Disusun oleh:
Kelompok 3
FAKULTAS DAKWAH
2023
PEMBAHASAN
Anak-anak pada usia 2-10 tahun adalah fase penting dalam perkembangan manusia. Pada
usia ini, anak-anak mulai meningkatkan kemampuan motorik dan bahasa, serta belajar
bagaimana berinteraksi dengan orang lain dan mengatur emosi mereka sendiri. Periode ini
dianggap sebagai waktu yang penting dalam pembentukan karakter dan perkembangan pribadi
anak, sehingga penting bagi orang tua dan pendidik untuk memahami perkembangan anak pada
tahap ini dan memberikan pengalaman yang positif dan mendukung bagi mereka. lebih lanjutnya
mari kita bahas beberapa aspek perkembangan pada masa anak anak usia 2-10 tahun.
Syamsu Yusuf LN mengatakan perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang progresif
dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati (The Progressive and
continuous change in the organism from birth to death). Pengertian lain dari perkembangan adalah
“perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau
kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik
menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah).
Perkembangan fisik-motorik sangat berperan penting bagi seorang anak. Selain melatih
kelincahan dan kecekatan, dapat memberikan motivasi kepada anak dalam berinteraksidengan
lingkungannya. Bahkan, bila difungsikan dengan baik perkembangan fisik-motorik ini mampu
meningkatkan kecerdasan anak. Sebagai orang tua, atau pendidik maupun orang dewasa di sekeliling
anak, perlu merespons dan memberikan waktu atau kesempatan kepada anak dalam melakukan berbagai
gerakan yang dapat membantu dalam mengembangkan fisikmotoriknya.
Tugas perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh seperti berlari, berjinjit,
melompat, bergantung, melempar dan menangkap serta menjaga keseimbangan.
Dalam perkembangan motorik halus, anak taman kanak-kanak ditekankan pada kooridnasi
gerakan motorik halus berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan
menggunakan jari tangan.
Psikologi perkembangan kognitif anak usia 2-10 tahun membahas tentang perkembangan
kemampuan berpikir dan memproses informasi anak. Berikut adalah contoh aspek-aspek
perkembangan kognitif pada anak usia 2-10 tahun:
3. ASPEK EMOSIONAL
Perkembangan emosi anak – anak usia 2 10 tahun adalah topic yang penting untuk
dipelajari dalam psikologi perkembangan. Berikut ini adalah gambaran umum tentang
perkembangan emosi padaa ana-anak usia 2 – 10 tahun:
5REEEERUsia 2-3 tahun
Anak-anak pada usia ini mulai dapat mengidentifikasi dan mengekspresikan emosi dasar
seperti senang, sedih, marah, dan takut.
Mereka cenderung mengekspresikan emosi secara implusif dan belum dapat mengontrol
diri dengan baik.
Anak-anak pada usia ini masih sulit membedakan antara perasaan mereka sendiri dengan
perasaan orang lain.
Pada usia ini, anak-anak mulai lebih terampil dalam mengenali dan mengungkapkan
emosi mereka dan juga mulai memahami perasaan orang lain.
Mereka mulai belajar mengontrol emosi mereka dengan lebih baik, namun masih sering
mengalami kecemasan dan kesulitan dalam mengatasi ketidakyamanan emosional.
Pada usia ini anak-anak mulai lebih terampil dalam megontrol dan mengungkapkan
emosi mereka dan juga mulai memahami bahwa emosi dapat berubah seiring waktu.
Anak-anak pada usia ini juga mulai mengembangkan rasa empati yang lebih kuat dan
lebih memahami perasaan orang lain.
Pada usia ini anak-anak semakin terampil dalam mengontrol dan mengungkapkan emosi
mereka, serta semakin memahami perasaan orang lain.
Mereka mulai mengembngkan kemmpuan untuk memikirkan cara-cara alternative untuk
mengatasi emosi negative dan juga lebih cenderung menggunakan strategi coping yang
adaptif.
Perkembangan emosi anak pada usia 2 – 10 tahun sangat penting untuk pemahaman orang tua
dan pengasuh dalam menghadapi anak. dengan memahami perkembangan emosi anak pada usia
tersebut, orang tua dan pengasuh dapat memberikan dukungan dan pengarahan yang tepat dalam
mengelola emosi mereka.
4. ASPEK SOSIAL
Psikologi perkembangan anak pada aspek sosial penting untuk dipahami karena mempengaruhi
bagaimana anak berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Berikut ini adalah perkembangan
sosial anak pada usia 2-10 tahun. Berikut adalah perkembangan sosial anak pada usia 2-10 tahun
beserta contohnya dan referensi dari Indonesia beserta daftar pustakanya:
1. Usia 2-3 tahun: Anak mulai belajar bermain sosial dan berbagi dengan teman
sebaya.Contoh: Anak-anak pada usia ini mulai belajar bermain bersama teman sebaya
mereka dan belajar untuk membagikan mainan mereka. Mereka juga mulai belajar untuk
meniru perilaku orang dewasa, seperti membantu orang tua dan berbicara dengan sopan.
2. Usia 4-5 tahun: Anak mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan luar keluarga dan
memahami peran masing-masing individu.Contoh: Anak-anak pada usia ini mulai
mengembangkan kemampuan untuk bergaul dengan teman sebayanya di luar keluarga
dan memahami peran masing-masing individu dalam kelompok tersebut. Mereka juga
mulai belajar untuk menyelesaikan masalah sosial secara mandiri.
3. Usia 6-7 tahun: Anak mulai belajar membentuk hubungan sosial dengan teman sebaya
dan memahami perbedaan individu.Contoh: Anak-anak pada usia ini mulai membentuk
hubungan sosial yang lebih erat dengan teman sebayanya dan memahami perbedaan
individu dalam kelompok tersebut. Mereka juga mulai memahami perasaan dan
kebutuhan orang lain.
4. Usia 8-9 tahun: Anak mulai belajar berempati dan memahami perasaan orang
lain.Contoh: Anak-anak pada usia ini mulai memahami dan menghargai perasaan orang
lain serta dapat berempati dengan situasi dan perasaan orang lain.
5. Usia 10 tahun: Anak mulai belajar beradaptasi dengan lingkungan baru dan memahami
nilai-nilai sosial.Contoh: Anak-anak pada usia ini mulai belajar beradaptasi dengan
lingkungan baru, seperti di sekolah yang baru atau di tempat tinggal yang baru. Mereka
juga mulai memahami
5. ASPEK MORAL
Tahap penting dalam perkembangan karakter dan kepribadian anak adalah perkembangan moral
pada anak antara usia dua dan sepuluh tahun. Kualitas etis membantu anak-anak memahami bagaimana
mereka harus bertindak dan memahami kualitas yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak
antara usia 2 dan 10 tahun melalui berbagai tahap perkembangan moral:
Tahap Moral (2-4 tahun) Selama tahap ini, anak masih memiliki tingkat pengetahuan yang sama
seperti sebelumnya, tetapi dengan tingkat yang lebih buruk. Saat seseorang disakiti atau hendak
disakiti oleh orang lain, anak pada kesempatan ini tidak akan mampu menyelesaikan
masalahnya.
Tahap moral usia (4-7 tahun) Selama tahap moral awal ini, yang berlangsung dari empat hingga
tujuh tahun, anak-anak mulai memahami perbedaan antara yang benar dan yang salah. Anak-
anak muda pada tahap ini umumnya akan mematuhi pedoman karena menurut mereka itu
adalah komitmen atau praktik normal. Saat melakukan kesalahan, anak di usia ini juga mulai
merasa bersalah dan malu.
Tahap Moral Lanjut (7-10 tahun)Pada tahap ini, anak sudah memiliki pemahaman konsep moral
yang lebih kompleks. Anak pada tahap ini cenderung memahami aturan dan nilai-nilai moral
lebih dalam dan mampu mengambil keputusan sendiri berdasarkan nilai-nilai tersebut. Anak
pada tahap ini juga mulai mengembangkan empati dan memahami pandangan orang lain.
Dalam mengembangkan akhlak anak pada usia 2-10 tahun, penting untuk memberikan arahan yang
tepat dan konsisten. Orang tua dan guru dapat memberikan contoh perilaku yang baik dan memberikan
penjelasan tentang konsep akhlak dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami oleh anak. Selain
itu, peran lingkungan dan pengalaman sosial juga mempengaruhi perkembangan moral anak.
Aspek perkembangan moral anak usia 2-10 tahun meliputi pemahaman mereka tentang nilai-nilai
moral dan bagaimana mereka mengekspresikan nilai-nilai tersebut dalam tindakan mereka sehari-hari.
Beberapa aspek perkembangan moral pada anak usia 2-10 tahun adalah sebagai berikut:
Moralitas otonom: Anak-anak mulai memahami perbedaan antara benar dan salah berdasarkan
pada niat dan tujuan di balik tindakan tersebut.
Kesadaran sosial: Anak-anak mulai memahami norma-norma sosial dan bagaimana tindakan
mereka dapat mempengaruhi orang lain.
Empati: Anak-anak mulai memahami dan merasakan emosi orang lain dan belajar untuk
merespons dengan simpati dan perhatian.
Kejujuran: Anak-anak belajar pentingnya kejujuran dalam hubungan sosial dan mulai memahami
konsep pembohongan.
Kepedulian: Anak-anak belajar untuk mempertimbangkan perasaan dan kebutuhan orang lain,
dan untuk bertindak dengan cara yang memperhatikan kepentingan bersama.
6. ASPEK BAHASA
Anak mampu menghasilkan bunyi-bunyi yang lebih kompleks dan memiliki pengertian
yang lebih baik tentang aturan-aturan fonologi dalam bahasa mereka.
Anak mampu memahami konsep-konsep abstrak dan hubungan antara kata-kata.
Anak mulai menggunakan frasa dan klausa untuk membuat kalimat yang lebih kompleks.
Anak mulai memahami cara-cara yang berbeda untuk menggunakan bahasa dalam situasi
yang berbeda.
Anak mulai memahami perbedaan antara bahasa tulis dan bahasa lisan.
Anak mulai mengembangkan kemampuan membaca dan menulis.
Anak mulai menggunakan kosakata yang lebih kaya dan lebih tepat.
Anak mulai menggunakan kalimat yang lebih kompleks dan bercabang.
5) Usia 10 Tahun:
Aspek pertumbuhan jenis kelamin pada anak usia 2-10 tahun dalam pandangan psikologi
perkembangan Islam dapat dibahas dalam beberapa hal, antara lain:
1. Perbedaan jenis kelamin dan perkembangan psikologisPada tahap ini, anak-anak mulai
menyadari perbedaan fisik dan biologis antara jenis kelamin. Namun, perkembangan
psikologis dan sosial antara anak laki-laki dan perempuan juga dapat berbeda. Ada
perbedaan dalam perkembangan bahasa, emosi, dan perilaku sosial yang harus dipahami
dan diperhatikan.
2. Pengenalan konsep gender dalam IslamDalam Islam, konsep gender memiliki peran
penting dalam kehidupan manusia. Anak-anak pada usia 2-10 tahun harus diajarkan
tentang konsep gender yang benar dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Ini termasuk memahami peran dan tanggung jawab yang berbeda antara laki-
laki dan perempuan dalam keluarga, masyarakat, dan agama.
3. Pengaruh lingkungan dan keluargaLingkungan dan keluarga memiliki pengaruh besar
pada perkembangan anak-anak. Orang tua dan pengasuh harus memastikan lingkungan
yang mendukung perkembangan anak dan memahami perbedaan perkembangan antara
anak laki-laki dan perempuan. Mereka juga harus memastikan bahwa pengajaran Islam
tentang peran gender dan tanggung jawab diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
8. ASPEK SPIRITUAL
Dalam perspektif psikologi perkembangan Islam, aspek spiritual pada anak usia 2-10 tahun
meliputi pengembangan kesadaran spiritual, penerimaan terhadap nilai-nilai Islam, dan
pengembangan hubungan dengan Allah SWT.
Pengembangan kesadaran spiritual pada anak usia 2-10 tahun dapat dilakukan dengan
memberikan pengalaman spiritual positif seperti membaca Al-Qur'an, menghadiri kegiatan
keagamaan bersama keluarga, serta mengajarkan anak untuk berdoa. Dalam usia ini, anak juga
perlu diberikan pemahaman tentang tauhid dan konsep tentang Allah SWT.
Penerimaan terhadap nilai-nilai Islam dapat dilakukan dengan memberikan teladan moral yang
baik oleh orang tua, mengajarkan perilaku dan adab sesuai dengan ajaran Islam, serta
mengajarkan anak untuk menghargai keragaman dan menghindari perilaku yang bertentangan
dengan nilai-nilai Islam.
Pengembangan hubungan dengan Allah SWT dapat dilakukan dengan mengajarkan anak untuk
beribadah, seperti shalat, puasa, dan sedekah. Orang tua juga dapat memberikan pemahaman
tentang kebesaran Allah SWT dan menjelaskan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup
anak adalah kehendak Allah SWT.
Contoh sederhana dari aspek spiritual pada anak usia 2-10 tahun dalam perspektif psikologi
perkembangan Islam adalah mengajarkan anak untuk berdoa sejak usia dini. Anak dapat
diajarkan untuk berdoa ketika bangun tidur, sebelum makan, dan sebelum tidur. Orang tua juga
dapat mengajarkan anak untuk membaca surat pendek dalam Al-Qur'an, seperti surat Al-Fatihah.
Dalam perspektif psikologi perkembangan Islam, pemahaman tentang aspek kematian dan
kehidupan setelah kematian dianggap sangat penting untuk ditanamkan pada anak-anak sejak
dini. Hal ini karena pemahaman tentang kematian dan alam barzakh dianggap sebagai salah satu
kunci untuk memahami arti dari kehidupan.
Dalam perspektif psikologi perkembangan Islam, anak-anak perlu diajarkan untuk
menerima kematian sebagai suatu bagian dari siklus kehidupan, dan untuk meresponnya dengan
baik. Anak-anak juga perlu diajarkan bagaimana mempersiapkan diri untuk menghadapi
kehidupan setelah kematian, serta bagaimana memandang kematian sebagai suatu jalan untuk
bertemu dengan Sang Pencipta.
Selain aspek keagamaan, pendidikan tentang kematian dalam perspektif psikologi
perkembangan Islam juga melibatkan aspek psikologis dan sosial. Anak-anak perlu diajarkan
cara menghadapi rasa takut atau kecemasan terkait kematian, serta bagaimana memberikan
dukungan pada orang yang ditinggalkan oleh yang meninggal.
Dalam psikologi perkembangan Islam, kematian dianggap sebagai suatu pengalaman yang
dapat membantu seseorang untuk memahami dan memperdalam pemahaman tentang hidup dan
tujuan hidup. Oleh karena itu, pemahaman tentang kematian dan kehidupan setelah kematian
dianggap sangat penting dalam proses pengembangan diri seorang muslim.
1.2 INSTRUMEN
7 SOSIAL
7 SOSIAL
7 SOSIAL
7 SOSIAL
7 SOSIAL
7 SOSIAL
7 SOSIAL
7 SOSIAL
7 SOSIAL
8 Apakah anak mulai melakukan strereotip kepribadian PERAN
sesuai jenis kelaminya? Misal laki laki cenderung JENIS
memiliki minat dalam aktivitas fisik seperti olahraga KELAMIN
dan bermain di luar, sedangkan anak perempuan
dianggap lebih cenderung tertarik pada kegiatan
seperti musik, menari, atau aktivitas kreatif.
DAFTAR PUSTAKA