OLEH : KELOMPOK 2
ALVIAN DHANI P
AMELIA DWI W
ANDITA MAHASURYA
ANI SUSANTI
BEYDHITA AYU
NUGROHO BAGAS
NOLENDRA ABRIYANTO
NURUL WINDA
NOVITA AYU
NI PUTU NIA
POLITEKNIK KESEHATAN RUMAH SAKIT dr. SOEPRAOEN MALANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATA 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Anak adalah individu yang dilihat tumbuh dengan kepolosan pribadi,
kesederhanaan pikiran dan proses belajar mereka dalam menangkap realitas
sosial yang tidak dapat dipaksakan. Anak dan bermain merupakan dua dunia
yang hampir tidak dapat dipisahkan. Usia Prasekolah adalah usia antara 4-6
tahun, dimana seorang anak sudah hampir mampu berpakaian dan makan
sendiri, rentang perhatian meningkat, mengetahui jenis kelaminnya sendiri,
dalam permainan sering mengikuti aturannya sendiri tetapi anak sudah mulai
berbagi, lebih tenang, mandiri, dapat dipercaya, lebih bertanggungjawab,
mencoba untuk hidup berdasarkan aturan, bersikap lebih baik, dalam
permainan sudah mencoba mengikuti aturan, belajar menentukan arah
perkembangan dirinya, suatu fase yang mendasari bagaimana derajat
kesehatan, perkembangan emosional, derajat pendidikan, kepercayaan diri,
kemampuan bersosialisasi, serta kemampuan diri seorang anak di masa
mendatang.
Perilaku seorang anak sangat dipengaruhi oleh pembawaan anak sejak
lahir dan begitu bervariasinya faktor lingkungan. Pada masa toddler, faktor
lingkungan yang paling penting adalah bagaimana perilaku orang tua
sebagai individu yang keberadaanya paling dekat dengan sang anak dan
sebagai orang pertama yang mengenalkan sistem pendidikan sederhana dan
informal kepada seorang anak. Semua orang tua menginginkan anaknya
mempunyai perilaku yang baik.
Bermain merupakan kebutuhan dasar anak. Bermain merupakan
kegiatan gerak dari anak baik pasif maupun aktif untuk menyalurkan
kreasinya dan menghilangkan konflik dari dalam diri anak yang disardari
atau pun yang tidak disadari. Selain sebagai cara penghilang konflik bagi
anak, bermain juga merupakan terapi dalam proses keperawatan. Melalui
proses bermain, tanpa disadari semua aspek perkembangan anak bisa
tumbuh dengan optimal sehingga bisa menjadi anak yang cerdas.
Aspek perkembangan anak dapat ditimbulkan secara optimal dan
maksimal melalui proses kegiatan bermain. Mengajak bermain di usia
dini/prasekolah dapat membantu perkembangan mental dan kecerdasan
anak. Dalam sub pokok bahasan yang kita angkat pada terapi bermain ini
adalah bermain ular tangga dengan sasaran anak usia prasekolah, dimana
dengan bermain ular tangga dapat melatih kreatifitas dan kesabaran anak.
2. Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk mengetaui karakteristik dan gambaran perilaku bermain pada
anak prasekolah 4-6 tahun
b. Tujuan khusus
1. Mengetahui karakteristik anak prasekolah
2. Mengetahui sikap anak prasekolah dalam bermain
3. Mengetahui pengaruh bermain dalam perkembangan pada anak
prasekolah
4. Mengetahui jenis permainan pada anak prasekolah
5. Mengetahi faktor yang mempengaruhi permainan anak
3. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik anak prasekolah?
2. Bagaimana sikap anak prasekolah dalam bermain?
3. Apa pengaruh bermain dalam perkembangan pada anak prasekolah?
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pertumbuh dan Perkembang
1. Pengertian
a. Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran tubuh, yaitu tinggi dan
berat badan
b. Perkembangan adalah peningkatan kapasitas untuk berfungsi pada
tingkat yang lebih tinggi
2. Tahapan Usia
a. Tahap prenatal, yaitu dimulai dari konsepsi sampai lahir
b. Tahap masa bayi, yaitu dimulai dari lahir sampai usia 12 bulan
Neonates, yaitu bayi berusia 0 sampai 28 hari
Masa bayi, yaitu bayi berumur 29 hari sampai 12 bulan
c. Tahap masa kanak-kanak awal, yaitu usia 1 sampai 6 tahun
Masa toddler, yaitu usia 1 sampai 3 tahun
Usia prasekolah, yaitu usia 3 sampai 6 tahun
d. Tahap masa kanak-kanak pertengahan, yaitu anak usia 6 sampai
12 tahun
c. Tahap masa remaja, yaitu anak usia 12 sampai 18 tahun
3. Pola (kecenderungan) Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Merupakan pola yang pasti dan dapat diperkirakan
b. Pola arah perkembangan meliputi:
proksimadistal
(garis
tengah-ke-perifer)
yang
ditunjukkan
dengan
meningkatkan
kemampuan
boneka
atau
mainan
lain
yang
dapat
membantu
program
usia
prasekolah
adalah
membantu
mengembangkan
permainan
imitative
dan
imajinasi.
Permainan
prinsip-prinsip
di
balik
operasi
tersebut.
Anak
anak adalah apa yang ada pada orang lain, dan anak mengamati
mereka untuk menghindari hukuman atau mendapatkan penghargaan.
g. Penyakit dan Hospitalisasi
Anak prasekolah kurang dapat membedakan antara diri sendiri
dan orang lain. Mereka memiliki pemahaman bahasa yang terbatas
dan hanya dapat melihat sat aspek dari suatu objek atau situasi pada
satu waktu. Anak usia prasekolah merasa fenomena nyata yang tidak
berhubungan sebagai penyebab penyakit. Cara berpikir magis
menyebabkan anak usia praseekolah memandang penyakit sebagai
suatu hukuman. Selain itu, anak usia prasekolah mengalami konflik
psikoseksual dan takut terhadap mtilasi, menyebabkan anak tertama
takut terhadap pengukuran suhu rectal dan kateterisasi urine.
Mekanisme pertahanan anak usia prasekolah adalah regresi.
Mereka akan bereaksi terhadap perpisahan dengan regresi dan
menolak untuk bekerja sama. Anak sia prasekolah merasa kehilangan
kendali karena mereka mengalami kehilangan kekuatan mereka
sendiri. Takut terhadap cedera tubuh dan nyeri mengarah kepada rasa
takut terhadap mutilasi dan prosedur yang menyakitkan. Keterbatasan
pengetahuan mengenai tubuh meningkatkan rasa takut yang khas;
sebagai contoh takut terhadap kastrasi (dicetuskan oleh enema,
pengukuran suhu rectal, dan kateter) dan takut bahwa kerusakan kulit
(missal jalur intravena dan prosedur pengambilan darah) akan
menyebabkan bagian dalam tubuhnya menjadi bocor. Anak usia
prasekolah mengiterpretasikan hospitalisasi sebagai hukuman dan
perpisahan dengan orang tua sebagai kehilangan kasih sayang
B. Teori Terapi Bermain
1. Pengertian Bermain
Bermain adalah cara alamiah bagian anak mengungkapkan konflik
dalam dirinya yang tidak disadari. (Wholey and Wong, 1991). Bermain
adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan untuk
memperoleh kesenangan. (Foster, 1989). Bermain adalah kegiatan yang
dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan tanpa mempertimbangkan
hasil akhir (Hurlock). Jadi kesimpulannya bermain adalah cara untuk
memperoleh kesenangan tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
2. Kategori Bermain
a. Bermain aktif: yaitu anak banyak menggunakan energi inisiatif dari
anak sendiri.
Contoh: bermain sepak bola.
b. Bermain pasif: energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu
melakukan aktivitas (hanya melihat)
Contoh: memberikan support.
3. Ciri-Ciri Bermain
a. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
b. Selalu ada timbal balik interaksi
c. Selalu dinamis
d. Ada aturan tertentu
e. Menuntut ruangan tertentu
4. Klasifikasi Bermain Menurut Isi
a. Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh
lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara
memproleh
kesenangan
dari
bermain
dapat
disekitarnya,dengan
satu
obyek
merangsang
yang
ada
perabaan
c. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktifitas
yangsma tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada
pembagian tugas, anak bermain sesukanya.
d. Kooperatif play
Anak
bermain
bersama
dengan
sejenisnya
permainan
yang
d. Tahap melamun
Merupakan
tahapan
terakhir
anak
membayangkan
permainan
berikutnya.
9. Karakteristik Bermain Sesuai Tahap Perkembangan
a. Usia 1 bulan
Visual
Auditori
Taktil
Kinetik
Auditori
Taktil
Kinetik
Auditori
Taktil
Kinetik
Auditori
Taktil
Kinetik
Auditori
Taktil
Kinetik
: Beri mainan
g. Pre-school
Cross motor and fine motors, dapat melompat, bermain dan
bersepeda. Sangat energik dan imaginative. Mulai terbentuk
perkembangan moral. Mulai bermain dengan jenis kelamin dan
bermain dgn kelompok
Karakteristik bermain
Assosiative play
Dramatic play
Skill play
Laki-laki aktif bermain di luar
Perempuan didalam rumah
Mainan untuk Pre-schooL
Peralatan rumah tangga
mengekspresikan
perasaan,
membantu
mengembangkan
Mainan bayi harus aman dan sesuai dengan usianya. Keamanan yang
harus diperhatikan adalah mainan tersebut tidak mempnyai bagian ujung
yang runcing dan tidak memiliki bagian yang kecil atau dapat dilepas.
Mainan yang sesuai usia bayi cocok untuk rentan perhatian bayi yang
pendek dan mempunyai cirri warna terang untuk member stimulasi
2. Usia Prasekolah
Permainan anak usia prasekolah biasanya bersifat asosiatif (interaksi
dan kooperatif). Anak usia prasekolah memerlukan hubungan dengan
teman
sebaya.
Aktifitas
harus
meningkatkan
pertumbuhan
dan
BAB III
SAB ( Satuan Acara Bermain )
Tujuan
bermain
Tempat
Waktu
Sasaran
Metode
Media
: Mewarnai gambar
: Amelia Dwi
: Andita Mahasurya
Nugroho Bagas
Observer
: Nurul Winda
3.2 TUJUAN
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Mengoptimalkan tingkat perkembangan anak.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak
mampu :
1. Menurunkan tingkat kecemasan pada anak
2. Mengekspresikan emosi anak sehingga anak memberikan respon
kooperatif
3. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
4. Mengurangi dampak hospitalisasi
I. KARAKTERISTIK BERMAIN
Assosiative Play
II. JENIS PERMAINAN
Plastisin
III. METODE
Membuat berbagai bentuk dari plastisin/malam
IV. SASARAN
1. Anak usia preschool (4-6 tahun) laki laki / perempuan
2. Anak setuju / bersedia
3. Anak tidak terpasang infuse
4. Kondisi anak stabil
5. Anak sudah mampu mobilisasi secara aktif
6. Anak tidak mengidap penyakit menular
V. PROSES SELEKTIF
1. Merekrut anak yang berusia 4-6 tahun
2. Identifikasi anak yang termasuk kriteria anggota bermain
3. Meminta persetujuan anak dan orang tua untuk mengikuti terapi bermain
4.
Membuat kontrak dengan anak dan orang tua berkaitan dengan waktu
pelaksanaan terapi bermain
VI. ALAT BERMAIN
Buku mewarnai dan pensil warna
VII.
SETTING
III
II
A
B
I
2
KETERANGAN :
I : Leader
II: Co-leader
III: Observer
1 : Fasilitator
2 : Fasilitator
3 : Fasilitator
A : Peserta SAB
B : Peserta SAB
C : Peserta SAB
VIII.
ATURAN BERMAIN
1. Anak di kumpulkan dalam satu lingkaran
2. Masing masing anak berespon terhadap benda / mainan yang ada di
hadapannya
3. Anak mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
4. Anak meminta izin kepada terapis bila ingin meninggalkan ruang terapi
bermain
5.
Kegiatan Terapis
Menseting ruang
Menyiapkan kertas lipat
dan lain-lain
Anak menunggu di
luar ruangan
Subjek Terapis
Waktu
5 menit
Fase Orientasi
a. Leader membuka proses terapi
bermain dengan mengucapkan salam
b.
Mendengarkan
c.
d.
e.
Assallamuallaiku.Sela
mat pagi adik-adik,
bagaimana kabarnya
Leader memperkenalkan diri dan
hari ini,semua sehat..?
anggota terapis yang lain
Sebelumnya kakak
perkenalkan nama
kakak Melki dan ini
Leader memberikan kesempatan
teman-teman saya
masing masing anak untuk
Karena kakak sudah
memperkenalkan dirinya
memperkenalkan diri
(menyebutkan nama, umur, alamat)
sekarang gentian adikserta menyebut nama teman yg ada
adik
disampingnya
Ayo adik A,B,C siapa
nama lengkapnya,nama
panggilannya siapa,
umurnya berapa,
Leader membuat kontrak waktu,
alamatnya dimana.
tempat dan tujuan terapi bermain pada Disini kita akan
anak dan keluarga
melakukan terapi
bermain selama 45
menit dan tujuannya
Leader menjelaskan aturan bermain
agar adik-adik merasa
senang
Aturan mainnya adik-
15 menit
Memperkenalka-n
diri
Mendengarkan
Mendengarkan
Memperhatikan
Memperhatikan
Menerima buku
mewarnai
Didampingi terapis
Anak bermain
Bermain bersama
dengan antusias
15 menit
Penutup (1 menit )
a. Leader mengevaluasi secara subyektif
dan obyektif dengan menanyakan
perasaan masing-masing anak
terhadap terapi bermain yang telah
dilaksanakan.
b. Terapi memberikan reward atau pujian
atas keberhasilan peserta terapi
bermain dengan bertepuk tangan
Terapis memperhatikan
keadaan umum peserta
terapi bermain
gimana sudah selesai,
coba kakak lihat
hasilnya
10 menit
Bagaimana perasaannya, Menjawab pertanyaan
senang/tidak,
Bertepuk tangan
Memperhatikan
Memperhatikan
Bertapuk tangan
Menjawab salam
XII.
DESKRIPSI TUGAS
a.Leader
-Memimpin jalannya acara
-Membuka pertemuan
- Mengatur seting tempat
- Menutup kegiatan bermain
b.Co. Leader
- Membantu tugas dari leader
- Menggantikan posisi leader bila diperlukan
c.Fasilitator
-Sebagai pemandu jalannya acara
- Sebagai tempat bertanya leader dan co. leader tentang kegiatan yang akan dilakukan
-Memberipetunjuk dalam acara supaya berlangsung baik
d.Observer
- Mengopservasi jalan nya acara
- Memberikan penilaian(dengan memberikan tanda bintang)
- Memberi saran dan kritik setelah acara selesai
NAMA
KESIMPULAN :
ALAMAT
TTD
LEMBAR OBSERVASI
NO
KEGIATAN
6
7
8
ANAK 1
ANAK 2
ANAK 3
ANAK 4
ANAK 5
9.
Keterangan:
1. Pada kolom peserta di tulis nama panggilan masing-masing peserta terapi bermain
2. Setiap poin yang dilakukan anak, di isi dengan tanda ( )
3. Poin yang tidak dilakukan di isi dengan ( - ) sesuaidengan kolom yang telah di sediakan
Kesimpulan :
Evaluasi