomi anak ( hak dan kewajiban anak untuk mengatur dan mengurus dirinya sendiri). Disini orang tua tidak mengutamakan dialog verbal give and take, melainkan anak harus menerima otoritas orang tua tanpa adanya pertanyaan dan umumnya bersifat kasar. Dengan cara ini anak anak mereka cenderung memiliki perilaku baik namun relatif rendah dalam harga diri, mandiri, dan bersikap tegas.

Perkembangan Sosioemosional Pada Masa Umur 7-11 Tahun

Oleh: Karang, Zeny, dan Dananjaya

Orang tua otoritatif : memberikan sebanyak mungkin kebebasan dan menaruh sedikit harapan kepada anak anak mereka. Disini orang tua berusaha untuk mengarahkan perilaku anak anak mereka menurut cara cara yang masih tetap menghormati kemampuan anak anak namun pada saat bersamaaan menyatakan standar periaku mereka sendiri dan berharap standar itu terpenuhi. Orang tua otoritatif sangat hangat sekaligus banyak permintaan (Baumrind,1973). Dengan cara ini anak anak mereka cemderung memiliki sikap mandiri, tegas, mudah bergaul, bekerja sama dengan orang tua,harga diri tinggi, dan berorientasi pada prestasi.

Orang tua premisif : memberikan kebebasan yang amat sangat besar kepada anak - anak mereka. Disini anak cenderung memiliki sikap mudah bergaul, sikap tegas, harga diri tinggi, namun kurang rela dan kurang sabar, atau bisa disebut kurang pengendalian dirinya.

Dari penelitian Baumrind tersebut, yang paling efektif adalah gaya orang tua yang otoritatif. Dan dari penelitian baumrind menekankan tentang pentingnya kontrol dan kehangatan orang tua dalam mengontrol dan mencocoki usia untuk berbagai tindakan, dan pemberian tanggung jawab dan mengharapkan anak bertindak secara dewasa. Dan selain itu, memberikan pengetahuan kepada calon pengajar tentang strategi strategi yang benar dalam menangani peserta didiknya. Dari gaya orang tua yang bersikap otoritatif akan mendukung perkembangan anak anak, mereka akan merasa diberi kepercayaan dari orang tua mereka, dan disamping itu juga mereka juga tidak kurang akan kasih sayang yang diberikan orang tua kepada mereka. Sehingga dalam pergulan, mereka mudah menempatkan diri mereka sehingga mereka mudah diterima dalam lingkup masyarakat disekitar mereka, khususnya pada lingku pertemanannya. Dibanding dengan orang tua yang terlalu mengekang atau pun terlalu membebaskan anak anak mereka, perkembangan anak
8

Perkembangan Sosioemosional Pada Masa Umur 7-11 Tahun

Oleh: Karang, Zeny, dan Dananjaya

anak menjadi kurang baik, atau bahkan bisa menjadi menyimpang karna terlalu dibebaskan ataupun dikekang. 2.3 Penerapan Teori Hoffman dan Baumrind Karya dari Hoffman dan Baumrind menekankan pada peran orang tua dalam menggalang pengembangan perilaku moral pada anak anak. Sementara itu, ide ide mereka tentang bagaimana menangani perilaku anak yang kurang baik yang memiliki implikasi atau keterlibatan langsung bagi pendidik yang mengharapkan peserta didiknya berperilaku kooperatif dan berguna. Dalam membahas strategi khusus dalam memupuk perkembangan sosial anak, Katz dan McClellan (1991) menganjurkan kiat kiat berikut : Merangsang empati dengan meminta perhatian terhadap apa yang dirasakan orang lain ( misalnya, rizky telah lama menunggu yovie, dan apakah kalian tau bagaimana rasanya menunggu lama ? Ingatkan anak anak terhadap perasaan dan kepentingan orang lain dengan meminta perhatian terhadap bagaimana mereka dapat membantu anak anak lain yang memerlukan. Bantu anak anak untuk menemukan pijakan bersama dengan menunjukkan kepentingan yang serupa. Dalam intervensi atau campur tangan berhasil yang dirancang untuk menggalakkan perilaku prososial dan koopertif, Solomon dan teman temannya (Solomon, Watson, Delucci, Schaps, dan Battish , 1998) mempersiapkan guru menggunakan jenis jenis pengembangan disiplin yang khas. Disini guru guru dilatih untuk menggunakan penalaran induktif, dan melibatkan siswa dalam pemecahan masalah Dan Pengambilan keputusan selain itu menetapkan standar tentang bagaimana bertingkah laku yang benar dan sesuai dengan akal. Disampimg Perkembangan Sosioemosional Pada Masa Umur 7-11 Tahun
9

Oleh: Karang, Zeny, dan Dananjaya

itu, pendidik harus menekankan contoh berperilaku kooperatif dan yang akan mendorong siswanya dalam berfikir dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari hari mereka. Serta membuat kegiatan kegiatan yang melibatkan sudut pandang anak dan bermain peran guna menumbuhkan pengembangan pemahaman sosial anak. Hoffman menyakini bahwa oramg tua memiliki peran yang cukup besar dalam pengembangan perilaku anak. Dalam suatu study terhadap anak anak kelas tujuh dan orang tua mereka, hoffman dan saltsain (1967) menemukan bahwa orang tua cenderung menggunakan tiga pendekatan dalam disiplin anak anak mereka ( muhammad nur. Hal :42). Penonjolan kekuasaan ( power assertion) : penggunaan kekuatan fisik atau hukuman, mencabut hak anak anak, atau mengancam melakukan tindakan tindakan pencabutan hak itu. Untuk keefektifannya, pada teknik ini menggunakan kekuatan fisik atau kendali yang lebih besar orang tua atas sumber daya dan mengendalkan pada ketakutan atas hukuman. Tidak menunjukan kasih sayang (love with drawal) : menyatakan kemarahan, kekecewaan, atau ketidaksetujuan dengan cara cara nonfisik. Untuk keefektivannya, teknik ini memanfaatkan keterikatan emosi anak dengan orang tua dan mengandalkan pada ketakutan anak kalau sampai tidak diurus dan tidak memperoleh restu lagi dari orang tuanya. Induksi : memfokuskan pada alasan alasan mengapa terjadi periaku salah dan konsekwensi negatif tindakan seseorang terhadap orang lain. Teknik ini menyerukan kasih sayang dan rasa hormat kepada orang tua, merangsang perasaan perasaan empati ( keadaan mental yang membuat seorang merasa atau mengidentifikasikan dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain), dan Perkembangan Sosioemosional Pada Masa Umur 7-11 Tahun
10

Oleh: Karang, Zeny, dan Dananjaya

mengembangkan keterampilan keterampilan penalaran moral yang dewasa. Melalui penelitian, telah menunjukkan bahwa orang tua yang menggunakan teknik-teknik induktif (penarikan kesimpulan berdasarkan keadaan-keadaan yang khusus
untuk diperlakukan secara umum) canderung memiliki anak-anak yang menggunakan penalaran moral, reaksi-reaksi emosional dan perilaku lebih dewasa daripada orang tua yang menggunakan teknik-teknik yang menonjolkan kekuasaan. Berdasarkan penelitian tersebut juga, teknik yang paling dianjurkan adalah penggunakan teknik penonjolan kekuasaan atau tidak menunjukkan kasih sayang. Teknik itu untuk mengembangkan reaksi-reaksi emosional dan kognitif yang sesuai terhadap situasi tertentu. Suatu daerah perkembangan pribadi dan sosial yang penting pada anak sekolah dasar yakni konsep diri (harga diri) aspek ini akan dipengaruhi secara kuat oleh pengalaman pengalaman dirumah dengan sebaya maupun di sekolah. Konsep diri meliputi cara bangaimana cara bagaimana kita mempresepsi kekuatan, kelemahan, sikap, dan nilai-nilai kita. Harga diri mengacu kepada bagaimana kita mengevaluasi keterampilan dan kemampuan kita. Anak bila sudah menginjak usia menengah, cara berfikir mereka menjadi kurang kongkrit dan menjadi lebih abstrak. Kecendrungan ini juga tampak pada perkembangan konsep diri mereka(Selman, 1980). Cara Menggalakan perkembangan harga diri pada anak anak masa SD. Guru harus menerima siswa-siswa seperti adanya dan mengkomunikasikan suatu norma yang didasarkan berharga oleh seluruh siswa dan seluruh siswa mempelajari norma itu. Apabila pengelompokan siswa dalam kelas hendaknya guru menjauhkan dari ide bahwa siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan rendah tetapi mengutamakan ide bahwa siswa berbeda memerlukan bantuan yang berbeda pada waktu yang berbeda pula (MacIver, reuman, dan main, 1995).

Perkembangan Sosioemosional Pada Masa Umur 7-11 Tahun

11

Oleh: Karang, Zeny, dan Dananjaya Guru hendaknya tidak mengatakan bahwa anak didiknya tersebut bodoh dan memnghindari pernyataan tidak langsung yang bermakna membodohkan anak itu baik dengan kata-kata maupun tindakan. Guru hendaknya menunjukan kepada siswanya bahwa ada banyak jalan menuju sukses dengan cara membantu siswa mempertahankan gambaran diri positif dimana berbagai siswa mempunyai berbagai macam keterampilan yang dimilki. Guru diharapkan tidak perlu berbohong terhadap kemampuan siswanya sendiri dimana dalam hal ini mengatakan seluruh siswa didikannya pintar. Lebih menekankan kemajuan yang dapat dicapai siswa daripada tingkat kemampuan siswa. Contonya meskipun apabila dalam suatu test, pastinya tidak semua siswa mendapatkan 100% dalam nilai, siswa dapat diberikan apresiasi atau pujian dalam 100% usaha yang telah dilakukannya. Dari sini, siswa dapat dengan mudah bersosialisasi dengan teman teman di lingkungan sekolahnya. Anak anak tidak akan merasakan tersingkirkan atau merasa iri dengan teman temannya. Sehingga perkembangan sosioemosionalnya akan berkembang secara baik. Disini terbukti, peran guru sangat penting dalam perkembangan peserta didiknya, guru sebagai motivator yang memberikan contoh yang baik kepada anak anak.

2.4 Persabatan Anak dalam Masa Anak Anak Pertengahan atau Selama Masa Sekolah Dasar (Operasional Konkrit Pada Umur 7 11) Tahun Semakin pentingnya teman sebaya dalam masa anak anak SD. Pada kelas 15 sekolah dasar teman sebaya umumnya terdiri dari anak-anak berjenis kelamin sama dengan umur yang relative sebaya. Sementara itu, menjelang kelas enam siswa sering membentuk kelompok yang memasukkan dua-duanya laki-laki maupun perempuan. Anggota-anggota kelompok sebaya itu saling mengajarkan tentang dunia mereka yang berbeda. Anak laki-laki meningkatkan prestise dengan berprilaku agresif secara fisik, unggul dalam olahraga, berani, memperoleh perhatian, serta ramah dengan Perkembangan Sosioemosional Pada Masa Umur 7-11 Tahun
12

Oleh: Karang, Zeny, dan Dananjaya

teman laki-laki lain. Sedangkan pada kelompok sebaya perempuan persahabatan lebih berkaitan dengan menjadi menarik, popular, ramah, optimis, dan memiliki rasa humor( rubin,1980 ) Anak-anak pada masa pertengahan ini konsepsi tentang persahabatan menjadi lebih matang. Persahabatan merupakan hubungan sosial sentral antara teman sebaya selama anak-anak, persahabatan ini mengalami suatu rangkaian perubahan sebelum memasuki masa dewasa. Persahabatan penting bagi anak-anak untuk beberapa alasan ( hartup 1992 ). Anak sekolah dasar mengasumsikan teman merupakan kawan untuk mendapatkan kesenangan dan melakukan segala sesuatu bersama. Teman juga berlaku sebagai sumber emosi penting dengan menyediakan anak-anak suatu rasa aman dalam situasi baru dan apabila masalah-masalah keluarga muncul. Teman juga merupakan sumber daya kognitif pada saat mereka mengajarkan atau memodelkan keterampilan-keterampilan intelektual spesifik. Norma- norma sosial untuk bertingkah laku, keterampilan-keterampilan interaksi sosial dan bagaimana memecahkan konflik dengan berhasil juga di pelajari didalam konteks persahabatan. Penerimaan teman sebaya oleh anak-anak sekolah dasar di klasifikasikan sebagai berikut : Anak populer adalah anak anak yang disebut paling sering oleh teman sebaya mereka sebagai seseorang yang mereka sukai dan hampir tidak pernah seseorang yang tidak mereka sukai. Sebaliknya anak anak yang ditolak (rijected chidren) adalah anak anak yang paling sering disebut oleh teman sebaya mereka sebagai seseorang yang meraka tidak sukai dan hampir tidak pernah disebut sebagi seseorang yang mereka sukai. Anak anak juga disklasifikasikan sebagai tersisihkan (neglected) anak anak ini hampir tidak pernah disebut sebagai seseorang yang disukai atau disebut sebagai orang yang tidak disukai. Anak anak kontroversial sering disebut sebagai yang diukai namun juga sering disebut sebagai seseorang yang tidak disukai. Anak anak rata rata adalah mereka yang disebut sebagai disukai dan tidak disukai dengan frekuensi atau kekerapan sedang sedang. Dengan sebuah Perkembangan Sosioemosional Pada Masa Umur 7-11 Tahun
13

Oleh: Karang, Zeny, dan Dananjaya

telaah penelitian teman sebaya, Parker dan Asher (1987) menyimpulkan bahwa anakanak yang tidak diterima dengan baik atau terabaikan oleh teman sebaya mereka di sekolah dasar merupakan anak-anak beresiko tinggi. Anak-anak ini lebih memiliki kemungkinan putus sekolah, terlibat dalam tindak kenakalan anak- anak, dan lebih memiliki masalah-masalah emosional dan kejiwaan dalam masa remaja dan dewasa daripada teman sebaya mereka yang lebih diterima (Morrison dan Masten, 1991). Beberapa anak terabaikan cenderung amat agresif, yang lain cenderung amat pasif dan menyendri. Anak-anak yang terabaikan, agresif, dan menyendiri cenderung berada pada resiko tertinggi karena terlibat berbagai kesulitan (Hymel, Bowker, dan Woody, 1993). Anak anak yang tersisihkan lebih sensitiv dan percaya diri, dibanding dengan anak anak yang menjadi populer atau banyak yang suka. Mereka lebih banyak menjadi anak yang pendiam, murung, dan terkadang sering tersinggung dengan bercandaan teman temannya. Perkembangan sosioemosionalnya pun akan terganggu, karena anak anak yang tersisihkan akan sedikit mempunyai teman dan tidak percaya diri. Sehingga sulit bersosialisasi dengan teman temannya dan sulit mengembangkan diri anak anak tersebut. Dibandingkan dengan anak anak yang populer, yang banyak temannya. Mereka lebih mudah daam bersosialisasi, mengembangkan dirinya, dan kepercayaan dirinya penuh. 2.5 Cara Membantu Anak Anak untuk Mengembangkan Keterampilan Keterampilan Sosial Karena penerimaan teman sebaya merupakan perediktor alat peramal penyesuaian masa kina dan masa depan yang begitu kuat, banyak teknik teknik intervensi talah di rancang guna membantu anak anak yang terabaikan, supaya dapat diterima dalam lingkup pertemanannya.Berikut ni adalah pendekatan pendekatan umum yang lazim di terapkan :

Perkembangan Sosioemosional Pada Masa Umur 7-11 Tahun

14

Oleh: Karang, Zeny, dan Dananjaya

Penguatan perilku sosial yang sesuai : orang dewasa dapat secara sistematik memperkuat keterampilan keterampilan prososial seperti membantu dan membagi dan sekaligus dapat tidak mengambil peduli terhadap perilaku antisosial sepeti perkelahian dan kata kata kasar. Teknik teknik penguatan akan paling berhasil untuk seluruh kelompok anak anak.teknik ini memungkinkan anak yang lemah keterampilan sosialnya mengamati anak lain yang mendapatkan penguatan atas perilaku positif, dan penguatan ini menarik perhatian sebaya itu lebih kepada sasaran tindakan tindakan positif daripada tindakan negativ (price dan dodge, 1989)

Pemodelan : anak anak yang mengamati model pembelajaran keteramplan interaksi sosial positiv menunjukkan perbaikan berarti dalam keterampilan keterampilan mereka sendiri (Asher, Renshaw, dan Hymel, 1982)

Pelatihan : strategi ini terdiri dari urutan langkah langkah termasuk demonstrasi keterampilan keterampilan positiv, penjelasan penjelasan tentang mengapa keterampilan keterampilan ini penting, penyedian kessempatan kesempatan untuk latihan, dan umpan balik tindak lanjut.(Mize dan Ladd,1990, 1990b)

Keevektifan setiap intervensi tampaknya sebagian besar bergantung kepada keterlibatan teman sebaya dari anak sebaya dan guru. Apabila teman sebaya dan guru mengamati perubahan perubahan perilaku positif pada anak itu, maka teman teman sebayanya akan menerima anak itu dalam lingkup pertemanan mereka. dapat diketahui, peran guru dan teman teman sebayanya sangat berpengaruh dalam mengubah prinsip anak yang tersisih, menjadi anak yang bisa diterima dalam pergaulan teman sebayanya. Sehingga lambat laun, anak yang seperti itu dapat diterima dalam pertemanan sebayanya.

Perkembangan Sosioemosional Pada Masa Umur 7-11 Tahun

15

Oleh: Karang, Zeny, dan Dananjaya

BAB III PENUTUP KESIMPULAN se Berdasarkan dari isi makalah di atas maka dapat disimpulkan bahwa, sosioemosional terhadapan proses dimana individu anak melatih rangsangan sosial

perkembangan kepekaan d i r i n ya

rangsangan

t e r u t a m a t e k a n a n tekanan dan tuntutan kehidupan serta belajar bergaul dengan bertingkah laku seperti orang lain didalam lingkungan social. Dan masa perkembangan anak pada masa sekolah dasar (operasional konkrit pada umur 7-11 tahun) merupakan perkembangan yang sangat penting. Karena pada saat ini anak mulai menginjak bangku sekolah dasar. Dan karena bertambah usia seorang anak, maka tentulah diikut dengan perkembangan yang pesat di berbagai bidang yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak tersebut. Disini, peran orang tua sangat perlu dalam pengembangan sosioemosianal anak, bagaimana seorang anak dapat diterima dilingkungannya, bagaimana anak tidak terasingkan, dan bagaimana anak dapat mengembangkan potensi yang dimilikinyaka disekolah. Guru juga harus ikut andil didalamnya. Sehingga tidak ada anak yang tersisihkan yang kemudian berakibat buruk terhadap perkembangan anak tersebut. Terutama peran guru, guru sebagai motivator disekolah untuk anak anak, sehingga anak anak dapat mudah mengembangkan bakat mereka, terutama pada pergaulan teman seabaya. Dan pada masa ini, teman teman sebaya sangat penting dan berpengaruh teradap perkembangan anak anak. Karena menurut mereka, teman merupakan kawan untuk mendapatkan kesenangan dan melakukan segala sesuatu bersama, sumber emosi penting dengan menyediakan anak-anak suatu rasa aman dalam situasi baru dan apabila masalah-masalah keluarga muncul, sumber daya kognitif pada saat mereka mengajarkan atau memodelkan keterampilan-keterampilan intelektual spesifik. Dengan memehami dan mengerti perkembangan kognitif anak pada masa itu, orang Perkembangan Sosioemosional Pada Masa Umur 7-11 Tahun
16

Oleh: Karang, Zeny, dan Dananjaya

tua dan calon pendidik dapat mengambil tindakan bagaimana menangani perkembangan anak tersebut. SARAN Berdasarkan pada isi uraian makalah diatas, diharapkan kepada para calon pendidik, orang tua, maupun pendidik yang lainnya dapat mengetahui dan memahami perkembangan anak pada masa Sekolah dasar pada umur 7-11 tahun, sehingga dapat membantu pengembanngan mental anak sesuai dengan kemampuan anak pada masa tersebut. Sehingga membuat anak lebih mudah dalam mencerna apa yang dia pelajari pada saat itu. Disamping itu, guna untuk mengawasi perkembangan anak anak pada masa itu oleh orang tua ataupun calon pendidik, sehingga anak dapat terhindar dari pengaruh negatif lingkungan kitarnya.

Perkembangan Sosioemosional Pada Masa Umur 7-11 Tahun

17

Anda mungkin juga menyukai