PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang
mengatur homeostasis, reproduksi, metabolisme, dan tingkah laku.
Sistem hormone (sistem endokrin = sistem kelenjar buntu) yaitu sistem
yang terdiri atas kelenjar-kelenjar yang melepaskan sekresinya ke dalam darah.
Hormon
berperan
dalam
pengaturan
metabolisme,
pertumbuhan
dan
lapisan, dari luar ke dalam: zona glumerulosa, zona fasikulata dan zona
retikularis.
b.
Medula
yang
secara
embriologik
berasal
dari
jenis
31
31
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
KONSEP DASAR
2.1.1
Pengertian
Kelenjar Adrenal (kelenjar suprarenal) adalah dua massa
a. Anatomi
Kelenjar adrenal adalah sepasang organ yang terletak dekat kutub atas
ginjal, terbenam dalam jaringan lemak. Kelenjar ini ada 2 buah, berwarna
kekuningan serta berada di luar (ekstra) peritoneal. Bagian yang sebelah
kanan berbentuk pyramid dan membentuk topi (melekat) pada kutub atas
ginjal kanan. Sedangkan yang sebelah kiri berbentuk seperti bulan sabit,
menempel pada bagian tengah ginjal mulai dari kutub atas sampai daerah
hilus ginjal kiri. Kelenjar adrenal pada manusia panjangnya 4-6 cm, lebar
1-2 cm, dan tebal 4-6 mm.
31
b.
Histologi
Kapsula fibrosa menyelimuti kelenjar adrenal. Bagian luar atau
31
c.
Fisiologi
Fungsi kelenjar suprarenalis (kelenjar adrenal) terdiri dari:
a)
Medula Adrenal
Medula adrenal berfungsi sebagai bagian dari system saraf otonom.
Korteks Adrenal
Korteks adrenal tersusun dari zona, yaitu zona glomerulosa, zona
Glukokortikoid
Hormon ini memiliki pengaruh yang penting terhadap metabolisme
31
Mineralokortikoid
Mineralokortikoid pada dasarnya bekerja pada tubulus renal dan
Steroid
31
Kortisol (hidrokortison)
Disekresi setiap hari, umumnya berasal dari zona fasikulata
Epidemiologi
Menurut Saputra dan Tjokroprawiro (2010), penyakit ini pertama
kali dilaporkan oleh Thomas Addison pada tahun 1855. Penyakit Addison
jarang dijumpai, di Amerika Serikat tercatat 0,4 per 100.000 populasi,
sedang di rumah sakit terdapat 1 dari 6.000 penderita yang dirawat. Dari
31
Bagian Statistik Rumah Sakit Dr.Soetomo pada tahun 1983, Frekuensi pada
laki-laki dan wanita hampir sama. Menurut Thom, laki-laki 56%, dan wanita
44%. Penyakit Addison dapat dijumpai pada semua umur, tetapi lebih
banyak terdapat pada umur 20 50 tahun.
2.1.4
Klasifikasi
a.
Hipoadrenalisme
sekunder
(Insufisiensi
adrenal
sekunder)
Insufisiensi
adrenaal
sekunder
dapat
terjadi
akibat
31
2.1.5
Etiologi/Penyebab
a.
Tuberculosis
b.
Histoplasmosis
c.
Koksidiodomikosis
d.
e.
f.
Adrenalitis autoimun
Predisposisi:
a.
Pasien
yang
pernah
menderta
penyakit
addisons
sebelumnya.
b.
c.
2.1.6
Patofisiologi
Penyebab terjadinya Hipofungsi Adrenokortikal mencakup operasi
31
selama 2-4 minggu dapat menekan fungsi korteks adrenal. Oleh sebab itu
kemungkinan Addison harus di anitsipasi pada pasien yang mendapat
pengobatan kortikosteroid.
2.1.7
Manifestasi Klinis
a. Depresi karena kadar kortisol mempengaruhi mood dan emosi.
b. Keletihan,
yang
berkaitan
dengan
hipoglikemia,
dan
penurunan glukoneogenesis.
c. Anoreksia, muntah, diare dan mual.
d. Hiperpigmentasi kulit apabila kadar ACTH tinggi (insufisiensi
adrenal primer) karena ACTH memilik efek mirip hormon
perangsang melamin (melanin stimlating hormone) pada kulit.
e. Rambut tubuh yang tipis pada wanita apabila sel adrenal
penghasil androgen rusak atau apabila kadar ACTH sangat
rendah.
f. Ketidakmampuan berespon terhadap situasi stres, mungkin
menyebabkan hipotansi berat dan syok.
2.1.8
Pemeriksaan Diagnostik
a.
ACTH Test
Paling spesifik untuk hipofungsi primer. Tiga hari berturut-
cosyntropin,
dapat
digunakan
juga
synachten
(=
tetracosactin).
b.
31
Bahaya
NaCl
hipertonik,
dan
suntikan
Hidrokortison IV.
Dasar
total.
c.
Penatalaksanaan
a.
Medik
saline.
Preparat
vasopresor
amina
mungkin
pada
penderita
insufisiensi
kronis
adrenal.
b.
Keperawatan
Pengukuran TTV.
Memberikan
rasa
nyaman
dengan
mengatur
atau
2.1.10 Pengobatan
a.
Hari I
b.
c.
Hari III
Berikan kortison 25 mg/6 jam oral.
d.
Hari IV
Berikan hirokortison 0,50 0,1 mg/hari.
e.
Hari V VIII
Pemberian kortison dikurangi.
2.1.11 Komplikasi
Dapat terjadi krisis adrenal setelah stress fisik atau mental pada
individu yang terkena. Hal ini dapat mengancam jiwa dan ditandai dengan
deplesi volume, hipotensi, dan kolaps vaskular.
31
2.2
Pengkajian
Biodata
Mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi nama, umur,
Keluhan utama
Klien mengeluh mual, muntah, anoreksia, dan mudah lelah.
3.
Riwayat kesehatan
a.
Riwayat psikosiospiritual
Meliputi kegiatan klien sehari-hari, serta bagaimana kondisi
Pemeriksaan Fisik
a.
Aktivitas / istirahat
Gejala: Lelah, nyeri/kelemahan pada otot (terjadi perburukan
setiap har, tidak mampu beraktivitas atau bekerja.
Tanda: Peningkatan denyut jantung atau denyut nadi pada
aktivitas yang minimal, penurunan kekuatan dan
rentang gerak sendi, depresi, gangguan konsentrasi.
Letargi.
b.
Sirkulasi
31
suara
jantung
melemah,
nadi
perifer
Integritas ego
Gejala: adanya riwayat riwayat factor stress yang baru dialami,
termasuk sakit fisik atau pembedahan. Perubahan gaya
hidup. Ketidakmampuan mengatasi stress.
Tanda: Ansietas, peka rangsang, depresi, emosi tidak stabil.
d.
Eliminasi
Gejala: diare, sampai adanya konstipasi, kram abdomen,
perubahan frekuensi dan karakteristik urine.
Tanda: Diuresis yang diikuti oliguria.
e.
f.
Neurosensori
Gejala: Pusing, sinkope, gemetar kelemahan otot, kesemutan.
Tanda: disorientasi terhadap waktu, tempat, ruang (karena kadar
natrium
rendah),
letargi,
kelelahan
mental,
peka
Nyeri/ kenyamanan
Gejala: Nyeri otot, kaku perut, nyeri kepala, Nyeri tulang
belakang, abdomen, ekstrimitas (pada keadaan krisis).
h.
Pernapasan
Gejala: Dipsnea
Tanda: Pernapasan meningkat, takipnea, suara nafas: krekels,
ronkhi pada keadaan infeksi.
i.
Keamanan
Gejala: Tidak toleran terhadap panas, cuaca udara panas.
31
diikuti dengan
Seksualitas
Gejala : Adanya riwayat menopause dini, amenore. Hilangnya
tanda tanda seks sekunder (berkurangnya rambut
rambut pada tubuh terutama pada wanita). Hilangnya
libido.
5.
Pemeriksaan Diagnostik
a)
Pemeriksaan laboratorium
ADH meningkat
b)
c)
CT Scan
Detektor kalsifikasi adrenal dan pembesaran adrenal yang sensitive
Gambaran EKG
Tegangan rendah aksis QRS vertical dan gelombang ST non
31
e)
ponpeptida
kortikotrotin
sintetik,tetrakosaktrin
(synacthen, Ciba).
Interpretasi: pada orang normal nilai dasar > 250 nmol/l, dan
terdapat peningkatan sekurang-kurangnya 300 nmol/l
di atas nilai dasar pada menit ke 30. Pada sindroma
cushing (hyperplasia) mungkin ada respon berlebihan;
tumor adrenalis autonom tak berespon.
hari,
sedangkan
pada
hipofungsi
Tes metirapon
Interpretasi: orang normal memperlihatkan peningkatan nilai
kortikostiroid
urina
sekurang-kurangnya
Tes lainnya
Ini terutama digunakan dalam keadaan khusus dan harus mengikuti
lebih
tinggi
atau
menggunakan
lisin-vasopresin
sebagai
Diagnosa Keperawatan
c.
Intervensi
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kekurangan
natrium dan kehilangan cairan melalui ginjal, kelenjar
31
keringat,
saluran
gastrointestinal
(karena
kekurangan
aldosteron).
Tujuan:
Dalam waktu 1 24 jam tidak terjadi kekurangan volume cairan.
Kriteria Hasil:
Klien tidak mengeluh pusing, membrane mukosa lembab, turgor
kulit normal, tanda-tanda vital dalam batas normal.
Intervensi:
1.
menurunnya
produksi
urine.
diluar
ginjal.Penyakit
yang
mendasari
diatasi
Perdarahan
harus
manifestasi
kardiovaskuler
sudah
untuk
terlibatnya
melakukan
31
Rasional:
Mengetahui
adanya
pengaruh
peningkatan
dapat
diindikasikan
menjadi
renal
obstruksi.
5.
Perubahan
frekuensi
dan
irama
jantung
dan
memudahkan
perawat
dalam
Perubahan
nutrisi:
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
31
masukan
kalori
atau
kualitas
3.
4.
31
Rasional:
Respons
klien
mengindikasikan
terhadap
aktivitas
penurunan
dapat
oksigen
miokardium.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
31
dan mengenali
2.
sensitivitas
meningkat,
atau
Bantu
untuk
mengembangkan
dan
5.
31
penerimaan
terhadap
keadaan
diri
sendiri
perubahan
yang
terjadi
dengan
ditandai
oleh
misalnya
perubahan
penampilan,
peran,
Membina
hubungan
dan
meningkatkan
menggunkan
keterampilan
manajemen
stress.
Meminimalkan
perasaan
stress,
meningkatkan
kemampuan
meningkatkan
kemampuan
frustasi,
koping
dan
mengendalikan
diri.
3.
orang
31
lain
dan
meminta
bantuan
dan
merasa
berguna
dalam
menerus
terhadap
perubahan,
dan
misalnya,
menurunkan
pigmentasi
kulit,
7.
dengan
kurang
pemajanan/
mengingat,
keterbatasan kognitif
Tujuan:
Dalam waktu ..X 24 jam setelah dilakukan intervensi klien
mengerti tentang penyakit yang dialami dan cara pengobatannya.
31
Kriteria Hasil:
Mengungkapkan pemahaman tentang penyakit, mengidentifikasi
hubungan tanda dan gejala dengan proses penyakit dan
menghubungkan gejala dengan factor penyebab
Intervensi:
1.
2.
3.
memerlukan
keterampilan
dan
biarkan
pasien
Penggunaan
cara
yang
berbeda
tentang
pasien
makan/mentaati
dalam
program.
merencanakan
Serat
dapat
31
5.
6.
Meningkatkan
relaksasi
dan
pengendalian
perubahan
gaya
hidup
dan
lapar,
peka
rangsang,
diaphoresis,
pucat,
31
1.
perasaan
terancam,
terror,
Tinggal
bersama
pasien,mempertahankan
sikap
yang
tetap
aman.
Menghindari
Memberi
informasi
menurunkan
akurat
yang
distorsi/kesalahan
dapat
interpretasi
Rentang
perhatian
mungkin
menjadi
lingkungan
terapeutik;menunjukkan
aktivitas
unit/personel
ansietas pasien.
31
yang
penerimaan
dapat
bahwa
meningkatkan
6.
dapat
respons/pendekatan
memungkinkan
yang
berbeda,penerimaan
terhadap situasi.
7.
pasien
atau
orang
tetapi
tidak
sebaik
ditentukan
pernyataan tujuan.
Belum
tercapai/belum
berhasil:
perilaku
yang
31
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hiperadrenlisme adalah yang terjadi akibat insufisiensi korteksadrenal
berupa defisiensi kortisol,aldosteron, dan androgen. Penyakit ini sedikit lebih
banyak didapat pada laki-laki dibanding wanita, dan terutama terjadi pada usia 3050 tahun; penyebab terbanyak adalah proses autoimmun (78%) dan tuberkulosa
(21%) sisanya oleh sebab lain. Bila terdapat dugaan penyakit Addison dengan
LED tinggi, eosinofilia, IgG meningkat, dan tes ANA positif maka sangat
mungkin penyebabnya adalah autoimun.
Gejala klinik adalah hiperpigmentasi, hipotensi kelemahan badan,penurunan
berat badan, kelainan gastrointestinal, gangguan elektrolit dan air, hipoglikemi
puasa, hilangya rambut ketiak dan pubis, Thorn s sign positif. Untuk diagnosis
perlu diperiksa kadar kortisol, kadar ACTH, tes ACTH.Indikasi diagnostik dari
penyakit ini diantaranya:
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
menurunnya kortisolserum
meningkatnya ACTH
hiponatrenia, hiperkalsemia dan asidosismetabolic
tingginya rennin serum
rendahnya aldosteron serum.
Penatalaksanaan
dapat
dilakukan
dengan
terapi
kortisol,
yang
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C. dan brenda G.Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan
Medikal bedah Brunner & Suddarth edisi 8 Vol.1. Jakarta : EGC
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 9. Jakarta:
EGC
Gaya, Leon L.www.scribd.com/doc/17303476/Penyakit-Eddison. Di publikasikan pada tanggal 3 oktober 2013
Join, Agus.Makalah Addison.http://www.scribd.com/doc/187585032/MakalahAddison Di publikasikan pada tanggal 27 November 2013
W.A.Y, Rizky.LP dan ASKEP Hipoadrenalisme.
http://kumpulanaskepk.blogspot.com/2013/03/lp-dan-askephipoadrenalisme.html Di publikasikan pada tanggal Jumat,29 Maret 2013
31