Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULIAN BRONCHITIS DI POLI PARU RS dr.

SOEPRAOEN MALANG

OLEH : NI PUTU NIA NURMALASARI (121036)

A. PENGERTIAN Bronchitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi ( ektasis ) bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen-elemen elastis dan otototot polos bronkus. Bronkus yang terkena umumnya bronkus kecil (medium size ), sedangkan bronkus besar jarang terjadi. (anonim, 2 !) Bronkhitis adalah hipersekresi mukus dan batuk produktif kronis berulang-ulang minimal selama " bulan pertahun atau paling sedikit dalam 2 tahun berturut-turut pada pasien yang diketahui tidak terdapat penyebab lain (anonim, 2 !). Bronchitis kronik merupakan suatu definisi klinis yaitu batuk-batuk hampir setiap hari disertai keluarny dahak, sekurang-kurangnya dalam " bulan dalam satu tahun dan paling sedikit 2 tahun berturut-turut. B. ANATOMI FISIOLOGI PERNAFASAN #. $ongga hidung $ongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung %askular yang disebut mukosa hidung. &endir disekresi secara terus menerus oleh sel ' sel goblet yang melapisi permukaan mukosa hidung dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia. (idung berfungsi sebagai penyaring kotoran, melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru ' paru. 2. )aring *dalah struktur yang menghubungkan hidung dengan rongga mulut ke laring. )aring dibagi menjadi tiga region + nasofaring, orofaring, dan laringofaring. )ungsi utamanya adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratoriun dan digestif. ". &aring *dalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakhea. )ungsi utamanya adalah untuk memungkinkan terjadinya lokalisasi. &aring juga melindungi jalan nafas ba,ah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. -aluran pernafasan bagian ba,ah.

#.

.rakhea

/isokong oleh cincin tulang ra,an yang berbentuk seperti sepatu kuda yang panjangnya kurang lebih 0 inci, tempat dimana trakea bercabang menjadi bronkus utama kiri dan kanan dikenal sebagai karina. 1arina memiliki banyak saraf dan dapat menyebabkan bronkospasme dan batuk yang kuat jika dirangsang. 2. Bronkus Broncus terdiri atas 2 bagian yaitu broncus kanan dan kiri. Broncus kanan lebih pendek dan lebar, merupakan kelanjutan dari trakhea yang arahnya hampir %ertikal. Bronchus kiri lebih panjang dan lebih sempit, merupakan kelanjutan dari trakhea dengan sudut yang lebih tajam. 2abang utama bronchus kanan dan kiri bercabang menjadi bronchus lobaris kemudian bronchus segmentaliis. Bronkus dan bronkiolus dilapisi oleh sel ' sel yang permukaannya dilapisi oleh rambut pendek yang disebut silia, yang berfungsi untuk mengeluarkan lendir dan benda asing menjauhi paru menuju laring. ". Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia. Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori yang menjadi saluran transisional antara jalan udara konduksi dan jalan udara pertukaran gas. 3. *l%eoli juta al%eoli. .erdapat tiga jenis sel ' sel al%eolar, sel al%eolar tipe Paru terbentuk oleh sekitar "

4 adalah sel epitel yang membentuk dinding al%eolar. -el al%eolar tipe 44 sel ' sel yang aktif secara metabolik, mensekresi surfactan, suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah al%eolar agar tidak kolaps. -el al%eolar tipe 444 adalah makrofag yang merupakan sel ' sel fagositosis yang besar yang memakan benda asing dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan penting. C. ETIOLOGI *dalah " faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronchitis yaitu rokok, infeksi dari polusi. -elain itu terdapat pula hubungan dengan faktor keturunan dan status sosial. Penyebab pasti bronchitis sampai sekarang masih belum diketahui dengan jelas. Pada kenyataannya kasuskasus bronchitis dapat timbul secara congenital maupun didapat. 1elainan congenital /alam hal ini bronchitis terjadi sejak dalam kandungan. )actor genetic atau factor pertumbuhan dan factor perkembangan fetus memegang peran penting.

D. PATOFISIOLOGI Penemuan patologis dari bronchitis adalah hipertropi dari kelenjar mukosa bronchus dan peningkatan sejumlah sel goblet disertai dengan infiltrasi sel radang dan ini mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronchiolus yang kecil ' kecil sedemikian rupa sampai bronchiolus tersebut rusak dan dindingnya melebar. )aktor etiologi utama adalah merokok dan polusi udara lain yang biasa terdapat pada daerah industri. Polusi tersebut dapat memperlambat aktifitas silia dan pagositosis, sehingga timbunan mukus meningkat sedangkan mekanisme pertahanannya sendiri melemah. 5ukus yang berlebihan terjadi akibat displasia. -el ' sel penghasil mukus di bronkhus. -elain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia. Perubahan ' perubahan pada sel ' sel penghasil mukus dan sel ' sel silia ini mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus dalam jumlah besar yang sulit dikeluarkan dari saluran nafas. E. MANIFESTASI KLINIK 6ejala dan tanda klinis yang timbul pada pasien bronchitis tergantung pada luas dan beratnya penyakit, lokasi kelainannya, dan ada tidaknya komplikasi lanjut. 2iri khas pada penyakit ini adalah adanya batuk kronik disertai produksi sputum, adanya haemaptoe dan pneumonia berulang. 6ejala dan tanda klinis dapat demikian hebat pada penyakit yang berat, dan dapat tidak nyata atau tanpa gejala pada penyakit yang ringan. Bronchitis yang mengenai bronkus pada lobis atas sering dan memberikan gejala 7 1eluhan-keluhan a. Batuk Batuk pada bronchitis mempunyai ciri antara lain batuk produktif berlangsung kronik dan frekuensi mirip seperti pada bronchitis kronis, jumlah seputum ber%ariasi, umumnya jumlahnya banyak terutama pada pagi hari sesudah ada perubahan posisi tidur atau bangun dari tidur. 1alau tidak ada infeksi skunder sputumnya mukoid, sedang apabila terjadi infeksi sekunder sputumnya purulen, dapat memberikan bau yang tidak sedap. *pabila terjadi infeksi sekunder oleh kuman

anaerob, akan menimbulkan sputum sangat berbau, pada kasus yang sudah berat, misalnya pada saccular type bronchitis, sputum jumlahnya banyak sekali, puruen, dan apabila ditampung beberapa lama, tampak terpisah menjadi " bagian 7 #. 2. ". b. (aemaptoe &apisan teratas agak keruh &apisan tengah jernih, terdiri atas sali%a ( ludah ) &apisan terba,ah keruh terdiri atas nanah dan jaringan nekrosis dari

bronkus yang rusak ( celluler debris ). (emaptoe terjadi pada 0 8 kasus bronchitis, kelainan ini terjadi akibat nekrosis atau destruksi mukosa bronkus mengenai pembuluh darah ( pecah ) dan timbul perdarahan. Perdarahan yang timbul ber%ariasi mulai dari yang paling ringan ( streaks of blood ) sampai perdarahan yang cukup banyak ( massif ) yaitu apabila nekrosis yang mengenai mukosa amat hebat atau terjadi nekrosis yang mengenai cabang arteri broncialis ( daerah berasal dari peredaran darah sistemik ). Pada dry bronchitis ( bronchitis kering ), haemaptoe justru gejala satu-satunya karena bronchitis jenis ini letaknya dilobus atas paru, drainasenya baik, sputum tidak pernah menumpuk dan kurang menimbulkan reflek batuk., pasien tanpa batuk atau batukya minimal. Pada tuberculosis paru, bronchitis ( sekunder ) ini merupakan penyebab utama komplikasi haemaptoe. c. -esak nafas ( dispnea ) Pada sebagian besar pasien ( 0 8 kasus ) ditemukan keluhan sesak nafas. .imbul dan beratnya sesak nafas tergantung pada seberapa luasnya bronchitis kronik yang terjadi dan seberapa jauh timbulnya kolap paru dan destruksi jaringan paru yang terjadi sebagai akibat infeksi berulang ( 4-P* ), yang biasanya menimbulkan fibrosis paru dan emfisema yang menimbulkan sesak nafas. 1adang ditemukan juga suara mengi ( wheezing ), akibat adanya bronkus. 9heezing dapat local atau tersebar tergantung pada distribusi kelainannya. d. /emam berulang Bronchitis merupak an penyakit yang berjalan kronik, sering mengalami infeksi berulang pada bronkus maupun pada paru, sehingga sering timbul demam ( demam berulang ) e. 1elainan fisis obstruksi

.anda-tanda umum yang ditemukan meliputi sianosis, jari tubuh, manifestasi klinis komplikasi bronchitis.Pada kasus yang berat dan lebih lanjut dapat ditemukan tanda-tanda korpulmonal

kronik maupun payah jantung kanan. /itemukan ronchi basah yang jelas pada lobus ba,ah paru yang terkena dan keadaannya menetap dari ,aku ke,aktu atau ronci basah ini hilang sesudah pasien mengalami drainase postural atau timbul lagi di,aktu yang lain. *pabila bagian paru yang diserang amat luas serta kerusakannya he bat, dapat menimbulkan kelainan berikut 7 terjadi retraksi dinding dada dan berkurangnya gerakan dada daerah yang terkena serta dapat terjadi penggeseran medistenum kedaerah paru yang terkena. Bila terjadi komplikasi pneumonia akan ditemukan kelainan fisis sesuai dengan pneumonia. Wheezing sering ditemukan apa bila terjadi obstruksi bronkus. -indrom kartagenr. -indrom ini terdiri atas gejala-gejala berikut 7 Bronchitis congenital, sering disertai dengan silia bronkus imotil o -itus in%ersus pembalikan letak organ-organ dalam dalam hal ini terjadi dekstrokardia, left sided gall bladder, left-sided liver, right-sided spleen. o -inusitis paranasal atau tidak terdapatnya sinus frontalis. -emua elemen gejala sindrom kartagener ini adalah keleinan congenital. Bagaimana asosiasi tentang keberadaanya yang demikian ini belum diketahui dengan jelas. Bronchitis. 1elainan ini merupakan klasifikasi kelenjar limfe yang biasanya merupakan gejala sisa komleks primer tuberculosis paru primer. 1elainan ini bukan merupakan tanda klinis bronchitis, kelainan ini sering menimbulkan erosi bronkus didekatnya dan dapat masuk kedalam bronkus menimbulkan sumbatan dan infeksi, selanjutnya terjadilah bronchitis. :rosi dinding bronkus oleh bronkolit tadi dapat mengenai pembuluh darah dan dapat merupakan penyebab timbulnya hemaptoe hebat. f. 1elainan laboratorium. Pada keadaan lanjut dan mulai sudah ada insufisiensi paru dapat ditemukan polisitemia sekunder. Bila penyakitnya ringan gambaran darahnya normal. -eing ditemukan anemia, yang menunjukan adanya infeksi kronik, atau ditemukan leukositosis yang menunjukan adanya infeksi supuratif. ;rin umumnya normal kecuali bila sudah ada komplikasi amiloidosis akan ditemukan proteiuria. Pemeriksaan kultur sputum dan uji sensi%itas terhadap antibiotic, perlu dilakukan bila ada kecurigaan adanya infeksi sekunder. g. 1elainan radiologist

6ambaran foto dada ( plain film ) yang khas menunjukan adanya kista-kista kecil dengan fluid level, mirip seperti gambaran sarang ta,on pada daerah yang terkena, ditemukan juga bercakbercak pneumonia, fibrosis atau kolaps. 6ambaran bronchitis akan jelas pada bronkogram. h. 1elainan faal paru Pada penyakit yang lanjut dan difus, kapasitas %ital ( 1< ) dan kecepatan aliran udara ekspirasi satu detik pertama ( ):<# ), terdapat tendensi penurunan, karena terjadinya obstruksi airan udara pernafasan. /apat terjadi perubahan gas darah berupa penurunan Pa=2 ini menunjukan abnormalitas regional ( maupun difus ) distribusi %entilasi, yang berpengaruh pada perfusi paru. .ingkatan beratnya penyakit a. Bronchitis ringan 2iri klinis 7 batuk-batuk dan sputum ,arna hijau hanya terjadi sesudah demam, ada haemaptoe ringan, pasien tampak sehat dan fungsi paru norma, foto dada normal. b. Bronchitis sedang 2iri klinis 7 batuk produktif terjadi setiap saa, sputum timbul setiap saat, ( umumnya ,arna hijau dan jarang mukoid, dan bau mulut meyengat ), adanya haemaptoe, umumnya pasien masih >ampak sehat dan fungsi paru normal. Pada pemeriksaan paru sering ditemukannya ronchi basah kasar pada daerah paru yag terkena, gmbaran foto dada masih terlihat normal. c. Bronchitis berat 2iri klinis 7 batuk produktif dengan sputum banyak, ber,arna kotor dan berbau. -ering ditemukannya pneumonia dengan haemaptoe dan nyeri pleura. Bila ada obstruksi nafas akan ditemukan adany dispnea, sianosis atau tanda kegagalan paru. ;mumny pasien mempunyai keadaan umum kurang baik, sering ditemukan infeksi piogenik pada kulit, infeksi mata , pasien mudah timbul pneumonia, septikemi, abses metastasis, amiloidosis. Pada gambaran foto dada ditemukan kelianan 7 bronkovascular marking, multiple cysts containing fluid levels. /an pada pemeriksaan fisis ditemukan ronchi basah kasar pada daerah yang terkena.(anon im 2 !).

F. RESUME a. 4dentitas klien b. *las an 5asuk $umah sakit

c. 1eluhan saat ini d. Pengkajian 7 #) B4 (breath?pernafasan) 2) B2 (blood?jantung, pembuluh darah, hemodinamik) ") B" (brain?kesadaran) 3) B3 (blader?B*1) 0) B0 (bo,el?B*B) @) B@ ( bone?ekternitas) e. Pemeriksaan diagnostic 7 o )oto .horaA )oto thorak pada bronkitis kronik memperlihatkan tubular shado, berupa bayangan garis-garis yang paralel keluar dari hilus menuju apekspar daan corakan paru yang bertambah. o &aboratorium 7 leukosit B #C.0 o D-ray o 1ultur dahak?lendir o Pulmonary fuction (P).) o *6/ (anlisa gas darah) o Polisitemia o :16 f. .erafi 5edis g. /iagnose 1epera,atan #. 2. ". Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan dispnoe, anoreksia, .

mual muntah.

3.

$esiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan menetapnya sekret, proses

penyakit kronis. P:$:>2*>**> 1:P:$*9*.*> E /iagnosa #7 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret. .ujuan 7 5empertahankan jalan nafas paten. $encana .indakan7 *uskultasi bunyi nafas $asional 7 Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat dimanifestasikan dengan adanya bunyi nafas. 1aji?pantau frekuensi pernafasan. $asional 7 .achipnoe biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan selama ? adanya proses infeksi akut. /orong?bantu latihan nafas abdomen atau bibir $asional 7 5emberikan cara untuk mengatasi dan mengontrol dispoe dan menurunkan jebakan udara. E /iagnosa 27 1erusakan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh sekresi, spasme bronchus. .ujuan7 5enunjukkan perbaikan %entilasi dan oksigenasi jaringan yang adekuat dengan 6/* dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernafasan. $encana .indakan7 1aji frekuensi, kedalaman pernafasan. $asional 7 Berguna dalam e%aluasi derajat distress pernafasan dan kronisnya proses penyakit. .inggikan kepala tempat tidur, dorong nafas dalam. $asional 7 Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi dan latihan nafas untuk menurunkan kolaps jalan nafas, dispenea dan kerja nafas.

*uskultasi bunyi nafas. $asional 7 Bunyi nafas makin redup karena penurunan aliran udara atau area konsolidasi *,asi tanda %ital dan irama jantung $asional 7 .akikardia, disritmia dan perubahan tekanan darah dapat menunjukkan efek hipoksemia sistemik pada fungsi jantung. *,asi 6/* $asional 7 Pa2=2 biasanya meningkat, dan Pa=2 menurun sehingga hipoksia terjadi derajat lebih besar?kecil. Berikan =2 tambahan sesuai dengan indikasi hasil 6/* $asional 7 /apat memperbaiki?mencegah buruknya hipoksia. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus. .ujuan 7 perbaikan dalam pola nafas. $encana .indakan7 *jarkan pasien pernafasan diafragmatik dan pernafasan bibir $asional 7 5embantu pasien memperpanjang ,aktu ekspirasi. /engan teknik ini pasien akan bernafas lebih efisien dan efektif. Berikan dorongan untuk menyelingi akti%itas dan periode istirahat $asional 7 memungkinkan pasien untuk melakukan akti%itas tanpa distres berlebihan. Berikan dorongan penggunaan pelatihan otot-otot pernafasan jika diharuskan $asional 7 menguatkan dan mengkondisikan otot-otot pernafasan. E /iagnosa "7 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan dispnoe, anoreksia, mual muntah. .ujuan 7 5enunjukkan peningkatan berat badan. $encana .indakan7 1aji kebiasaan diet. $asional 7 Pasien distress pernafasan akut, anoreksia karena dispnea, produksi sputum. *uskultasi bunyi usus $asional 7 Penurunan bising usus menunjukkan penurunan motilitas gaster. Berikan pera,atan oral $asional 7 $asa tidak enak, bau adalah pencegahan utama yang dapat membuat mual dan

muntah. .imbang berat badan sesuai indikasi. $asional 7 Berguna menentukan kebutuhan kalori dan e%aluasi keadekuatan rencana nutrisi. 1onsul ahli gizi $asional 7 1ebutuhan kalori yang didasarkan pada kebutuhan indi%idu memberikan nutrisi maksimal. E /iagnosa 37$esiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan menetapnya sekret, proses penyakit kronis. .ujuan 7 mengidentifikasi inter%ensi untuk mencegah resiko tinggi$encana .indakan7 *,asi suhu. $asional 7 /emam dapat terjadi karena infeksi atau dehidrasi. =bser%asi ,arna, bau sputum. $asional 7 -ekret berbau, kuning dan kehijauan menunjukkan adanya infeksi. .unjukkan dan bantu pasien tentang pembuangan sputum. $asional 7 mencegah penyebaran patogen. /iskusikan kebutuhan masukan nutrisi adekuat. $asional 7 5alnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan menurunkan tekanan darah terhadap infeksi.

h. :%aluasi Pada tahap akhir proses kepera,atan adalah menge%aluasi respon pasien terhadap pera,atan yang diberikan untuk memastikan bah,a hasil yang diharapkan telah dicapai, :%aluasi merupakan proses yang interaktif dan kontinyu, karena setiap tindakan kepera,atan, respon pasien dicatat dan die%aluasi dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan kemudian berdasarkan respon pasien, re%isi, inter%ensi kepera,atan?hasil pasien yang mungkin diperlukan. Pada tahap e%aluasi mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan yaitu 7 jalan nafas efektif, pola nafas efektif, pertukaran gas adekuat, masukan nutrisi adekuat, infeksi tidak terjadi, intolerans akti%itas meningkat, kecemasan berkurang?hilang, klien memahami kondisi penyakitnya.

DAFTAR PUSTAKA

*nonim, (2 !) http://satriaperwira.livejournal.com/tag/bronchiectasis FumGat 2" no%ember 2 #" , pukul #!." 94B *nonim, (2 94B !) http://satriaperwira.wordpress.com/ jumGat 2" no%ember 2 #", pukul 2 .

*sih nilah gede yasmin, :ffendy cristantie, :ste monica (2 sistem pernafasan. Fakarta 7 :62

") KMB: kien dengan gangguan

5ansjoer, *rif. (2 2). Kapita Selekta Kedokteran. :disi ", Filid 2. Fakarta 7 )akultas 1edokteran ;ni%ersitas 4ndonesia Pearce, :%elyn. ( 2 ). Anatomi dan isiologi untuk !aramedis. Fakarta 7 P. 6ramedia

RESUME ASUHAN KEPERA ATAN KLIEN DENGAN BRINCHITIS DI POLI PARU DI RS dr. SOEPRAOEN MALANG

N!"! NIM

: N# P$%$ N#! N$r"!&!'!r# : 121036

#. 4dentitas klien >ama ;mur 7 .n. . 7 00 .h

Fenis kelamin 7 laki-laki *gama *lamat >o. reg dA. medis 2. *las an 5$1A mengatakan batuk sudah 2 bulan disertai dengan sesak napas ". 1eluhan -aat 4ni 1A mengatakan sesak napas 3. Pengkajian a. B# 7 gerakan dada si,etris bilateral, adanya batuk, $$ 22A?mnt. Pergerakan dada normal dan seimbang kanan kiri. <okal premitus teraba seimbang, suara sonor, bunyi bronko%esikuler, terdapat suara tambahan, yaitu ronchi. b. B2 7 adanya kelemahan fisik secara umum, denyut nadi teratur, H A?mnt, terdengar suara pekak pada batas 42- 2 line sternalis sinistra dan dekstra ba,ah 42- mid cla%ikula sinistra. BF #, BF 2 regules 7 4slam 7 jl. $aya .aman -ari $t @?@ 7 #!02#C 7 Bronchitis

c. B" 7 1; baik, kesadaran compos mentis, 62- 7 3?0?@ d. B3 7 B*1 3A sehari, dengan ,arna kuning jernih, bau khas urine. PA minum air putih kurang lebih @ gelas sehari e. B0 7 kA B*B #A sehari, dengan konsistensi lembek, bau khas peses f. B@ 7 0 0 0 0 07 gerakan dapat dilakukan dengan tahanan maksimal

0. Pemeriksaan diagnostic .horaA photo P* 1esimpulan 7bekas keradangan paru @. .erafi medis =fleA 2 /eAa mg ,0 mg 2A# "A# I tablet

-albutamol

C. /iagnose kepera,atan *>*&4-* /*.* Pengelompokan data /- 7 kA mengatakan batuk, sesak napas, batuk disertai dahak /= 7 - kA batuk berdahak Bunyi bronko%esikuler, terdapat suara tambahan yaitu ronchi :tiologo Penumpukan secret masalah 1etidak efektipan pola nafas

1; baik $$ 22A?mnt

4>.:$<:>-4 >= /D # -etelah dilakukan tindakan kepera,atan diharapkan kA dapat bernapas dengan epektif, ditandai dengan 7 PA tidak sesak lagi #. 1aji pernafasan kA 2. *jarkan batuk efektif ". 1olaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi .;F;*>? 1( 4>.:$<:>-4

45P&:5:>.*-4 .6& >= /D 20?## # #. 5engkaji pernapasan kA 2. 5engajarkan cara batuk epektif ". 5emberikan obat yang sesuai .4>/*1*> 1:P:$*9*.*> ../

:<*&;*-4 >= /D # 2*.*.> P:$1:5B*>6*> - 7 PD mengatakan masih sesak, dahak sudah bisa keluar, dan masih batuk ../

= 7 - 1; baik Bunyi %esikuler mmelemah, terdapat suara tambahan, yaitu ronchi $$ 22A?mnt

* 7 masalah belum teratasi P 7 lanjutkan inter%ensi "

RESUME ASUHAN KEPERA ATAN KLIEN DENGAN COPD DI POLI PARU DI RS dr. SOEPRAOEN MALANG

N!"! NIM

: N# P$%$ N#! N$r"!&!'!r# : 121036

#. 4dentitas klien >ama ;mur 7 .n. $ 7 0# .h

Fenis kelamin 7 laki-laki *gama *lamat >o. reg dA. medis 2. *las an 5$1A mengatakan sering sesak nafas dan ada nyeri dada di dada bagian tengah ". 1eluhan -aat 4ni 1A mengatakan sesak napas dan nyeri dada bagian tengah 3. Pengkajian g. B# 7 gerakan dada simetris bilateral, terdapat nyeri, adanya batuk, $$ 22A?mnt. Pergerakan dada normal dan seimbang kanan kiri. <okal premitus teraba seimbang, suara sonor, bunyi bronko%esikuler, terdapat suara tambahan, yaitu ronchi. h. B2 7 adanya kelemahan fisik secara umum, denyut nadi teratur, H A?mnt, terdengar suara pekak pada batas 42- 2 line sternalis sinistra dan dekstra ba,ah 42- mid cla%ikula sinistra. BF #, BF 2 regules i. B" 7 1; baik, kesadaran compos mentis, 62- 7 3?0?@ 7 4slam 7 5alang 7 #!#2H" 7 2=P/

j. B3 7 B*1 3A sehari, dengan ,arna kuning jernih, bau khas urine. PA minum air putih kurang lebih @ gelas sehari k. B0 7 kA B*B #A sehari, dengan konsistensi lembek, bau khas peses l. B@ 7 0 0 0 0 07 gerakan dapat dilakukan dengan tahanan maksimal

0. Pemeriksaan diagnostic .horaA photo P* 1esimpulan 72=P/ @. .erafi medis Binosit 6enfit #A0 #A" mg mg

5etilprignosis 2A#

C. /iagnose kepera,atan *>*&4-* /*.* Pengelompokan data /- 7 kA mengatakan nyeri pada dada bagian tengah, nyeri hilang timbul /= 7 - muka kA menyringai -kala nyeri sedang (3) imflasi :tiologo masalah >yeri akut

4>.:$<:>-4

>= /D #

.;F;*>? 1(

4>.:$<:>-4

-etelah dilakukan tindakan kepera,atan diharapkan 7 >yeri kA berkurang

#. 5anajemen nyeri 2. *jarkan teknik relaksasi ". 1olaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi

45P&:5:>.*-4 .6& >= /D 2@?## # #. 5engkaji nyeri kA 2. 5engajartkan bteknik relaksasi ". 5emberikan obat yan tepat .4>/*1*> 1:P:$*9*.*> ../

:<*&;*-4 >= /D # 2*.*.> P:$1:5B*>6*> - 7 PD mengatakan masih nyeri dada = 7 - 1; baik 5uka kA menyeringa -kala nyeri sedang (3) ../

>yeri dada bagian tengah

* 7 masalah belum teratasi P 7 lanjutkan inter%ensi "

RESUME ASUHAN KEPERA ATAN KLIEN DENGAN TB PARU

DI POLI PARU DI RS dr. SOEPRAOEN MALANG

N!"! NIM

: N# P$%$ N#! N$r"!&!'!r# : 121036

#. 4dentitas klien >ama ;mur Fenis kelamin *gama *lamat >o. reg dA. medis 2. *las an 5$1A mengatakan sering sesak nafas dan ada nyeri dada di dada bagian kiri 2 minggu ini, susah tidur malas # minggu ini karna di malam hari sering kringat dingin, batuk berdahak sudah # bulan ". 1eluhan -aat 4ni 1A mengatakan sesak napas dan susah tidur 3. Pengkajian a. B# 7 gerakan dada simetris bilateral, tidak terdapat nyeri tekan, adanya batuk, $$ 23A?mnt. Pergerakan dada normal dan seimbang kanan kiri. <okal premitus teraba seimbang, suara sonor, bunyi bronko%esikuler, tidak terdapat suara tambahan b. B2 7 adanya kelemahan fisik secara umum, denyut nadi teratur, H A?mnt, terdengar suara pekak pada batas 42- 2 line sternalis sinistra dan dekstra ba,ah 42- mid cla%ikula sinistra. BF #, BF 2 regules c. B" 7 1; baik, kesadaran compos mentis, 62- 7 3?0?@ 7 .n. / 7 0# .h 7 laki-laki 7 4slam 7 1ulur, rt 0?0 kromengan, malang 7 #!H##3 7 .B P*$;

d. B3 7 B*1 3A sehari, dengan ,arna kuning jernih, bau khas urine. PA minum air putih kurang lebih @ gelas sehari e. B0 7 kA B*B #A sehari, dengan konsistensi lembek, bau khas peses f. B@ 7 0 0 #. 0 0 0. Pemeriksaan diagnostic )oto rognten (asil &*B Barometer (emoglobin &ekosit &:/ .rombosit P2< ##,C CH 30 2!3 "3,! (asil >ilai rijukan #2-#C mg?dl 3-# mg?dl 3-2 ribu?cmm #0 -30 ribu 3 -0 8 7 1esimpulan 7 tb paru 07 gerakan dapat dilakukan dengan tahanan maksimal

@. .erafi medis Binosit 6enfit #A0 #A" mg mg

5etilprignosis 2A#

C. /iagnose kepera,atan *>*&4-* /*.* Pengelompokan data :tiologo masalah

/- 7 kA mengatakan sesak napas, batuh berdahak sudah # bulan /= 7 - pernapasan cuping hidung $r 23A?mnt Batuk berdahak

-ecret berlebihan

1etidakefektipan pola napas

4>.:$<:>-4 >= /D # -etelah dilakukan tindakan kepera,atan diharapkan kA dapat bernapas dengan epektif, ditandai dengan 7 PA tidak sesak lagi #. 1aji pernafasan kA 2. *jarkan batuk efektif ". 1olaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi .;F;*>? 1( 4>.:$<:>-4

45P&:5:>.*-4 .6& >= /D 2@?## # #. 5engkaji pernapasan kA .4>/*1*> 1:P:$*9*.*> ../

2. 5engajartkan batuk efektip ". 5emberikan obat yang tepat

:<*&;*-4 >= /D # 2*.*.> P:$1:5B*>6*> - 7 PD mengatakan masih sesak napas = 7 - 1; baik $$ 22D?5>. ../

* 7 masalah belum teratasi P 7 lanjutkan inter%ensi "

RESUME ASUHAN KEPERA ATAN KLIEN DENGAN ASMA

DI POLI PARU DI RS dr. SOEPRAOEN MALANG

N!"! NIM

: N# P$%$ N#! N$r"!&!'!r# : 121036

#. 4dentitas klien

>ama ;mur Fenis kelamin *gama *lamat >o. reg dA. medis 2. *las an 5$-

7 >y. J 7 " .h 7 perempuan 7 4slam 7 asrama yonif 0#2 7 #!H#2" 7 *-5*

1A mengatakan sering sesak nafas dan susah tidur malas # minggu ini karna di malam hari sering kringat dingin, batuk berdahak sudah # bulan ". 1eluhan -aat 4ni 1A mengatakan sesak napas dan bersin-bersin 3. Pengkajian a. B# 7 gerakan dada simetris bilateral, tidak terdapat nyeri tekan, adanya batuk, $$ 23A?mnt. Pergerakan dada normal dan seimbang kanan kiri. <okal premitus teraba seimbang, suara sonor, bunyi bronko%esikuler, tidak terdapat suara tambahan b. B2 7 adanya kelemahan fisik secara umum, denyut nadi teratur, H A?mnt, terdengar suara pekak pada batas 42- 2 line sternalis sinistra dan dekstra ba,ah 42- mid cla%ikula sinistra. BF #, BF 2 regules c. B" 7 1; baik, kesadaran compos mentis, 62- 7 3?0?@ d. B3 7 B*1 3A sehari, dengan ,arna kuning jernih, bau khas urine. PA minum air putih kurang lebih @ gelas sehari e. B0 7 kA B*B #A sehari, dengan konsistensi lembek, bau khas peses

f. B@ 7 0 0 #. 0 0 0. Pemeriksaan diagnostic .idak ada 07 gerakan dapat dilakukan dengan tahanan maksimal

@. .erafi medis salbutamol nebulezer

C. /iagnose kepera,atan *>*&4-* /*.* Pengelompokan data /- 7 kA mengatakan sesak napas, batuh berdahak sudah # bulan /= 7 - pernapasan cuping hidung $r 23A?mnt Batuk berdahak :tiologo Penyumbatan jalan napas masalah 6angguan oksigenasi

4>.:$<:>-4 >= /D # -etelah dilakukan tindakan kepera,atan diharapkan kA dapat bernapas dengan epektif, ditandai #. 1aji pernafasan kA 2. *jarkan batuk efektif .;F;*>? 1( 4>.:$<:>-4

dengan 7 PA tidak sesak lagi

". 1olaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi

45P&:5:>.*-4 .6& >= /D 2@?## # #. 5engkaji pernapasan kA 2. 5engajartkan batuk efektip ". 5emberikan obat yang tepat .4>/*1*> 1:P:$*9*.*> ../

:<*&;*-4 >= /D # 2*.*.> P:$1:5B*>6*> - 7 PD mengatakan masih sesak napas = 7 - 1; baik $$ 22D?5>. ../

* 7 masalah belum teratasi P 7 lanjutkan inter%ensi "

RESUME ASUHAN KEPERA ATAN KLIEN DENGAN SPOT DI POLI PARU DI RS dr. SOEPRAOEN MALANG

N!"! NIM

: N# P$%$ N#! N$r"!&!'!r# : 121036

#. 4dentitas klien >ama ;mur Fenis kelamin 7 >y. 7 0C .h 7 perempuan

*gama *lamat >o. reg dA. medis 2. *las an 5$-

7 4slam 7 malang 7 #@C@! 7 -=P.

1A mengatakan sering sesak nafas dan batuk berdahak sudah # bulan ". 1eluhan -aat 4ni 1A mengatakan sesak napas 3. Pengkajian a. B# 7 gerakan dada simetris bilateral, tidak terdapat nyeri tekan, adanya batuk, $$ 23A?mnt. Pergerakan dada normal dan seimbang kanan kiri. <okal premitus teraba seimbang, suara sonor, bunyi bronko%esikuler, tidak terdapat suara tambahan g. B2 7 adanya kelemahan fisik secara umum, denyut nadi teratur, H A?mnt, terdengar suara pekak pada batas 42- 2 line sternalis sinistra dan dekstra ba,ah 42- mid cla%ikula sinistra. BF #, BF 2 regules h. B" 7 1; baik, kesadaran compos mentis, 62- 7 3?0?@ i. B3 7 B*1 3A sehari, dengan ,arna kuning jernih, bau khas urine. PA minum air putih kurang lebih @ gelas sehari j. B0 7 kA B*B #A sehari, dengan konsistensi lembek, bau khas peses k. B@ 7 0 0 #. 0 0 3. Pemeriksaan diagnostic .idak ada 07 gerakan dapat dilakukan dengan tahanan maksimal

0. .erafi medis salbutamol

@. /iagnose kepera,atan *>*&4-* /*.* Pengelompokan data /- 7 kA mengatakan sesak napas, batuh berdahak sudah # bulan /= 7 - pernapasan cuping hidung $r 23A?mnt Batuk berdahak :tiologo Penyumbatan jalan napas masalah 6angguan oksigenasi

4>.:$<:>-4 >= /D # -etelah dilakukan tindakan kepera,atan diharapkan kA dapat bernapas dengan epektif, ditandai dengan 7 PA tidak sesak lagi 3. 1aji pernafasan kA 0. *jarkan batuk efektif @. 1olaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi .;F;*>? 1( 4>.:$<:>-4

45P&:5:>.*-4

.6&

>= /D

.4>/*1*> 1:P:$*9*.*>

../

2@?##

C. 5engkaji pernapasan kA H. 5engajartkan batuk efektip !. 5emberikan obat yang tepat

:<*&;*-4 >= /D # 2*.*.> P:$1:5B*>6*> - 7 PD mengatakan masih sesak napas = 7 - 1; baik $$ 22D?5>. ../

* 7 masalah belum teratasi P 7 lanjutkan inter%ensi "

Anda mungkin juga menyukai